Anda di halaman 1dari 19

Nama : Bayu Indra

Nim : 201410301067

Semester/ kelas : I/ B

Mata kuliah : Dasar Keilmuan

STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

Tujuan belajar 1:

1. Standar pelayanan Fisioterapi


2. Macam-macam ruang lingkup pelayanan fisioterapi

Hasil pembelajaran mandiri:

1. Standar Pelayanan fisioterapi:


A. Assesmen
Asesmen fisioterapi yaitu pemeriksaan pada perorangan atau kelompok
untuk merumuskan keadaan nyata atau berpotensi untuk terjadinya
kelemahan keterbatasan fungsi, ketidak mampuan atau kondisi kesehatan
lain dengan cara pengambilan perjalanan penyakit, atau history taking,
screening, tes khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan
melalui analisis dan sintesis dalam sebuah proses pertimbangan klinik
dalam standarasesmen dikembangkan teknis pengukuran yang dilakukan
untuk proses pengumpulan data.
Asesmen fisioterapi yang meliputi pemeriksaan dan evaluasi:

a. Identifikasi umum :
- Individu pasien/klien: Mencakup nama lengkap pasien/klien, jenis,
tempat tanggal lahir, agama/kepercayaan, pekerjaan.
- Rujukan dari pemrakarsa pelayanan fisioterapi :
Akses langsung, Rujukan internal Fisioterapi/pelayanan kesehatan
lain, dicantumkan nama perujuk
b. Assesmen dan konsultasi.

- Riwayat penyakit dan harapan :


1. Riwayat problem sekarang, keluhan, tanggal mulai dirasakan dan
upaya pencegahannya.

2. Diagnosis dan riwayat medik yang berkaitan.

3. Karakteristik demografi, psikologik, social dan faktor lingkungan


yang terkait.

4. Pelayanan terkait sebelumnya atau yang bersamaan dengan


episode pelayanan fisioterapi.

5. Penyakit lain yang berpengaruh terhadap prognosis.

6. Pernyataan pasien/klien tentang problemnya sesuai dengan kadar


pengetahuannya.

7. Antisipasi tujuan dan harapan setelah terapi (outcomes) dari


pasien/klien dan keluarga dan pihak lain yang berpengaruh.

- Telaah sistemik.
Status anatomi dan fisiologi yang berkait dengan data awal, mencakup
system-sistem Muskuloskeletal
- Telaah tentang komunikasi, afeksi, kognisi, bahasa dan kemampuan
pembelajaran.
- Pengujian dan pengukuran yang terpilih untuk menentukan status
pasien/klien. Pengujian dan pengukuran termasuk dan tidak terbatas
pada :
1. Arousal, atensi dan kognisi. Yang meliputi: Tingkat kesadaran,
Kemampuan menjawab perintah, Kemampuan tampilan secara
umum.
2. Range of motion yaitu: Luas gerak sendi, Nyeri jaringan lunak
sekitar, Panjang dan fleksibilitas otot.
3. Penampilan otot (termasuk kekuatan, tenaga dan daya tahan),
yaitu: Force, velocity, torque, work, power, Gradasi manual
muscle test, Elektromiografi (Amplitudo, durasi, waveform, dan
frekwensi).

4. Ventilasi, respirasi (pertukaran gas) dan sirkulasi, yaitu:


Frekwensi denyut jantung, frekwensi pernafasanm tekanan darah,
Gas darah arteri, Palpasi denyut perifer.

5. Sikap,

a. Sikap statis

b. sikap dinamik yaitu sikap ketika kita sedang melakukan


aktivitas seperti berjalan, berlari.
6. Langkah, gerak (lokomasi) dan keseimbangan:

- Karakteristik langkah.
- Fungsional lokomasi.
- Karakteristik keseimbangan.
7. Pemeliharaan diri dan pengelolaan tempat tinggal, yaitu: Aktifitas
hidup harian, Kapasitas fungsional, Transfer.

