Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Diabetes Tipe 1

Semua sel dalam tubuh manusia membutuhkan glukosa agar dapat berfungsi dengan normal dan
kadar gula dalam darah biasanya dikendalikan oleh hormon insulin. Jika tubuh kekurangan
insulin atau sel-sel tubuh menjadi resistan terhadap insulin, kadar gula darah akan meningkat
drastis akibat penumpukan. Inilah yang terjadi saat seseorang menderita diabetes (diabetes
melitus).

Diabetes adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah yang di atas
normal.

Penderita Diabetes di Indonesia

Pada tahun 2013, penderita diabetes di Indonesia diperkirakan berjumlah 8,5 juta orang dengan
rentang usia 20-79 tahun (dikutip dari Federasi Diabetes Internasional). Tetapi kurang dari 50%
dari mereka yang menyadarinya.

Asia Tenggara adalah salah satu wilayah dengan prevalensi tertinggi untuk diabetes tipe 1. Ada
sekitar 111.500 anak-anak di bawah 15 tahun yang mengidap diabetes tipe 1 dengan perkiraan
18.000 kasus baru pada tiap tahun.

Apa saja Tipe Diabetes?


Jenis utama penyakit ini adalah diabetes tipe 1 dan tipe 2. Penderita diabetes tipe 1 sangat
bergantung pada insulin. Tipe ini juga terkadang dikenal dengan istilah diabetes remaja karena
umumnya menyerang pasien di bawah usia 40 tahun terutama pada masa remaja.

Organ pankreas dalam tubuh penderita diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin sehingga
penderita harus menerima suntikan insulin tiap hari. Insulin sangat penting karena berfungsi
untuk mengendalikan kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan serius pada organ-organ tubuh.

Selain suntikan insulin, penderita diabetes tipe 1 juga harus menjaga kadar gula darah agar tetap
seimbang. Misalnya dengan pola makan yang sehat, teratur berolahraga, dan tes darah secara
rutin.

Gejala-gejala Umum pada Diabetes

Gejala diabetes bermacam-macam. Di antaranya:

Sering merasa haus.

Sering kelelahan.

Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

Berkurangnya massa otot (pada penderita diabetes tipe 1).

Turunnya berat badan (pada penderita diabetes tipe 1).

Apa yang Menyebabkan Terjadinya Diabetes Tipe 1?

Penyebab utama diabetes berhubungan erat dengan hormon insulin. Diabetes tipe 1 disebabkan
oleh ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi hormon insulin. Hormon ini berfungsi untuk
memindahkan glukosa dari dalam darah ke sel-sel yang akan mengolahnya menjadi energi.
Organ pankreas dalam tubuh penderita diabetes tipe 1 tidak mampu memproduksi hormon
insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Tanpa insulin, sel-sel tubuh akan mengolah lemak dan otot menjadi energi sehingga
menyebabkan turunnya berat badan. Ini dapat mengakibatkan kondisi akut yang disebut
ketoasidosis diabetik pada penderita diabetes tipe 1, yaitu saat darah menjadi terlalu asam serta
terjadi dehidrasi yang membahayakan.

Diabetes tipe 1 disebut dengan kondisi autoimun, yaitu sistem kekebalan tubuh menyerang sel-
sel dalam pankreas karena mengira mereka membahayakan tubuh.

Langkah-langkah Pengobatan untuk Diabetes Tipe 1


Diabetes tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikontrol. Diagnosis diabetes sejak dini sangat
penting agar pengobatan bisa segera dilakukan. Dengan pendeteksian dini, kadar gula darah
penderita diabetes bisa dikendalikan. Pengobatan diabetes bertujuan untuk menjaga
keseimbangan kadar gula darah dan mengendalikan gejala untuk mencegah komplikasi yang
mungkin terjadi.

Tubuh penderita diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin lagi sehingga mereka harus menerima
suplai insulin dari luar tubuh secara rutin. Mereka juga dituntut untuk belajar menyesuaikan
suplai insulin dengan makanan yang dikonsumsi, kadar gula darah, dan aktivitas yang dilakukan.
Proses penyesuaian ini harus dilakukan secara bertahap. Beberapa jenis insulin yang bisa
digunakan, di antaranya:

Insulin kerja panjang yang dapat bertahan satu hari.

