1
jangan stress, istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi. Jika tidak
dijaga maka Ibu yang stress dapat menghambat produksi ASI.
e. Keamanan
1) Suhu berfluktuasi dengan mudah
2) Menagis mungkin lemah.
3) Wajah mungkin memar; mungkin ada suksedaneum.
4) Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin
merah muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat.
5) Lanugo terdistribusi secara luas di seluruh tubuh.
6) Ekstremitas mungkin tamapak edema.
7) Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau
sebagian tepak.
8) Kuku mungkin pendek.
f. Seksualitas
1) Persalinan atau kelahiran mungkin tergesa-gesa.
2) Genetalia: labia minora wanita mungkin lebih besar dari
2
3) Testis pria mungkin tidak turun, rugea mungkin banyak
atau tidak ada pada skrotum.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diskontinuitas pemberian ASI berhubungan dengan prematuritas
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi
Implemestasi keperawatan adalah melaksanakan strategi dan
kegiatan sesuai dengan rencana keperawatan. Dalam melaksanakan
implementasi seorang perawat harus mempunyai kemampuan kognitif.
3
Proses implementasi mencakup pengkajian ulang kondisi klien.
Memvalidasi rencana keperawatan yang telah disusun, menentukan
kebutuhan yang tepat untuk memberikan bantuan, melaksanakan
strategi keperawatan dan mengkomunikasikan kegiatan baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
Di dalam melakukan asuhan keperawatan, khususnya pada bayi
baru lahir perawat harus mampu bekerja sama dengan anggota tim
kesehatan lainnya, dengan maksud untuk membantu mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Dokumentasi dapat dilakukan secara tertulis
pada catatan keperawatan dan proses keperawatan, serta secara lisan
pada anggota tim kesehatan untuk lanjutan asuhan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang
digunakan sebagai alat ukur keberhasilan suatu asuhan keperawatan
yang telah dibuat. Evaluasi ini berguna untuk menilai setiap langkah
dalam perencanaan dan mengukur kemajuan bayi dalam mencapai
tujuan akhir.
4
DAFTAR PUSTAKA