Anda di halaman 1dari 12

Saraf Simpatis

Saraf simpatis terletak didalam kornu lateralis medula spinalis servikal VIII
sampai lumbal I. Dari sini keluar akson yang mengikuti saraf motoris di dalam
radiks anterior. Setelah keluar dari kanalis vertebralis saraf simpatis keluar dari
radiks motoris dan masuk ke dalam trunkus simpatikus yang merupakan suatu
rantai ganglia simpatis yang terdapat di sebelah kiri dan kanan kolumna
vertebralis.

Trunku simpatikus kiri dan kanan pada daerah sakral bagian bawah bergabung
menjadi satu dalam ganglion. Pada daerah servikal terdapat tiga buah ganglia
yaitu ganglia stelatum, ganglia servikalis media, dan ganglia servikal superior. Di
dalam trunkus simpatikus saraf simpatis langsung bersinapsis, berjalan ke atas dan
ke bawah, keluar dari ganglion simpatis bergabung kembali dengan nervus spinal.
Pada bagian abdomen saraf simpatis melewati trunkus simpatikus membentuk
saraf perifer tersendiri. Saraf simpatis berasal dari torakal V sampai IX
membentuk nervus splanknikus mayor yang berasal dari torakal X, XI,XII
membentuk nervus splanknikus minor.

Setelah keluar dari ganglion mesenterikus superior saraf ini membentuk jala saraf
yang disebut pleksus solaris. Saraf simpatis yang berasal dari torakal V sampai IX
mengurus persarafan semua alat-alat yang berada di dalam rongga abdomen. Saraf
torakal I sampai IV mengurus jantung dan paru. Alat-alat dalam kepala mendapat
persarafan simpatis yang berpusat pada kornu lateralis medula spinalis servikal
VIII dan torakal I. Saraf ini berjalan ke atas dan dalam trunkus simpatikus
bersinaps. Salah satu ganglion servikal berjalan mengikuti percabangan arteri
karotis komunis, mempersarafi pembuluh darah muka, kelenjar keringat, kelenjar
ludah, kelenjar air mata , dan pupil.

Saraf Parasimpatis

Saraf parasimpatis mengurus konstriksi pupil berjalan dengan nucleus


okulomitorius dan bersinaps di ganglion siliare yang terdapat di dalam orbita dan
mempersarafi pupil. Saraf parasimpatis mengurus sekresi kelenjar air mata,
kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibularis serta kelenjar mukosa rongga
hidung. Pusat saraf ini terdapat dalam pons valori bagian bawah.

Saraf yang mengurus kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung berpusat pada
nuklei maksilaris. Saraf-sarafnya keluar bersama nervus fasialis kemudian
berjalan dalam nervus petrous superfisialis mayor, bersinapsis di ganglion
spenopalatinum mengurus kelenjar air mata dan kelenjar muykosa hidung.

Safar yang mengurus kelenjar ludah sublingualis dan submandibularis berpusat


pada nucleus salivatorius superior. Saraf ini mengikuti nervus VII kemudian
berjalan di dalam korda timpani, bergabung dengan nervus lingualis kemudian
bersinapis di ganglion submandibularis. Dari ganglion ini berjalan saraf II ke
kelenjar yang disarafinya yaitu glandula submandibularis dan glandula
sublingualis.

Saraf parasimpatis yang mengurus glandula parotis berpusat pada nucleus


salivatorius inferior di dalam medula oblongata. Saraf-saraf ini mengikuti nervus
IX bersinapsis di ganglion optikum di dalam fossazigomatikum yang terletak di
bawah foramen ovale, serat-serat postganglionnya mensarafi kelenjar parotis.

Di bawah nucleus salivatorius inferior terdapat nucleus dorsalis (N. X) yang


menjadi pusat pernapasan parasimpatis sebagai alat tubuh yaitu jantung, paru,
gastro intestinal, ginjal, pancreas, limpa, hepar, dan glandula suprarenalis. Kolon
desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria, dan alat reproduksi disarafi oleh
parasimpatis yang berpusat pada sacral II - IV. Saraf ini berpusat pada kornu
lateralis meninggalkan medulla spinalis di dalam radiks motoris membentuk
nervus splanknikus pelvis. Saraf ini bersinapsis di dalam ganglion yang
disarafinya.