Insulin kerja singkat yang dapat bertahan maksimal delapan jam.

Insulin kerja cepat yang tidak bertahan lama, tapi bereaksi cepat.

Cara pengobatan untuk penderita diabetes bisa menggunakan kombinasi dari jenis-jenis insulin
di atas.

Transplantasi sel-sel pankreas yang memproduksi insulin (sel islet) juga mungkin dapat
menolong sebagian penderita diabetes tipe 1. Dalam proses ini, sel islet dari yang diambil dari
donor sudah meninggal akan dimasukkan ke pankreas penderita diabetes 1.

Transplantasi islet memang efektif untuk mengurangi risiko serangan hipoglikemia parah.
Hipoglikemia adalah keadaan di mana kadar gula darah jatuh terlalu rendah. Kondisi ini sama
berbahayanya dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi. Tetapi walau ada negara-negara yang
sudah menerapkan transplantasi islet, banyak juga penderita diabetes yang enggan menjalaninya
karena risiko yang cukup tinggi.

Komplikasi yang Dapat Ditimbulkan Diabetes

Kagar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf, dan
organ tubuh. Karena itu, diabetes bisa mengakibatkan sejumlah komplikasi jika tidak
dikendalikan dengan baik. Peningkatan kadar gula darah yang tidak signifikan dan tidak memicu
gejala pun bisa mengakibatkan dampak jangka panjang.

Pola makan sehat dan seimbang serta olahraga teratur terbukti dapat menurunkan kadar gula
darah bagi penderita diabetes. Berhenti merokok juda dapat mengurangi risiko komplikasi
penyakit jantung.

Diabetes yang Muncul Saat Kehamilan


Diabetes juga kerap menyerang ibu hamil. Wanita yang sedang hamil juga terkadang memiliki
kadar gula darah yang sangat tinggi selama masa kehamilan sehingga tubuh tidak dapat
memproduksi cukup insulin untuk menyerapnya.

Jenis diabetes yang dikenal sebagai diabetes kehamilan ini umumnya berkembang pada trimester
kedua dan akan hilang setelah bayi lahir. Diabetes ini dapat terjadi pada sekitar dua orang di
antara 100 wanita yang hamil. Bagi para wanita penderita diabetes tipe 1, kehamilan dapat
memperparah kondisi mereka.

Penderita diabetes tipe 1 yang hamil juga memiliki risiko tinggi untuk mengalami komplikasi,
terutama pada kesehatan janin. Karena itu sangat penting bagi penderita diabetes yang sedang
hamil untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah.

Gejala Diabetes Tipe 1


Gejala-gejala umum diabetes yang sama untuk tipe 1 dan tipe 2 adalah:

Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

Sering haus.

Sering lelah.

Sedangkan gejala diabetes tipe 1 adalah:

Sering merasa lapar.

Rasa gatal serta infeksi ragi di sekitar vagina atau penis.

Turunnya berat badan dan massa otot.

Pandangan kabur karena perubahan bentuk lensa pada mata.

Infeksi kulit.

Gejala-gejala diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu bahkan
beberapa hari. Jika penderita mengalami muntah-muntah dan napas dalam yang berat, berarti
kondisi diabetesnya berada pada tahap berbahaya dan segeralah temui dokter.

Kadar Gula Darah yang Terlalu Tinggi (Hiperglikemia)

Kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia) dapat terjadi karena produksi insulin dalam
tubuh terhenti atau tidak cukup sehingga tidak ada hormon insulin yang dapat memindahkan
glukosa dari darah ke dalam sel-sel yang kemudian mengolahnya menjadi energi.
Gejala hiperglikemia mirip dengan diabetes, tapi biasanya terjadi secara tiba-tiba dengan tingkat
keparahan tinggi. Di antaranya:

Mulut kering.

Merasa sangat haus.

Mengantuk.

Pandangan kabur.

Sering buang air kecil.

Pusing.

