Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Target Millenium Development Goals (MDGs) 5 yaitu menurunkan Angka


kematian ibu menjadi 102/100.000 pada tahun 2015 masih memerlukan upaya
khusus dan kerja keras dari seluruh pihak baik pemerintah, sektor swasta
maupun masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi menunjukkan
rawannya derajat kesehatan ibu. Angka kematian ibu menjadi salah satu
indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka
kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyabab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
(tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan,
dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilam per 100.000
kelahiran hidup (Riskesdas,2013).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012-


2013, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi
apalagi jika dibandingkan dengan negaranegara tetangga.

Diwilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO) memperkirakan


4,2 juta abortus dilakukan setiap tahunnya diantaranya 750.000 sampai 1,5 juta
terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat abortus tidak aman di wilayah Asia
Tenggara di perkirakan antara satu sampai 250, Negara maju hanya satu dari
3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah abortus di
Indonesia masih cukup tinggi ( Lusa, 2012).

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin
mampu hidup diluar kandungan (Nugroho, 2010). Macam abortus ada 4 yaitu

1
abortus spontan, abortus infeksiosa, Missed Abortion, dan abortus habitualis.
Abortus spontan sendiri meliputi abortus imminens, abortus insipiens, abortus
inkomplit, dan abortus komplit (Wiknjosastro,2010).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari abortus?
2. Apakah yang dimaksud dengan abortus iminens?
3. Apakah yang dimaksud dengan abortus insipien?
4. Apakah yang dimaksud dengan abortus inkomplit?
5. Apakah yang dimaksud dengan abortus komplit?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari abortus.
2. Untuk mengetahui definisi dari abortus iminens.
3. Untuk mengetahui definisi dari abortus insipiens.
4. Untuk mengetahui definisi dari abortus inkomplit.
5. Untuk mengetahui definisi dari abortus komplit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. ABORTUS IMINENS/ANCAMAN KEGUGURAN (THREATENED


ABORTION)
1. Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan (Mochtar Rustam, Sinopsis Obstetri. 1998 : 209).
Abortus iminens adalah perdarahan vagina pada umur kehamilan <20
minggu. Pada keadaan ini terjadi ancaman proses keguguran, namun produk
kehamilan belum keluar. (Patologi Kebidanan hal.74).
Abortus iminens diperkirakan terjadi pada setiap pengeluaran secret
vagina yang mengandung darah atau setiap perdarahan per vaginam yang
tampak dalam paruh-pertama kehamilan. ( Obstetri Williams hal.28 ).
Jika seorang wanita yang hamil muda mengeluarkan darah sedikit
pervaginam maka ia diduga menderita abortus imminens. (Obstetri Patologi
hal.11).
Wanita hamil harus segera dinasihati untuk segera memberitahukan
dokternya bilamana terjadi perdarahan per vaginam pada waktu hamil. Jika
perdarahannya sedikit dan melalui pemeriksaan vagina dan serviks yang
seksama tidak ditemukan sebab-sebab yang pasti, maka wanita tersebut
harus segera diberitahu apa adanya.
Biasanya, tetapi tidak selalu, pertama-tama akan terjadi perdarahan,
yang setelah beberapa jam sampai beberapa hari akan di ikuti oleh kram
abdomen. Nyeri pada abortus dapat terletak di sebelah kanan anterior dan
berirama seperti pada nyeri persalinan biasa; serangan nyeri tersebut bisa
berupa nyeri pinggang bawah yang persisten disertai perasaan tekanan pada
panggul; atau nyeri tersebut bisa berupa nyeri tumpul atau rasa pegal di garis
tengah pada daerah uterus. Bagaimanapun bentuk nyeri yang terjadi,
kelangsungan kehamilan dengan perdarahan dan rasa nyeri yang
memperlihatkan prognosis yang jelek. Meskipun demikian, pada sebagian

