Anda di halaman 1dari 5

4.

Aliran-aliran Pendidikan

Pendidikan, seperti yang telah di jelaskan di atas, adalah upaya proses


menemukan, menjadi dan mengembangkan diri sendiri dalam keseluruhan
dimensi kepribadian. Dalam kaitannya dengan proses menjadi maka
pengertian pendidikan adalah membantu,membina dan mengarahkan agar
peserta didik berkembang sesuai dengan jati dirinya, peserta didik diberi
kebebasan seluas-luasnya, berdasarkan potensi yang ada pada dirinya.
Berikut ini akan dibahas tentang pendapat para ahli tentang pelaksanaan
pendidikan terhadap anak yang dikemukakan dalam beberapa aliran berikut
ini :

a. Nativisme

Aliran ini di pelopori oleh Schopenhauer filsuf bangsa Jerman (1788-


1860), yang berpendapat bahwa manusia lahir dengan pembawaan baik dan
buruk. Perkembangan manusia telah ditentukan oleh faktor-faktor yang di
bawa sejak lahir. Lingkungan tidak mempunyai peran apa-apa, pembawaan
yang menentukan. Pertumbuhan dan perkembangan manusia telah
ditentukan oleh pembawaan, mau jadi apa kelak hanyalah menungu waktu
saja. Menurut kaum navitisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaan, dengan kata klain, pendidikan tiadak memeiliki arti apa-apa,
merupakan pekerjaan yang sia-sia. Sesuai dengan itu maka dalam ilmu
pendidikan aliran ini disebut sebagai Pesimisme Paedagogis.

b. Naturalisme

Aliran ini di pelopori oleh J.J. Rousseau seorang filsuf bangsa Perancis
(1712-1778). Beliau berpendapat dalam bukunya Emile bahwa semuan
adalah semua adalah baik pada waktu baru datang dari tangan Sang
Pencipta, tetapi semua menjadi buruk ditangan manusia. Semua manusia
yang baru lahir mempunyai pembawaan baik, tidak seorangpun yang baru
lahir mempyunyai pembawaan buruk. Bagaimana hasil perkembangannya
kemudian sangat ditentukan oleh pendidikna yang di terimanya atau yang
mempengaruhinya.

Jika pengaruh/pendidikan itu baik, akan menjadi baiklah ia. Akan


tetapi, apabila pengaruh/pendidikan itu buruk, maka akan jelek pula ia.
Berarti pembawaan baik yang dibawa sejak lahir itu menjadi buruk(rusak) di
tangan manusia. Oleh karena itu, Rousseau, sebagai pendidik, mengajukan
pendidikan alam. Artinya anak hendaknya dibiarkan tumbuh dan
berkembang menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan banyak
mencampurinya. Aliran ini disebut juga negativisme, karena berpendapat
bahwa pendidikan hanya membiarkan pertumbuhan dan perkembangan
anak dengan sendirinya sesuai dengan bawaannya, sesuai dengan alamnya.
c. Empirisme

Aliran empirisme berpendapat berlawanan denga kaum nativisme,


karena mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi
manusia dewasa sama sekali di tentukan oleh lingkungannya. Dalam hal ini
pengalaman sangat menentukan perkembanagan anak. Kata empirisme
berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman. Tokoh yang
mengemukakan aliran ini adalah John Locke (1632-1704). Seorang filsuf
bangsa inggris yang berpendapat bahwa manusia dilahirkan di muka bumi
ini sebagai kertas kosong, bersih dan putih atau meja yang berlapis lilin
(Tabula Rasa) yang belum ada tulisan di atasnya. Jadi, menurut John Locke
manusia lahir kedunia tanpa pembawaan.

Teori ini disebut juga teori Tabula Rasa yang berarti jiwa manusia di
umpamakan sebagai sebuah kertas putih atau meja lilin yang masih bersih,
belum ada tulisan apa-apa. Kertas putih atau meja lilin itu siap untuk ditulisi,
tulisan apa didalamnya akan ditentukan oleh siapa penulisnya. Manusia
dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik ataupun yang buruk)
menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya. Penganut aliran ini
mengabaikan pengaruh faktor pembawaan dan malah menurut penganut
aliran ini tidak ada pengaruh pembawaan. Oleh karena itu, dalam ilmu
pendidikan kaum empirisme terkenal dengan nama optimisme paedagogis.

Adapun yang sependapat dengan kaum empiris adalah kaum


behavioris. Karena begitu ekstrimnya pendapat penganut aliran ini tentang
pengaruh pendidikan dalam perkembangan manusia, maka dikatakanlah
pendidikan yang maha kuasa.

d. Konvergensi

Tokoh aliran ini adalah William Stern. Seorang ahli ilmu jiwa bangsa
Jerman (1871-1939). Ia berpendapat bahwa pembawaan dan pendidikan
kedua-duanya menentukan perkembangan manusia.

William Stern berpendapat bahwa aliran nativisme dan empirisme


masing-masing terlalu ekstrim kepada pengaruh bawaan atau bakat dan
lingkungan atau pendidikan. Kenyataan menunjukkan dan telah di akui oleh
ilmu pengetahuan bahwa pembawaan dan lingkungan sama-sama
memberiakan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Beliau juga menggambarkan bahwa hasil pertumbauhan dan
perkembanagan tergantung pada pembawaan dan lingkungan, seolah-olah
dua garis yang menuju kesuatu titik pertemuan sebagai berikut :
a

b
c
Keterangan :

a. Pembawaan
b. Lingkuangan
c. Hasil pertumbuhan dan perkrmbangan
d. Interaksi

Teori yang di kemukan oleh William Stern disebut juga teori


Konvergensi. Dimana artinya berpusat pada suatu titik. Jadi menurut teoroi
konvergensi :

1. Pendidikan perlu diberikan


2. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan
itu sendirir serta interaksi individu terhadap diri dan lingkungan.
3. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang di berikan lingakungan
kepada peserta didik untuk mengembangkan pembawaan yang baik
dan mencegah berkembanganya hal-hal yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai