Nim : 201410301067
Semester/ kelas : I/ B
Tujuan belajar 1:
a. Identifikasi umum :
- Individu pasien/klien: Mencakup nama lengkap pasien/klien, jenis,
tempat tanggal lahir, agama/kepercayaan, pekerjaan.
- Rujukan dari pemrakarsa pelayanan fisioterapi :
Akses langsung, Rujukan internal Fisioterapi/pelayanan kesehatan
lain, dicantumkan nama perujuk
b. Assesmen dan konsultasi.
- Telaah sistemik.
Status anatomi dan fisiologi yang berkait dengan data awal, mencakup
system-sistem Muskuloskeletal
- Telaah tentang komunikasi, afeksi, kognisi, bahasa dan kemampuan
pembelajaran.
- Pengujian dan pengukuran yang terpilih untuk menentukan status
pasien/klien. Pengujian dan pengukuran termasuk dan tidak terbatas
pada :
1. Arousal, atensi dan kognisi. Yang meliputi: Tingkat kesadaran,
Kemampuan menjawab perintah, Kemampuan tampilan secara
umum.
2. Range of motion yaitu: Luas gerak sendi, Nyeri jaringan lunak
sekitar, Panjang dan fleksibilitas otot.
3. Penampilan otot (termasuk kekuatan, tenaga dan daya tahan),
yaitu: Force, velocity, torque, work, power, Gradasi manual
muscle test, Elektromiografi (Amplitudo, durasi, waveform, dan
frekwensi).
5. Sikap,
a. Sikap statis
- Karakteristik langkah.
- Fungsional lokomasi.
- Karakteristik keseimbangan.
7. Pemeliharaan diri dan pengelolaan tempat tinggal, yaitu: Aktifitas
hidup harian, Kapasitas fungsional, Transfer.
B. Diagnosa
Diagnosa adalah suatu label yang menggambarkan keadaan multi dimensi
pasien atau klien yang dihasilkan dan pertimbangan klinis, yang dapat
menunjukan adanya disfungsi gerak mencakup gangguan/ kelemahan
(impairmen), limitasi fungsi (functional limitation), ketidakmampuan
(disabilities), sindroma (syndromes) mulai dari sistem sel dan biasanya
pada level sistem gerak dan fungsi.
1. Kategori diagnose musculoskeletal
a. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja system muskuloskeletal/
demineralisasi
b. Gangguan Sikap
c. Gangguan Kinerja otot
d. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan connective tissue
e. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM
yang berkaitan dengan inflamasi lokal.
D. Intervensi
implementasi dan dimodifikasi untuk tujuan yang disepakati dan termasuk
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan fisis, peralatan
elektroterapuetis dan peralatan mekanis, pelatihan fungsional, penentuan
bantuan dan peralatan bantu, intruksi dan konseling, dokumentasi,
koordinasi dan komunikasi.
E. Evaluasi
keharusan untuk evaluasi atau re-asesmen untuk keadaan diagnostik baru
pasien atau klien setelah menjalani periode intervensi dan untuk
menetapkan kriteria penghentian tindakan.
1) Kategori Musculoskeletal
C. Fisioterapi Kardiovaskulopulmonal
Fisioterapi kardiopulmonary menangani masalah kardiopulmoner seperti
asthma, pneumonia jenis Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD),
cystic fibrosis (CF) dan paska infark myocard. Fisioterapi ini dapat dilakukan
pada semua umur. Metode fisioterapi ini sangat baik untuk menangani
gangguan fisiologis non-organ pada sistem kardiopulmoner. Berbagai jenis
teknik ini pada rumah sakit sudah dimasukkan dalam standard pelayanan
gangguan sistem kardiopulmoner
D. Fisioterapi Integumen
Jenis fisioterapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan kulit dan organ-
organ lain yang berhubungan. Intervensi terapi meliputi pembersihan luka
serta pencegahan parut.
PRA-KEHAMILAN
Program pra-kehamilan harus membuat perempuan menjadi terbiasa
dengan postur yang ideal dan bagaimana mencapainya; stabilitas panggul
dan memastikan panggul yang optimal selaras dan didukung untuk
menghadapi tekanan dan alunan kehamilan. Latihan untuk meningkatkan
penguatan otot perut, dasar panggul dan tulang belakang termasuk dalam
program pra-kehamilan. Ini juga akan menjadi waktu yang tepat untuk
membahas latihan preferensi wanita yang cocok untuk kehamilan.
SELAMA KEHAMILAN
Perempuan mungkin mengalami :Nyeri Punggung,Nyeri panggul,
ABDOMINAL strength, Perubahan postur, Urinary incontinence.
TENTANG OSTEOPOROSIS
Osteoporosis, atau tulang keropos adalah kondisi yang menyebabkan
hilangnya kepadatan tulang dan melemahnya tulang, meningkatkan risiko
patah tulang. Hal ini umum pada orang tua, tetapi dapat mempengaruhi
orang-orang dari segala usia. Wanita lebih mungkin mengalami
osteoporosis daripada pria. Osteoporosis terjadi secara perlahan dan
diam-diam dengan kebanyakan penderita tidak menyadari ada sesuatu
yang salah sampai terlambat. Patah tulang pada orang dengan
osteoporosis dapat terjadi di tulang belakang sebagai akibat dari kekuatan
minimal saja. Pergelangan tangan, pinggul dan tulang lain yang lebih
mudah rusak ketika jatuh jika seseorang memiliki osteoporosis.
Faktor gaya hidup membantu mencegah osteoporosis, termasuk latihan
untuk mengembangkan kekuatan maksimum tulang dan meningkatkan
tingkat kepadatan tulang. Fisioterapis kami yang terlatih juga dapat
membantu Anda dalam meningkatkan kekuatan otot Anda dan
memberikan saran pada latihan yang membangun kepadatan tulang Anda.
Jika Anda berisiko jatuh, mereka dapat memberikan nasihat tentang
bagaimana Anda dapat meningkatkan keseimbangan Anda untuk
mengurangi risiko jatuh. Tulang adalah jaringan hidup yang dapat
dibangun melalui latihan. fisioterapi kami sangat berpengalaman bekerja
dengan Anda untuk merancang program pribadi yang cocok untuk anda.
Anda akan dapat melihat peningkatan dalam kapasitas fungsional,
kualitas hidup dan kekuatan.
P a n d u a n P r o s e d u r O p e r a s i o n a l F i s i o t e r a p i I n d o n e s i a,
Diakses dari: http://ifi.or.id/upload/file/GUDIE_LINE_SPO_FISIOTERAPI.pdf