8. Integrasi/reintegrasi masyarakat dan kerja


(pekerjaan/sekolah/bermain), yaitu: Aktifitas instrumentasi
kehidupan harian. Kapasitas fungsional, Kemampuan adaptasi.

9. Pemeriksaan dan pengukuran lain-lain terpilih.

- Pemeriksaan penunjang dengan cara Fisioterapis merujuk ke


pelayanan lain sesuai kebutuhan pasien/klien, seperti radiologi,
laboratorium dan lain sebagainya.
- Analisa data sebagai proses dinamis keputusan klinis oleh Fisioterapi
berdasar data yang terkumpul pertimbangan klinis menyimpulkan
diagnosis dan prognosis.

B. Diagnosa
Diagnosa adalah suatu label yang menggambarkan keadaan multi dimensi
pasien atau klien yang dihasilkan dan pertimbangan klinis, yang dapat
menunjukan adanya disfungsi gerak mencakup gangguan/ kelemahan
(impairmen), limitasi fungsi (functional limitation), ketidakmampuan
(disabilities), sindroma (syndromes) mulai dari sistem sel dan biasanya
pada level sistem gerak dan fungsi.
1. Kategori diagnose musculoskeletal
a. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja system muskuloskeletal/
demineralisasi
b. Gangguan Sikap
c. Gangguan Kinerja otot
d. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan connective tissue
e. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan inflamasi lokal.

f. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM


yang berkaitan dengan kerusakan spinal.

g. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM


yang berkaitan dengan fraktur.

h. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM


yang berkaitan dengan Arthroplasti sendi.

i. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM


yang berkaitan dengan bedah tulang atau jaringan lunak.

j. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, ROM, gait,


locomotion, balance yang berkaitan dengan amputasi

2. Kategori diagnose musculoskeletal

a. Pencegahan dini/pengurangan resiko terhadap kehilangan balance and


jatuh
b. Gangguan Perkembangan Neuromotor
c. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan
dengan Non progressive disorder CNS congenital atau pada bayi dan
masa anak.
d. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan
dengan Non progressive disorder CNS pada usia dewasa
e. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan
dengan progressive disorder CNS
f. Gangguan Peripheral nerve integrity dan motor function yang
berkaitan dengan Peripheral Nerve Injury.
g. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan
dengan Acute atau Chronic Polyneuropathies.
h. Gangguan motor function dan Peripheral nerve integration yang
berkaitan dengan Non progressive disorder Spinal Cord.
i. Gangguan kesadaran , ROM, Motor Control yang berkaitan dengan
Coma, Near coma, atau status vegetative.

3. Kategori diagnose cardiovascularpulmonal

Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja system cardiovascular-


pulmonary Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yang berkaitan
dengan decontioning syndrome
a. Gangguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yang berkaitan dengan Airways clearance
dysfunction.

4. Kategori diagnose Olah raga dan kebugaran


Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk melengkapi informasi yang
diperoleh dari anamnesis (wawancara dengan penderita) serta
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan dapat
berupa CT scan MRI, artroskopi, elektromyografi dan foto rontgen.
Penanganan cedera tergantung pada jenis cedera dan tahap peradangan
yang terjadi. Ketepatan diagnosis jenis cedera beserta tahap proses
peradangan yang terjadi (akut, sub akut maupun kronis) merupakan
hal yang sangat berpengaruh pada keberhasilan terapi.
C. Perencanaan dan persetujuan tindakan fisioterapi
perencanaan dimula dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan
biasanya menuntun kepada pengembangan intervensi, termasuk hasil
sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui pasien atau klien,
keluarga atau petugas kesehatan lainnya dan pemikiran perencanaan
alternatif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak
tepat untuk fisioterapi.

D. Intervensi
implementasi dan dimodifikasi untuk tujuan yang disepakati dan termasuk
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan fisis, peralatan
elektroterapuetis dan peralatan mekanis, pelatihan fungsional, penentuan
bantuan dan peralatan bantu, intruksi dan konseling, dokumentasi,
koordinasi dan komunikasi.

