Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

STRATEGI GURU PKN MENANAMKAN KARAKTER SOPAN SANTUN


DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI SMP NEGERI 3 BANJARMASIN

Ainah, Sarbaini, Rabiatul Adawiah


Program Studi PPKn FKIP Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRAK
Ainah, 2015. Strategi Guru PKn Menanamkan Karakter Sopan Santu dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 3 Banjarmasin. Skripsi Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan, jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
Pembimbing (I) H. Sarbaini (II) Hj. Rabiatul Adawiyah.
Kata Kunci: Strategi guru, PKn, menanamkan, sopan santun, pembelajaran,
Kesadaran diri siswa terhadap sopan santun di SMPN 3 Banjarmasin cukup baik tetapi masih
kurang, karena masih terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap tata kesopanan
yang telah ditetapkan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sopan santun siswa. Di
samping itu, juga untuk mengetahui strategi guru PKn menanamkan karakter sopan santun dalam
pembelajaran Pkn di SMP Negeri 3 Banjarmasin.
Metode penelitian yang dipilih adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dimulai
dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data dapat diuji
keabsahannya dengan cara perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi dan
menggunakan bahan referensi.
Hasil penelitian menunjukkan sikap kesopanan siswa sudah baik dilihat dari cara mereka
menghormati guru saat berpapasan dengan guru, mengucapkan salam dan mencium tangan guru
meskipun masih terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap tata kesopanan yang berlaku di sekolah dan
masih ada siswa yang mengolok-olok. Strategi guru PKn menanamkan karakter sopan santun dalam
pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 Banjarmasin dengan cara memberlakukan system point, memberikan
himbauan, memberikan contoh yang baik melalui pembiasaan saat berada disekolah, seperti mengucapkan
salam ketika memasuki kelas, bersalaman sebelum memasuki sekolah dan sebagainya, menegur siswa
dengan tegas, sedangkan dalam pembelajaran Pkn guru menggunakan strategi dengan menggunakan
metode diskusi, skala sikap, serta apersepsi, hal ini mendapat respon positif dari siswa namun mereka
lebih menyukai guru yang benar-benar mencontohkan dan akrab dengan siswa agar terjalin kedekatan
serta keharmonisan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai strategi yang
digunakan oleh pihak sekolah tetapi mereka lebih menyukai strategi yang lebih akrab dengan siswa dan
bisa bersosialisasi dengan ramah kepada siswa. Dapat disarankan untuk menentukan kebijakan
mendengar respon dari beberapa siswa sehingga baru diputuskan bagaimana strategi yang baik untuk
menanamkan karakter sopan santun siswa, selain itu semua pihak guru harus mencontohkan kesopanan
terhadap siswa-siswi, dan saat menegur pelanggaran dengan lemah lembut namun tetap berwibawa.

A. Pendahuluan Parahnya lagi bangsa ini miskin figur yang


Bangsa kita saat ini kehilangan kearifan bisa menjadi contoh konkret, serta ditauladani
lokal yang menjadi karakter budaya bangsa oleh masyarakat. Maka tidak heran jika
sejak berabad-abad lalu. Seperti maraknya pembentukan dan pembinaan karakter
tawuran antar pelajar, antar mahasiswa, dan bangsa menuju masyarakat yang bermoral,
antar kampung. Tindakan korupsi disemua lini berbudi pekerti luhur dan menjunjung tinggi
kehidupan dan institusi. Kebohongan publik semangat nasionalisme laksana kapal tanpa
yang telah menjadi bahasa sehari-hari. Tidak pedoman ditengah luasnya samudra (Ibrahim,
ada kepastian hukum, karena pada 2011).
prakteknya hukum kita bisa diperjualbelikan.

875
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

Membaca fakta-fakta krisis moralitas Sesuai dengan perwujudan dari


yang ada sebagaimana diuraikan, seharusnya Undang-Undang yang ada maka strategi guru
kita sadar bangsa ini sedang berada disisi dalam melaksanakan proses pembelajaran
jurang kehancuran. Hal itu sebagaimana sangat penting terlebih lagi strategi
pendapat Thomas Lickona, seorang pendidik menanamkan perilaku sopan santun.
karakter dari Cortland University. Menurut Menurut Tomayahu (2014) perilaku
Lickona (Wibowo, 2012: 15-16), sebuah sopan santun adalah peraturan hidup yang
bangsa sedang menuju jurang kehancuran, timbul dari hasil pergaulan sekelompok
jika memiliki sepuluh tanda-tanda seperti: (1) manusia di dalam masyarakat dan dianggap
meningkatnya kekerasan dikalangan remaja sebagai tuntunan pergaulan sehari-hari
(2) membudayanya ketidakjujuran (3) sikap masyarakat.
fanatik terhadap kelompok (4) rendahnya rasa Penelitian sopan santun pernah
hormat terhadap orang tua (5) semakin dilakukan dengan judul Peran Guru dalam
kaburnya moral baik dan buruk (6) Menanamkan Sopan Santun Siswa di SDN
penggunaan bahasa yang memburuk (7) Teluk Dalam 12 Banjarmasin (Rusmini, 2012),
meningkatnya perilaku merusak diri, seperti hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1)
penggunaan narkoba, alkohol, dan seks Peran guru dalam menanamkan sopan santun
bebas (8) rendahnya rasa tanggung jawab di SDN Teluk Dalam 12 adalah sebagai
sebagai individu dan sebagai warga negara konservator, pembina perilaku sopan santun,
(9) menurunnya etos kerja (10) adanya rasa organisator dan sebagai motivator sehingga
saling curiga dan kurangnya kepedulian antar membuat anak-anak merespon positif dengan
sesama. pendidikan karakter yang diberikan. (2)
Menurut Kemendiknas (2010: 1), Bentuk peran guru yang dilakukan di SDN
pendidikan dianggap sebagai alternatif yang Teluk Dalam 12 dalam menanamkan karakter
bersifat preventif. Itu karena pendidikan sopan santun adalah dengan menjadi teladan
membangun generasi baru bangsa menjadi siswa dengan cara berpakaian rapi, bertutur
lebih baik. Sedangkan Menurut Marimba kata dengan sopan dan pantas.
(Wibowo, 2012: 17) mengatakan pendidikan Berdasarkan observasi, Selasa
adalah bimbingan atau pimpinan yang (02/09/2014) di Sekolah Menengah Pertama
dilakukan secara sadar oleh si pendidik Negeri 3 Banjarmasin yang terletak di Jalan
terhadap perkembangan jasmani dan rohani Pangeran Antasari, para guru dan siswa-siswi
si terdidik menuju terbentuknya kepribadian SMPN 3 Banjarmasin sedang mengadakan
yang utama. Dari definisi tersebut dapat pengajian bersama. Hal ini memang sudah
disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah menjadi kebiasaan disekolah pada hari
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan Selasa-Kamis jam 07:15 mengadakan
terencana yang dilaksanakan oleh orang yang pembacaan Al-Quran dan Asmaul Husna,
memiliki ilmu dan keterampilan kepada siswa- yang dipimpin oleh guru agama dan kepala
siswi, demi terciptanya manusia sempurna sekolah. Berikut hasil observasi:
yang berkarakter dan berbudi luhur sehingga Selasa jam 07:15 pengajian dimulai
menjadi generasi muda yang membanggakan terlihat persiapan dari guru dan kepala
Indonesia. sekolah begitu baik dimana mereka
Dalam Undang-Undang Republik menyiapkan alat perlengkapan mengaji
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang seperti meja, Al-Quran serta merapikan
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan siswa-siswi agar pengajian bisa segera
bahwa : dilaksanakan. Pengajian pun dilaksanakan,
Pendidikan adalah usaha sadar dan dimulai guru agama membuka dan membaca
terencana untuk mewujudkan suasana belajar ayat pertama, kemudian diikuti oleh kepala
dan proses pembelajaran agar peserta didik sekolah dan siswa-siswi, namun pada ayat-
secara aktif mengembangkan potensi dirinya ayat berikutnya ada salah seorang siswa yang
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, berbicara, sehingga membuat kepala sekolah
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, angkat bicara dengan berkata kelas VIII
akhlak mulia, serta keterampilan yang jangan berbicara, jika masih bicara maju
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan kedepan (dengan nada keras dan raut wajah
negara. mengkerut serta tatapan mata tajam
mengarah kepada siswa kelas VIII). Hal ini

876
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

d. Menetapkan norma-norma dan batas


mampu membuat siswa terdiam dan minimum ukuran keberhasilan atau kriteria
mematuhi, namun setelah itu mereka dan ukuran baku keberhasilan.
berbicara lagi. Siswa yang ditegur mengolok-
olok kepala sekolah dengan cara 2. Konsep Pendidikan Karakter
mengeraskan suara membaca Al-Quran dan Menurut Suyanto (2010), karakter
berteriak-teriak menatap kearah kepala adalah cara berpikir dan berperilaku yang
sekolah. menjadi ciri khas tiap individuu untuk hidup
Padahal maksud kepala sekolah ini baik dan bekerja sama, baik dalam lingkup
dengan menegur siswa yang berbicara saat keluarga, masyarakat dan bangsa dan
pengajian dimulai, karena melalui pengajian negara. Sementara, pendidikan karakter
ini merupakan salah satu cara pendidikan adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu
karakter sopan santun yakni kesopanan kita yang melibatkan aspek pengetahuan
terhadap ayat Allah yang sedang kita baca (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
maka seharusnya kita tidak boleh berbicara. (action). Tanpa ketiga aspek ini, maka
Dalam hal ini terlihat kepala sekolah tegas pendidikan karakter tidak akan efektif.
dalam mengambil kebijakan. Namun, hal ini Menurut Kemendiknas (2010) nilai-nilai
mendapat respon kurang positif dari siswa luhur adat dan budaya suatu bangsa
Oleh sebab itu akan sangat sulit Indonesia telah teridentifikasi menjadi 18 nilai
menumbuhkan kesadaran pendidikan karakter karakter, yaitu : Religius, Jujur, Toleransi,
yakni sopan santun di dalam diri seorang Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri,
siswa apabila dia tidak menyukai strategi yang Demokrasi, Rasa ingin tahu, Semangat
diajarkan oleh seorang guru. Untuk itu strategi Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai
guru menanamkan karakter sopan santun Prestasi, Bersahabat/ Komunikatif, Cinta
dalam pembelajaran PKn, tidak hanya Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan,
menurut persepsi guru saja, tetapi penting Peduli Sosial, Tanggung Jawab. Dari 18 nilai
juga menggali persepsi siswa, sehingga guru karakter tersebut, menurut Narwati (2011: 29)
bisa memposisikan strategi yang lebih pantas nilai karakter toleransi terdapat indikator
digunakan untuk proses pembelajaran dalam pembelajaran yakni : hormat memghormati
mengembangkan pendidikan karakter. dan sopan santun
3. Strategi Guru Menanamkan Karakter
Sopan Santun dalam Pembelajaran PKn
B. Kajian Pustaka strategi guru menanamkan karakter
1. Strategi Guru sopan santun dalam pembelajaran PPKn
Strategi dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan melalui pendekatan dalam
dapat diartikan dalam pengertian secara kegiatan pembelajaran, setiap proses
sempit dan pengertian secara luas. Dalam pembelajaran terkandung nilai-nilai karakter
pengertian sempit bahwa istilah strategi itu tertentu sehingga guru bisa menggunakan
sama dengan pengertian metode yaitu sama- strategi seperti diskusi, bimbingan kelompok
sama merupakan cara dalam rangka bermain peran, tolking stik dan lain-lain, serta
pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas guru menjadi teladan bagi siswa dalam proses
sebagaimana dikemukakan oleh Senjaya pembelajaran maupun di luar proses
(2008: 32) Jika diterapkan dalam konteks pembelajaran. Strategi bimbingan kelompok
pembelajaran maka unsur tersebut adalah: bermain peran dapat meningkatkan interaksi
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi antara guru dan siswa
tujuan pembelajaran yakni perubahan profil 4. Respon Siswa Terhadap Upaya Sekolah
perilaku dan pribadi peserta didik. dalam Pembinaan Karakter Sopan Santun
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem Menurut Raths (Sarbaini & Fatimah,
pembelajaran yang dipandang paling 2012: 52) respon adalah cara untuk merespon
efektif. terhadap sesuatu, yang peserta didik katakan
c. Mempertimbangkan dan menetapkan atau lakukan untuk mendapatkan gambaran
langkah-langkah atau prosedur, metode, atas apa yang mereka pilih, atas apa yang
dan teknik pembelajaran. mereka hargai, atau atas jenis-jenis sesuatu
yang mereka lakukan dalam hidup.

877
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

Pendidikan karakter perlu sekali adanya 2. Sumber Data


kondisi yang menyenangkan dan suasana 1. Data primer yaitu data yang diperoleh
keakraban antara guru dan siswa. langsung dari siswa dan guru.
Sebagaimana dikemukakan oleh Thorndhike 2. Data sekunder adalah data yang
dalam teorinya Law of effect maintaine that a diperoleh secara tidak langsung dari
objek peneliti,
respon is strengthened if is rollowed by wet
satisfying consequence and weakened if is
follow wet by dissatisfying consequences. 3. Teknik Pengumpulan Data
Artinya hubungan respon dan stimulasi akan a. Observasi
bertambah erat bila disertai rasa senang dan Observasi dilakukan langsung oleh
puas serta sebaliknya kurang erat dan bahkan peneliti ke lapangan. Pengamatan dan
lenyap kalau disertai perasaan tidak senang. pencatatan dilakukan secara sistematis
Sesuai dengan teori ini hubungan respon terhadap kondisi nyata keadaan fisik
antara siswa dan guru sangat penting untuk dan aktivitas belajar mengajar di SMP
menerapkan dan mengembangkan Negeri 3 Banjarmasin.
pendidikan karakter sopan santun, dengan b. Wawancara
terjalinnya kedekatan antara siswa dan guru Wawancara yang dilakukan melibatkan
dengan adanya respon dari siswa dalam informan penelitian yaitu guru PKn,
sistem pendidikan maka akan lebih meningkat siswa, dan kepala sekolah.
lagi dan terjalin keharmonisan antara guru c. Dokumentasi
dan siswa-siswi. Dokumentasi memuat data mengenai
5. Sebab-Sebab Siswa Patuh Terhadap hal-hal atau variasi objek penelitian
Hukum / Peraturan yang berupa catatan, buku, foto,
Menurut Erwin (2015) Terkait dengan rekaman, video, dan lain sebagainya
peraturan yang dibuat oleh sekolah dalam hal sebagai bukti nyata lapangan.
sopan santun maka seseorang siswa dapat 4. Teknik Analisis Data
mematuhi kebijakan sekolah karena beberapa a. Reduksi data berarti merangkum,
alasan yakni : memilih hal-hal yang pokok,
1. Hukum / Peraturan itu Merupakan suatu memfokuskan pada hal-hal penting,
kebutuhan membuang yang tidak perlu,
2. Kesadaran hukum itu sendiri mengorganisasikan data tentang
3. Adanya Sanksi strategi guru menanamkan karakter
4. Manusia adalah makhluk sosial sopan santun dalam pembelajaran PKn
di SMPN 3 Banjarmasin.
b. Penyajian data dalam bentuk uraian
C. Metode Penelitian untuk menggabungkan informasi
1. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif tentang strategi guru menanamkan
Dalam rangka penelitian strategi guru karakter sopan santun dalam
menanamkan karakter sopan santun dalam pembelajaran PKn di SMPN 3
pembelajaran PKn di SMPN 3 Banjarmasin, Banjarmasin agar dapat
penelitian dilakukan berdasarkan penelitian terorganisasikan, tersusun dalam
kualitatif. Melalui metode kualitatif pada hubungan, sehingga akan semakin
intinya bertumpu pada usaha untuk mudah dipahami.
memahami bagaimana strategi guru c. Menarik kesimpulan strategi guru
menanamkan karakter sopan santun dalam menanamkan karakter sopan santun
pembelajaran PKn. Oleh karena itu dalam pembelajaran PKn di SMPN 3
pertimbangan pemilihan metode kualitatif Banjarmasin yang merupakan jawaban
adalah bahwa kajian strategi guru dalam terhadap rumusan masalah yang telah
menanamkan karakter sopan santun dalam dirumuskan sejak awal dan setelah
pembelajaran PKn di sekolah menengah menggabungkan informasi yang
memerlukan pengalian informasi yang tidak penting.
bersifat kuantitatif untuk menentukan deskripsi 5. Pengujian Keabsahan Data
yang bersifat komprehensif dari data-data a. Perpanjangan pengamatan, dimana
yang dikumpulkan. peneliti kembali ke lapangan yaitu ke

878
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

SMPN 3 Banjarmasin melakukan berjalan baik, bahasa yang


pengamatan, wawancara lagi dengan dipergunakan dalam sebuah
informan yang pernah ditemui. komunikasi sangat menentukan
Perpanjangan pengamatan ini, keberhasilan pembicaraan. Oleh
mengecek kembali apakah data yang karena itu hal ini sangat ditekankan
diberikan selama ini merupakan yang oleh SMPN 3 Banjarmasin, karena
benar atau tidak. mereka ingin memiliki siswa yang
b. Meningkatkan ketekunan dengan
melakukan pengamatan secara lebih bukan hanya baik nilai Akademiknya
cermat dan berkesinambungan. Dengan namun sikapnya juga harus baik.
cara tersebut maka kepastian data dan Sesuai dengan apa yang disampaikan
urutan peristiwa akan dapat terekam oleh Ibu Khairiah, apabila sopan
secara pasti dan sistematis. santunnya baik maka sudah pasti nilai
c. Trianggulasi merupakan pengecekan pelajarannya juga baik. Hal ini
data dari berbagai sumber dengan sependapat dengan Suyanto,
berbagai cara dan berbagai waktu. pendidikan karakter adalah pendidikan
budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive),
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan perasaan (feeling), dan tindakan
1. Gambaran Sopan Santun Siswa di (action). Tanpa ketiga aspek ini, maka
SMP Negeri 3 Banjarmasin pendidikan karakter tidak akan efektif.
Dalam pembahasan ini diuraikan Dengan pendidikan karakter yang
hasil temuan peneliti yang telah diterapkan secara sistematis dan
ditemukan di lapangan yaitu berkelanjutan, lanjut Suyanto, seorang
membahas tentang gambaran sopan anak akan menjadi cerdas emosinya.
santun siswa di SMP Negeri 3 Kecerdasan emosi ini adalah bekal
Banjarmasin. Dari hasil penelitian ini penting dalam mempersiapkan anak
diketahui bahwa secara umum siswa / menyongsong masa depan, karena
siswi di sekolah ini cukup memiliki seseorang akan lebih mudah dan
sopan santun, tetapi ada hal-hal yang berhasil menghadapi segala macam
tergambar menunjukkan terjadi tantangan kehidupan, termasuk
ketidaksopanan, hal ini terlihat dari tantangan untuk berhasil secara
adanya siswa yang mengolok-olok saat akademis. Namun dari teori ini masih
pengajian, tidak menggunakan tangan ada yang belum masuk di SMPN 3 hal
kanan saat mengajukan pertanyaan, ini didapat dari hasil observasi dan
dan masih terdapat siswa yang tidak wawancara dimana aspek perasaan
rapi dalam memakai seragam sekolah. (feeling) siswa tidak dilibatkan dalam
Sopan santun ini sangat ditekankan menanamkan karakter sopan santun
kepada siswa, maka dibuatlah sopan contohnya adalah masih ada siswa
santun siswa dalam sistem point bukan yang apabila berbicara saat pengajian
hanya tentang kedisiplinan. langsung ditarik ke depan tanpa
Sopan santun di SMP Negeri 3 melihat bagaimana perasaan siswa, hal
terlihat dari cara mereka berbahasa, ini akan mengakibatkan dirinya tertekan
berperilaku dan berpakaian hal ini dengan rasa malu tapi akan memiliki
sesuai dengan teori Kuraesin (Rusmini, efek jera, namun sesuai dengan
2012) Bahasa menunjukkan bangsa, di kondisinya yang masih remaja
dalam ilmu komunikasi bahasa kemungkinan dia akan memiliki rasa
merupakan alat komunikasi penting dendam.
yang menjembatani seseorang dengan Gambaran dalam strategi pembelajaran
orang lainnya. Santun bahasa PKn dalam menanamkan karakter sopan
menunjukkan bagaimana seseorang santun juga cukup baik, terlihat dari
melakukan interaksi sosial dalam kesiapan gurunya dalam menyiapkan
kehidupannya secara lisan. Setiap bahan ajar, suara yang lantang dan
orang harus menjaga santun bahasa memasuki kelas dengan mengucapkan
agar komunikasi dan interaksi dapat salam, hal ini salah satu contoh seorang

879
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

guru menanamkan sopan santun dari pihak sekolah, pembinaan kepatuhan


perilaku. terhadap norma ketertiban dalam sekolah
2. Strategi Guru PKn Menanamkan mempunyai dua fungsi utama, yakni fungsi
Karakter Sopan Santun Siswa dalam psikologis dan fungsi sosial. Oleh karena
Pembelajaran PKn di SMPN 3 itu, sekolah berfungsi membimbing
Banjarmasin perkembangan kondisi sosiologis dan
Dari temuan hasil penelitian yang telah membantu mempersiapkan peserta didik.
dilakukan, strategi guru PKn dalam

menanamkan karakter sopan santun cukup


berkesinambungan dengan baik. Guru PKn E. Kesimpulan dan Saran
di sekolah ini punya kendali masing- 1. Kesimpulan
masing untuk membantu menanamkan Gambaran kesopanan di SMP
sopan santun dalam diri siswa melalui Negeri 3 Banjarmasin sudah cukup baik
pembelajaran PKn. dan terbina dengan baik setelah
Strategi yang dilakukan oleh guru PKn diberlakukan sistem point, mereka
dan pihak guru lain yakni dengan sering bersalaman dengan guru
memberlakukan sistem point dalam sebelum masuk sekolah, menunduk
peraturan sekolah, untuk menanamkan apabila berpapasan dengan guru, dan
karakter sopan santun dalam keagamaan mematuhi peraturan yang ada di
diadakan pengajian dan Jumat taqwa pada sekolah, namun ada segelintir anak
pekan ketiga dalam satu bulan, di SMPN 3 yang melakukan pelanggaran
memang memiliki beberapa kegiatan pada kesopanan dimana mereka mengolok-
hari Jumat yakni pekan pertama olok guru, bercanda dengan teman
kebersihan, pekan kedua olahraga, pekan berlebihan sehingga menyakiti hati.
ketiga taqwa serta pekan keempat hiburan, Selain itu gambaran kesopanan yang
sedangkan hari Sabtu diadakan berbahasa terlihat dari pihak guru dan kepala
Inggris (pidato, puisi, percakapan dalam sekolah, dalam hal kesopanan mereka
bahasa Inggris), dan seperti layaknya memberikan contoh yang baik terlihat
sekolah lain setiap hari Senin upacara dan dari cara berpakaian yang rapi dan
Selasa-Kamis pengajian. Strategi yang sesuai dengan hari yang telah sekolah
dilakukan oleh kepala sekolah adalah tentukan, sebelum masuk kelas
melalui sikap disiplin, menegur langsung mengucapkan salam namun dari kata-
saat ada yang melanggar, menarik tangan kata saat menegur masih kurang
siswa yang melakukan pelanggaran untuk memotivasi siswa dalam kesopanan,
maju ke depan, memberlakukan sistem dan dari pihak guru masih ada yang
point, memberikan arahan setelah selesai datang terlambat hal ini menjadi contoh
upacara dan memberikan pengajaran yang kurang baik dilihat oleh siswa
karena beliau juga sebagai pengajar mata sehingga mereka meniru dan tidak mau
pelajaran Bimbingan Konseling. Sementara mematuhi apa yang diperintahkan.
strategi yang dilakukan oleh guru PKn Dalam menanamkan karakter
dalam pembelajaran PKn adalah dengan sopan santun pihak SMPN 3
menggunakan metode pembelajaran menggunakan strategi sistem point,
seperti diskusi dan bermain peran serta menegur, memberikan himbauan serta
memberikan himbauan dan pengarahan mencontohkan dan membiasakan sikap
kepada siswa yang bermasalah, selain itu sopan santun untuk siswanya dan
strategi yang guru PKn di SMPN 3 lakukan diberikan sanksi untuk yang melanggar.
adalah melalui penilaian skala sikap. Namun dalam menegur karena secara
Dari hasil temuan peneliti di SMPN 3 tegas siswa-siswi merasa tertekan
Banjarmasin pihak sekolah ikut andil dalam sehingga di dalam menentukan strategi
menanamkan karakter sopan santun, dari pihak sekolah juga perlu melihat
pihak kepala sekolah maupun penetapan bagaimana respon siswa agar proses
kurikulum, hal ini sependapat dengan pembelajaran dalam pendidikan
Dihardjo (Sarbaini, 2012: 109) penanaman karakter dapat berjalan dengan baik dan
karakter sopan santun ini juga dilakukan