Jika tidak diobati, hiperglikemia dapat menyebabkan kondisi serius di mana sel-sel tubuh akan
berpaling pada lemak dan otot sebagai sumber energi alternatif. Ini dapat berujung pada
ketoasidosis diabetik yang kemudian memicu peningkatan kadar asam dalam darah dan
mengakibatkan penderita muntah-muntah, mengalami dehidrasi, kehilangan kesadaran, bahkan
kematian.

Kadar Gula Darah yang Terlalu Rendah (Hipoglikemia)

Selain kadar gula darah yang tinggi, penderita diabetes juga bisa mengalami kadar gula darah
yang sangat rendah yang disebut hipoglikemia. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, tapi umumnya karena insulin dalam tubuh memindahkan terlalu banyak glukosa dari
darah.

Sebagian besar kasus hipoglikemia disebabkan oleh efek samping pemakaian insulin yang
berlebihan. Kondisi ini juga bisa terjadi akibat lupa makan, olahraga serta aktivitas fisik yang
terlalu berat, atau minum alkohol saat perut kosong.

Gejala-gejala hipoglikemia adalah:

Jantung berdebar-debar.

Gemetaran.

Berkeringat.

Cepat emosi.

Lemas.

Sensasi kesemutan pada bibir.


Mual.

Lapar.

Cara sederhana untuk mengatasinya a.dalah dengan mengkonsumsi makanan atau minuman
manis. Jika dibiarkan, hipoglikemia dapat berdampak buruk pada otak dan mengakibatkan:

Rasa linglung.

Pandangan kabur atau terlihat ganda.

Bicara tidak jelas.

Kehilangan kesadaran.

Untuk menangani gejala di atas, Anda membutuhkan suntikan hormon glukagon yang dapat
meningkatkan kadar gula darah sesegera mungkin.

Para penderita diabetes tipe 1 yang berencana untuk berpuasa juga diharapkan selalu berwaspada
karena memiliki risiko terkena hipoglikemia. Kondisi ini biasa terjadi pada sore hari menjelang
berbuka puasa dan terutama pada penderita diabetes manula.

Jika merasakan gejala-gejala hipoglikemia seperti yang sudah dijelaskan di atas, penderita
diabetes dianjurkan untuk segera membatalkan puasa dengan minum air bergula, seperti sirup
atau teh manis, lalu makan nasi seperti biasa.

Segera Cari Bantuan Bantuan Medis

Penderita diabetes sebaiknya segera mencari bantuan medis jika mengalami:

Napas berbau seperti buah-buahan.

Mual atau muntah.

Kehilangan nafsu makan.

Sakit perut.

Demam tinggi.

Penyebab Diabetes Tipe 1

Saat makan, sistem pencernaan Anda akan menghancurkan makanan dan menyalurkan nutrisi ke
dalam darah. Lalu pankreas yang berada di belakang lambung akan memproduksi insulin yang
akan memindahkan glukosa dari darah ke sel-sel tubuh yang kemudian akan mengubahnya
menjadi energi.
Tetapi pankreas milik penderita diabetes tipe 1 tidak bisa memproduksi insulin yang berfungsi
mengendalikan kadar gula dalam darah sehingga glukosa tidak bisa dipindahkan dari darah ke
sel-sel tubuh.

Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun. Pada umumnya sistem kekebalan tubuh manusia
berfungsi untuk melawan dan menghancurkan apa saja yang dianggap asing atau berbahaya.
Dalam kasus diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh telah keliru menyerang sel-sel dalam
pankreas sehingga produksi insulin pun berhenti. Ini karena kekebalan tubuh mengira sel-sel
pankreas tersebut membahayakan tubuh.

Pemicu reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap sel-sel pankreas ini belum diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa penelitian yang menduga penyebabnya kemungkinan akibat faktor keturunan
atau infeksi virus.

Risiko seseorang untuk terkena penyakit ini akan sedikit lebih tinggi jika ada keluarga inti (ibu,
ayah, atau saudara kandung) yang menderita diabetes tipe 1. Sedangkan orang yang tidak
memiliki keluarga yang menderita diabetes tipe 1 memiliki risiko yang sangat kecil.