E. Evaluasi
keharusan untuk evaluasi atau re-asesmen untuk keadaan diagnostik baru
pasien atau klien setelah menjalani periode intervensi dan untuk
menetapkan kriteria penghentian tindakan.

1) Kategori Musculoskeletal

a. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja system muskuloskeletal/


demineralisasi
b. Gangguan Sikap
c. Gangguan Kinerja otot
d. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan connective tissue
e. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan inflamasi lokal.
f. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan kerusakan spinal.
g. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan fraktur.
h. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan Arthroplasti sendi.
i. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan bedah tulang atau jaringan lunak.
j. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, ROM,
gait, locomotion, balance yang berkaitan dengan amputasi
2) Kategori Neuromuscular
a. Pencegahan dini / pengurangan resiko terhadap kehilangan balance
and jatuh
b. Gangguan Perkembangan Neuromotor
c. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan
dengan Non progressive disorder CNS congenital atau pada bayi
dan masa anak.
d. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan
dengan Non progressive disorder CNS pada usia dewasa
e. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan
dengan progressive disorder CNS
f. Gangguan Peripheral nerve integrity dan motor function yang
berkaitan dengan Peripheral Nerve Injury.
g. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan
dengan Acute atau Chronic Polyneuropathies.
h. Gangguan motor function dan Peripheral nerve integration yang
berkaitan dengan Non progressive disorder Spinal Cord.
i. Gangguan kesadaran , ROM, Motor Control yang berkaitan
dengan Coma, Near coma, atau status vegetative.
3) Kategori Kardiovascularpulmonal
a. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja system cardiovascular-
pulmonary
b. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yang berkaitan dengan
decontioning syndrome
c. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yang berkaitan dengan Airways clearance
dysfunction.
d. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yang berkaitan dengan
Cardiovascular Pump Dysfuntion or failure
e. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yang berkaitan dengan Ventilatory Pump
Dysfunction or Failure.
f. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yang berkaitan dengan Respiratory Failure.
g. Ganguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic
capacity/indurance yang berkaitan dengan Respiratory Failure
pada neonatus
h. Ganguan sirkulasi darah, anthropometric dimensions berkaitan
dengan Lymphatetic System disorders
4) Kategori Integumentary
a. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja system integument
b. Gangguan integumenary integrity berkaitan dengan Superficial
skin involvement
c. Gangguan integumenary integrity berkaitan dengan partial
thickness skin involvement
d. Gangguan integumenary integrity berkaitan dengan Full Thickness
skin involvement dan scar formation
e. Gangguan integumenary integrity berkaitan dengan Skin
Involvement extended Into Facia, Muscle, or Bone and scar
formation.
F. Dokumentasi/ rekam fisioterapi
rekam fisioterapi dimulai sejak pasien/ klien diterima di sarana pelayanan
fisioterapi hingga berakhirnya masa pelayanan. Setiap pemberian
pelayanan tersebut wajib disertakan bukti pemberian pelayanan yang
tertuang dalam berbagai jenis formulir. pengisisn rekam fisioterapi
dilakukan oleh fisioterapis yang melaksanakan pelayanan terhadap pasien/
klien.

sebagai acuan disusun formulir-formulir rekam fisioterapi, antara lain:


a. Rujukan keluar dan masuk
b. Persetujuan/ penolakan intervensi fisioterapi.
c. Catatan proses dan perkembangan
d. Hasil pemeriksaan dan pengukuran khusus
e. Catatan hasil assesmen ulang serta assesmen akhir pada
penyelesaian pelayanan.
f. Rekomendasi tindak lanjut pelayanan untuk pasien/klien.
g. Ringkasan riwayat keluar (discharge summary).

