Anda di halaman 1dari 7

Ciri umum

Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau


bentuk rabdit (Yunani : rabdit = tongkat). Hewan ini biasanya hidup
di air tawar yang jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang
sebagai parasit. Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap.

Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi


dengan cara memotong tubuhnya seperti tampak pada gambar 5 di
atas. Contoh Turbellaria antara lain Planaria dengan ukuran tubuh
kira-kira 0,5 1,0 cm dan Bipalium yang mempunyai panjang tubuh
sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari.
Permukaan tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut
terdapat proboscis (tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar)
seperti pada gambar berikut.

1. 2. Habitat
Hidup bebas di perairan air tawar yang jernih dan tidak mengalir,
biasanya di tempat-tempat yang teduh( batuan, bawah daun yang
jatuh)

1. Struktur tubuh
Tubuh pipih dorsoventral, kepala berbentuk segitiga memiliki
tonjolan 2 keping disisi lateral (aurikel), ekor meruncing. Panjang
tubuh 5-25 mm, tubuh bagian dorsal lebih berwarna gelap dari
pada ventral. Pada tengah dorsal kepala ada bintik mata (fungsinya
membedakan cahaya gelap dan terang). Lubang mulut terletak di
tengah bagian ventral perut ke arah ekor.

Lubang mulut berhubungan dengan kerongkongan dengan dinding


terdapat otot daging sirkular dan longitudinal. Kerongkongannya
bisa ditarik dan dijulurkan. Kerongkongan dalam keadaan menjulur
(proboscis). Pada sepanjang pinggiran tubuh bagian ventral
terdapat zona adesif penghasil lendir (untuk melekatkan diri ke
permukaan yang ditempeli). Bagian ventral ditutupi rambut-rambut
getar halus sebagai alat gerak.

1. Sistem pencernaan makanan


Makanannya berupa bangkai hewan atau hewan kecil lainnya. Alat
pencernaannya terdiri dari 1. Mulut 2. Faring 3. Esofagus 4. Usus
halus (intestine). Lubang mulut dilanjutakan oleh kantung silindris
memanjang dan disebut rongga mukut ( rongga faringeal).
Esofagus merupakan persambungan dari faring yang langsung
bermuara ke usus. Usus bercabang tiga ), satu menuju ke anterior,
yang dua secara berjajar bersebelahan menuju ke posterior.
masing-masing bercabang lagi ke arah lateral yang buntu
(diventrikulata/diventrikulum). Faring masing-masing terletak dalam
sarung otot, probosis (faring) dapat keluar melalui mulut dan di
belakang mulut terdapat porus genital. Planaria sebagian besar
karnivora. Pada faring yang berotot tebal yang dapat dijulurkan
berfungsi sebagai penangkap mangsa kecil seperti Dafnia, cacing
lainnya ataupun bangkai.planaria memiliki kemoreseptor pada sisi
kanan dan kiri anterior, sehingga memungkinkan untuk bereaksi
terhadap zat makanannya yang berupa rangsangan zat protein.
Jika mangsanya tersentuh maka ujung anterior akan berbelok
dengan cepat kearah mangsa dan kemudian akan melingkarinya.
Dengan lendir di ekskresikan oleh kelnjar mukosa dan rhabdites
mangsa dapat diikat erat. Kemudian faring ditonjolkan keluar untuk
mengambil mangsa dan segera di tarik kembali kedalam rongga
mulut bersama-sama mangsa tersebut.

Pencernaan pada planaria terjadi di dalam sel (interseluler) dan


diluar sel (ekstraseluler).untuk pencernaan dalam sel terjadi dengan
pertolongan vakuola makanan yang berupa rongga untuk
mencerna makanan. Untuk pencernaan luar sel dibantu oleh enzim
yang dibentuk usus . cara menagkap mangsanya pertama-tama
makanan ditangkap oleh probiosis kemudian diselaputi lendir
( lendir yang diproduksi oleh kelejar lendir) atau cairan pencernaan
yang ditempatakan disekitar makanan, makanan yang larut
kemudian diserap usus. Makanan di cerna secara ekstraseluler,
kemudian sel-sel tertentu pada epitel usus dapat membentuk
pseudopodia dan mencerna makananannya / mangsanya di dalam
vakuola makanan (pencernaan intraseluler). Sari-sari makanan di
serap (absorpsi) dan secara difusi masuk keseluruh jaringan tubuh.
Planaria tidak memiliki anus pada saluran pencernaan makanan
sehingga buangan / sisa makanan yang tidak dicerna di keluarkan
kembali dari usus melalui mulut. Jika persediaan makanannya
habis atau tidak ada maka ia akan memakan tubuhnya sendiri. Dan
organ pertama yang dikorbankan adalah organ bagian reproduktif,
kemudaian sel-sel parenkim, otot dan seterusnya sehingga
tubuhnya berukuran kecil. Dan planaria ini dapat meregenerasikan
sel-selnya yang sudah hilang (rusak) atau termakan oleh dirinya
sendiri ketika ia telah menemukan makanan kembali.