Diagnosis Diabetes Tipe 1

Diagnosis diabetes sejak dini sangat penting agar pengobatan bisa segera dilakukan. Jika Anda
mengalami gejala diabetes, Anda dianjurkan untuk secepatnya berkonsultasi kepada dokter.

Tes Urin dan Glukosa Darah untuk Menentukan Kandungan Glukosa

Dokter biasa akan meminta Anda untuk menjalani tes urin dan tes darah. Sampel urin Anda akan
dites untuk memeriksa kandungan glukosanya. Urin normal tidak mengandung glukosa (kencing
manis), tapi zat tersebut akan menumpuk dan mengalir ke ginjal serta urin jika Anda menderita
diabetes. Dokter juga biasanya akan memeriksa apakah ada kandungan keton (senyawa yang
mengindikasikan diabetes tipe 1) dalam urin Anda.

Jika terdapat glukosa dalam urin, Anda biasanya akan dianjurkan untuk menjalani tes darah guna
memastikan diagnosis diabetes. Sampel darah Anda umumnya diambil sebanyak dua kali, yaitu
glukosa puasa dan dua jam setelah makan.

Sampel darah untuk tes glukosa puasa akan dilakukan pada pagi hari setelah Anda berpuasa
selama maksimal 12 jam. Anda kemudian akan diberikan segelas minuman yang mengandung
kadar gula yang telah ditentukan.

Tepat dua jam setelahnya, sampel darah Anda akan kembali diambil untuk tes glukosa guna
mengevaluasi aktivitas insulin dalam tubuh.
Pengobatan Diabetes Tipe 1
Diabetes tidak bisa disembuhkan. Pengobatan diabetes bertujuan untuk menjaga keseimbangan
kadar gula darah dan mengendalikan gejala untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.

Langkah Pengobatan dengan Insulin

Organ pankreas dalam tubuh penderita diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin sehingga
penderita harus menerima suplai insulin dari luar setiap hari. Insulin sangat penting karena
berfungsi untuk menyeimbangkan kadar gula darah. Kadar yang terlalu tinggi dan rendah dapat
mengakibatkan kerusakan serius pada organ tubuh. Ada beberapa jenis insulin yang bisa
digunakan. Di antaranya:

Insulin kerja cepat yang efeknya tidak bertahan lama, tapi bereaksi cepat.

Insulin kerja singkat yang efeknya dapat bertahan maksimal delapan jam.

Insulin kerja panjang yang efeknya dapat bertahan maksimal sehari.

Pengobatan untuk penderita diabetes mungkin menggunakan kombinasi dari jenis-jenis insulin di
atas.

Insulin lewat suntikan

Cara pemberian insulin yang paling umum adalah lewat suntikan. Cara ini dipilih karena jika
diminum dalam bentuk tablet, insulin akan dicerna dalam perut seperti makanan dan tidak bisa
masuk ke dalam darah.

Pada tahap awal pemakaian, dokter biasanya akan membantu Anda untuk menyuntikkan insulin.
Lalu Anda akan diajari cara menyuntik dan menyimpan insulin serta membuang jarum dengan
aman.

Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk memberikan suntikan insulin, yaitu lewat jarum
dan alat suntik atau pena. Penderita diabetes umumnya membutuhkan dua suntikan per hari.
Dokter atau perawat juga biasanya mengajarkan cara pemakaiannya pada teman dekat atau
keluarga Anda.

Insulin dengan terapi pompa

Alternatif lain untuk menyuntikkan insulin adalah dengan pompa insulin. Alat penampung
insulin ini berukuran kecil. Selang kecil lengkap dengan jarum di ujungnya akan
menghubungkan pompa ke tubuh Anda. Jarum tersebut umumnya dimasukkan ke tubuh lewat
perut, tapi ada juga yang memasukkannya lewat pinggul, paha, bokong, atau lengan.
Pompa ini akan menyalurkan insulin ke aliran darah dengan takaran yang bisa diatur sehingga
Anda tidak perlu melakukan suntikan insulin lagi. Tetapi Anda tetap harus waspada dan
memantau kadar gula darah dengan saksama untuk memastikan Anda menerima takaran insulin
yang tepat.