2. Macam-macam ruang lingkup pelayanan fisioterapi


A. Fisioterapi musculoskeletal

Fisioterapi musculoskeletal (orthopaedic) bertujuan untuk mendiagnosis dan


menangani gangguan musculoskeletal. Beberapa modalitas yang
dipergunakan meliputi exercise therapy (latihan kekuatan, kontrol,fleksibilitas
dan ketahanan, manual therapy, soft tissue massage, cryotherapy, heattherapy,
iontophoresis, phonophoresiss dan electrotherapy. Gangguan musculoskeletal
yang dapat terjadi pada anak secara kongenital (yang terjadi pada proses
kelahiran) yang dapat ditangani dengan fisioterapi antara lain keterlambatan
perkembangan, cerebral palsy, distrofi otot, skoliosis, nyeri dan kelemahan
otot tungkai.

B. Fisioterapi Neuromuskular yaitu penyembuhan dan pemulihan pada


gangguan sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi.

Beberapa penyakit utama yang mempengaruhi sistem neuromuskular


diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama, termasuk:

Penyakit neuron motorik untuk alasan yang tidak diketahui atau


genetik, neuron motorik bawah (dan kadang-kadang juga atas) secara
bertahap mati. Beberapa jenis penyakit neuron motorik genetik
(diwariskan) mencakup infantile progresif atrofi otot tulang belakang
(SMA1), atrofi otot tulang belakang menengah (sma2), atrofi otot
tulang belakang remaja (SMA3) dan atrofi otot tulang belakang
dewasa. Bentuk yang paling umum dari penyakit neuron motorik, yang
dikenal hanya sebagai penyakit neuron motorik atau amyotrophic
lateral sclerosis atau penyakit Lou Gehrig, biasanya tidak diwariskan
dan penyebabnya belum diketahui.
Neuropati sistem saraf perifer (saraf selain yang di dalam sumsum
tulang belakang) yang terpengaruh. Beberapa penyakit yang berbeda
dari saraf perifer termasuk penyakit genetik penyakit Charcot-Marie-
Tooth, diabetes gangguan hormonal (jika tidak terkontrol), dan
penyakit autoimun seperti demielinasi neuropati inflamasi kronis
(CIDP).
Gangguan sambungan neuromuskular dalam penyakit ini, transmisi
sinyal untuk bergerak (kontraksi) otot tersumbat seperti mencoba untuk
menjembatani gap antara saraf dan otot. Yang paling umum dari
penyakit ini adalah myasthenia gravis, penyakit autoimun dimana
sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menempel pada
sambungan neuromuskular dan mencegah transmisi impuls saraf ke
otot.
Miopati termasuk distrofi otot berbagai jenis distrofi otot
(pemborosan otot) disebabkan oleh berbagai mutasi genetik yang
mencegah pemeliharaan dan perbaikan jaringan otot. Beberapa jenis
termasuk distrofi otot Becker, distrofi otot bawaan, distrofi otot
Duchenne dan distrofi otot Facioscapulohumeral. Penyakit lain dari otot
(miopati) dapat disebabkan sebagai efek samping yang jarang dari obat
(misalnya, obat penurun kolesterol yang dikenal sebagai statin),
penyakit autoimun seperti polimiositis atau polymyalgia rheumatica
atau gangguan hormonal seperti hipotiroidisme.

C. Fisioterapi Kardiovaskulopulmonal
Fisioterapi kardiopulmonary menangani masalah kardiopulmoner seperti
asthma, pneumonia jenis Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD),
cystic fibrosis (CF) dan paska infark myocard. Fisioterapi ini dapat dilakukan
pada semua umur. Metode fisioterapi ini sangat baik untuk menangani
gangguan fisiologis non-organ pada sistem kardiopulmoner. Berbagai jenis
teknik ini pada rumah sakit sudah dimasukkan dalam standard pelayanan
gangguan sistem kardiopulmoner

D. Fisioterapi Integumen
Jenis fisioterapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan kulit dan organ-
organ lain yang berhubungan. Intervensi terapi meliputi pembersihan luka
serta pencegahan parut.