3
wanita yang menderita nyeri dan terancam mengalami abortus, perdarahan
bisa berhenti, rasa nyeri menghilang dan kehamilan yang normal terjadi.
Karena itu, sepatutnya kita tidak segera mengambil tindakan untuk
mengakhiri abortus jika seorang wanita menginginkan untuk meneruskan
kehamilannya. Sedikit bahaya mungkin saja bisa terjadi, tetapi yang penting
untuk diingat adalah bahwa angka mortalitas perinatal ternyata lebih tinggi
pada wanita yang dalam awal kehamilannya dipersulit oleh abortus iminens.
Setiap wanita harus menjalani pemeriksaan yang teliti, karena selalu terdapat
kemungkinan bahwa serviks telah berdilatasi, sehingga abortus tidak dapat
dihindari atau adanya suatu komplikasi serius seperti kehamilan ekstra uteri
atau torsio kista ovarii yang tidak diduga. Pasien bisa diperbolehkan pulang
asalkan berbaring ditempat tidur dan diberi analgetik untuk membantu
menghilangkan rasa nyeri; tetapi jika gejalanya semakin berat, umumnya
pasien harus dirawat dirumah sakit. Jika perdarahan menetap pasien harus
diperiksa kembali dan konsentasi hemoglobin atau hematokrit harus dicek
lagi. Jika perdarahan cukup untuk menyebabkan anemia, maka pengosongan
hasil konsepsi umumnya perlu dilakukan. Jika perdarahan menjadi
sedemikian banyak sehingga dapat menyebabkan hipovolemia, pengakhiran
kehamilan merupakan tindakan yang dapat dibenarkan.
2. Tanda dan Gejala
Abortus iminens dapat diikuti dengan :
a. Nyeri kram ringan yang mirip dengan nyeri menstruasi atau nyeri
pinggang bawah.
b. Satu dari 4 atau 5 orang wanita hamil dapat mengalami bercak
perdarahan pada awal kehamilan, kurang-lebih separuhnya akan
mengalami abortus.
c. Perdarahan pada abortus iminens sering sangat sedikit, tetapi perdarahan
tersebut dapat bertahan selama beberapa hari atau beberapa minggu.
Bertambahnya resiko kehamilan yang suboptimal dalam bentuk
persalinan preterm, berat badan lahir rendah dan kematian perinatal tetap
ada ( Batzofin dkk, 1984; Funderbuk, dkk., 1980 ). Meskipun demikian,
resiko kelahiran bayi yang mengalami malformasi tidak mengalami
peningkatan yang bermakna.

4
3. Penyebab
Perdarahan yang sedikit pada hamil muda mungkin juga disebabkan oleh
hal-hal lain dari abortus, misalnya :
a. Placenta sign (gejala placenta) ialah perdarahan dari pembuluh pembuluh
darah sekitar placenta. Gejala ini selalu terdapat pada kera macacus
rhesus yang hamil
b. Erosion potionis juga mudah berdarah pada kehamilan
c. Polyp ( tumor jinak)

Sebab point b dan c dapat kita bedakan dengan pemeriksaan in speculo tapi
sebab point a tidak dapat dibedakan.

Pada abortus imminens masih ada harapan bahwa kehamilan masih


berlangsung terus.

4. Pengobatan
Sebagian dokter mengobati wanita hamil yang mengalami abortus iminens
dengan
- Injeksi progesterone intramuskuler atau dengan berbagai macam obat-
obat progestasional sintesis baik peroral maupun intramuscular.
5. Diagnosis
a. Anamnesis :
Amenorea, dengan PP test ( + )
Vaginal spotting, keluarnya darah minima/light
Diikuti nyeri abdomen (lower abdominal pain/abdominal cramping)
dalam beberapa jam hingga hari setelah vaginal spotting.
Nyeri biasanya terletak dianterior dan berirama seperti pada
persalinan biasa, serangan nyeri biasanya berupa nyeri pinggang
bawah persisten disertai perasaan tekanan pada panggul, atau bias
berupa nyeri tumpul pada daerah simpisis pubis yang disertai nyeri
tekan didaerah uterus.
6. Pemeriksaan Ginekologi
Ostium Uteri Eksternum (OUE) tertutup
Gestational Sac (GS) masih utuh sehingga tidak ada cairan amnion
ataupun jaringan yang keluar
Biasanya fetus masih hidup
7. Diagnosis Banding
Kehamilan muda

5
Kehamilan ektopik
8. Pemeriksaan Penunjang
- USG kehamilan untuk mendeteksi adanya GS dan keadaan janin.
- Sonografi vagina
- Pemeriksaan kuantitatif serial kadar gonadotropin korionik (hCG) serum,
dan kadar progesteron serum, yang diperiksa tersendiri atau dalam
beberapa kombinasi, pemeriksaan-pemeriksaan ini terbukti bermanfaat
untuk memastikan apakah terdapat janin hidup intrauterus.
Fossum dkk. (1988) melaporkan bahwa kantong janin biasanya
dapat dilihat dengan sonografi vagina antara 33 sampai 35 hari sejak hari
pertama haid terakhir ( table 33-3 ). Hal ini di sertai dengan kadar
gonadotropin korionik sekitar 1000 mIU/mI . oleh karena itu, apabila
kantung gastasi terlihat dan hCG serum kurang dari 1000 mUI/mI, kecil
kemungkinannya gestasi dapat dipertahankan. Namun, apabila timbul
keraguan, perlu dilakukan pengukuran kadar gonadotropin serial.

