Nama kelompok :
Jl. RS. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450 Telp. 7656971
Fax. 7656904
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Pengelasan Las Busur Listrik. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Agama Islam di
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
B. Jenis Pengelasan Kapal
C. Las Busur Listrik (SMAW)
D. Las Busur Redam (SAW)
E. Las Busur Listrik Dengan Pelindung Gas ( FCAW / GMAW )
A. Posisi Pengelasan
B. Pembentukan Busur Listrik
C. Proses Penyulutan
D. Menyalakan Busur Listrik
E. Memadamkan Busur Listrik
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Las adalah metode untuk Penyambungan suatu benda atau lempeng
benda yang akan disatukan agar menjadi suatu kesatuan yang utuh dan
memperkuat suatu bagian pada kapal yang sedang dibuat.
Dan metode las ini dapat diaplikasikan kedalan berbagai jenis
lempeng plat yang ingin di sambung agar membuat suatu bagian yang ingin
dibuat. Dan metode las busur listrik ini dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa, khususnya mahasiswa teknik perkapalan.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk pembelajaran bagi mahasiswa
2. Untuk mengenalkan teknik las busur listrik
3. Untuk mendefinisikan teknik las busur listrik kepada mahasiswa
4. Memberikan informasi tentang tata cara mengelas yang baik
BAB II
TEORI PENGELASAN
A. Dasar Teori
Berdasarkan defenisi dari Deutche Industrie Normen ( DIN ) las adalah
ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam panduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari defenisi tersebut dapat
dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa
batang logam dengan menggunakan energy panas. Pada masa kini lebih dari
40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan hanya
menekan dua logam yang disambungkan sehingga terjadi ikatan antara
atom-atom atau molekul-molekul dari logam ynag disambungkan.
Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada
ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan
dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari
kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah
kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi
dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi
akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah
mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh
busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau
logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan
sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda
dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan
penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam
busur dan suhu dapat mencapai 5500C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks
dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya,
antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas
langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan
fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah
terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis
merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan
komersil.
Untuk memenuhi persyaratan yang dituntut dari pemilik kapal dan badan
klasifikasi maka peran juru las sangatlah besar, dan untuk itu teknik teknik
pengelasan pada kapal harus diikuti agar mendapatkan mutu las yang baik
dan dapat diterima oleh pemilik kapal maupun badan klasifikasi. Pada
umumnya pengelasan pada badan kapal yang banyak digunakan adalah
pengelasan dengan proses las busur listrik (SMAW), las busur rendam ( SAW
) dan proses las busur listrik dengan pelindung gas ( FCAW / GMAW ) dari
material baja karbon dan baja kekuatan tarik tinggi.
Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam
cair yang berasal dari elektroda dan logam induk. Untuk dapat mengelas
dengan proses SMAW diperlukan baberapa peralatan, seperti mesin las,
kabel elektroda dan pemegang elektroda, kabel logam induk dan penjempit
logam induk serta elektroda. Selain mencairkan kawat las yang nantinya
akan membeku menjadi logam las, busur listrik juga ikut mencairkan fluks.
Karena masa jenisnya yang kecil dari logam las maka fluks berada diatas
logam las pada saat cair. Kemudian setelah membeku fluks cair ini menjadi
terak yang menutup logam las.
Dengan demikian, fluks cair akan melindungi kumbangan las selama
mencair dan terak melindungi logam las selama pembekuan. Terak ini
nantinya harus dihilangkan dari permukaan logam las dengan menggunakan
palu atau digerinda.
Proses pengelasan ini disebut juga dengan MIG (Metal Inert Gas).
Proses selain yang serupa dengan MIG adalah MAG (Metal Active Gas).
Perbedaannya terletak pada gas pelindung yang digunakan. Pada MIG
digunakan gas pelindung berupa gas Inert seperti Argon (Ar) dan Helium
(He), sedangkan pada MAG digunakan gas-gas seperti Ar + CO2, Ar + O2
atau CO2. Prinsip dasar dari proses GMAW ini tidak jauh berbeda dengan
SMAW, yaitu penyambungan yang diperoleh dari proses pencairan
sambungan logam induk dan elektroda yang nantinya membeku membentuk
logam las.
Perbedaan lain yang cukup terlihat antara GMAW dan SMAW adalah
pada pemakian jenis pelindung logam gas. Pada SMAW pelindung logam las
berupa fluks, sedangkan pada GMAW pelindung ini berupa gas. Gas yang
dimaksud bisa Inert atau Active. Dengan demikian karena tidak
menggunakan fluks, maka hasil pengelasannya tidak terdapat terak. Proses
GMAW ini selain dipakai untuk mengelas baja karbon juga sangat baik
dipakai untuk mengelas baja tahan karat atau Stinless Steel serta logam-
logam lain yang afinitas terhadap Oksigen sangat besar seperti Alumunium
(Al) dan Titanium (Ti).
BAB III
METODE PENGELASAN
A. Posisi Pengelasan
Posisi pengelasan atau sikap pengelasan adalah pengaturan posisi dan
gerakan arah dari pada elektroda sewaktu mengelas. Adapun posisi
mengelas terdiri dari empat macam yaitu:
FCAW, Las busur listrik fluk inti tengah / pelindung inti tengah
Merupakan kombinasi antara proses SMAW, GMAW dan SAW Sumber
energi pengelasan : menggunakan arus listrik AC atau DC dari pembangkit
listrik atau melalui trafo dan atau rectifier.
Dalam hal ini dapat menggunakan DCRP atau DCSP. FCAW adalah
salah satu jenis las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis terus
ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal
induk. Elektroda pada FCAW terbuat dari metal tipis yang digulung cylindrical
diisi dengan flux sesuai kegunaannya.
Base metal (metal dasar) yang dilas dengan FCAW ialah secara umum
seluruh material yang dapat dilas dengan SMAW, GMAW atau SAW dapat
dilakukan dengan baik.
C. Proses Penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur
sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang
pendek (garis tengah elektroda).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan kapal memerlukan
metode pengelasan yang sesuai dengan kebutuhan agar tidak terjadi
kesinambungan dalam pembuatan kapal, yang menyebabkan kerusakan
pada bagian kapal itu sendiri.
Demikian Presentasi kami, agar dapat dipergunakan dalam hal
membaca untuk memperdalam ilmu perkapalan dalam hal pengelasan.
Karena dalam pembuatan laporan ini kami banyak mencari pengetahuan dari
berbagai sumber, oleh sebab itu kami penujlis mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hamdan Mansoer, dkk, Materi Las Busur Listrik, Jakarta : Direktorat Jendral
Kelautan, 2004