Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF IBU DENGAN WAKTU PENYAPIHAN


DINI DI KELURAHAN
TOSAREN KOTA KEDIRI

Oleh :
APLONIA ARLINA BRIA
NIM. 1111B0081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2015
ABSTRAK

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF IBU DENGAN WAKTU PENYAPIHAN


DINI DI KELURAHAN
TOSAREN KOTA KEDIRI

Aplonia Arlina Bria1, Yuly Peristiowati2, Nur Yenny2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners
2
Dosen Program Studi Pendidikan Ners

Periode pemutusan pemberian ASI (penyapihan) pada bayi harus lebih dari
12 bulan, dampak penyapihan dini yaitu meningkatnya kejadian diare, gizi kurang
dan alergi.
Penelitian korelasional dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian
pada ibu dengan balita < 3 tahun di Kelurahan Tosaren Kota Kediri berjumlah 79
orang, dengan teknik Simple Random Sampling didapat sampel 66 responden.
Variabel independen pemberian asi eksklusif, variabel dependen waktu
penyapihan. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, dengan uji phi pada nilai
= 0,05.
Hasil penelitian responden memberikan ASI tidak eksklusif, yaitu 40
responden (60,6%) dan responden melakukan penyapihan tidak tepat, yaitu 38
responden (57,6%). Hasil analisis Phi menunjukkan p-value = 0,000 < = 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada hubungan pemberian ASI
eksklusif ibu dengan waktu penyapihan dini di Kelurahan Tosaren Kota Kediri.
Pemberian ASI secara tidak eksklusif disebabkan responden beranggapan
bayi membutuhkan makanan selain ASI agar tumbuh sempurna, terlebih ibu
memiliki tingkat aktivitas tinggi cenderung melakukan penyapihan dini agar tidak
mengganggu aktivitasnya.

Kata Kunci : ASI Ekslusif, Waktu Penyapihan Dini.


ABSTRACT

EXCLUSIVE BREAST FEEDING BY THE MOTHER OF TIME TO EARLY


WEANING
IN TOSAREN VILLAGE KEDIRI CITY

Aplonia Arlina Bria1, Yuly Peristiowati2, Nur Yenny2


1
Student of Nurse Education Program Study
2
Lecturer of Nurse Education Program Study

Limitation period of breast-feeding (weaning) in infants should be more


than 12 months by allowing the baby is not feeding by itself, the effects of early
weaning among others the increased incidence of diarrhea, malnutrition and
allergies. The research was to determine the correlation of exclusive breast
feeding by the mother with period of time to early weaning in Tosaren Village
Kediri City.
The research design was correlational with retrospective approach. The
population studied was mothers who exclusively breastfed infants <3 years in
Tosaren Village of Kediri 79 people, with Simple Random Sampling technique
obtained 66 respondents. The independent variable was exclusive breastfeeding,
while dependent variables was weaning time. The study was conducted in July
2015. Data were collected using a questionnaire and analyzed by phi test at =
0.05.
The results showed that most of respondents had a history of breastfeeding
in not exclusive category, amount 40 respondents (60.6%) and the most of
respondents have a time period of early weaning in not appropriate category,
amount 38 respondents (57.6%). Based on the analysis using Phi test showed p-
value = 0,000 < = 0.05 so H0 rejected and H1 accepted, which means that there
is correlation of exclusive breast feeding by the mother with period of time to
early weaning in Tosaren Village Kediri City.
Breastfeeding that was not exclusively one of which caused the respondents
thought that the baby needs food other than breast milk in order to grow to
perfection, especially in women who have a high activity level will tend to make
early weaning in order not to disrupt their activities.