Fungsi saraf simpatis mengurus miksi dan defekasi, vesika urinaria, kolon
desendens, sigmideum, dan rectum mendapat persarafan dari bagian sacral.
Tabel.

Urutan Nama Saraf Sifat Saraf Fungsi Saraf


Saraf
I N. olfaktorius Sensoris Hidung, sebagai alat penghidu
II N. optikus sensoris Bola mata untuk melihat
III N. okulomotoriuas Motorik Penggerak bola mata dan
mengangkat kelopak mata
IV N. troklearis Motorik Mata, memutar mata dan
menggerakan bola mata
V N. trigeminus Motorik dan Kulit kepala dan kelopak mata atas
N. oftalmikus sensorik Rahang atas, palatum, dan hidung
N. maksilaris Motorik dan Rahang bawah dan lidah
N. mandibularis sensorik
Sensorik
Motorik dan
sensorik
VI N. abdusen Motorik Mata, penggoyang sisi mata
VII N. fasialis Motorik dan Otot lidah, penggerak sisi lidah dan
sensorik selaput lender rongga mulut
VIII N. auditorius Sensorik Telinga, rangsangan pendengar
IX N. glosofaringeus Sensorik Faring, tonsil, dan lidah
dan motorik Rangsangan cita rasa
X N. vagus Sensorik Faring, laring, paru dan esophagus
dan motorik
XI N. aksesorius Motorik Leher dan otot leger
XII N. hipoglosus Motorik Lidah, cita rasa, dan otot lidah

Nervus olfaktorius (N. I)


Nervus olfaktorius merupakan jalur sentral sel saraf olfaktorius dalam membrane
mukosa bagian atas rongga hidung di atas konka nasalis superior. Berkas serabut
saraf ini membungkus lamina kribriformis ossis etmoidalis dan berakhir pada
bulbus olfaktorius dalam fossa cranial anterior.

Pada ujung bolbus olfaktorius posterior keluar suatu berkas putih yang disebut
traktus olfaktorius. Berkas ini berjalan ke belakang melekat pada serebrum pada
daerah substansia perforate anterior dan berakhir setelah bercabang menjadi strie
olfaktorius medialis dan lateralis. Sifat saraf ini sebagai saraf penghidu
(penciuman), membawa rangsangan aroma bau-bauan dari rongga hidung ke otak,
dan bersifat motorik.

Saraf penghidu yang keluar dari otak di bawah dahi disebut lobus olfaktorius.
Saraf ini melalui lobang yang ada dalam tulah tipis menuju rongga hidung,
selanjutnya menuju sel-sel pengindraan.

Pada gangguan nervus olfaktorius terjadi pengurangan daya hidu yang disebut
hiposmia atau anosmia.pada keadaan perangsangan sistem olfaktorius terjadi
halusinasi penciuman. Pemeriksaan daya penciuman dilakukan dengan penghidu
bermacam-macam bau, tiap sisi hidung diperiksa sendiri-sendiri.

Nervus optikus (N. II)

Nervus optikus meninggalkan orbita lewat kanalis optikus bersama arteri optika
masuk ke dalam cranium. Di bawah orbita saraf ini dikelilingi oleh dura mater,
araknoid, dan pia mater yang menyertakan perluasan kavum araknoid. Serabut
saraf yang berasal dari belahan masal retina menyeberang ke kontralateral.
Serabut saraf dari belahan temporal retina tetap pada sisi yang sama. Permukaan
atas kiasma optikum berjalan ke belakang mengitari sisi lateral otak tengah
sampai ke korpus genikulatum lateral. Sifatnya sensoris mensarafi bola mata
membawa rangsangan penglihatan ke otak.