Al-sebai dkk. (1995) melaporkan bahwa pengukuran progesteron


satu kali memiliki sensitivitas dan spesifisitas 88% dalam
memperkirakan janin intrauterus hidup versus mati atau kehamilan tuba.
Stovall dkk. (1992) melaporkan bahwa hanya sekitar 1% kehamilan
abnormal (abortus inkomplet spontan dan kehamilan ektopik) yang kadar
progesteron serumnya 25 ng/ml atau lebih. Kadar progesteron serum
yang kurang dari 5 ng/ml berkaitan dengan konseptus yang telah
meninggal, tetapi hal ini tidak dapat menentukan apakah lokasi
kehamilan intra atau ekstrauterus. Hahlin dkk. (1990) melaporkan bahwa
tidak ada kehamilan intrauterus hidup yang kadar progesteronnya kurang
dari 10 ng/ml; dan 88% dari kehamilan ektopik dan 83% dari abortus
spontan memiliki kadar yang lebih rendah. Oleh karena itu, apabila
kantung janin tampak jelas, kadar gonadotropin kurang dari 1000
mIU/mI, dan kadar progesteron serum kurang.

9. Manajemen
- Rujuk ke Sp.OG untuk penatalaksanaan lanjutan

6
- Tidak ada terapi spesifik, dianjurkan bed rest sampai 2-3 hari bebas
perdarahan. Meskipun bukti-bukti yang ada tidak menunjukkan adanya
manfaat untuk mencegah terjadinya keguguran
- Jika perdarahan dan rasa nyeri tetap tidak berkurang selama 6 jam,
mungkin tindakan yang paling baik adalah menghadapi abortus yang
tidak terelakkan (abortus insipient).
Dilatasi serta kuretase pada waktu kehamilan 14 minggu pertama, atau
bila usia kehamilam lebih lanjut, Penyelesaiannya dapat dipercepat
melalui stimulasi kontraksi uterus dengan oksitosin atau prostaglandin
sampai seluruh hasil konsepsi dikeluarkan. Semua jaringan yang keluar
perlu diteliti secara seksama untuk menentukan apakah abortus tersebut
euploidi atau aneuploidi, kecuali kalau semua bagian janin dan plasenta
sudah dapat di identifikasi secara positif.
- Dari referensi, pada penatalaksanaan abortus imminens tidak cukup bukti
untuk pemberian antibiotic profilaksis. Antibiotic digunakan jika terdapat
kecurigaan adanya factor infeksi maternal.
-

No. Obat Sediaan Dosis Nama Keterangan


Dagang
1 Amoksilin Berbagai 3x500 mg Amoxil; Golongan penisilin
bentuk per oral amoxan; relative paling
sediaan per hari, decamox; aman diberikan
oral; selama 5 intermoxil selama kehamilan
serbuk hari ; lapimox; meskipun perlu
injeksi opimox; pertimbangan
vibramox; seksama atas
vamoxillin indikasi yang ketat
2 Ampisilin Kapsul;ka 4x500 mg Amcillin; Relative aman
ptab; per oral ampex; diberikan pada
Sirup per hari, bannsipen; trimester pertama
kering; selama 5- camicillin; kehamilan
Serbuk 10 hari Decapen;

7
injeksi Hufam;
meprofen;
Vicillin
3 Sefalosporin Oral 3x250 mg Cefalor;
Generasi I perhari cedor
4 Sefaklor Oral 2x05-1 gr Alxil;
Sefadroksil perhari Cefat;
Sefaleksin Qcef
5 Generasi II Oral 4x250 mg Cefabiotic
Sefuroksim perhari ; Pralexin
6 Generasi III
7 Oral 2x250 mg Cefurox;
sefiksim
perhari Kalcef
8
Oral 200-400 Cefspan;
mg starcef;
perhari, sofix;
dosis ceptik
tunggal
atau
dibagi
dalam dua
dosis

