///.
Abstract
Durability of asphalt concrete pavement to traffic load and temperature is very dependent on
the quality of asphalt as a binder and the aggregate quality of mixture formation. Many efforts
have been made to improve the quality of asphalt concrete mixtures, one of them is the use of
substances added to the asphalt. In this study, the added materials that are used to seeing the
changes the material characteristics of the asphalt is Styrofoam. The purpose of this research is to
know the characteristics of the asphalt as a binder is added Styrofoam.
Research has been done by taking a percentage of Styrofoam scenario is 0%,% 2.0, 4.0% 6.0%
8.0%, 10.0%, 12.0%, 14.0% and 16.0 %. Testing characteristics include the value of the penetration
of bitumen, softening point, specific gravity, loss on heating and duktilities of bitumen.
The results of this study found that the penetration value of bitumen, spesific gravity, duktilities of
bitume decreases as the increasing levels of styrofoam. While softening point values tend to
increase as the increasing levels of Styrofoam in the bitumen.
Key words : Styrofoam, bitumen binder, additive material
Abstrak
Ketahanan perkerasan beton aspal terhadap beban lalu-lintas dan temperatur sangat
tergantung pada kualitas aspal sebagai bahan pengikat dan kualitas agregat pembentuk
campuran. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas campuran beton
aspal, salah satunya adalah penggunaan bahan tambah pada aspal. Pada penelitian ini,
bahan tambah yang digunakan untuk melihat perubahan karakteristik aspal adalah material
Styrofoam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik-karakteristik fisik aspal sebagai
bahan pengikat yang ditambahkan Styrofoam.
Penelitian telah dilakukan dengan mengambil skenario kadar Styrofoam adalah 0%, 2,0%, 4,0%,
6,0%, 8,0%, 10,0%, 12,0%, 14,0% dan 16,0%. Pemeriksaan karakateristik aspal meliputi nilai penetrasi
aspal, Titik lembek, Berat jenis, daktilitas dan kehilangan berat.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa nilai penetrasi aspal, berat jenis, daktilitas cenderung
turun seiring bertambahnya kadar styrofoam. Sementara nilai titik lembek cenderung meningkat
seiring bertambahnya kadar styrofoam dalam aspal.
Kata Kunci : Styrofoam, bahan pengikat aspal, bahan tambahan
* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12
2
Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikat
yang Ditambahkan Styrofoam
(Mashuri)
3
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12
4
Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikat
yang Ditambahkan Styrofoam
(Mashuri)
3.2 Bahan dan alat pengujian styrofoam dalam aspal disajikan pada
Bahan yang digunakan dalam Tabel 1 dan Gambar 3.
penelitian ini adalah aspal pertamina
pen 60/70 yang tersedia di Laboratorium Berdasarkan pada Tabel 1 dan
Transportasi dan Jalan Raya Fakultas Gambar 3, diketahui bahwa
Teknik Universitas Tadulako Palu. penambahan Styrofoam ke dalam aspal
Sementara material styrofoam didapat akan cenderung menurunkan nilai
dari material-material buangan seperti penetrasinya yang mengindikasikan
pembungkus barang-barang elektronik. aspal akan semakin keras dengan
Alat pengujian yang digunakan meningkatnya kadar Styrofoam dalam
adalah alat-alat pengujian aspal yang aspal. Pada pengujian ini, kadar
ada pada Laboratorium Transportasi dan Styrofoam yang masih memenuhi
Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Sipil spesifikasi penetrasi aspal polimer, 50 70
Universitas Tadulako Palu. adalah hingga 8,0%. Kadar Styrofoam di
atas 8,0% sudah tidak memenuhi lagi
spesifikasi penetrasi aspal polimer.
3.3 Jenis-jenis pengujian yang dilakukan Analisa pengaruh/hubungan
Jenis-jenis pengujian yang antara kadar Styrofoam dalam aspal
dilakukan pada penelitian ini adalah dengan nilai penetrasinya dilakukan
pengujian nilai penetrasi aspal, titik dengan menggunakan uji statistik uji-t
lembek aspal, pengujian kehilangan student.
berat aspal, pengujian daktilitas aspal. Prosedur pengujian uji-t student
pada koefisien regresi adalah sebagai
3.4 Perlakuan benda uji/sampel berikut:
Pada penelitian ini dibuat variasi
kadar Styrofoam sebesar: 0,0%, 2,0%, Formulasi hipotesis:
4,0%, 6,0%, 8,0%, 10,0%, 12,0%, 14,0% dan b1 = bo (tidak ada hubungan antara
16,0%. variasi kadar Styrofoam dengan
nilai penetrasi aspal)
b1 < bo (terdapat hubungan negatif
3.5 Analisis Data
antara variasi kadar styrofoam
Data yang didapatkan dari
dengan nilai penetrasi aspal)
pengujian kemudian dianalisis dengan
Penentuan taraf nyata dan nilai t tabel
menggunakan pendekatan statistika.