880
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

harmonis antara siswa dan pihak Husamah. 2010. Komponen Pembelajaran.


sekolah. (online). http://husamah.staff.umm.ac.id.
2. Saran (diakses tanggal 11 maret 2014)
a. Dalam menentukan kebijakan akan
lebih baik kalau kita mendengar
respon dari beberapa siswa Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter
sehingga baru diputuskan Utuh dan Menyeluruh. Yogjakarta : Kanisius.
bagaimana strategi yang baik untuk
menanamkan karakter sopan santun Koesoema, A. Doni, 2010, Pendidikan Karakter
siswa. Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global.
Jakarta: grasindo.

b. Dilihat dari hasil penelitian dan Marzuki. 2009. Prinsip Dasar Akhlak Mulia:
observasi ternyata siswa lebih Pengantar Studi Konsep-konsep Dasar Etika
menyukai seorang guru yang dalam Islam. Yogyakarta: Debut Wahana
bersahabat dan menggunakan Press-FISE UNY.
tindakan yang halus dalam strategi
menanamkan karakter sopan Megawati, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter
santun, maka akan lebih baik kita Solusi yang Tepat untuk Membangun
mengevaluasi strategi yang selama Bangsa. Jakarta : BP Migas dsan Star
ini kita lakukan. Energy.

Muin, Fatchul. 2011. Pendidikan Karakter :


Kontruksi Teoritik dan Praktik. Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2012. Manajemen Pendidikan
Andriyani, L. 2014. Strategi Kegiatan Karater. Jakarta : Bumi Aksara.
Pembelajaran. (online).
http://digilib.unisiby.ac.id. (diakses 20 Narwanti, Sri, 2011, Pendidikan Karakter
Agustus 2014). Pengintegrasian 18 Nilai Dalam Mata
Pelajaran, Yogyakarta:Familia.
Budimansyah, Dasim dan kokom Komalasari.
2011. Pendidikan Karakter. Bandung : Widya
Aksara Press.

Budi ningsih, Asri. 2008. Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Borba, Michele. 2008. Membangun Kecerdasan


Moral: Tujuh Kebajikan Utama AgarAnak
Bermoral Tinggi. Terj.oleh Lina Jusuf.
Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.

Dimyanti & Mudjiono. 2009. Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Doni Koesoema A. 2007. Pendidikan Karakter:


Strategi Mendidik Anak di ZamanGlobal.
Jakarta: Grasindo. Cet. I.

Hidayat komaruddin & Azyumardi Azra. 2008.


Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta :
ICCE UIN

881

Anda mungkin juga menyukai