8
Beberapa jenis antibiotic yang harus dihindari

No Obat Keterangan
1 Tetrasiklin Pada trimester pertama kehamilan, tetrasiklin
menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang. Pada
trimester kedua dan ketiga kehamilan menyebabkan
diskolorisasi gigi dan hippoplasia enamel
2 Aminoglikosa Sangat tidak dianjurkan pemberiannya pada wanita
hamil, karena meningkatkan angka kejadian
malforasi dan kerusakan janin yang bersifat
irreversible, serta kerusakan saraf kranial VIII
3 Klramfenikol Jika diberikan pada trimester I dan II kehamilan
menyebabkan Grey Syndrome pada bayi
4 Gol sulfonamide Terutama hindari pada trimester akhir kehamilan,
mendesak bilirubin dari ikatannya dengan protrin,
sehingga timbul kern ikterus pada neonates yang
dapat menetap sampai 7 hari setelah lahir.
5 Trimetoprim Pada uji hewan terbukti bersifat teratogen pada dosis
besar

Pengobatan terapi suportif dapat diberikan preparat hematinik seperti sulfas ferosus 600-
1000 mg serta tambahan vitamin C
Perdarahan mungkin dapat menetap selama berminggu-minggu. Evaluasi kehamilan yang
diperlukan antara lain pemeriksaan serial vaginal sonography untuk mendeteksi
gestational sac, serum hCG dan serum progesterone.

9
B. ABORTUS INSIPIEN/KEGUGURAN SEDANG BERLANGSUNG ( INEVITABLE
ABORTION )
1. Definisi
Adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium yang sudah terbuka
dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi (Patologi
Kebidanan hal.77)
Abortus insipient ditandai dengan pecahnya kulit ketuban karena adanya
dilatasi serviks. Dalam kondisi tersebut hampir dapat dipastikan akan terjadi abortus.
Jarang sekali pengeluaran cairan ketuban yang deras dari uterus dalam paruh-pertama
usia kehamilan, terjadi tanpa disertai konsekuensi yang serius. Cairan tersebut
sebelumnya dapat tertimbun di antara korion, sedangkan defek permulaan dalam
korion dapat sembuh dengan sempurna. Meskipun demikian, peristiwa yang paling
sering terjadi bisa berupa kontraksi uterus yang timbul seketika sehingga terjadi
ekspulsi hasil konsepsi, atau terjadinya infeksi.
Yang jelas akibat pecahnya kulit ketuban selama paruh-pertama kehamilan,
kemungkinan untuk penyelamatan kehamilan menjadi sangat kecil. Jika pada awal
kehamilan tiba-tiba terdapat pengeluaran cairan yang menunjukkan pecahnya kulit
ketuban, sebelum timbul rasa nyeri atau perdarahan, maka wanita tersebut harus
berbaring di tempat tidur dan menjalani pemeriksaan observasi terhadap kebocoran
cairan lebih lanjut, perdarahan, kram ataupun panas. Jika telah 48 jam tidak terdapat
pengeluaran cairan amnion lebih lanjut, dan juga tidak terdapat perdarahan atau rasa
nyeri serta gejala panas, maka pasien diperbolehkan bangun dan dapat melanjutkan
aktivitasnya seperti biasa kecuali segala bentuk penetrasi vagina. Meskipun demikian,
jika pemancaran cairan terjadi bersamaan atau diikuti dengan perdarahan dan rasa
nyeri, atau jika kemudian terjadi panas, maka keadaan ini harus dipertimbangkan
sebagai abortus yang tidak terelakkan dan uterus harus segera dikosongkan. (Obstetri
Williams hal.28).
2. Tanda
a. Perdarahan banyak, kadang kadang keluar gumpalan darah
b. Nyeri atau keram berat karena kontraksi rahim kuat
c. Akibat kontraksi rahim terjadi pembukaan, ketuban menonjol. (Patologi
Kebidanan hal.77)
3. Diagnosis
Anamnesis :