Serabut saraf mata yang keluar dari bukit IV dan pusat dekat serabut tersebut
memiliki tangkai otak bertemu dengan tangkai hipofise membentang sebagai saraf
mata, sebagai serabut saraf yang terletak sebelah sisi saluran optik yang datang
dari sebelah kanan retina. Di dalam optik kiri dan kanan berfungsi sebagai reflek
pupil dan reflek mata, melampaui korpus genikulatum lateral.

Nervus okulomotorius (N. III)

Nervus okulomotorius mensarafi otot orbita kecuali M.oblik superior dan M.


rektus lateralis. Di samping itu nervus ini mensarafi M. sfungter pupilae dan M.
siliaris melalui serabut-serabut parasimpatis. N. okulomotorius muncul dari aspek
anterior otak tengah bagian medial dari pedunkulus serebri, menembus araknoidea
dan dura mater, berjalan ke depan pada didnding lateral sinus kavernosus,
bercabang menjadi ramus superior dan ramus inferior yang masuk ke orbita
melalui visura orbita superior. Sifatnya motoris, otot penggerak bola mata di
dalam saraf terkandung srabut-serabut saraf otonum parasimpatis.

Saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak menuju ke lekuk mata dan
persarafan otot yang mengangkat kelopak mata dan persarafan otot yang
mengangkat kelopak mata atas, selain dari otot miring atas mata dan otot lurus sisi
mata.

Nervus troklearis (N.IV)

Nervus troklearis merupakan saraf cranial yang paling halus mensarafi M. oblik
superior otot tengah tepat di bawah kolikus inferior kemudian melengkung ke
depan mengitari sisi lateral pendukulus selebri. Setelah menembus araknoid dan
dura mater, berjalan ke depan pada dinding lateral sinus kavernosus sedikit di
bawah N. okolumotorius, nervus troklearis masuk ke orbita melalui fisura
orbitalis superior. Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbita. Memutar mata
yang pusatnya terletak di belakang pusat saraf, penggerak mata dan saraf ini
masuk ke dalam lekuk mata menuju orbital miring ke atas mata.

Nervus trigeminus (N.V)


Saraf cranial yang paling besar dari serabut-serabut sebsoris ke kulit kepala,
muka, mulut, gigi, rongga hidung, sinus paranasalis, dan serabut otot penguyah
(M. tensor palatini dan M. tensor timpani). Nervus trigeminus muncul dari
permukaan anterior pons varoli sebagai radiks sensoris kecil yang terletak media
terhadap radiks sensoris. Saraf ini berjalan ke depan keluar dari fossa kranii
posterior di bawah sinus petrosus superior yang berasal dari lapisan meningeal
dura mater. Sampai di lekuk apeks pars petrous, ossis temporalis dalam fossa
kranii media radiks sensoris mengembang dan membentuk ganglion trigeminus
yang terletak dalam kantong dura mater, disebut kavum trigeminus. Radiks
motoris nervus ini terletak di bawah ganglion sensoris. Saraf ini bersifat majemuk
(sensoris dan motoris) mempunyai tiga cabang berikut.

Nervus optikus

Nervus ini bersifat sensoris, merupakan devisi yang paling kecil menembus dura
mater, berjalan kedepan pada dinding lateral sinus kavernosus di bawah nervus
maksilaris okulomatorius dan nervus troklearis. Nervus ini bercabang tiga (N.
lakrimalis, N. frontalis, N. nasosi liaris) yang masuk ke orbita melalui fisura
orbita superior. Fungsi nervus optikus mensarafi kulit kepala bagian depan,
kelopak mata atas, selaput lender kelopak mata, dan bola mata.

Nervus maksilaris

Nervus maksilaris berjalan di bawah nervus optalmikus dalam dura mater, bersifat
sensoris murni, berjalan ke depan sepanjang bagian bawah dinding lateral sinus
kavernosus, meninggalkan cranium lewat foramen rotundum masuk ke fossa
palatine pterigoid. Fungsi nervus maksilaris mensarafi gigi atas, bibir atas,
palatum, batang hidung, dan maksilaris.

