Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No.

3, September 2012: 41-49


ISSN : 2088-3137

Pengaruh Padat Penebaran Gracilaria sp. Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan


Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Budidaya Sistem Polikultur

Bayu Reksono*, Herman Hamdani** dan Yuniarti MS**

*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran


**) Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh padat tebar Gracilaria sp. terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan bandeng pada budidaya sistem polikultur.
Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok 3
perlakuan 4 ulangan yaitu : perlakuan A (Tanpa Gracilaria sp.), perlakuan B (Gracilaria sp.
250 kg/ 2.500 m2), perlakuan C (Gracilaria sp. 500 kg/ 2.500 m2). Parameter yang diamati
adalah kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa padat tebar Gracilaria sp. yang baik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan
bandeng pada sistem budidaya polikultur yaitu dengan padat tebar 500 kg Gracilaria sp.
karena dapat memberikan kelangsungan hidup yang tinggi sebesar 100 %. Laju
pertumbuhan bobot mutlak sebesar 9,26 g dan pertumbuhan panjang sebesar 6,892 cm.

Kata kunci : padat tebar, polikultur, gracilaria sp. , ikan bandeng

ABSTRACT

The research was aimed to determine The Effect of Solid Spreading Gracilaria sp. On
milkfish (Chanos Chanos) Growth and Survival On Raising polyculture system. The study
using experimental methods with Random Design Group 3 treatment 4 replicates as follows:
treatment A (without Gracliaria sp.), Treatment B (Gracilaria sp. 250 kg / 2,500 m2),
treatment C (Gracilaria sp. 500 kg / 2,500 m2). Parameters observed were survival, growth,
and water quality. The results of this research showed that the good dense stocking
Gracilaria sp. for the survival and growth of fish in the polyculture farming systems with
dense stocking 500 kg Gracilaria sp. because it can provide high survival of 100%. The
growth rate of 9.26 g in absolute weight and length growth of 6.892 cm.

Key words : solid tebar, polyculture, gracilaria sp., fish milkfish


42 Bayu Reksono, Herman Hamdani dan Yuniarti MS

PENDAHULUAN oleh Gracilaria sp. , selain itu aktivitas ikan


Ruang lingkup budidaya ikan (Fish bandeng yang bergerak sampai dasar
Culture) adalah pengendalian perairan untuk mencari makan membantu
pertumbuhan dan perkembangbiakan untuk mengontrol pertumbuhan Gracilaria
yang bertujuan untuk meningkatkan sp. yang banyak ditumbuhi alga dan
produktifitas perikanan melalui plankton agar tidak terjadi blooming.
pemeliharaan dan penambahan sumber- Dengan demikian, polikultur ini diharapkan
sumber perikanan untuk mengembangkan dapat meningkatkan produktifitas lahan,
produksi perikanan laut dan darat serta diversifikasi komoditas, serta upaya
memperbaiki manajemen perikanan. mengurangi resiko kegagalan usaha
Kegiatan budidaya perikanan merupakan budidaya. Suryana (1987) menyatakan
usaha manusia untuk mengelola faktor- bahwa diversifikasi komoditas budidaya
faktor budidaya, hama, dan penyakit dapat menjamin proses produksi dan
organisme budidaya serta dapat meningkatkan nilai tambah pada suatu
memproduksi organisme yang usaha budidaya. Walaupun demikian,
dibudidayakan. informasi mengenai pelaksanaan
Budidaya ikan bandeng telah lama budidaya polikultur ikan bandeng dan
dikenal oleh petani dan saat ini telah rumput laut di tambak belum banyak
berkembang di hampir seluruh wilayah diketahui.
perairan Indonesia dengan memanfaatkan Salah satu cara untuk
perairan payau dan pasang surut. meningkatkan produksi yaitu dilakukan
Teknologi budidaya ikan ini juga telah dengan cara pengaturan tingkat
mengalami perkembangan yang begitu kepadatan. Kondisi lingkungan yang baik,
pesat mulai dari pemeliharaan tradisional pemberian pakan yang cukup serta
yang hanya mengandalkan pasokan benih kepadatan yang tepat akan meningkatkan
dari alam pada saat pasang sampai ke pertumbuhan ikan. Optimalisasi padat
teknologi intensif yang membutuhkan penebaran ke dua komoditas dalam
penyediaan benih, pengelolaan air, dan sistem polikultur diharapkan dapat
pakan secara terencana. Di kawasan digunakan untuk pemanfaatan relung
Pantai Utara terdapat salah satu daerah ekologis perairan tambak terutama ruang
sentra pertambakan, letaknya di Desa dan pakan secara efektif sehingga dapat
Sidomulyo, Kabupaten Pemalang. meningkatkan produktifitas tambak
Satu diantara cara mengisi relung semaksimal mungkin.
ekologis yang kosong adalah dengan cara Tujuan dari penelitian ini adalah
budidaya campuran (polikultur) antara untuk mengetahui pengaruh padat tebar
beberapa komoditas perikanan pantai. Gracilaria sp. terhadap kelangsungan
Dengan sistem ini, diperoleh manfaat, hidup dan pertumbuhan ikan bandeng
yaitu tingkat produktifitas lahan yang pada budidaya sistem polikultur. Penelitian
tinggi. Perkembangan teknologi akuakultur ini diharapkan dapat memberikan
menunjukan bahwa ikan bandeng informasi mengenai padat tebar Gracilaria
(Chanos chanos) dapat dibudidayakan sp. terbaik yang dapat menghasilkan
bersama dengan rumput laut Gracilaria sp. kelangsungan hidup dan pertumbuhan
di tambak. Sistem polikultur ini dapat tertinggi ikan bandeng pada budidaya
meningkatkan efisiensi penggunaan lahan sistem polikultur di tambak.
dan pendapatan petambak secara
berkesinambungan (Djajadiredja dan BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Yunus, 1983). Bahan yang digunakan dalam
Pemanfaatan relung ekologis penelitian ini antara lain ikan bandeng
dalam polikultur ikan bandeng dan rumput (Chanos chanos) sebanyak 1.500 ekor
laut di tambak diharapkan dapat berukuran 8-10 cm dengan bobot 30,2
memberikan nilai tambah terhadap ke dua gram yang berasal dari tambak Desa
komoditas yang dibudidayakan, misalnya Sidomulyo, Kecamatan Petarukan,
Gracilaria sp. berfungsi sebagai penghasil Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
oksigen dan tempat berlindung bagi ikan Selain tiu juga digunakan Gracilaria sp.
bandeng dari panasnya sinar matahari. sebanyak 750 kg.
Ikan bandeng membuang kotoran yang Metode yang digunakan dalam
dapat dipakai sebagai nutrien dan pupuk penelitian ini adalah metode eksperimental
Pengaruh Padat Penebaran Gracilaria sp. 43

dengan Rancangan Acak Kelompok penyesuaian pH dan salinitas antara air


(RAK). Perlakuan pada penelitian ini yang ada di dalam kantong dengan air
adalah perbedaan padat tebar ikan tambak. Ikan bandeng yang telah
bandeng dan Gracilaria sp. sebagai menyesuaikan diri akan berenang keluar
berikut : Tanpa Gracilaria sp. (A), kantong plastik menuju perairan tambak.
Gracilaria sp. sebanyak 250 kg (B), Setelah tambak, ikan bandeng dan
Gracilaria sp sebanyak 500 kg (C). Gracilaria sp. beradaptasi, lalu penelitian
Prosedur Penelitian terdiri dari dilaksanankan.
persiapan tambak, penyiapan hewan uji
dan tumbuhan uji, dan pelaksanaan Pelaksanaan Penelitian
penelitian. Penelitian mengenai padat
penebaran Gracilaria sp. dilakukan selama
Persiapan Tambak 40 hari dalam 12 tambak yang berukuran
Mempersiapkan tambak berukuran masing-masing 2.500 m. Pakan yang
2.500 m sebanyak 12 petak. digunakan adalah pelet yang diberikan
Mengeringkan tambak selama 2 hari sebanyak dua kali sehari pada pukul 08.00
hingga tanah terlihat kering dan retak- dan 16.00 WIB dengan jumlah pemberian
retak. Pengeringan dilakukan agar tanah 5% per hari dari jumlah bobot ikan.
tambak terjemur di bawah sinar matahari, Perhitungan kelangsungan hidup
tujuannya agar hama seperti siput, teritip, dilakukan setiap 10 hari sekali dengan
tiram tulis, srindit, dan bakteri penyebab cara menghitung individu yang mati lalu
penyakit mati sehingga tanah menjadi dicatat. Sampling dilakukan setiap 10 hari
subur dan bersih dari segala macam sekali. Pengamatan terhadap
hama. Setelah 2 hari, tambak diisi air yang pertumbuhan ikan bandeng dilakukan
berasal dari laut Jawa yang dialirkan dengan cara menimbang bobot individu
melalui hulu sungai. Setelah tambak terisi benih ikan yang ada pada tiap perlakuan.
air, kemudian dilakukan pengontrolan Penimbangan berat dilakukan dalam
kualitas air (Penyesuaian suhu, pH, kondisi basah.
salinitas) menggunakan alat alat Pengukuran terhadap kualitas air
penelitan. yaitu pH, salinitas, oksigen terlarut,
kecerahan dilakukan pada setiap sepuluh
Penyiapan Hewan dan Tumbuhan Uji hari. Sedangkan pengukuran suhu
Sebelum penelitian dimulai, ikan dilakukan setiap hari selama penelitian
bandeng dan Gracilaria sp. diadaptasikan dan pengukuran bobot ikan dilakukan
terlebih dahulu terhadap kondisi tambak. setiap sepuluh hari sekali dengan
Oleh karena Gracilaria sp. adalah sampling ikan sebanyak 20 ekor.
produsen dalam tambak, maka tanaman
ini harus ditebarkan terlebih dahulu. Pengamatan
Penebaran Gracilaria sp. dilakukan Pengamatan dilakukan selama 40
setelah pengairan tambak tingginya sudah hari. Pengamatan pertumbuhan dilakukan
mencapai 50 cm. Penebaran Gracilaria sp. dengan menimbang bobot ikan setiap 10
dilakukan secara merata dengan jarak hari sekali. Parameter yang diukur pada
tanam setiap 1 m ditebari 10 g Gracilaria ikan antara lain : SR (Survival rate atau
sp. pada kedalaman 50 cm sesuai dengan kelangsungan hidup), SGR (Standar
perlakuan. Setelah Gracilaria sp. ditebar, growth rate atau laju pertumbuhan harian),
kemudian menyiapkan ikan bandeng. kualitas air. Kelangsungan hidup dihitung
Ikan bandeng dimasukkan ke dari perbandingan jumlah ikan yang hidup
dalam kantong plastik yang sudah diisi pada akhir periode dengan ikan yang
oksigen sesuai dengan perlakuan. hidup pada awal periode (Effendie, 1997)
Kantong-kantong plastik yang berisi ikan dengan menggunakan rumus :
bandeng dimasukkan ke dalam tambak
hingga suhu air yang ada di dalam
kantong sama dengan suhu air di tambak, = 100%
lalu membuka kantong plastik dan
membiarkan air tambak masuk sedikit
demi sedikit ke dalam kantong palstik.
Pada langkah ini, terjadi proses
44 Bayu Reksono, Herman Hamdani dan Yuniarti MS

Keterangan : Keterangan :
SR = Kelangsungan hidup ikan (%) G = Laju pertumbuhan harian (g)
Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir Wt = Bobot rata rata ikan pada akhir
penelitian (ekor) penelitian (g)
No = Jumlah ikan pada awal penelitian W = Bobot rata rata ikan pada awal
(ekor) penilitian (g)
t = Jumlah hari percobaan (hari)
Laju pertumbuhan dan
kelangsungan hidup diperolah dari data HASIL DAN PEMBAHASAN
selama penelitian. Laju pertumbuhan Kelangsungan Hidup
dihitung dengan menggunakan rumus Berdasarkan hasil penelitian
(Effendie, 1997): menunjukkan bahwa padat tebar yang
berbeda selama 40 hari tidak berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup ikan
G= 100 % bandeng. Pengaruh padat tebar yang
berbeda manghasilkan rata rata
kelangsungan hidup berkisar antara 99,85
- 100 % (Tabel 1).

Tabel 1. Rata-rata Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng


No Perlakuan Rata-rata Kelangsungan Hidup
1 A) Tanpa Gracilaria sp. 99,8a
2 B) 250 kg Gracilaria sp. 99,9a
3 C) 500 kg Gracilaria sp. 100a
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf kecil sama memberikan pengaruh yang tidak
berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5 %.

Menurut Rachmansyah dan mempengaruhi tingkat kelangsungan


Sudradjat (1993), ikan bandeng dapat hidup ikan. Hal ini sesuai dengan
dibudidyakan dengan tingkat kepadatan pernyataan Spote (1987) dalam Badare
tinggi, tanggap terhadap pakan buatan, (2001), bahwa kualitas air turut
cepat tumbuh, tidak kanibal, serta tahan mempengaruhui tingkat kelangsungan
terhadap pada perubahan suhu dan hidup dan pertumbuhan dari organisme
salinitas yang cukup ekstrim. perairan yang dibudidayakan.
Tingkat kelangsungan hidup yang
tinggi pada polikultur ikan bandeng dan Laju Pertumbuhan
rumput laut Gracilaria sp disebabkan Bobot Mutlak
karena ikan bandeng mempunyai toleransi Hasil penelitian nilai rata-rata bobot
yang tinggi terhadap perubahan suhu dan mutlak ikan bandeng berdasarkan
salinitas. Adanya mortalitas selama pengukuran bobot ikan setiap periode
penelitian disebabkan oleh proses pengamatan (10 hari), menunjukkan
adaptasi benih yang terlalu singkat pada bahwa ikan bandeng mengalami
saat penebaran dan diserang oleh pertumbuhan. Bobot rata- rata ikan
pemangsa liar yang ada di sekitar tambak mengalami peningkatan seiring dengan
yang masuk melalui saluran air. bertambahnya waktu pemeliharaan.
Kebutuhan akan pakan dan lahan Berdasarkan analisis sidik ragam pada
yang memadai serta kualitas air yang baik taraf 5% menunjukkan bahwa padat
menjadi faktor utama tingginya penebaran Gracilaria sp memberikan
kelangsungan hidup (Weartherley, 1972). pengaruh yang berbeda nyata terhadap
Ketersediaan makanan yang cukup dan pertumbuhan bobot mutlak ikan bandeng
kualitas air yang menunjang sangat (Tabel 2.)
Pengaruh Padat Penebaran Gracilaria sp. 45

Tabel 2. Rata-rata Bobot Mutlak Ikan Bandeng tiap Perlakuan


No Perlakuan Rata-rata Bobot Mutlak (gr)
1 A) Tanpa Gracilaria sp. 8,5537a
2 B) 250 kg Gracilaria sp. 8,9578b
3 C) 500 kg Gracilaria sp. 9,2647c
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf kecil tidak sama memberikan pengaruh yang
berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5 %.

Pertumbuhan bobot mutlak ikan perubahan suspensi bahan organik


bandeng pada sistem polikultur dengan menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh
Gracilaria sp. dipengaruhi oleh semakin Gracilaria sp untuk pertumbuhannya.
meningkatnya kepadatan Gracilaria sp. Menurut Mubarak, dkk (1990), air
sedangkan pertumbuhan Gracilaria sp. yang kaya akan unsur hara, bebas
dipengaruhi oleh adanya populasi ikan suspensi bahan organik, dan hama
bandeng. Menurut pernyataan Rasyid dkk pengganggu merupakan syarat mutlak
(1993), ikan bandeng yang dipelihara bagi pertumbuhan rumput laut. Menurut
secara monokultur di tambak, tumbuh Martosudarmo, dkk (1984), ikan bandeng
lebih lambat dibandingkan dengan yang merupakan hewan akuatik pemakan
dipolikultur dengan rumput laut. pakan alami yang biasa tumbuh di
Rendahnya pertumbuhan bobot tambak, antara lain ; plankton, klekap
mutlak pada perlakuan A disebabkan (kumpulan jasad renik yang hidup pada
karena ikan bandeng hanya memakan permukaan dasar tambak), alga hijau
pakan alami berupa plankton dan klekap seperti lumut sutra (Chaetomorpha sp.)
yang tumbuh karena memanfaatkan unsur dan lumut perut ayam (Enteromorpha sp.).
hara dari hasil dekomposisi bahan organik Hasil analisis lambung ikan bandeng
pada pemupukan awal di dasar tambak. banyak memakan jasad renik dasar
Tingginya pertumbuhan mutlak bobot ikan (Poernomo, 1976).
bandeng pada polikultur dengan Gracilaria
sp (Perlakuan B dan C), disamping Panjang
mendapatkan pakan alami berupa Hasil penelitian menunjukkan
plankton dan klekap, ikan bandeng juga bahwa padat penebaran Gracilaria sp.
memanfaatkan organisme epifit pada memberikan pengaruh terhadap
thallus Gracilaria sp. pertumbuhan panjang ikan bandeng. Rata
Menurut Mintardjo, dkk (1984), rata pertambahan panjang ikan bandeng
bahan organik tanah setelah diuraikan berkisar antara 5,559 6,892 cm.
oleh bakteri menjadi ion-ion Nitrat dan Berdasarkan analisis sidik ragam pada
NH4+ dapat langsung dimanfaatkan taraf 5 % menunjukkan bahwa penebaran
untuk pertumbuhan pakan alami. Oksigen Gracilaria sp. pada setiap perlakuan
terlarut yang berasal dari gerakan air memberikan pengaruh yang berbeda
akibat dari aktivitas ikan bandeng sangat nyata. (Tabel 3.)
berpengaruh terhadap kecepatan

Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan Panjang Ikan Bandeng


Rata-rata Pertumbuhan Panjang
No Perlakuan
(cm)
1 A) Tanpa Gracilaria sp. 5,559a
2 B) 250 kg Gracilaria sp. 6,259b
3 C) 500 kg Gracilaria sp. 6,892c
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf kecil tidak sama memberikan pengaruh yang
berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5 %.

Setiap perlakuan memberikan memberikan pengaruh yang lebih besar


pengaruh yang berbeda nyata terhadap dibandingkan dengan perlakuan A (Tanpa
pertumbuhan panjang ikan bandeng. Gracilaria sp.) dan B (250 kg Gracilaria
Perlakuan C (500 kg Gracilaria sp.) sp.).
46 Bayu Reksono, Herman Hamdani dan Yuniarti MS

Tambak berukuran 2.500 m2 dalam tambak tanpa harus


merupakan tempat yang cukup luas untuk memperebutkan pakan dan ketersediaan
pergerakan ikan bandeng dalam mencari pakan yang ada di tambak sesuai dengan
makan dan beraktivitas. Pertumbuhan kebutuhan pakan ikan bandeng.
panjang ikan bandeng pada perlakuan C
(500 kg Gracilaria sp.) disebabkan karena Kualitas Air
persaingan dalam memperebutkan pakan Parameter kualitas air yang diamati
tidak terlalu sulit, namun bisa dikatakan selama penelitian meliputi suhu, pH,
seimbang karena ukuran tambak yang salinitas, oksigen terlarut (DO), dan
sesuai dengan padat tebar ikan bandeng. kecerahan. Parameter tersebut digunakan
Hal ini dikarenakan ikan bandeng bisa sebagai parameter kunci dalam kualitas
bergerak secara leluasa dan memakan media yang harus diusahakan optimal,
pakan alami (plankton, klekap, alga, dan paling tidak nilainya masih dapat
organisme epifit lainnya) serta pakan ditoleransi oleh ikan bandeng dan
tambahan berupa pelet yang diberikan di Gracilaria sp (Tabel 4).

Tabel. 4. Hasil Pengukuran Kualitas Air Pada Media Pemeliharaan Ikan Bandeng dan
Gracilaria sp.
Parameter
Perlakuan Salinitas Kecerahan
Suhu (C) pH DO (mg/l)
(ppm) (cm)
A 26 30,23 7,5 8,5 15 35 3,24 8,11 35 50
B 26,33 - 31,36 7,5 8,3 15 33 3,24 8,21 35 50
C 26,5 31 7,5 8,13 15 30 3,56 8,34 35 50
Optimal 27 - 25 7-8 15 30 3-8 30 40

Berdasarkan hasil pengukuran, pH merupakan faktor pembatas yang


parameter kualitas air selama penelitian mempengaruhi dan menentukan
menunjukkan nilai kisaran yang masih kecepatan reaksi metabolisme dalam
dalam batas-batas toleransi yang baik konsumsi pakan. Jika nilai pH air rendah
untuk mendukung pertumbuhan ikan dapat menyebabkan terjadinya
bandeng. Pengamatan suhu selama penggumpalan lendir pada insang dan
penelitian menunjukkan kisaran antara 26- ikan akan mati lemas sehingga energi
31,67oC. Hal ini sesuai dengan pendapat untuk mempertahankan tubuh daripada
Mulyanto (1992) bahwa suhu 20-29oC untuk pertumbuhan (Zonneeveld et al.,
dapat mendukung pertumbuhan ikan 1991).
bandeng dan suhu optimal untuk Hasil pengukuran oksigen terlarut
Gracilaria sp berkisar 20-28oC (Kim dan selama penelitian berkisar antara 3,24
Ho, 1970 dan Mubarak dkk, 1990). sampai 8,24 mg/l (Tabel 3). Nilai kisaran
Kisaran suhu 26 31,6 C merupakan oksigen terlarut diambil dari hasil
kisaran optimum bagi ikan karena pada pengamatan pada pukul 08.00 WIB dan
kisaran suhu tersebut metabolisme ikan 16.00 WIB. Nilai ini masih memenuhi
dapat berlangsung dengan baik, sehingga kisaran yang layak untuk budidaya ikan
pertumbuhan ikan berlangsung dengan bandeng dan Gracilaria sp. kandungan
baik pula. oksigen optimum untuk budidayaikan ikan
Hasil pengukuran pH air selama bandeng adalah 3,0-8,0 (Ismail, 1994).
penelitian berkisar antara 7,0-8,0 Konsenstrasi oksigen terlarut berubah
berdasarkan data tersebut dapat ubah dalam siklus harian.pada waktu fajar,
dikatakan pH air selama penelitian adalah konsenstrasi oksigen terlarut rendah dan
pH optimal untuk menunjang pertumbuhan akan semakin tinggi pada siang hari yang
dan kelangsungan hidup ikan bandeng disebabkan oleh fotosisntesis yang
dan Gracilaria sp yang dipelihara. Kondisi dilakukan oleh Gracilaria sp. sampai
ini sangat mendukung karena pH 7,0 mencapai titik maksimal lewat tengah hari
sampai 8,0 merupakan pH optimal untuk sekitar pukul 14.00 WIB. Pada malam hari,
ikan bandeng dan pH 6,5-8,5 merupakan saat tidak terjadi fotosintesis, pernapasan
pH optimal untuk Gracilaria sp. Suhu dan organisme di dalam tambak memerlukan
Pengaruh Padat Penebaran Gracilaria sp. 47

oksigen, sehingga menyebabkan Ahda, A., Iman, BS., Batubara, I.,


penurunan konsenstrasi oksigen terlarut Ismanadji, I., Suitha, MI., Yunaidar,
Kisaran salinitas selama penelitian R., Setawan., Kurnia, N.,
relatif stabil yaitu pada kisaran 15-10 Danakusumah., Sulistidjo., Zatnka,
(Tabel 3). Menurut (Panikkan dalam A., Basmal, J., Effendie, I., Runtu,
Gopalakrishna, 1972), ikan bandeng dapat BN. 2005. Profil Rumput Laut
tumbuh dengan baik pada salinitas 5-40 Indonesia. Direktorat Jendral
ppt bahkan dapat mentolerir sampai 60 Perikanan Budidaya, Departemem
ppt. Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Kisaran kecerahan selama
penelitian antara 35-50 cm. tingginya Angka, SL., Suhartono, MT. 2000.
tingkat kecerahan diduga akibat Bioteknologi Hasil Laut. PKSPL-
meratanya penebaran Gracilaria sp. pada IPB. Bogor.
tiap tambak karena Gracilaria sp. dapat
mengendalikan kecerahan tambak. Ahmad, T. 1998. Pengubah Penting Mutu
Menurut (Ismail, 1994), tingkat kecerahan Ait Tambak Udang. Jakarta. 19
yang baik untuk budidaya ikan bandeng hlm.
berkisar antara 20-40 cm.
Allen, HE dan K.H Mancy. 1972. Design
Of Measurement System for Water
KESIMPULAN Analysis. Dalam: L.C Leonard,
Berdasarkan data penelitian dan (ED.), Water and Water Pollution
analisis yang telah dilakukan, dapat Handbook. Marcel Dekker Inc.
disimpulkan bahwa : Padat tebar New York. Hlm. 4-12.
Gracilaria sp yang baik untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan Boyd, C.E. 1990. Water Quality In Pond
ikan bandeng pada sistem budidaya for Aquaculture. Alabama
polikultur yaitu dengan padat tebar 500 kg Agricultural Exp. Satation Auburn
Gracilaria sp karena dapat memberikan University. Alabama. 82 hal.
kelangsungan hidup yang tinggi sebesar
100%. Pertumbuhan bobot mutlak sebesar Huet, M. 1971. Text book of Fish Culture.
9,26 dan pertumbuhan panjang sebesar Breeding and Cultivating Fish.
6,892 cm. Fishing News Book ltd. London.
436 paper.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. 2001. Pembesaran kan Kerapu Cholik, F. 1979. Budidaya Bandeng
Bebek (Cromileptes altivelis) dan (Chanos chanos Forsk). Budidaya
Kerapu Macan (Epinephelus Perikanan. Badan Pendidikan
fuscoguttatus) di Karamba jaring Latihan dan Penyuluhan Pertanian.
Apung. Prosiding Lokakarya Departemen Pertanian. Bogor. 30
Nasional Pengembangan hal.
Agribisnis Kerapu. Pusat
Pengkajian dan Penerapan Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan.
Teknologi Budidaya Pertanian, Yayasan Pustaka Nusantara.
BPPT. Jakarta. Hlm 141-148. Bogor. 155 hlm.

Anggadiredja, TJ., Zatnika, A., Heri, P., Fast, A. W. 1983. Water Quality
Istini S. 2006. Rumput Laut : Management Practices. In Principle
Pembudidaya, Pengolahan, dan and Practices of Pond Aquaculture.
Pemasaran Komoditas Perikanan Oregon State University. Hlm 145-
Potensial. Penebar Swadaya. 165.
Jakarta.
Gazperz, V. 1991. Teknik Analisis Dalam
Penelitian Percobaan. Tarsito,
Bandung. 623 hlm.
48 Bayu Reksono, Herman Hamdani dan Yuniarti MS

Ghufran, M. 2010. Budidaya Ikan Bandeng Mulyanto. 1992. Lingkungan Hidup untuk
untuk Umpan. Akademia. Jakarta. Ikan. Departemen Pendidikan dan
167 hlm. Kebudayaan. Jakarta. 138 hlm.

Hepher, B dan Y. Pruginin. 1981. Poncomulyo, T., H. Maryani dan L.


Commercial Fish Farming: with Kristiani. 2007. Budidaya dan
Special Reference to Fish Culture Pengolahan Rumput Laut. Agro
in Israel. John Wiley and Sons, Media Pustaka, Jakarta. 68 hlm.
New York. 261 p.
Poernomo, A. 1976. Notes dan Food And
Hepher, B dan Y, Pruginin. 1984. Feeding Habits Of Milkfish (Chanos
Commercial Fish Farming. John chanos) from the Sea. Internat
Willey Sons. New York. 261 hl. Milksih Workshop Conf, Tigbauan,
Iloilo. Hal 13.
Hickling. C.F. 1971. Fish Culture. Faber
and Faber. London. 317 hlm. Utoyo., A.M. Pirzan. 2000. Polikultur Ikan
Bandeng (Chanos chanos Forskal)
Khairuman, A dan K. Amri. 2002. dan Rumput Laut (Gracilaria
Membuat Pakan Ikan Konsumsi. verrucosa) di Tambak. Jurnal
Agromedia Pustaka. Jakarta. 83 Perikanan UGM (GMU J Fish.Sci)
hlm. 2 (1) : 19-24.

Kholifah, U., Trisyani, N., Yuniar, I. 2008. Rachmansyah., A, Sudradjat. 1993.