Taraf nyata ()= 5%= 0,05
Nilai t tabel dengan derajat
kebebasan (db)= 9 2= 7 adalah
4. Hasil dan Pembahasan
T0,05 ; 7= -2,365
4.1 Hasil pengujian penetrasi aspal Kriteria pengujian
Kadar styrofoam Ho diterima : to -2,365
Data hasil pengujian penetrasi H1 diterima : to < -2,365
aspal pada beberapa variasi kadar
5
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12
80
70
60
Nilai penetrasi (mm)
50
40 y = 74,671e-0,0483x
R2 = 0,9775
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Kadar Styrofoam
Tabel 2. Nilai Ttitik Lembek Aspal pada beberapa variasi kadar styrofoam
Kadar
Styrofoam) 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0
(%)
Nilai Titik
48,0 46,0 47,2 54,4 57,1 62,4 64,4 66,5 69,6
Lembek (0C)
Nilai uji statistik to: pada Gambar 3 yang berarti aspal akan
Diketahui: semakin keras seiring bertambahnya
b1 = -0,0483 B1= 0 B Se= 0,0028 kadar styrofoam.
sehingga:
4.2 Hasil pengujian Titik lembek aspal
to = (-0,0483 0 )/ 0,0028 = -17,45
Kadar styrofoam
Karena -17,45 < -2,365 maka dapat Data hasil pengujian nilai Titik
dikemukakan bahwa terdapat lembek aspal pada berbagai variasi
hubungan negatif antara variasi kadar kadar Styrofoam disajikan pada Tabel 2
styrofoam dengan nilai penetrasi dan Gambar 4. Berdasarkan Tabel 2 dan
aspal. Dengan kata lain bahwa Gambar 4, dapat diketahui bahwa
penambahan kadar styrofoam dalam terdapat suatu fenomena yaitu
aspal akan memperkecil nilai penetrasi meningkatnya kadar Styrofoam dalam
aspal. aspal akan menyebabkan nilai titik
lembek aspal juga akan meningkat. Hal
Penambahan kadar styrofoam ini akan menyebabkan aspal kurang
ke dalam aspal akan menurunkan nilai peka terhadap temperatur yang tinggi.
penetrasinya seperti yang diperlihatkan Untuk mengetahui tingkat kepekaan
6
Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikat
yang Ditambahkan Styrofoam
(Mashuri)
80
70
y = 1,5858x + 44,602
Titik Lembek (Celcius)
2
R = 0,9475
60
50
40
30
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Tabel 3. Nilai Penetration Index (PI) Aspal pada beberapa variasi kadar styrofoam
Kadar
Styrofoam) 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0
(%)
Penetration
-0,8352 -1,4535 -1,5732 0,1301 0,5538 1,3550 1,5394 1,5390 1,7341
Index (PI)
7
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12
Tabel 4. Nilai Berat Jenis Aspal pada beberapa variasi kadar styrofoam
Kadar
Styrofoam) 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0
(%)
Berat Jenis
1,032 1,033 1,031 1,028 1,026 1,025 1,024 1,023 1,022
Aspal
1,036
1,034
1,028
1,026
1,024
1,022
1,020
0 2 4 6 8 10 12 14 16
8
Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikat
yang Ditambahkan Styrofoam
(Mashuri)
sehingga:
berikut:
to = (-0,0007 0 )/ 0,00006 = -10,978 Formulasi hipotesis:
b1 = bo (tidak ada hubungan antara
Karena to= -10,978 < -2,365 maka variasi kadar Styrofoam dengan
dapat dikatakan bahwa nilai daktilitas aspal)
penambahan kadar Styrofoam dari b1 < bo (terdapat hubungan negatif
0,0% - 16,0% mempengaruhi nilai berat antara variasi kadar styrofoam
jenis aspal, dengan kata lain bahwa dengan nilai daktilitas aspal)
nilai Berat jenis aspal pada
penambahan kadar Styrofoam 0,0% -
9
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12
160
140
y = -7.2863x + 152.96
120 R 2 = 0.9842
Daktilitas (cm)
100
80
60
40
20
0 2 4 6 8 10 12 14
Penentuan taraf nyata dan nilai t tabel Dan berdasarkan pada Tabel 5
Taraf nyata ()= 5%= 0,05 dan Gambar 6 terlihat bahwa kadar
Nilai t tabel dengan derajat maksimum Styrofoam dalam aspal
kebebasan (db)= 9 2= 7 adalah dimana masih memenuhi syarat daktilitas
T0,05 ; 7= -2,365 minimum sebesar 50,0 cm adalah
Kriteria pengujian sebesar 14,0%.
