Kelainan Refraksi
Kelainan Refraksi
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
KELAINAN REFRAKSI
Edia Asmara Soelendro
Mata merupakan instrumen optik. Kekuatan media refraksi dari mata berbeda-beda, kornea
(n=1.33), cairan akuos (n=1.33), lensa (n=1.41), badan kaca (n=1.33), bila terjadi kekeruhan
pada media refraksi akan menyebabkan gangguan penglihatan.
Akomodasi
Merupakan kemampuan untuk menambah kekuatan refraksi mata dengan cara menambah
kecembungan lensa. Contoh proses akomodasi : terdapat objek yang berada pada jarak kurang
dari 5 m, maka sinar yang datang tidak akan paralel tetapi divergen, jika mata tetap pada posisi
istirahat maka bayangan akan jatuh dibelakang retina dan akan terlihat buram, oleh karena itu
bayangan harus dimajukan agar jatuh pada retina dengan cara menambah kecembungan lensa.
Proses akomodasi ini terjadi akibat adanya kontraksi dari M. siliaris pada badan siliar. Selama
proses akomodasi juga akan terjadi reflek melihat dekat yaitu akomodasi, miosis dan
konvergensi.
Emetropia
Mata emetropia adalah mata tanpa kelainan refraksi/pembiasan sinar dan berfungsi normal.
Pada mata emetropia, daya bias mata adalah normal, dimana sinar jauh difokuskan sempurna di
daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. Mata emetropia mempunyai penglihatan normal
atau 6/6 atau 100%. Bila media penglihatan seperti kornea, lensa, dan badan kaca keruh maka
sinar tidak dapat diteruskan ke makula lutea. Pada keadaan media penglihatan keruh maka
penglihatan tidak akan 100% atau 6/6. Kekuatan refraksi mata secara total adalah 60 dioptri,
sedangkan kekuatan refraksi kornea 40 dioptri, kekuatan refraksi lensa 20 dioptri.
Ametropia
Ametropia adalah keadaan dimana tanpa akomodasi atau dalam keadaan istirahat sinar-
sinar sejajar akan difokuskan diluar retina. Pada keadaan ini bayangan pada retina tidak
terbentuk sempurna.
239 1
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
MIOPIA
DEFINISI
Miopia = rabun jauh: terjadi gangguan pembiasan mata, dimana sinar-sinar yang datang
sejajar pada mata yang tidak berakomodasi, akan difokuskan di depan retina.
ETIOLOGI
Sampai saat ini, tidak ada satu teori pun yang dapat menjelaskan etiologi miopia.
Dikatakan bahwa miopia dapat terjadi karena bola mata tumbuh terlalu panjang saat bayi.
Dikatakan pula bahwa semakin dini mata seseorang terkena sinar terang secara langsung, maka
semakin besar kemungkinan mengalami miopi, karena organ mata berkembang dengan pesat
pada tahun-tahun awal kehidupan.
KLASIFIKASI
Menurut kelainan yang mendasarinya (klasifikasi Borish & Duke-Elder):
240 2
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
PATOLOGI
Miopia degeneratif atau miopia maligna biasanya bila miopia lebih dari 6 dioptri disertai
kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma posterior
disertai dengan atrofi korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera
dan kadang-kadang terjadi ruptur membran Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk
terjadinya neovaskularisasi subretina. Pada miopia dapat terjadi bercak Fuch yakni hiperplasi
241 3
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
pigmen epitel dan perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar, dan pada orang dewasa akan
terjadi degenerasi papila saraf optik.
MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat bahkan dapat melihat
terlalu dekat. Sedangkan melihat jauh kabur; disebut rabun jauh. Pasien dengan miopia akan
memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai juling dan celah kelopak yang sempit.
Seseorang miopia mempunyai kebiasaan mengernyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis
atau untuk mendapatkan efek pinhole.
Gejala subjektif yang terjadi adalah penglihatan buram, serta pasien miopia mempunyai
pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam posisi konvergensi yang akan
menimbulkan keluhan astenopia konvergensi.
Sedangkan gejala objektif yang terjadi pada pasien miopi yaitu pada pemeriksaan
funduskopi terdapat myopic crescent yaitu gambaran bulan sabit pada polus posterior fundus
mata, pada daerah papil saraf optik akibat tidak tertutupnya sklera oleh koroid. Pada mata
dengan miopia tinggi akan terdapat pula kelainan pada fundus okuli seperti fundus tigroid,
degenerasi makula dan degenerasi retina bagian perifer.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis negatif
terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila pasien
dikoreksi dengan S -3,00 dan S -3,25 memberikan visus 6/6, maka lensa koreksi yang dipakai
adalah S-3.00. Tujuannya adalah untuk memberikan istirahat mata dengan baik sesudah
dikoreksi, atau dengan kata lain, agar mata penderita tidak menjadi mudah lelah karena
hipermetrop setelah dikoreksi. Koreksi dapat dilakukan dengan kacamata, lensa kontak, dan
bedah refraktif.
Bedah Refraktif
Bedah refraktif adalah suatu bedah mata yang bertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi kelainan refraksi. Bedah refraksi meliputi bedah katarak dengan lensa intraocular,
bedah lensa intraokular saja, bedah refraktif kornea.
Pada saat ini, Bedah Refraktif Kornea yang umum dikerjakan adalah Photorefractive
Keratectomy (PRK) dengan Excimer Laser (di negara-negara maju sudah ditinggalkan), dan
LASIK.
242 4
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
KOMPLIKASI
Penyulit yang dapat timbul pada pasien dengan miopia adalah terjadinya ablasi retina selain
itu dapat pula terjadi ambliopia, kadang disertai juling keluar (exotropia), perdarahan macula,
pencairan vitreus.
PENCEGAHAN
1. Mencegah kebiasaan buruk. Kebiasaan yang harus dilatih adalah: duduk tegak, memegang
alat tulis dengan benar, jarak baca 30 cm, penerangan cukup, dan istirahat 20-20-20 (setiap
20 menit memakai mata untuk melihat dekat, memejamkan mata 20 detik dan melihat jauh
20 detik lagi.)
2. Koreksi kelainan mata sedini mungkin, jangan dibiarkan.
3. Memperhatikan status gizi.
4. Di sekolah-sekolah, sebaiknya dilakukan skrining pada anak-anak.
HIPERMETROPIA
DEFINISI
Hipermetropia atau hiperopia atau rabun dekat adalah gangguan kekuatan pembiasan mata
dimana sinar sejajar yang masuk ke dalam mata dalam keadaan tidak berakomodasi akan
difokuskan di belakang retina. Oleh karena dibiaskan di belakang retina, bayangan yang
dihasilkan kabur. Mata hiperopia sering juga memberikan gejala bayangan kabur saat melihat
jauh. Kebanyakan anak-anak dilahirkan dengan hiperopia +3 D, tetapi biasanya sembuh pada
usia 12 tahun.
243 5
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
ETIOLOGI
Struktur hiperopia berdasarkan konfigurasi anatomi bola mata :
1. Axial hiperopia ( hiperopia sumbu)
Pada keadaan ini didapatkan diameter antero posterior bola mata lebih pendek dari normal
meskipun media refraksi (misalnya lensa atau kornea) normal.
2. Curvature hiperopia ( hipermetropia kurvatur)
Hipermetropia kurvatur adalah keadaan dimana kelengkungan lensa atau kornea lebih datar
dari normal sehingga kekuatan refraksinya turun.
Macam-macam hipermetropia
1. Hipermetropia manifes
2. Hipermetropia Laten
3. Hipermetropia total
GEJALA KLINIS
Anamnesis
- Sakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbul gejala hiperopia dan makin
memburuk sepanjang penggunaan mata dekat.
- Penglihatan tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien harus fokus pada suatu jarak tertentu
untuk waktu yang lama, misalnya menonton pertandingan baseball.
- Mata akan lebih cepat lelah karena selalu berakomodasi.
- Penglihatan dekat dan jauh kabur dengan kelainan refraksi tinggi dari 3-4 D atau pada
pasien yang lebih tua karena adanya penurunan akomodasi.
- Penglihatan dekat kabur dan makin memburuk apabila pasien lelah, cetakan kurang jelas
saat membaca atau kondisi penerangan kurang optimal.
- Sensitifitas terhadap cahaya, merupakan hal yang umum pada hiperopia yang etiologinya
tidak diketahui dan sembuh dengan mengoreksi hiperopianya.
- Penglihatan kabur tiba-tiba dalam waktu singkat disebabkan spasme akomodasi dan dapat
menyebabkan pseudomiopia.
Pemeriksaan Fisik
Ukuran bola mata tampak lebih kecil secara keseluruhan, esotropia karena mata
seringmelakukan konvergensi, kornea lebih tipis dari normal, COA dangkal, pupil miosis karena
mata terus berakomodasi pemeriksaan funduskopi menunjukkan fundus okuli yang mengecil
244 6
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
dan hiperemis serta pseudo papilitis atau pseudo neuritis yaitu hiperemia papil N II, A scan
ultrasonography (biometry) menunjukkan pemendekan diameter anteroposterior bola mat
PENATALAKSANAAN
Jika ada akomodatif esotropia (konvergensi), koreksi penuh harus diberikan. Jika
keseluruhan refraksi manifest kecil, misalnya 1 D atau kurang, koreksi diberikan apabila pasien
memiliki gejala-gejala .Prinsip optical pada pengobatan hiperopia adalah memberikan lensa
konvex (plus) terbesar yang menghasilkan visus maksimal, maka sinar akan difokuskan pada
retina.
245 7
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
ASTIGMATISME
DEFINISI
Astigmatisme bukan merupakan suatu penyakit. Astigmatisme adalah kelainan refraksi
mata, dimana didapatkan bermacam-macam derajat refraksi pada bermacam-macam meridian,
sehingga sinar sejajar yang datang pada mata itu akan difokuskan pada macam-macam fokus
pula. Pada astigmat berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik pada retina akan tetapi pada 2
garis yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea. Bila
melihat satu titik di depan mata, maka titik tersebut tidak dapat difokuskan lagi menjadi satu
titik tetapi berubah menjadi satu garis, suatu lingkaran atau oval.
ETIOLOGI
Para ilmuwan dan peneliti tidak sepenuhnya memahami mengapa ada sebagian orang yang
mengalami gangguan refraksi astigmatisme, dan sebagian tidak. Tidak ada faktor risiko tertentu
yang menyebabkan mengapa ada yang mengalaminya, dan ada yang tidak.
Penyebab astigmatisme:
1. Herediter/ kongenital
Astigmatisme dapat merupakan suatu kelainan yang diturunkan/ herediter dan telah ada
sejak lahir.
2. Akuisita
a. Kelainan kornea
b. Kelainan di lensa
JENIS ASTIGMATISME
Berdasarkan Aksis
Aksis selalu dicatat dalam bentuk sudut dalam satuan derajat, antara 0 dan 180 derajat
searah jarum jam. 0 dan 180 terletak pada garis horizontal setinggi bagian tengah pupil, dan
sesuai yang dilihat pemeriksa, 0 terletak pada sisi kanan dari masing-masing mata.
- Astigmatisme Reguler
246 8
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
DIAGNOSIS
Keluhan subjektif Astigmatisme ringan sering asimptomatis dan tidak terdeteksi. Keluhan yang
mungkin sering muncul adalah: sakit kepala, penglihatan buram pada jarak jauh ataupun dekat,
ketegangan pada mata/ eye strain, mata lelah.
KOREKSI
Koreksi Kesalahan Refraksi:
I. Koreksi Non-bedah dengan Lensa Kacamata danLensa Kontak
247 9
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK
18 HEALTH OF SKIN AND EYE
KELAINAN REFRAKSI
1
248 10