Nervus mandibularis

Nervus mandibularis bersifat majemuk (motorik dan sensoris), merupakan bagian


terbesar dari nervus trigeminus. Pradik sensoris yang besar keluar dari pars
lateralis ganglion trigeminus, menembus dura mater langsung keluar melalui
foramen ovale. Radiks motorik yang kecil berjalan di bawah ganglion, selanjutnya
keluar melalui foramen ovale, selanjutnya bergabung dengan radiks sensoris,

Perjalanan cabang nervus mandibularis di dalam fossa temporalis. Serabut


motoris mensarafi otot pengunyah dan serabut sensoris mensarafi gigi bawah,
kulit bawah temporalis, dan dagu. Serabut saraf dalam rongga mulut dapat
membawa rangsangan cita rasa. Fungsi nervus mandibularis sebagai saraf kembar
tiga merupakan saraf otak terbesar yang mempunyai dua buah akar besar yang
mengandung saraf penggerak. Pada ujung tulang belakang mempunyai saraf
terkecil sebagai serabut saraf penggerak di ujung tulang karang mengandung saraf
perasa, membentuk saraf ganglion (simpul saraf) yang meninggal rongga
tengkorak.

Nervus abdusen (N.VI)

Nervus abdusen merupakan saraf motoris yang mensarafi M. rektus lateralis bola
mata. Nervus ini muncul dari permukaan anterior otak, di dalam alur antara tepi
bawah pons varoili dan medulla oblongata. Pertama terletak dalam fossa kranii
posterior, menembus dura mater lateral terhadap dorsum sallae, membelok tajam
ke depan melintas tepi atas pars petrosa ossis temporalis. Setelah ke sinus
kavernosus berjalan ke depan di bawah lateral arteri karotis masuk ke orbita lewat
fisura orbitalis superior.

Fungsi nervus abdusen sebagai saraf penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar
di sebelah bawah jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika setelah
sampai di lekuk mata menonjol ke otot lurus sisi mata.

Nervus fasialis (N.VII)

Nervus fasialis memiliki satu radiks motoris dan satu radiks sensoris yaitu N.
intermedius. Radiks m otoris mensarafi otot-otot muka, kulit kepala dan aurikula
M. buksinator, M. buksinator, M. platisma, M. trapezius, M. stilohioideus dan
venter posterior M. digastik.
Radiks sensoris mengandung serabut pengecap 2/3 dari anterior lidah, dasar
mulut, dan palatum mole yang menghantarkan serabu-serabut sekreto motoris
pada simpatis untuk glandula submandibuaris, sublingualis, glandula maksilaris,
dan kelenjar dalam hidung serta palatum.

Kedua radiks nervus fasialis muncul dari permukaan anterior otak dalam alur
diantara tepi bawah pons varoli dan medulla oblongata berjalan ke lateral dan di
dalam fossa kranii posterior bersama nervus auditorius menuju lobang meatus
akustikus internus. Pada dasar meatus saraf ini masuk ke kanalis fasialis berjalan
ke lateral di atas labirintus vestibularis hingga mencapai dinding kavum timpani.
Fungsi nervus fasilaris sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap,
saraf ini keluar di sebelah belakang beriringan dengan saraf pendengar.

Nervus koklea vestibularis (N. VIII)

Nervus koklea terdiri dari dua perangkat saraf yaitu koklearis (saraf pendengaran)
dan vestibularis (saraf keseimbangan).

Saraf pendengar

Rangsangan bunyi getaran udara dengan frekwensi bunyi yang dapat ditangkap
oleh telinga disalurkan ke dalam liang telinga luar dan menggetarkan membrane
timpani. Getaran ini dihantarkan melalui tulang pendengar. Di dalam ruang
telinga tengah (maleus, inkus dan stapes) menggetarkan endolinf yang berada
dalam labirin, kemudian getaran ditangkap oleh organ korti.