10
- Amenorea, disertai dengan PP test ( + )
- Volume darah yang keluar lebih banyak
- Crampy lower abdominal pain, atau pergerakan servikan dan nyeri adnexal
4. Pemeriksaan Ginekologi
Dilatasi os cerviks, namun belum ada jaringan yang keluar
Pecahnya selaput ketuban disertai mengalirnya air ketuban.
5. Manajemen
Karena pecahnya selaput ketuban yang terjadi pada paruh pertama kehamilan
kemungkinan untuk penyelamatan kehamilan mnjadi sangat kecil, sehingga
kehamilan harus diterminasi dengan cara diinduksi dengan pemberian oksitosin
(oksitosin 10 IU dalam 500 cc D5% dimulai 8 tetes permenit dan dinaikkan
sesuai kontraksi uterus, hati-hati terjadinya kontraksi yang hipertonik sehingga
harus dipantau ketat) untuk memacu kontraksi uterus sehingga produk kehamilan
dapat keluar.
Alternative lain dengan pemberian misoprostol 200-600g oral atau vaginal yang
menyebabkan terjadinya perlunakan serviks dan kontraksi uterus sehingga
menyebabkan keluarnya produk kehamilan. Bila produk kehamilan belum keluar,
maka pemberian misoprostol dapat diulang dengan interval 6-7 jam.
Bila produk kehamilan yang keluar tidak lengkap lanjutkan dengan kuretase.
Pasca kuretase diberikan mitelergometrin maleat 3x1 tablet per hari selama 5 hari
dan antibiotika selama 5 hari. Antibiotika yang dapat diberikan.

No Obat Sediaan Dosis Nama Dagang


1 Amoksilin Berbagai bentuk 3x500 mg per Amoxil, Amoxan;
sediaan oral; serbuk oral per hari, Decamox; Intermoxil;
injeksi selama 5 hari Lapimox; Vibramox;
Vamoxillin
2 Ampisilin Kapsul; kaptab; sirup 4x500 mg per Amcillin; Ampex;
kering; serbuk injeksi oral per hari, Bannsipen; Camicillin;
selam 5-10 Decapen; Hufan;
hari Meprofen; Vicillin
3 Eritromisin Kapsul 250mg, 4x250-500 mg Erysanbe; Erythrin;
500mg; Tablet 200mg; per oral per Eruthrucyn; Primacine
Sirup hari selama
kering200mg/5mL; minimal 5 hari

11
Drops 100mg/2,5mL

Pada keadaan serviks yang berdilatasi disertai perdarahan yang masif, sebaiknya
dilakukan kuretase, dengan perlindungan infuse disertai drip oksitosin 10-20 IU
dalam RL/NaCl fisiologis. Pemberian infuse dapat dimulai dengan kristaloid
(RL/NaCl fisiologis) dengan pemberian cairan meliputi maintenance dan
ditambah jumlah perdarahan aktif.
Pemeriksaan golongan darah, Rh, darah rutin bila kehilangan darah dalam jumlah
banyak agar dapat segera dilakukan intervensi yang tepat dengan resusitasi cairan
ataupun transfuse darah.
Rujuk ke dr. SP.OG untuk penataklaksanaan lanjutan

C. ABORTUS INKOMPLIT/ KEGUGURAN BERSISA ( INCOMPLETE ABORTION


)
1. Definisi
Adalah abortus pengeluaran hasil konsepsi yang tidak lengkap/ ekspulsi
parsial dari hasil konsepsi. Fetus biasanya sudah keluar namun terjadi retensi
plasenta, sebagian atau seluruhnya di dalam uterus. Pada abortus inkomplet,
perdarahan umumnya masih berlangsung. (Patologi Kebidanan hal.79)
Janin kemungkinan sudah keluar bersama-sama plasenta pada abortus yang
terjadi sebelum minggu ke-10, tetapi sesudah usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran
janin dan plasenta akan terpisah. Bila plasenta, seluruhnya atau sebagian, tetap
tertinggal dalam uterus, maka perdarahan cepat atau lambat akan terjadi dan
memberikan gejala utama abortus inkompletus. Sedangkan abortus dalam usia
kehamilan lebih lanjut, sering perdarahan berlangsung amat banyak dan kadang-
kadang massif sehingga terjadi hopovolemia berat. Jika plasenta sebagian masih
melekat dan sebagiannya lagi sudah terpisah, tindakan seperti pemasangan tampon
untuk menahan perekatan plasenta dapat mengganggu kontraksi miometrium
disekelilingnya. Pembuluh darah pada segmen segmen bekas letak plasenta dapat
mengalami perdarahan yang sangat banyak, sekalipun sudah terjadi pengerutan rahim
yang ditimbulkan oleh kontraksi dan retraksi miometrium.
2. Diagnosis
Anamnesis :
- Amenorea, disertai dengan PP ( + )