E. Fisioterapi Kesehatan Wanita


Fisioterapi dapat membantu untuk menangani dan mengobati berbagai
masalah yang berkaitan dengan perempuan. Ini termasuk gejala akibat
sebelum dan sesudah kehamilan serta Osteoporosis.
TENTANG KEHAMILAN
Kehamilan, persalinan dan menjadi ibu membawa perubahan besar pada
tubuh wanita, seperti berat badan, kehilangan nada, masalah dasar
panggul, perubahan postur, nyeri, dll. ketidaknyamanan fisik yang terjadi
akibat kehamilan dapat dicegah atau diminimalkan dengan fisioterapi.
Fisioterapi membantu untuk mengelola masalah-masalah yang
berhubungan dengan kehamilan, seperti :
Instabilitas Panggul, Perubahan Postur,Kelemahan Otot Perut,Carpal
Tunnel Syndrome,De Quervains syndrome,Urinary Incontinence and
Mastitis.

PRA-KEHAMILAN
Program pra-kehamilan harus membuat perempuan menjadi terbiasa
dengan postur yang ideal dan bagaimana mencapainya; stabilitas panggul
dan memastikan panggul yang optimal selaras dan didukung untuk
menghadapi tekanan dan alunan kehamilan. Latihan untuk meningkatkan
penguatan otot perut, dasar panggul dan tulang belakang termasuk dalam
program pra-kehamilan. Ini juga akan menjadi waktu yang tepat untuk
membahas latihan preferensi wanita yang cocok untuk kehamilan.

SELAMA KEHAMILAN
Perempuan mungkin mengalami :Nyeri Punggung,Nyeri panggul,
ABDOMINAL strength, Perubahan postur, Urinary incontinence.

Fisioterapi dapat membantu dan mengendalikan gejala-gejala ini.


fisioterapis ahli kami akan menjalankan latihan low-impact seperti pilates
klinis di desain khusus untuk wanita hamil untuk memperkuat otot,
mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kebugaran secara umum.
SETELAH KEHAMILAN
Ada beberapa masalah yang mungkin dialami oleh ibu baru :
Nyeri punggung, Nyeri leher, Abdominal strength, Urinary incontinence
Mastitis, Nyeri pergelangan, Tendonitis
Periode post-partum merupakan masa yang sulit penyesuaian untuk ibu
baru. Fisioterapi dapat mengajarkan Anda beberapa teknik bagaimana
mengelola masalah ini. Anda juga bisa belajar latihan beberapa dari
fisioterapi untuk meningkatkan kekuatan dan mobilitas, membantu
keselarasan dan keseimbangan postural tubuh.

TENTANG OSTEOPOROSIS
Osteoporosis, atau tulang keropos adalah kondisi yang menyebabkan
hilangnya kepadatan tulang dan melemahnya tulang, meningkatkan risiko
patah tulang. Hal ini umum pada orang tua, tetapi dapat mempengaruhi
orang-orang dari segala usia. Wanita lebih mungkin mengalami
osteoporosis daripada pria. Osteoporosis terjadi secara perlahan dan
diam-diam dengan kebanyakan penderita tidak menyadari ada sesuatu
yang salah sampai terlambat. Patah tulang pada orang dengan
osteoporosis dapat terjadi di tulang belakang sebagai akibat dari kekuatan
minimal saja. Pergelangan tangan, pinggul dan tulang lain yang lebih
mudah rusak ketika jatuh jika seseorang memiliki osteoporosis.
Faktor gaya hidup membantu mencegah osteoporosis, termasuk latihan
untuk mengembangkan kekuatan maksimum tulang dan meningkatkan
tingkat kepadatan tulang. Fisioterapis kami yang terlatih juga dapat
membantu Anda dalam meningkatkan kekuatan otot Anda dan
memberikan saran pada latihan yang membangun kepadatan tulang Anda.
Jika Anda berisiko jatuh, mereka dapat memberikan nasihat tentang
bagaimana Anda dapat meningkatkan keseimbangan Anda untuk
mengurangi risiko jatuh. Tulang adalah jaringan hidup yang dapat
dibangun melalui latihan. fisioterapi kami sangat berpengalaman bekerja
dengan Anda untuk merancang program pribadi yang cocok untuk anda.
Anda akan dapat melihat peningkatan dalam kapasitas fungsional,
kualitas hidup dan kekuatan.