Pompa insulin sangat praktis dan dapat digunakan oleh penderita diabetes tipe 1 dewasa, remaja,
dan anak-anak (dengan pengawasan orang dewasa). Tetapi tidak semua orang cocok
menggunakannya. Pompa ini biasanya dianjurkan untuk penderita diabetes yang sering
mengalami hipoglikemia (kadar gula darah rendah). Alat ini juga belum digunakan secara luas di
Indonesia karena harganya yang mahal.

Pemantauan Kadar Gula Darah

Menjaga kadar gula darah agar tetap seimbang

Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah menjaga keseimbangan glukosa darah. Anda bisa
melakukannya dengan pengobatan insulin dan pola makan sehat, tetapi untuk memastikan kadar
gula darah yang normal, Anda membutuhkan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin.
Beberapa faktor yang bisa memengaruhi kadar gula darah Anda adalah:

Stres.

Frekuensi dan intensitas olahraga.

Penyakit lain seperti pilek atau batuk.

Meminum obat lain.

Konsumsi minuman keras.

Perubahan jumlah hormon selama menstruasi.

Pemeriksaan kadar gula darah sendiri dapat dilakukan lewat tes darah sederhana dengan tusukan
kecil di jari. Tes ini umumnya dianjurkan bagi para penderita diabetes. Anda mungkin perlu
melakukannya sebanyak empat kali atau lebih dalam sehari. Tipe pengobatan insulin yang Anda
jalani akan memengaruhi frekuensi tes yang dibutuhkan. Dokter juga akan menjelaskan tentang
kadar gula darah yang ideal.

Takaran glukosa darah yang normal adalah:

80-100 mg/dL sebelum makan.

80-144 mg/dL sesudah makan (diperiksa tepat dua jam setelah makan).
Milligrams/deciliter (mg/dL) adalah satuan untuk kadar gula darah yang digunakan secara umum
di Indonesia. Karena itu Anda sebaiknya berhati-hati dan memastikan satuannya terlebih dulu
saat membeli alat tes glukosa darah.

Pemeriksaan kadar gula darah secara teratur

Selain pemantauan sendiri yang dilakukan tiap hari, Anda dianjurkan untuk menjalani
pemeriksaan kadar gula darah tiap 2-6 bulan sekali. Proses ini akan menunjukkan keseimbangan
kadar gula darah Anda serta tingkat keefektifan jenis pengobatan yang Anda jalani.

Pemeriksaan penunjang lainnya adalah tes HbA1c. Pemeriksaan ini berbeda dengan tes glukosa
puasa dan sesudah makan yang menunjukkan konsentrasi glukosa darah pada saat diukur saja.
Tes ini akan menggambarkan pengendalian konsentrasi glukosa darah dalam dua hingga tiga
bulan terakhir.

Ketika tubuh sedang memproses glukosa, glukosa dalam darah secara otomatis melekatkan diri
pada hemoglobin. Makin tinggi kadar gula darah, makin banyak hemoglobin yang terkait dengan
glukosa dan ini hemoglobin inilah yang disebut HbA1c. Tes HbA1c mengukur jumlah
hemoglobin yang mengandung glukosa. Angka HbA1c yang tinggi mengindikasikan kadar gula
darah yang tinggi sehingga pengobatan yang Anda jalani mungkin perlu diubah.

Hiperglikemia (Kadar Gula Darah yang Terlalu Tinggi)

Kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia) dapat terjadi karena beberapa sebab,
misalnya porsi makan yang terlalu banyak, kondisi kesehatan yang menurun, atau dosis insulin
yang kurang. Penyesuaian pola makan atau dosis insulin akan dibutuhkan penderita diabetes
yang mengalami hiperglikemia. Dokter juga dapat membantu Anda untuk menemukan
penyesuaian terbaik.

Hiperglikemia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius. Tubuh akan mengolah
lemak dan otot sebagai sumber energi alternatif serta meningkatkan kadar asam dalam darah
(ketoasidosis diabetik).