12
- Nyeri perut/abdominal cramping, tekadang nyeri dideskripsikan menyerupai
nyeri saat persalinan.
- Perdarahan yang bisa sedikit atau banyak, biasanya serupa stolsel (darah
beku), sudah ada keluar fetus atau jaringan tetapi sebagian masih berada di
dalam uterus.
3. Pemeriksaan Ginekologi
Pada pemeriksaan dalam, untuk abortus yang baru terjadi didapatkan serviks
terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis
atau kavum uteri
Uterus berukuran lebih kecil dari usia kehamilan
4. Pemeriksaan Penunjang
USG kehamilan untuk mendeteksi adanya retensi produk/sisa kehamilan.
5. Tindakan
Pada kasus-kasus abortus inkompletus, dilatasi serviks sebelum tindakan
kuretase kerapkali tidak diperlukan. Teknik kuretase sangat bermanfaat untuk
mengosongkan uterus, khususnya jika tindakan tersebut hanya dilakukan dengan
analgesia local pada serviks dan analgesia sistemik sedang seperti meperidin. Seorang
wanita dengan usia kehamilan yang lebih lanjut atau yang mengalami perdarahan
aktif harus dirawat di rumah sakit dan jaringan yang tertinggal harus diangkat dengan
segera. Perdarahan pada abortus inkompletus kadang-kadang cukup berat, tetapi
jarang berakibat fatal. Panas tubuh bukan merupakan kontraindikasi apabila
pengobatan dengan antibiotic yang memadai segera dimulai.
6. Manajemen
Rujuk ke dr. SP.OG untuk penatalaksanaan rujukan
Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan transfuse
darah. Pemberian cairan pada penatalaksanaan syok hipovolemik :
- Untuk memulihkan status volume, pasang 2 jalur intravena, berikan 1-2 L
kristaloid seperti NaCl 0,9% atau RL secara intravena selama 30-60 menit,
sambil memantau tanda-tanda edema paru, dan teruskan pemberian cairan
berdasarkan tanda vital
- Berikan komponen sel darah merah untuk mempertahankan hematokrit 30%
Keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase.
Selain itu beri obat-obatan uterotonika seperti mitilergometrin maleat 3x1 tablet
per hari selama 5 hari dan antibiotika (lihat pemberian antibiotika pada tabel
diatas). Harus selalu dilakukan observasi perarahan setelah dilakukan kuretase

13
Bila pasien demam, antibiotic broad spectrum diberikan sebelum dilakukan
kuretase untuk mengurangi insidensi postabortal endometritis dan PID. Sedangkan
pada pasien yang tidak menunjukkan gejala infeksi juga diberikan profilasi
antibiotic.
Regimen :

No Obat Sediaan Dosis Nama Dagang


1 Amoksilin Berbagai bentuk 3x500 mg per Amoxil; Amoxan;
sediaan oral; Serbuk oral per hari, Decamox; Intermoxil;
injeksi selama 5 hari Lapimox; Opimox;
Vibramox; Vamoxillin
2 Doxyxycline Kapsul 50 mg; 100 mg; 2x100 mg per Doxin; Dumoxin;
Tablet 100 mg; 150 mg oral per hari Interdoxin; Viadoxin
selam 5-7 hari

3 Tetracycline Kapsul 250 mg, 500 mg 4x250 mg per Amicyclin,


oral per hari Combicyclin,
selam 5-7 hari Conmycin,
Dumocyclin,
Supertetra, Suprabiotik
4 Antibiotic lainnya dengan spectrum yang sama

D. ABORTUS KOMPLIT/KEGUGURAN LENGKAP ( COMPLETE ABORTION )


1. Definisi
Merupakan abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi dikeluarkan (fetus dan
plasenta), sehingga tak ada yang tertinggal di kavum uteri.
Pada umumnya abortus spontan pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu, fetus dan
plasenta dapat keluar secara bersamaan. (Patologi Kebidanan hal.81)
Kalau telur lahir dengan lengkap maka abortus disebut komplit. Maka
hendaknya pada abortus kita selalu periksa jaringan yang dilahirkan.
Pada abortus completes perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan
dan selambat lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali, karena dalam
masa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai. Cervix juga dengan
segera menutup kembali. Kalau 10 hari setelah abortus masih ada perdarahan juga,
maka abortus incompletes atau endometritis post abortum harus dipikirkan. (Obstetri
Patologi hal.13).