1. Sistem ekskresi
Sistem ekskresinya terdiri atas sepasang saluran longitudinal yang
berbentuk seperti jala yang terletak di seluruh tubuh , yang mana
pada ujung cabang-cabang yang halus itu ujungnya membesar
yang kita sebut sel api atau flame sel (protonephridia) . Sel api
mengandung silia yaitu rambut getar yang didalamnya membetuk
seperti api dan berfungsi mendorong air dan sisa metabolisme
masuk kedalam saluran ekskresi . limbah sisa secara difusi masuk
kedalam sel api, menuju ke ruang tengah yang bersilium dan
bermuara dalam tabung-tabung . Karena gerakan silium makan
limbah akan terdorong keluar melalui pori-pori ekskresi.
pengeluaran sisa metabolisme berlangsung selain melalui saluran
eksresi , juga melalui lapisan gastrodermis.

1. Sistem respirasi
Belum memiliki organ respirasi khusus sehingga pertukaran gas
berlangsung secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya.

1. Sistem saraf
Sistem saraf (tangga tali), terdiri dari ganglion serebral terletak di
bagian kepala dan berfungsi sebagai otak. Pada planaria terdapat
otak yang terdiri dari dua lobus, dari otak keluarlah 2 tali saraf yang
menuju kearah belakang dalam mesenkim bagian ventral, yang
disebut tali saraf longitudinal. Dari saraf longitudinal keluarlah
cabang-cabang saraf lateral ke tepi badan. Kedua tali saraf itu
saling berhubungan karena adanya saraf transversal, sehingga
bentuknya seperti tangga. Dari otak (ganglion serebral) keluar pula
saraf-saraf ke bagian depan kepala.

Otak pada planaria ini tidak dibutuhkan untuk koordinasi kontraksi


badan karena pada penelitian ketika otaknya diambil tetapi masih
terlihat adanya pergerakan, kontraksi otot. Tetapi di temukan jika
otak dapat berfungsi untuk menyelenggarakan pergantian sensori
yang menerima stimulus dari indera ke bagian lain.

Sel-sel sensori

Terdapat pada permukaan tubuh di dalam sel-sel epitel, dan


ujungnya lancip serta berhubungan dengan dunia luar. Terdapat
bermacam-macam sifat antara lain peka terhadap suhu, bahan
kimia serta lainnya. Di kepala, sel-sel indera terkonsentrasi
membentuk indera.

Lobus sensori

Berupa penjuluran ke setiap sisi kepala, sensitif pada perabaan,


aliran air, makanan, dan bahan makanan. Mata indera peka
terhadap pencahayaan. Masing-masing terdiri dari mangkuk
pigmen hitam, penuh dengan sel-sel sensori khusus, dengan ujung
berupa saraf masuk kedalam otak. Pigmen melindungi sel-sel
sensori. mata sensitif terhadap cahaya yang datang ujung yang
terbuka dari mangkuk pigmen.

1. Alat Indera
Alat indera pada planaria adalah bintik mata dan indera aurikel
yang keduanya terletak di bagain kepala. Bintik mata berupa titik
hitam yang terletak dibagaian dorsal kepala. Masing-masing bintik
mata terdiri dari sel pigmen yang mana tersusun dalam bentuk
mangkok yang yang dilengkapi dengan sel-sel syaraf sensoris yang
sensitif pada cahaya atau sinar. Bintik mata hanya bisa
membedakan warna gelap dan terang saja.

Planaria bersifat photonegatif. Dari kenyataan bila planaria terkena


cahaya salah satu sisinya maka cacing tersebut segera bergerak
menjauhi cahaya. Aurikel merupakan indera rasa , bau dan
sentuhan. Jika aurikelnya tidak berfungsi maka hewan tersebut
tidak dapat mengetahui jenis makanan kesukaannya.