F. Fisioterapi kesehatan dan keselamatan kerja


Beberapa faktor kesehatan keselamatan kerja (K3) seperti faktor Fisik,
Ergonomi, Psikososial, dan faktor Biologis merupakan hal yang sering
terjadi dilingkungan kerja fisioterapis, dan menjadi sebuah gambaran bagi
semua pihak yang membutuhkan, sehingga tercipta keamanan,
kenyamanan dan keselamatan dalam bekerja.

G. Fisioterapi Tumbuh kembang


Fisioterapi merupakan salah satu jenis layanan terapi fisik yang menitik
beratkanuntuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat
gerak/fungsi tubuhyang terganggu kemudian diikuti dengan
proses/metode terapi gerak.

Fisioterapi membantu anak mengembangkan kemampuan motorik


kasar.Kemampuan motorik kasar meliputi otot-otot besar pada seluruh
tubuh yang memungkinkan tubuh melakukan fungsi berjalan, melompat,
jongkok, dst

Layanan fisioterapi juga bertujuan untuk membantu seseorang yang


mengalamigangguanfisik untuk memperbaiki gerak sendi (LGS) dan
kekuatan otot (KO) agar dapat berfungsi seperti semula.

Layanan fisioterapi umumnya bagi anak dengan keterbatasan fisik,


ketunaantubuh/tunadaksa serta anak cerebal palsy/CP dan untuk anak-
anak yangmengalami keterlambatan atau gangguan pada kemampuan
motorik kasar, pasien pasca stroke yang memerlukanpemulihan kondisi
fisiknya serta trauma lain yangmenyebabkan penampilan fisikterganggu.

H. Fisioterapi Geriatri/ Usia lanjut


Gangguan muskuloskeletal pada usia lanjut merupakan salah satu dan
demikian banyak kasus geriatri yang lazim dijumpai di praktik sehari-
hari. Pada kenyataannya, sedikit sekali jenis kelainan muskuloskeletal
yang bersifat endemis pada usia lanjut. Tidak dapat disangkal bahwa
kaum usia lanjut lebih sering menderita osteoarthritis, penggantian sendi
melalui tindakan bedah, maupun kelainan kronis pada rotator cuff. Untuk
dapat memahami kelainan muskuloskeletal pada kelompok usia lanjut,
perubahan-perubahan seiring dengan pertambahan usia yang timbul pada
otot, tulang, persendian, jaringan ikat, dan persarafan harus diketahui.

I. Fisioterapi Olah raga dan kebugaran


Prinsip Fisioterapi Penanganan Cedera Olahraga
Dalam penanganan cedera, diagnosis kerusakan struktur serta proses
cedera perlu ditegakkan terlebih dahulu. Berdasarkan gejala dan
pemeriksaan fisik perlu ditetapkan tahapan keluhan apakah termasuk
keluhan akut, sub kronis maupun kronis.
Pada prinsipnya, penanganan cedera akut harus dilaksanakan untuk
mengurangi kerusakan lanjutan serta mengurangi keluhan keluhan akibat
respon peradangan tubuh.