Keywords : Exclusive Breastfeeding, Early Weaning Time


PENDAHULUAN ini masih rendah, yaitu kurang dari
2% dari jumlah total ibu melahirkan.
ASI merupakan makanan Sementara itu data lain juga
bayi yang terbaik dan setiap bayi menunjukkan bahwa di Indonesia
berhak mendapatkan ASI (Fatma, hanya 58,7% anak yang bisa
2013). Kandungan gizi ASI mendapatkan ASI hingga usia 2
merupakan komposisi yang tahun, bahkan ada 3,9% anak bayi di
sempurna bagi pertumbuhan dan bawah usia 2 bulan yang sudah tidak
perkembangan serta mencukupi mendapatkan ASI (Djaiman &
kebutuhan gizi bayi hanya dengan Sihadi, 2009). Bayi yang mendapat
ASI saja hingga usia 6 bulan. Mulai ASI kurang dari 5 bulan sebanyak
tahun 1990 sudah ada Gerakan 21.028 (11,5%), bayi yang
Nasional Peningkatan Penggunaan mendapat ASI sampai umur 12-17
Air Susu Ibu (PP-ASI) hingga anak bulan sebanyak 38.825 (22,59%),
usia 2 tahun. Hasilnya gerakan ini balita yang mendapat ASI sampai
belum mencapai hasil yang masimal umur 18-24 bulan sebanyak 44.782
karena masih banyak anak yang tidak (42,46%) (Fatma, 2013).
mendapatkan ASI hingga usia 2
tahun (Djaiman & Sihadi, 2009).

Untuk mendukung gerakan


tersebut, Departemen Kesehatan
telah menerbitkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan nomor : 450
/MENKES /SK/IV/2004 tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif pada Bayi di
Indonesia. Menurut World Health
Organization (WHO)/United Nation
Childrens Fund (UNICEF), cara
pemberian makan pada bayi yang
baik dan benar adalah menyusui
bayi secara eksklusif sejak lahir
sampai umur 6 bulan dan
meneruskan menyusui anak sampai
umur 24 bulan (Fatma, 2013).

Menurut Depkes RI (2009)