14
2. Diagnosis
Anamnesis :
- Amenorea
- Terjadi perdarahan per vaginam yang kemudian berhenti spontan setelah
semua produk kehamilan keluar
- Ada kontraksi uterus yang terasa nyeri yang juga akhirnya berhenti setelah
produk konsepsi keluar.
- Perdarahan sedikit-sedikit yang berulang pada permulaannya
- Nyeri dan kram abdomen yang ringan

3. Pemeriksaan Ginekologi
Selama observasi fundus tidak bertambah tinggi, tetapi semakin kecil
Bila sebelumnya ada gejala-gejala kehamilan belakangan mual menghilang,
produksi hormonal oleh plasenta secara bertahap akan menurun, uterus dan
payudara akan mengalami regresi, sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran uterus
tidak sesuai dengan umur kehamilan. Setelah itu diiringi dengan reaksi kehamilan
yang menjadi negative pada 2-3 minggu sesudah fetus mati.
Pada pemeriksaan dalam serviks tertutup dan ada darah sedikit.
4. Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin, jumlah eritosit, jumlah leukosit, waktu perdarahan, waktu
pembekuan dan fibrinogen.
Terjadi hipofibrinogenemia dan penurunan jumlah platelet. Hipofibrinogenemia
terjadi karena koagulasi intravaskuler sehingga banyak faktor pembekuan yang
terpakai.
5. Manajemen
Berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan plasenta dapat
dikeluarkan.
Bila tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Untuk dilatasi dapat diberikan
misoprostol atau dengan pemasangan laminaria intraservikal.
Penderita juga diberikan uterotonik seperti metilergometrin maleat 3x1 tablet
perhari selama 5 hari dan antibiotika selama 5 hari (pemilihan antibiotic lihat table
diatas).
Bila hemostasis ada kelainan :
Transfuse darah segar sampai fibrinogen >120 mg%
Atau berikan fibrinogen 4 gram IV per infus sampai fibrinogen >200 mg%
Dilatasi dan kuretasi dilakukan hemostasis diperbaiki.
Rujuk ke dr. SP.OG untuk penatalaksanaan lebih lanjut .

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
atau sebelum kehamilan tersebut. Berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup di luar kandungan.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
(Mochtar Rustam, Sinopsis Obstetri. 1998 : 209).
Abortus iminens adalah perdarahan vagina pada umur kehamilan <20 minggu. Pada
keadaan ini terjadi ancaman proses keguguran, namun produk kehamilan belum keluar.
(Patologi Kebidanan hal.74).
Abortus insipient adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium yang
sudah terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi
(Patologi Kebidanan hal.77)
Abortus inkomplit adalah abortus pengeluaran hasil konsepsi yang tidak lengkap/
ekspulsi parsial dari hasil konsepsi. Fetus biasanya sudah keluar namun terjadi retensi
plasenta, sebagian atau seluruhnya di dalam uterus. Pada abortus inkomplet, perdarahan
umumnya masih berlangsung. (Patologi Kebidanan hal.79)
Abortus komplit merupakan abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi
dikeluarkan (fetus dan plasenta), sehingga tak ada yang tertinggal di kavum uteri.
Pada umumnya abortus spontan pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu, fetus dan
plasenta dapat keluar secara bersamaan. (Patologi Kebidanan hal.81)

B. SARAN
Melalui makalah ini penyusun mengharapkan bagi para pembaca untuk bisa
mengembangkan maksud dari pembahasan dalam makalah ini. Penyusun juga
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk dapat mengevaluasi hasil penyusunan
makalah ini dan agar dapat disempurnakan kembali. Atas kritik dan sarannya penyusun
sampaikan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Taufan. 2012. Patology Kebidanan. Nuha Medika : Yogyakarta.

16
Obstetri Patologi, Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung, Bandung 1982.

Cunningham, F.Gary, dkk. 2006. Obstetri Williams, Ed.21, Vol.2. Buku kedokteran EGC. Jakarta.

Cunningham, F.Gary, dkk. 1995. Obstetri Williams, Ed.18. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai