Dosen Pembimbing :
Kamaruddin, S.Sos. M.Si
Mankom / III
Disusun oleh :
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat, Karunia, serta
Taufik dan Hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Politik ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
Kamaruddin, S.Sos. M.Si selaku Dosen mata kuliah Komunikasi Politik yang telah memberikan
tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Manajemen Komunikasi Politik Koalisi KIH Vs KMP. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dalam makalah ini. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya.
Lhokseumawe, Januari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Seiring kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berubah pesat,
segala hal telah diungkap. Dulu misteri sekarang terjadi dan terbuka. Dulu stagnan sekarang
sudah semakin lari jauh. Begitu pun dengan ilmu komunikasi, pada awalnya komunikasi hanya
sebatas proses interaksi personal yang meliputi intra dan antarpersonal. Namun saat ini jauh lebih
dari itu. Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya telah dilakukan
oleh siapa saja: mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Namun Hal
tersebut jauh dari etika Komunikasi berpolitik sesuai Nilai nilai Pancasila
Hadirnya komunikasi politik sudah setua hadirnya ilmu politik itu sendiri, hal itu
merupakan penggunaan secara terorganisir terhadap media massa moderen untuk tujuan politik,
terutama dalam praktik kampanye pemilu, yang awalnya mengarahkan kepada penyelidikan
yang sistematis terhadap komunikasi politik dan telah memberi topik bahasan atas identifikasi
kontemporer utamanya. Bagaimanapun juga, komunikasi politik lebih dari sekadar kampanye
politik. Dalam istilah yang digunakan oleh Seymour-Ure (1974), hal itu memiliki dimensi
horisontal dan juga vertikal. Kajian sebelumnya mengacu pada komunikasi diantara kelompok
yang sederajad, apakah mereka ini adalah anggota elit politik yang sama, atau warga negara yang
saling berinteraksi dan berkumpul bersama-sama. Komunikasi vertikal berlaku diantara pihak
pemerintah (atau partai) dan masyarakat (yang prinsipnya ke salah satu arah diantara dua).
Penekanan yang awal kepada kampanye pemilu difokuskan perhatiannya pada arus top-
down pada dimensi vertikal (dari pemerintah atau partai kepada warga negara atau pengikut).
Hal ini, bagaimanapun juga, mengarah kepada pengabaian komunikasi yang beretika sesuai nilai
nilai pancasila di dalam elit masyarakat tertentu dan komunikasi yang bersifat informal dan
interpersonal. Kita harus juga membuat catatan atas arus komunikasi yang mengarah ke atas,
kepada arah politik yang juga ke atas, dalam bentuk membuat feedback voting, hasil polling
pendapat, atau bentuk pertemuan pemikiran yang diadakan oleh politikus dan pemerintah.
Menurut Pengamatan Klapper (1978:332) dalam Kampanye Politik lewat media massa
juga, Orang yang pandangan asliny diperteguh ternyata jumlahnya 10 kali dari pada orang yang
pendangannya berubah. Kalaupun terjadi perubahan pandangan, itu merupakan peneguhan tidak
langsung dalam arti bahwa orang yang bersangkutan merasa tidak puas dengan pandangan
awalnya sebelum pandangannya kemudian berubah (di Indonesia kecenderungan itu terutama
menyangkut anggota atau simpatisan Golkar dalam pemilu 1999 yang tidak lagi puas dengan
partai beringin tersebut dan anggota atau partai lain dalam pemilu 2014). Dengan kata lain,
mereka telah terprediposisikan untuk berubah, dan komunikasi massa kemudian memperteguh
prediposisi tersebut dan menunjukan jalan tertentu untuk berubah.
Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia. Melalui media massa kita
melengkapi apa yang hendak dipelajari tentang para pendahulu. Nilai nilai apa yang baik yang
harus diwarisi, nilai nilai manakah yang patut ditolak. Media mengajarkan berbagai sistem
nilai baru yang harus dianuti dan ditolak. Sebagai contoh nilai tentang etika berkomunikasi yang
baik dalam melakukan kegiatan politik yang sesuai nila nilai etika pancasila dan nilai nilai
tentang berpolitik yang baik.
1. Mengapa Pemahaman tentang Pancasila sebagai etika berkomunikasi dalam berpolitik penting
bagi Mahasiswa Ilmu komunikasi?
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Politik Sebagai Studi Ilmu Komunikasi
Studi komunikasi politik merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu. Dalam
perkembangannya studi tentang komunikasi politik lebih mendapat perhatian oleh sarjana ilmu
politik dibandingkan dengan sarjana ilmu komunikasi. Hal serupa juga diungkapkan Cangara
bahwa di Indonesia pada awalnya perhatian untuk membicarakan komunikasi politik
justrutumbuh di kalangan para sarjana ilmu politik daripada para sarjana ilmu komunikasi itu
sendiri(Cangara, 2009:34).Meskipun demikian ilmu komunikasi sudah banyak mengajarkan
tentang politik meskimasih belum fokus.
Mark Roelofs mengatakan bahwa politik adalah pembicaraan atau lebihtepat, kegiatan
politik (berpolitik) adalah berbicara (Roelofs dalam Rakhmat, 1993:8).Sejalan dengan
perkembangannya, para ilmuan berusaha untuk memberikan definisitentang komunikasi politik.
Setiap ilmuan dalam mengkaji dan menjelaskan tentang studikomunikasi politik mempunyai
pandangan yang berbeda-beda. Soesanto mendefinisikankomunikasi politik adalah komunikasi
yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruhsedemikian rupa, sehingga masalah yang
dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapatmengikat semua warganya melalui suatu sanksi
yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik (Astrid, S. Soesanto, 1980:2).
Menelaah beberapa pandangan diatas maka dapatdikatakan bahwa kegiatan politik
melibatkan komunikasi diantara beberapa orang yang terlibatdidalamnya.Berorientasi dari
beberapa pandangan ilmuan tentang komunikasi politik dapat dikatakan bahwa secara
keseluruhan tidak mudah untuk mendefinisikan komunikasi politik. Berkaitandengan semakin
bertambahnya definisi komunikasi politik yang disebabkan karena perbedaansudut pandang,
maka secara sederhana dapat dikatakan bahwa komunikasi politik merupakan proses
penyampaian pesan politik.
Kegiatan politik merupakan suatu interaksi atau dapat dikatakan adalah suatu kegiatan
berkomunikasi antara orang-orang. Politik sangat berkaitan erat dengan apa yang disebut
dengankomunikasi. Salah satu kajian penting dalam kegiatan politik yaitu bahwa semua kegiatan
politik sangat berhubungan dengan komunikasi.All political action is a reaction to
communication oneof kind or another. There are, however, different levels and types of
communication. Face-to- face communication is the most basic (Roskin, 1997:166).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Studi komunikasi politik merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu. Dalam
perkembangannya studi tentang komunikasi politik lebih mendapat perhatian oleh sarjana ilmu
politik dibandingkan dengan sarjana ilmu komunikasi. Hal serupa juga diungkapkan Cangara
bahwa di Indonesia pada awalnya perhatian untuk membicarakan komunikasi politik
justrutumbuh di kalangan para sarjana ilmu politik daripada para sarjana ilmu komunikasi itu
sendiri(Cangara, 2009:34).Meskipun demikian ilmu komunikasi sudah banyak mengajarkan
tentang politik meskimasih belum fokus.
komunikasi politik adalah proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari
satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan diantara sistem-sistem sosial dengan
sistem-sistem politik. Proses ini terjadi secara berkesinambungan dan mencakup pula pertukaran
informasi di antara individu-individu dengan kelompok-kelompoknya pada semua
tingkatan.Komunikator dalam proses komunikasi politik dapat diposisikan oleh beragam pihak.
Parlemen, partai politik, kelompok kepentingan, warganegara, presiden, menteri, pengamat
politik, dan lain sebagainya. Mereka menjadi komunikator jika menjadi partisipan yang
menyampaikan pesan-pesan politik, dan berubah menjadi komunikan jika mereka berposisi
sebagai penerima.
Dalam komunikasi politik,khalayak yang menerima pesan-pesan politik adalah khalayak
politik. Jadi khalayak atau masyarakat luas atau publik yang menerima, memaknai dan
terpengaruh dengan berita dan infoirmasi atau pesanyang mempunyai muatan politik dalam
bentuk apapun adalah khalayak politik. Pesan politik adalah Pesan pokok atau isu - isu yang
disampaikan komunikator kepada komunikan.Media dalam sebuah komunikasi politik
mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan sebagai publisitas politik terhadap
masyarakat luasmanajemen atau pemasaran politik membantu menyebarluaskan isi pesan politik
melalui media media promosi tertentu seperti, iklan, manajemen isi pesan dan lain lain.
3.2 Saran
Makalah ini tersusun dari hasil kerja saya dan masih sangat memiliki banyak kekurangan
baik dalam segi materi dan penyajiannya. Oleh karena itu, saya sebagai penulis sangat
mengharapkan karya ini akan bermanfaat bagi saya sendiri maupun kepada para pembaca. Kritik
dan saran yang bersifat membangun juga sangat diharapkan demi terwujudnya kesempurnaan
penyelesaiannya kelak.
DAFTAR PUSTAKA