ibu yang memberikan Air Susu Ibu
(ASI) secara eksklusif kepada
bayinya sampai berumur 6 bulan saat
Hasil studi pendahuluan menolak diberikan ASI, terlalu
tentang pemberian ASI eksklusif di gencarnya pemasaran susu formula
Kelurahan Tosaren Kota Kediri dari yang melibatkan tenaga kesehatan
12 ibu bayi terdapat 3 ibu (25%) dan tempat persalinan. Dampak
yang memberikan ASI eksklusif kurangnya pemberian ASI hingga 2
sampai bayi berusia 6 bulan dan tahun antara lain meningkatnya
dilanjutkan menyusui disertai kejadian diare akibat tidak
pemberian makanan tambahan yang higienisnya makanan tambahan atau
sesuai sampai bayi berusia 24 bulan. susu formula, kurangnya kecukupan
Selain itu terdapat 4 ibu (33,3%) gizi bagi anak bawah 2 tahun,
memberikan ASI namun hanya 2 3 timbulnya alergi pada sebagian anak
hari sekali dan disertai pemberian serta meningkatnya pengeluaran
tambahan sampai bayi berusia 5 rumah tangga untuk pembelian susu
bulan. Sedangkan 5 orang ibu formula (Djaiman & Sihadi, 2009).
lainnya (41,6%) tidak memberikan
ASI lagi pada anaknya dimana 3 ibu
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
hanya memberikan ASI sampai bayi
berusia 4 bulan kemudian dilanjutkan Desain penelitian korelasional
dengan susu formula dan 2 ibu dengan pendekatan retrospektif.
memberikan ASI sampai bayi berusia Populasi penelitian ini seluruh ibu
3 bulan kemudian dilanjutkan dengan dengan balita < 3 tahun di Kelurahan
pemberian susu formula (Studi Tosaren Kota Kediri yang berjumlah
Pendahuluan, 2 Pebruari 2015). 79 orang, dengan teknik Simple
Random Sampling didapat sampel 66
responden. Variabel independen
Periode pemutusan pemberian asi eksklusif, variabel
pemberian ASI (penyapihan) pada dependen waktu penyapihan.
bayi harus lebih dari 12 bulan dengan Penelitian dilakukan bulan Juli 2015.
membiarkan bayi tidak menyusu Data dikumpulkan menggunakan
dengan sendirinya. Penyapihan kuesioner, analisa dengan uji phi
secara dini dipengaruhi berbagai pada nilai = 0,05.
faktor, baik faktor ibu maupun faktor
HASIL PENELITIAN DAN
luar ibu. Faktor dari ibu adalah PEMBAHASAN
ketidakmampuan memberikan ASI,
ibu menderita penyakit sehingga KARAKTERISTIK SUBYEK
tidak dapat memberikan ASI, alasan Karakteristik responden
kosmetik serta bekerja. Sedang dalam penelitian ini meliputi usia,
faktor luar ibu adalah pemberian pendidikan, pekerjaan, alasan
penyapihan, sumber informasi,
inisiasi yang terlambat sehingga bayi
riwayat ASI eksklusif dan periode
lebih dulu mengenal makanan waktu penyapihan. Adapun deskripsi
pralaktal sehingga seterusnya bayi
dari karakteristik variabel seperti Berdasarkan tabel 1 diketahui
pada tabel 1. bahwa sebagian besar dari responden
berusia 20-35 tahun, yaitu 44 responden
Tabel 1. Karakteristik subyek dalam (67%), berpendidikan SMP sebanyak 37
responden (56%), berprofesi sebagai ibu
penelitian ini meliputi usia,
rumah tangga 39 responden (59%).
pendidikan, pekerjaan, alasan hampir setengah dari responden tidak
penyapihan, sumber informasi, memberikan ASI secara eksklusif karena
riwayat ASI eksklusif dan periode sibuk bekerja, yaitu 11 responden
waktu penyapihan (27%). Responden yang pernah
mendapatkan informasi tentang ASI
No Karakteristik N % eksklusif dari petugas kesehatan, yaitu
1 Usia (th) 33 responden (50%). Sebagian besar
20-35 44 67 dari responden mempunyai riwayat
pemberian ASI dalam kategori tidak
>35 22 33 eksklusif, yaitu 40 responden (60,6%),
2. Pendidikan dan sebagian besar dari responden
SMP 37 56 mempunyai periode waktu penyapihan
SMA 25 38 dini dalam kategori tidak tepat, yaitu 38
responden (57,6%).
PT 4 6
3 Pekerjaan
HASIL UJI STATISTIK
IRT 39 59
Petani 12 18 Tabel 2. Analisa Data hubungan
Swasta 15 23 pemberian ASI eksklusif oleh ibu
4 Alasan dengan periode waktu penyapihan dini
Ibu bekerja 11 27 di Kelurahan Tosaren Kota Kediri Pada
Budaya setempat 7 17 Tanggal 13 Juli - 31 Juli 2015