1. Sistem reproduksi
Reproduksi pada cacing pipih seperti Planaria dapat secara
aseksual dan secara seksual. Reproduksi aseksual (vegetatif)
dengan regenerasi yakni memutuskan bagian tubuh. Sedangkan
reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan dua sel kelamin
pada hewan yang bersifat hemafrodit. Sistem reproduksi seksual
pada Planaria terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum,
saluran ovum, kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan
terdiri atas testis, pori genital dan penis. Perhatikan gambar sistem
reproduksi Planaria.

Planaria bersifat hemaprodit , yang bisa memiliki kelamin jantan


dan betina. Untuk organ kelamin terdiri atas :

1. Testis (berjumlah ratusan, berbentuk bulat tersebar


disepanjang sisi kedua tubuh)
2. Vasa eferensia (pembuluh berjumlah dua buah yang
masing-masing membentang pada setiap sisi tubuh
yang keduanya bertemu dan bermuara pada kantung
yang disebut vesiculus seminalis ( ruang yang
fungsinya menampung dan menyalurkan sperma
menuju penis
3. Penis ( alat kopulasi pada perkawinan silang dengan
palnaria lain ke ruang genitalis).
4. Ruang genitalis
Organ kelamin betina terdiri atas :

1. Ovari, dua buah, berbentuk bulat dibagian anterior


tubuh .
2. Oviduck (saluran telur), tiap ovarium akan menuju ke
arah posterior sebuah saluran yang kita kenal adalah
oviduct,antara saluran yang kiri dan kanan bersejajar
yang masing-masing dilengkapi dengan kelenjar yang
menghasilkan kuning telur.
3. Kelenjar kuning telur (yolk gland), menghasilkan
kuning telur untuk sel telur bila telah diproduksi oleh
ovarium.
4. Vagina , saluran spermatozoid dari planaria lain yang
kemudian spermatozoid akan disimpan dalam ruangan
receptaculus seminalis.
5. Uterus (receptaculus seminalis), ruangan yang
menggelembung untuk menyimpan spermatozoid
planaria lain.
6. Genital atrium(ruang genital), muara bersama antara
dua oviduct
Reproduksi aseksual pada planaria ;

Gambar Reproduksi aseksual Planaria

A. Terpotong secara alami


B. Dibelah dua
C. Dibelah tiga

Daya regenerasi pada planaria sangat baik bila hewan ini dipotong
menjadi 2 bagian, maka bagian depan akan tumbuh ekor baru dan
bagian posterior akan tumbuh kepala baru. Sehingga dapat
membentuk 2 individu baru (fragmentasi). Potongan-potongan lain
juga dapat membentuk individu baru dengan membentuk ekor atau
kepala baru. Bila dalam keadaan lapar tak ada makanan maka
dapat memakan organ tubuhnya sendiri dari organ reproduksi,
parenkim, usus , otot sehingga menjadi kecil ukurannya, setelah
menemukan makanan maka organ-organ yang termakan akan
beregenerasi .

Gradien antero-posterior

Planaria memiliki gradien as dari depan ke belakang, proses


metabolisme terjadi dari ujung anterior menuju ke posterior.
Misalkan : jika planaria terpotong menjadi 4 bagian , maka bagian
kepala akan menghabiskan O2 dan memberikan CO2 lebih banyak
dari bagian lainnya.

Glosarium
Dorsal : sebutan permukaan yang
menjauhi sumbu (permukaan sisi bawah).
Ventral : permukaan bawah atau
sisi perut organ tubuh hewan, permukaan dalam atau
yang mendekati sumbu (sisi atas) pada tumbuhan.
Aurikel : merupakan indera rasa,bau
dan sentuhan
Proboscis : Kerongkongan dalam keadaan
menjulur keluar
Anterior : Bagian depan atau kepala
Posterior : Posisi yang menyatakan
terletak dibelakang atau belakang sumbu tubuh
Diventrikulum : suatu tabung atau kantung
dengan ujung yang buntu, sebagai percabangan dari
suatu saluran atau rongga
Vakuola : ruangan di dalam sitoplasma
(cairan sel) yang berisi cairan yang isotonik
(konsentrasi sama) dengan sitoplasma dan dikelilingi
satu selaput
Pseudopoda : organ yang menyerupai kaki
(kaki semu)
Parenkim : Jaringan tak terspesialisasi
yang umumnya terdiri dari sel isodiametris berdinding
tipis tak berlignin dan bersi protoplasma.
Protonephridia :
Gradien
Ganglion serebral
Bintik mata
Photonegatif
Hemaprodit
Fragmentasi

Anda mungkin juga menyukai