Ketoasidosis diabetik sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan penderita mengalami


dehidrasi, muntah-muntah, kehilangan kesadaran, bahkan kematian. Karena itu penderita
diabetes yang mengalami hiperglikemia harus segera ditangani di rumah sakit. Penderita juga
biasanya akan diberi infus untuk menambah cairan tubuh, seperti cairan saline dan potasium.

Hipoglikemia (Kadar Gula Darah yang Terlalu Rendah)

Saat kadar gula darah Anda terlalu rendah, Anda akan mengalami hipoglikemia. Kondisi ini
dapat terjadi pada semua penderita diabetes, tapi umumnya terjadi pada penderita diabetes tipe 1.

Beberapa gejala untuk hipoglikemia ringan adalah lemas, gemetaran, dan lapar. Kondisi ini bisa
diatasi dengan mengonsumsi makanan atau minuman manis, misalnya minuman bersoda (bukan
yang jenis diet), gula, atau kismis. Glukosa murni dalam bentuk tablet atau cair juga bisa
dikonsumsi untuk mengatasi hipoglikemia secara cepat.

Hipoglikemia berat akan mengakibatkan penderita diabetes merasa linglung, mengantuk, bahkan
kehilangan kesadaran. Penderita diabetes yang mengalami kondisi ini harus diberi suntikan
glukagon (hormon yang dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat) langsung pada otot
atau vena. Dokter biasanya akan mengajarkan proses penyuntikan pada keluarga atau teman
dekat Anda.

Kehilangan kesadaran akibat hipoglikemia berarti hipoglikemia kemungkinan bisa kambuh lagi
beberapa jam kemudian. Karena itu, beristirahatlah dan pastikan ada yang menemani Anda.
Jangan lupa mengonsumsi makanan atau minuman manis saat Anda sudah siuman.

Tetapi Anda akan membutuhkan pertolongan medis secepatnya dan suntikan glukagon lagi jika
tetap merasa mengantuk atau tidak siuman selama 10 menit setelah menerima suntikan glukagon
pertama pada otot.

Penanganan dengan Transplantasi Islet

Transplantasi islet juga mungkin dapat menolong sebagian penderita diabetes tipe 1. Dalam
proses ini, sel islet diperoleh dari donor yang sudah meninggal dan ditranplantasikan ke dalam
pankreas penderita diabetes tipe 1. Sel islet adalah jenis sel pankreas yang menghasilkan insulin.

Mengurangi Risiko Melalui Pengobatan Lainnya

Penderita diabetes tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi, seperti
penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Karena itu dokter mungkin akan menyarankan
obat-obatan berikut untuk mengurangi risikonya:

Statin untuk mengurangi kadar kolestrol tinggi.


Obat penurun tekanan darah tinggi.

Obat-obatan ACE inhibitor, seperti enalapril, lisinopril, atau ramipril, jika ada indikasi
penyakit ginjal diabetik. Perkembangan penyakit yang ditandai dengan adanya protein
albumin dalam urin ini bisa dikendalikan jika segera ditangani.

Aspirin dosis rendah untuk mencegah stroke.

Komplikasi Diabetes Tipe 1


Kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf, dan
organ tubuh. Karena itu diabetes bisa mengakibatkan sejumlah komplikasi jika tidak dikontrol
dengan baik. Peningkatan kadar gula darah yang tidak signifikan dan tidak memicu gejala pun
dapat mengakibatkan dampak jangka panjang.
Diabetes Tipe 1 dan Komplikasi Retinopati

Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada retina (retinopati). Pembuluh
darah tersebut bisa tersumbat, bocor, atau tumbuh secara acak sehingga menghalangi cahaya
untuk sampai ke retina. Komplikasi ini dapat mengakibatkan kebutaan jika dibiarkan.

Memeriksakan mata Anda secara rutin tiap tahun pada dokter spesialis mata akan membantu
pendeteksian indikasi awal sehingga dapat ditangani secepatnya. Menjaga keseimbangan kadar
gula darah juga akan menurunkan risiko Anda.

Retinopati diabetik yang terdeteksi sejak dini dapat ditangani dengan operasi laser, tapi
penanganan ini hanya bertujuan untuk memertahankan daya penglihatan dan tetap tidak
menyembuhkan.