ASI tdk cukup 9 23
Bayi cukup usia 5 13 Periode
Waktu
Mengalami penyulit 6 15 penyapihan
Menyebabkan fisik 2 5 dini
tdk menarik
Sumber informasi Tidak Tepa
5 Tepat t Total
Media cetak 4 6 Riwayat ASI Freku 35 5 40
Media elektronik Pember Tidak ensi
19 29 ian ASI Eksklusi
Teman/saudara % 53.0% 7.6% 60.6
10 15 f
%
Petugas kes.
33 50 ASI Freku 3 23 26
6 Riwayat ASI eks Eksklusi ensi
f
Tidak 40 60,6 % 4.5% 34.8 39.4
% %
Ya 26 39,4
Periode penyapihan Total Frek 38 28 66
7 uensi
Tdk tepat (<2 th) 38 57,6 % 57.6% 42.4 100.
Tepat (>2 th) 28 42,4 % 0%
Total 66 100 p-value = 0,000 < = 0,05
Sumber: Hasil analisa data, Tahun 2015.
Berdasarsan tabel diatas diketahui
bahwa Riwayat Pemberian ASI tidak
eksklusif memiliki Periode Waktu masyarakat akan mendorong
penyapihan dini dalam kategori tidak masyarakat untuk berperilaku sesuai
tepat, yaitu 35 responden (53,0%). dengan informasi yang diberikan.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan Banyak responden yang tidak
uji Phi menunjukkan nilai p-value = memberikan ASI secara eksklusif,
0,000 < = 0,05 sehingga H0 ditolak
hal ini disebabkan karena responden
dan H1 diterima yang berarti ada
hubungan pemberian ASI eksklusif oleh banyak yang beranggapan bahwa
ibu dengan periode waktu penyapihan bayi membutuhkan makanan selain
dini di Kelurahan Tosaren Kota Kediri. ASI agar dapat tumbuh dengan
sempurna, padahal pada masa awal
PEMBAHASAN pertumbuhan bayi sudah dapat
dipebuhi dari ASI saja. Pemberian
Riwayat Pemberian ASI eksklusif ASI secara eksklusif akan
oleh ibu di Kelurahan Tosaren meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Kota Kediri karena bayi yang diberi ASI akan
Riwayat Pemberian ASI mendapatkan sel pertahanan tubuh
eksklusif oleh ibu di Kelurahan langsung dari ibu sehingga
Tosaren Kota Kediri diketahui bahwa pertahanan tubuh sesuai dengan
sebagian besar dari responden pertahanan tubuh ibu. Banyak ibu
mempunyai riwayat pemberian ASI memiliki tingkah laku yang tidak
dalam kategori tidak eksklusif, yaitu memberikan ASI secara eksklusif.
40 responden (60,6%). Hasil penelitian ini juga mungkin
ASI mengandung lebih dari 200 didorong oleh pengalaman pribadi.
unsur- unsur pokok antara lain zat Pada ibu yang pernah memberikan
putih telur, lemak, karbohidrat, ASI yang dikombinasi dengan
vitamin, mineral, faktor pertumbuhan makanan akan meringankan ibu
, hormon, enzim, zat kekebalan dan karena anak cenderung cepat
sel darah putih. Semua zat ini kenyang ketika diberikan makanan
terdapat secara proporsional dan selain ASI. Untuk dapat menjadi
seimbang antara satu dengan yang dasar pembentukan perilaku,
lainnya (Grahacendikia, 2009). ASI pengalaman pribadi haruslah
eksklusif atau lebih tepat pemberian meninggalkan kesan yang kuat.
ASI secara eksklusif adalah bayi Karena itu, sikap akan lebih mudah
yang hanya diberi ASI saja tanpa terbentuk apabila pengalaman
tambahan cairan susu formula, jeruk, pribadi tersebut terjadi dalam situasi
madu, air teh, air putih dan tanpa yang melibatkan faktor emosional,
tambahan makanan padat seperti misalnya ketika bayi banyak rewel
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, ketika ASI tidak keluar akan menjadi
bubur nasi dan tim. Pemberian ASI beban bagi ibu sehingga mendorong
secara eksklusif diambilkan untuk ibu untuk memberikan makanan non
jangka waktu sampai 6 bulan. ASI. Selain itu bagi ibu bekerja
(Roesli, 2008). Haryono (2007) tentunya akan sangat mudah untuk
menyatakan bahwa pemberian memberikan makanan selain ASI.
informasi yang diberikan oleh pihak
yang memiliki kompetensi terhadap Periode waktu penyapihan dini di
informasi suatu perilaku kesehatan Kelurahan Tosaren Kota Kediri.
Periode waktu penyapihan dini higienisnya makanan tambahan atau
di Kelurahan Tosaren Kota Kediri susu formula, kurangnya kecukupan
diketahui bahwa sebagian besar dari gizi bagi anak bawah 2 tahun,