Dalam indra pendengar ini getaran mekanisme diubah oleh nervus akustikus dan
nervus koklearis, disalurkan keluar di daerah perbatasan pons varoli dan medulla
oblongata bagian dorsal. Nuklei dan nervus koklearis bersatu dengan yang lain.
Dari nuklea rangsangan bunyi dihantarkan pada kedua sisi melalui saraf yang
berjalan ke atas, tergabung dalam lemnikus lateralis, dan berakhir di kolikus
inferior ke korpus genikolatum mediale, sebagian saraf ke korpus genikulatum
mediale.
Rangsangan bunyi dihantarkan melalui radiasi oauditoris ke giru superior lobus
temporalis, sebagai pusat pendengaran pada korteks. Gamgguam pada koklearis
menimbulkan ketulian perseptif.

Saraf keseimbangan

Rangsangan gaya berat ditangkap oleh indra pengimbang yaitu macula sakuli dan
macula utrikuli di dalam labirin. Rangsangan gerak dan sikap kepala berasal dari
otot dan tulang yang terdapat dalam bagian melebar dari kanalis semisirkularis.

Dalam labirin, dari macula dan Krista keluar saraf yang membentuk nervus
vestibularis, berjalan dalam nervus koklea vestibularis bersama dengan nervus
koklearis. Sebagian saraf yang berjalan di fesikulus longitudinalis medialis
berhenti di olive. Dari olive keluar serat-serat saraf yang berhubungan dengan
serebelum dan vestibularis mengordinasikan otot-otot. Kerusakan pada nervus
vestibularis terjadi gangguan keseimbangan yang tampak pada waktu seseorang
berdiri atau berjalan goyang atau sempoyongan.

Nervus faringeus (N.IX)

Nervus faringeus mempunyai empat komponen :

1. Komponen motoris, mensarafi otot yang menggerakan stilofaringeus atau


faring ke atas.
2. Komponen sensoris, mengurus perasaan palatum mole, epiglotis, dan
dinding faring bagian atas.
3. Komponen yang menghantarkan rasa pengecap sepertiga lidah bagian
belakang.
4. Komponen parasimpatis yang merangsang sekresi kelenjar ludah glandula
parotis.
Nucleus nervus glosofaringeus berjumlah tiga buah yaitu nucleus motoris, nucleus
sensoris, dan nucleus salivatorius. Nucleus motoris dan nucleus salivatorius
inferior merupakan nucleus parasimpatis. Komponen saraf yang menghantarkan
rasa kecap berakhir pada nucleus salivatorius.
Nucleus nervus faringeus (N. IX) berada dalam medulla oblongata. Serat-seratnya
berjalan kea rah ventrolateral meninggalkan batang otak bersama nervus X dan
keluar di rongga tengkorak melalui foramen jugulare. Kerusakan nervus IX
menimbulkan kelumpuhan palatum mole, sehingga suara menjadi sengau karena
hubungan rongga mulut dan rongga hidung tetap terbuka. Disamping itu
gangguan oada waktu menelan air sering masuk ke hidung. Kerusakan juga
menimbulkan gangguan sensoris bagian belakang mulut dan gangguan rasa kecap
di daerah belakang lidah. Saraf ini membawa cita rasa ke otak, di dalamnya
mengandung saraf otonum.
Fungus nervus faringeus sebagai saraf lidah dan tekak. Saraf ini melewati lorong
diantara tulang belakang dan tulang karang, terdapat dua buah simpul saraf
sebelah atas dinamakan ganglion juglaris. Sebelah bawah ganglion petrosum saraf
berhubungan dengan nervus fasialis dan nervus simpatis ranting XI untuk faring
dan tekak.
Nervus vagus (N.X)
Nervus vagus terdiri dari serabut saraf motoris dan sensoris yang mensarafi
jantung dan sebagian besar traktus respiratorius. Nervus vagus muncul dari
permukaan anterior bagian atas medulla oblongata berupa 8-10 radiks kecil
sepanjang alur antara olive dan pedunkulus serebri inferior. Nervus vagus terletak
di bawah nervus glosofaringeus. Saraf ini berjalan ke lateral di bawah serebelum
dalam fossa cranial posterior dan keluar dari cranium melalui bagian pusat
foramen jugularis.
Nervus vagus mempunyai tiga komponen :
1. Komponen motoris, mensarafi otot faring dan otot yang menggerakkan
pita suara di dalam laring.
2. Komponen sensoris, mengurus persarafan bagian bawah faring.
3. Komponen terbesar yaitu saraf parasimpatis yang mensarafi sebagian
besar alat dalam tubuh (paru, jantung, ginjal, pancreas, limfa, glandula
renalis, lambung, usus, kolon tranversum).
Fungsi nervus vagus sebagai saraf perasa karena saraf ini keluar dari sumsum
penyambung, terdapat di bawah saraf lidah. Kerusakan nervus vagus
menimbulkan kelumpuhan saraf menelan atau otot faring, suara menjadi serak
karena kelumpuhan pita suara, suara sengau bila palatum mole lumpuh.
Kerusakan traktus kortikobularis bilateral dari nervus IX dan X bersifat sentral
menybabkan gangguan menelan dan berbicara. Kerusakan piramidalis
menumbulkan tonus reflex palate mole faring dan laring meninggi, keadaan ini
disebut paralisis pseudobulbaris.