Diabetes Tipe 1 dan Komplikasi Kerusakan Saraf (Neuropati)

Kelebihan glukosa darah dapat merusak pembuluh darah halus dan saraf. Hal ini dapat
menyebabkan sensasi kesemutan atau terbakar yang biasa berawal dari ujung jari tangan dan
kaki, lalu menyebar ke bagian tubuh lain. Kerusakan saraf atau neuropati yang menyerang sistem
pencernaan dapat menyebabkan rasa mual, muntah, diare, atau konstipasi.

Diabetes Tipe 1 dan Komplikasi Masalah Kaki

Sesuatu yang biasa terlambat kita sadari, yaitu kerusakan pada saraf atau terhambatnya aliran
darah pada kaki bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan pada kaki. Jika
dibiarkan, luka serta goresan kecil pada kaki penderita diabetes dapat berkembang menjadi
infeksi serius.

Penderita yang telah mengalami kerusakan saraf sebaiknya memeriksakan kakinya tiap hari dan
mengkonsultasikan perubahan yang dirasakan kepada dokter. Komplikasi pada kaki yang harus
Anda waspadai adalah:

Luka yang tidak kunjung sembuh.

Kulit yang terasa panas saat disentuh.

Periksakanlah kaki Anda ke dokter secara rutin tiap tahun.

Diabetes Tipe 1 dan Komplikasi Penyakit Jantung serta Stroke

Penderita diabetes memiliki risiko lima kali lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung atau
stroke. Kadar gula darah yang tidak seimbang dan dibiarkan cukup lama akan meningkatkan
risiko aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah yang biasanya terjadi akibat akumulasi
kolesterol. Komplikasi ini memiliki risiko-risiko berikut:
Menghambat aliran darah ke jantung dan menyebabkan serangan angina (angin duduk).
Serangan angina diindikasikan dengan adanya sakit dada yang terasa menekan.

Menyebabkan serangan jantung atau stroke karena meningkatkan risiko penyumbatan


pembuluh darah pada jantung atau otak.

Diabetes Tipe 1 dan Komplikasi Penyakit Ginjal (Nefropati)

Ginjal memiliki jutaan pembuluh darah halus yang menyaring limbah dari darah. Jika pembuluh
darah halus tersebut tersumbat atau bocor, kinerja ginjal Anda akan menurun.

Kerusakan parah pada ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal. Jika Anda mengalami gagal ginjal,
Anda akan membutuhkan dialisis (cuci darah) atau bahkan transplantasi ginjal.

Diabetes Tipe 1 dan Komplikasi Disfungsi Seksual

Diabetes dapat merusak pembuluh darah halus serta saraf. Karena itu, para penderita diabetes
pria (terutama yang merokok) dapat mengalami disfungsi ereksi. Gangguan ini biasanya dapat
diatasi dengan obat-obatan.

Penderita diabetes wanita juga dapat mengalami gangguan disfungsi seksual, seperti:

Kepuasan seksual yang menurun

Kurangnya gairah seks

Gagal mencapai orgasme

Rasa sakit saat berhubungan intim

Vagina yang kering

Penderita diabetes wanita yang mengalami kekurangan cairan vagina atau merasa sakit saat
berhubungan intim dapat menggunakan pelumas atau gel.

Diabetes Tipe 1 dan Komplikasi Keguguran serta Kelahiran Mati

Kadar gula darah yang tinggi dapat membahayakan sang ibu maupun bayi. Risiko keguguran dan
kelahiran mati akan meningkat jika diabetes ibu hamil tidak ditangani dengan saksama. Kadar
gula darah yang tidak dijaga dengan baik pada masa awal kehamilan sang ibu juga bisa
mempertinggi risiko cacat lahir.

Ibu hamil yang menderita diabetes dianjurkan untuk memeriksakan kondisi diabetesnya secara
teratur ke rumah sakit atau klinik. Konsultasi rutin ini akan mempermudah dokter untuk
memantau kadar gula darah sang ibu dan mengendalikan dosis insulin yang harus diberikan.

Anda mungkin juga menyukai