responden mempunyai periode waktu timbulnya alergi pada sebagian anak
penyapihan dini dalam kategori tidak serta meningkatnya pengeluaran
tepat, yaitu 38 responden (57,6%). rumah tangga untuk pembelian susu
Waktu penyapihan dari formula (Djaiman & Sihadi, 2009).
pemberian ASI menurut Jellife Banyak responden yang tidak
seperti yang dikutip Gupte (2010) melakukan penyapihan secara tepat,
setiap bayi jika memungkinkan hal ini disebabkan karena responden
harus diberi ASI paling tidak selama dalam memandang pemberian ASI
5 bulan pertama dan lebih baik lagi merepotkan maupun dapat
jika selama 6 bulan pertama menyebabkan munculnya
hidupnya dan adanya keraguan ketergantungan bayi kepada ibunya
apakah seseorang bayi bisa serta tidak mendorong kemandirian
mendapatkan protein dari sumber kepada bayi, anggapan ini tentunya
lain, maka bayi ini harus terus tidak benar, karena pemberian ASI
menerima ASI selama 2 tahun atau akan meningkatkan kelekatan antara
lebih. Demikian juga menurut ibu dan bayi sehingga mempengaruhi
Manuaba bahwa bayi umur 0-5 atau perkembangan bagi bayinya.
6 bulan cukup diberi ASI saja, Permasalahan penyapihjan secara
setelah berumur 6 bulan pemberian dini sering terjadi di masyarakat, hal
ASI memerlukan makanan ini dipicu berbagai budaya yang
tambahan. Periode pemutusan kurang tepat tentang pemberian ASI
pemberian ASI (penyapihan) pada yang terlalu lama. Banyak orang tua
bayi harus lebih dari 12 bulan dengan yang menganggap bahwa anak yang
membiarkan bayi tidak menyusu terlalu diberikan ASI akan cenderung
dengan sendirinya. Penyapihan manja dan mengalami kesulitan
secara dini dipengaruhi berbagai untuk dapat menerima makanan
faktor, baik faktor ibu maupun faktor selain ASI, sehingga akan
luar ibu. Faktor dari ibu adalah menyulitkan orang tua dalam
ketidakmampuan memberikan ASI, memberikan makanan sehingga
ibu menderita penyakit sehingga muncul anggapan bahwa anak yang
tidak dapat memberikan ASI, alasan disapih secara dini akan segera dapat
kosmetik serta bekerja. Sedang beradaptasi dengan makanan dewasa
faktor luar ibu adalah pemberian dan tidak merepotkan bagi orang tua.
inisiasi yang terlambat sehingga bayi
lebih dulu mengenal makanan Hubungan pemberian ASI
pralaktal sehingga seterusnya bayi eksklusif oleh ibu dengan periode
menolak diberikan ASI, terlalu waktu penyapihan dini di
gencarnya pemasaran susu formula Kelurahan Tosaren Kota Kediri
yang melibatkan tenaga kesehatan Berdasarsan hasil penelitian
dan tempat persalinan. Dampak diketahui bahwa Riwayat Pemberian
kurangnya pemberian ASI hingga 2 ASI tidak eksklusif memiliki
tahun antara lain meningkatnya Periode Waktu penyapihan dini
kejadian diare akibat tidak dalam kategori tidak tepat, yaitu 35
responden (53,0%). Berdasarkan sel otak, terutama DHA dalam
hasil analisis menggunakan uji Phi kadar tinggi. Dari beberapa
menunjukkan nilai p-value = 0,000 < penelitian banyak sekali para ibu
= 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 yang menyapih anaknya terlalu
diterima yang berarti ada hubungan cepat yaitu pada usia kurang dari
pemberian ASI eksklusif oleh ibu 1 tahun terutama pada ibu-ibu
dengan periode waktu penyapihan yang bekerja, sedangkan
dini di Kelurahan Tosaren Kota penyapihan terlalu awal dapat
Kediri. Hasil tabulasi silang juga mempengaruhi pertumbuhan bayi
menunjukkan bahwa responden yang (Marimbi, 2010).
tidak memberikan ASI secara Kurangnya pemberian ASI atau
eksklusif dengan alasan ibu sibuk tidak diberikannya ASI sampai anak
bekerja memiliki periode waktu berusia 24 bulan banyak
penyapihan dini dalam kategori tidak menimbulkan dampak, antara lain
tepat, yaitu 8 responden (20%). meningkatnya insiden penyakit diare
ASI merupakan makanan karena tidak higienisnya makanan
pertama, utama, dan terbaik bagi yang diberikan, kurangnya cakupan
bayi yang bersifat alamiah. ASI nutrisi yang mengakibatkan