Ho diterima : to - 2,365
H1 diterima: to < -2,365
4.5 Hasil pengujian Kehilangan berat
Nilai uji statistik to: aspal Kadar styrofoam
Diketahui: Hasil pemeriksaan kehilangan
b1 = -7,2863 B1= 0 B Se= 0,3489 berat aspal pada berbagai variasi kadar
sehingga: Styrofoam disajikan pada Tabel 6,
sementara model hubungan antara
to = (-7,2863 0 )/ 0,3489 = -20,883 kadar Styrofoam dalam aspal dengan
nilai kehilangan berat aspal disajikan
Karena -20,883 < -2,365 maka dapat
pada Gambar 7.
dikemukakan bahwa terdapat
Untuk melihat ada tidaknya
hubungan negatif antara variasi kadar
pengaruh penambahan Styrofoam
styrofoam dengan nilai daktilitas aspal.
dalam aspal terhadap nilai kehilangan
Hal ini berarti bahwa penambahan
beratnya maka digunakan pengujian
kadar styrofoam dalam aspal akan
statistik dengan menggunakan uji t-
memperkecil nilai daktilitas aspal.
student.
Dengan demikian penambahan
Prosedur pengujian uji t-student
Styrofoam alam aspal cenderung akan
pada koefisien regresinya adalah
membuat aspal kehilangan sifat
sebagai berikut:
plastisitasnya.
Formulasi hipotesis:
10
Karakteristik Aspal sebagai BahanPengikat
yang Ditambahkan Styrofoam
(Mashuri)
0,5
0,4
-0,0557x
y = 0,4217e
Kehilangan Berat (%)
2
R = 0,9536
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6
Kadar 8
Styrofoam (%)10 12 14 16
11
Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 1, Pebruari 2010: 1 - 12
5. Kesimpulan http://training.ce.washington.edu/wsdot
Berdasarkan hasil dan /modules/03_materials/03-
pembahasan dapat ditarik beberapa 3_body.htm#ductility_test, 10
kesimpulan: Januari 2009, pukul 15.30
a. Penambahan styrofoam ke dalam Witeng.
aspal cenderung akan menurunkan Kennedy, Neville, 1976, Basic Statistical
nilai penetrasi aspal yang berarti aspal Methods For Engineers and
menjadi lebih keras. Scientists, 2nd Edition, Harper &
b. Penambahan styrofoam ke dalam Row, Publishers, New York
aspal hingga 16,0% akan membuat
aspal akan semakin tidak peka Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur
dengan temperatur. Jalan Raya, Nova, Bandung.
c. Penambahan Styrofoam ke dalam Supranto, M.A.J, 1987, Statistik, Teori dan
aspal hingga 16,0% cenderung Aplikasi Edisi Kelima, Jilid 1,
menurunkan nilai berat jenisnya. Penerbit Erlangga. Surabaya.
d. Penambahan kadar Styrofoam ke
dalam aspal hingga 16,0% cenderung
akan menurunkan sifat daktilitasnya.
e. Kadar Styrofoam hingga 16,0% tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kehilangan berat aspal sehingga
konsistensi aspal masih terjaga.
6. Daftar Pustaka
Departemen Pekerjaan Umum, 2007,
Spesifikasi Umum Bidang Jalan
dan Jembatan, Pusat Litbang
Prasarana Transportasi Badan
Penelitian dan Pengembangan,
Jakarta.
Hasan, Ikbal, 2004, Analisa Data
Penelitian dengan Statistik, Bumi
Aksara, Jakarta.
http:pu.go.id/publik/proy.strategis/Pantu
ra/Berita PDF/agus
30052005_1.pdf Palu, 10 Januari
2009 Pukul 15.00 Witeng.
http://training.ce.washington.edu/wsdot
/modules/03_materials/03-
3_body.htm#durability, 10
Januari 2009 Pukul 15.30 Witeng.
http://training.ce.washington.edu/wsdot
/modules/03_materials/03-
3_body.htm#penetration_test,
10 Januari 2009, pukul 15.30
Witeng.
12