Pengaruh Padat Tebar yang Prospek Pengembangan Budidaya
Berbeda terhadap Kelangsungan Bandeng Dalam Keramba Jaring
Hidup dan Pertumbuhan pada Apung di Muara Sungai sebagai
Polikultur Udang Windu (Penaeus Antisipasi Kebutuhan Umpan pada
Monodon Fab) dan Ikan Bandeng Perikanan Tuna dan Cakalang.
(Chanos Chanos) pada Hapa di Warta Balitdita. Balai Budidaya
Tambak Brebes - Jawa Tengah. Perikanan Pantai 5(1) 33 : 37
[Jurnal]. Universitas Hang Tuah.
Surabaya. Ranoemihardjo, B.S., A.M. Pirzan.1977.
Effect of Stocking Density on The
Kim dan Ho. 1970. Economically Important Rate Of Growth Of Milkfish Fry
Seaweed in Chile. London. 964 (Chanos chanos). Bulletin of The
paper. Frakishwater Aquaculture of
Development Center. 3(1dan2) :
Martosudarmo, B., Sudarmini dan B.S. 247-257.
Ranoemihardjo.1984. Biologi
Bandeng (Chanos Chanos Forsk). Rasyid. 2004. Beberapa Catatan Tentang
Balai Budidaya Air Payau. Jepara. Agar. Pusatlitbang Oseanologi
Hal 20-32. LIPI. Jakarta.

Mintardjo, K,. A Sunaryanto, Utaminingsih Affandi, R., Tang. 2002. Fisiologi Hewan
dan Hermiyaningsih. 1984. Air. Badan Penerbit Universitas
Persyaratan Tanah dan Air. Riau, Pekanbaru. 213 hlm.
Direktorat Jendral Perikanan,
Direktorat Pertanian. Hal 63-89. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci
Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina
Mubarak, H., S. Ilyas., W. Ismail., I.S. Cipta. Bandung.
Wahyuni, dkk. 1990. Petunjuk
Teknis Budidaya Rumput Laut. Spote, S. 1970. Fish and Invertebrata
Pusat Penelitian dan Culture. John Willey and Suns. Inc.
Pengembangan Perikanan. New York
Jakarta. 94 hal.
Pengaruh Padat Penebaran Gracilaria sp. 49

Stickney, R.R. 1979. Principles of Warm Tjaronge, M. 2005. Polikultur Rumput Laut
Water Aquaculture. John Wilet and Gracilaria sp. dan Ikan Bandeng,
Sons, Inc. New York. Chichester, Chanos chanos Dengan Padat
Brisbane, Toronto. 375 hlm. Penebaran yang Berbeda. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia,
Sumantadinata, K. 1983. 11(7): 79-85.
Pengembangbiakan Ikan-ikan
Peliharaan di Indonesia. Sastra Trono JR and Gavino C. 1990. Review of
Hudaya. the Production Technologies of
Tropical Species of Economic
Suhartono. 2008. Polikultur Rajungan Seaweed. In: Technical resource
(Portunus pelagicus), Udang Papers Regional Workshop on The
Vanamei (Litopenaeus vannamei), Culture and Utilization of The
Ikan bandeng (Chanos chanos), Seaweeds Volume II. Philippines:
dan Rumput Laut (Gracilaria sp.) di Regional Seafarming Development
Tambak. Balai Riset Perikanan and Demonstration Project
Budidaya Air Payau Maros. Hal RAS/90/002.
107-111.
Weatherley, A. H. 1972. Growth and
Suprayitno, T. 1986. Budidaya Ikan Mas Ecology of Fish Population.
Air Deras. Dirjen Perikanan Balai Academic Press. London.
Budidaya Air Tawar. Sukabumi.
Welcomme, RL. 1979. Fisheries Ecology
Syahid, M., Subhan, A., dan Armando, R. og Flood Plain Rivers. Longman.
2006. Budidaya Udang Organik New York. 317 hlm.
Secara Polikultur. Penebar
Swadaya (PS), Jakarta. 75 hlm. Zonneveld. 1991. Prinsip Prinsip
Budidaya Ikan. PT Gramedia.
Jakarta. 318 hlm.

Anda mungkin juga menyukai