mengandung berbagai zat gizi yang malnutrisi pada anak usia dibawah
dibutuhkan dalam proses dua tahun dan timbulnya alergi
pertumbuhan dan perkembangan akibat makanan tambahan yang tidak
bayi (Maryunani, 2009). Roesli sesuai dengan kondisi anak yang
(2005) menyatakan bahwa banyak menyebabkan muntah dan gatal-gatal
manfaat pemberian ASI eksklusif karena reaksi dari sistem imun, selain
yaitu ASI merupakan nutrisi dengan itu juga dapat menyebabkan
kualitas dengan kuantitas yang hubungan anak dan ibu yang kurang
terbaik, ASI dapat meningkatkan keeratannya. Berdasarkan hasil
daya tahan tubuh, ASI dapat penelitian bahwa ibu sebernarnya
meningkatkan kecerdasan, dan tidak tega untuk menyapih anak,
pemberian ASI dapat meningkatkan namun karena berbagai kondisi
jalinan kasih sayang atau bonding. seperti produksi ASI yang berkurang,
Menyusui bayi dapat mendatangkan ibu yang bekerja sehingga selama
keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, tidak dapat memberikan ASI saat
masyarakat dan negara Sebagai bekerja menjadikan ibu memutuskan
makanan bayi yang paling sempurna, untuk menyapih. Penyapihan oleh
ASI juga dapat dicerna dan diserap ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor,
dengan mengandung enzim baik faktor dari ibu maupun faktor
pencernaan. Seorang anak pada dari luar ibu. Faktor dari ibu adalah
usia 2 tahun harus disapih ketidakmampuan memberikan ASI
karena ASI sudah tidak berfungsi yang cukup, ibu menderita penyakit
lagi bagi anak. Kandungan ASI tertentu sehingga tidak bisa
sebelum 2 tahun mengandung memberikan ASI, serta alasan ibu
zat gizi berkualitas tinggi yang bekerja. Pada ibu yang bekerja
berguna untuk pertumbuhan dan terlalu lama sehingga dapat menyita
perkembangan kecerdasan anak, waktu akan berpengaruh pada
diantaranya faktor pembentuk sel- kurangnya waktu dalam menyusui
dan cenderung akan melakukan bermanfaat saat terjun ke
penyapihan dini dengan alasan masyarakat.
mempermudah ibu dalam bekerja. 4. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat meningkatkan
penyuluhan kepada ibu menyusui
KESIMPULAN DAN SARAN terkait waktu yang tepat untuk
Kesimpulan melakukan penyapihan sehingga
1. Sebagia dapat meningkatkan pemahaman
n besar dari responden mempunyai ibu tentang kapan dapat menyapih
riwayat pemberian ASI dalam anaknya dengan tepat.
kategori tidak eksklusif, yaitu 40 DAFTAR PUSTAKA
responden (60,6%).
2. Sebagia Depkes RI. 2009. Ibu Berikan ASI
n besar dari responden mempunyai Eksklusif Baru Dua Persen.
periode waktu penyapihan dini http://www.depkes.go.id
dalam kategori tidak tepat, yaitu 38
Djaiman & Sihadi. 2009. Besarnya
responden (57,6%)
Peluang Usia Penyapihan Anak
3. Ada Baduta di Indonesia dan Faktor
hubungan pemberian ASI eksklusif yang Mempengaruhinya. Jakarta :
oleh ibu dengan periode waktu Litbangkes Volume XIX Nomor 1
penyapihan dini di Kelurahan Tahun 2009
Tosaren Kota Kediri dengan nilai
p-value = 0,000 < = 0,05. Fatma, S., Eva purwita,
Halimatussakdiah. 2013.
Saran Pengaruh Metode Konseling
terhadap Relaktasi pada Ibu
1. Bagi Responden
Menyusui yang Melakukan
Dapat melakukan penyapihan pada
Penyapihan Dini di Klinik Erni
saat anak berusia 24 bulan agar Munir Kota Banda Aceh. Banda
anak dapat mendapatkan manfaat Aceh : Jurusan Kebidanan
ASI secara maksimal, berhentinya Politeknik Kesehatan Aceh
ASI eksklusif tidak berarti
pemberian ASI langsung Graha cendekia. 2009. Studi Eksplorasi
dihentikan. Persepsi Ibu Tentang Pemberian
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Asi Eksklusif.
Mengembangkan penelitian ini
dengan meneliti faktor lain yang
Roesli. 2012. Mengenai ASI Eksklusif.
mempengaruhi waktu penyapihan Jakarta : PT Aspira Pemuda.
misalnya pengetahuan dan status
ekonomi.
3. Bagi Institusi pendidikan
Memberikan pembelajaran tentang
ASI dan penyapihannya sehingga
dapat meningkatkan kompetensi
siswa didiknya dan dapat

Anda mungkin juga menyukai