Beberapa prinsip dasar intervensi fisioterapi pada cedera olahraga adalah


sebagai berikut :
1. Pada tahap sangat awal cedera dimana belum terjadi tahap peradangan,
dapat dilakukan reposisi apabila terjadi dislokasi.
2. Pada tahap peradangan dilakukan upaya upaya untuk menekan respon
peradanganyang berlebihan melalui proses RICE (rest, ice, cold and
elevation). Proses fisioterapi yang ideal dalam hal ini adalah
hydrotherapy, maupun cold therapy.
3. Pada tahap sub-kronis dimana respon peradangan sudah menurun, dapat
dilakukan heat therapy dan manual therapy untuk mempercepat proses
regenerasi tubuh akibat cedera.
4. Pada tahap kronis, heat therapy dapat dikombinasi dengan cold therapy
dalam paket contrast therapy. Pada keadaan ini manual therapy dapat
dilanjutkan dan mulai dikombinasikan dengan exercise therapy. Tujuan
dari fase ini selain untuk mempercepat proses regenerasi adalah untuk
memulihkan kembali fungsi tubuh

J. Fisioterapi Kesehatan Masyarakat


Fisioterapi kesehatan masyarakat mengacu pada upaya pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan mengacu pada 10
pokok program puskesmas dan 10 penyakit utama yang berada pada
masyarakat dengan didukung oleh ilmu-ilmu dasar kesehatan sebagai
bekal menjalankan profesinya. Beberapa pokok bahasan Fisioterapi
Kesehatan masyarakat: 1) Perkembangan IKM dan hubungan Profesi
Fisioterapi 2) Prinsip-prinsip Fisioterapi Kesehatan Masyarakat 3)
Taksonomi pendidikan kesehatan dalam fisioterapi, 4) Konsep Fisioterapi
Keseahatan Masyarakat dan Fragmentasi Fisioterapi, 5) Konsep
Pendidikan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative fisioterapi
kesehatan masyarakat intervensi terhadap fisioterapi tumbuh kembangan,
6) Konsep pendidikan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative
fisioterapi kesehatan masyarakat intervensi terhadap fisioterapi kesehatan
wanita, 8) Konsep pendidikan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitative fisioterapi kesehatan masyarakat intervensi terhadap
fisioterapi keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) 9). Konsep konsep
pendidikan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative fisioterapi
kesehatan masyarakat intervensi terhadap fisioterapi olahraga, 10).
Konsep pendidikan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative
fisioterapi kesehatan masyarakat intervensi terhadap fisioterapi Geriatri
11) Konsep pendidikan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative
fisioterapi kesehatan masyarakat intervensi terhadap fisioterapi haji
DAFTAR PUSTAKA

P a n d u a n P r o s e d u r O p e r a s i o n a l F i s i o t e r a p i I n d o n e s i a,
Diakses dari: http://ifi.or.id/upload/file/GUDIE_LINE_SPO_FISIOTERAPI.pdf

Dasar-dasar Fisioterapi pada Cedera Olah Raga, Diakses dari:


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Buku%20Ajar%20Kuliah%20Fisioterapi.pdf

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :


778/MENKES/SK/VIII/2008 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
FISIOTERAPI DISARANA KESEHATAN, Diakses dari:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20778%20ttg%
20Pedoman%20Pelayanan%20Fisioterapi%20Di%20Sarana%20Kesehatan.pdf

Kesehatan perempuan, diakses dari: http://www.eastwest.co.id/id/services/kesehatan-


perempuan.html

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) DILINGKUNGAN KERJA


FISIOTERAPI, diakses dari:
http://www.academia.edu/7921817/Kesehatan_Keselamatan_Kerja_dan_Fisioterapi

PENATALAKSANAAN TERAPI PADA ANAK DENGAN GANGGUAN


TUMBUH KEMBANG ABK, diakses dari: http://tazkia.stainsalatiga.ac.id/?p=81

Gangguan Muskuloskeletal pada Usia Lanjut (bag.1),diakses dari: http://www.rujito-


fisioterapi.com/2009/05/gangguan-muskuloskeletal-pada-usia-lanjut-bag-1/

Anda mungkin juga menyukai