Nervus aksesorius (N. XI)

Saraf motoris terdiri dari :

1. Radiks cranial yang kecil tersebar melalui cabang-cabang yaitu


nervus vagus ke M. palatum mole, faring, dan laring.
2. Radiks spinalis yang besar mensarafi M. sternekleidomastoideus
dan M. trapezius.
3. Radiks cranial muncul dari permukaan anterior bagian atas
medulla oblongata berupa lima radiks kecil sepanjang alur di
antara olive dan pedunkulus sereberalis inferior, terletak
dibawah nervus vagus, berjalan ke lateral sebelum dalam fossa
kranii posterior, bergabung dengan radiks spinalis.

Radiks spinalis keluar dari sel saraf kolumna anterior. Serabut saraf ini
muncul pada saraf permukaan lateral medulla spinalis membentuk
trunkus berjalan ke sisi medulla spinalis masuk ke kranium, melaui
foramen magnum menikung kerateral , bersambung dengan radiks
kranialis, melewati foramen jugularis radiks kranialis, terpisah dari
radis spinalis dan melekat pada ganglion inferior nervus vagus.
Serabut radiks kranialis di sebarkan pada cabang rekurens faringeal
dan laringeal nervus vagus. Radiks spinalis berjalan ke belakang dank
e samping melintas vena jugularis interna, mencapai bagian atas
M.sternokleidomastoideus.

Fungsi nervus aksesorius sebangai saraf tambahan, terbagi dalam dua


bagian yang berasal dari otak dan berasal dari sumsum tulang
belakang. Apabila saraf ini mengalami kerusakan, gerakan kepala dan
bahu tak dapat dilakukan akibat kelumpuhan otot
M.sternokleidomastoideus dan M.trapezius.

Nervus hipoglosus (N.XII)

Nervus hipoglosus merupakan saraf motorois untuk otot lidah. Saraf ini
muncul sebagai sejumlah radiks kecil pada permukaan anterior
medulla oblongata dalam alur diantara piramis dan oliva. Radiks ini ke
lateral dalam fossa kranii posterior, keluar dari cranium mellaui kanalis
hipoglosus. Dari kanalis radiks bergabung membentuk traktus. Fungsi
nervus hipoglosus sebagai saraf lidah. Saraf ini terdapat di dalam sum-
sum penyambung bersatu melewati lobang yang terdapat dalam sisi
foramen oksipitalis. Saraf ini memberikan ranting pada otot yang
melekat pada tulang lidah dan otot lidah.
Kerusakan pada nervus hipoglosus otot lidah pada sisi yang sama
mengalami kelumpuhan. Posisi mulut tertarik ke sisi yang sehat dan
waktu dijulurkan lidah membelok ke sisi yang lumpuh. Otot yang
lumpuh mengalami atrofi dan bila diraba terasa tonus otot melemas.
Kerusakan daerah nukleus menimbulkan perangsangan yang
menyebabkan gerakan spontan setempat yang disebut fasikulas.
Kerusakan kortikobularis yang mengurus nervus XII akan menyebabkan
kelumpuhan tonus otot lidah.

Anda mungkin juga menyukai