• Pendidikan:
- FK Universitas Kristen Maranatha (1999)
- PPDS IK. Anak FK Padjadjaran Bandung (2008)
- Magister Kesehatan FK Padjadjaran Bandung (2008)
• Pekerjaan:
- Staf Medis KSM IK. Anak RS Immanuel Bandung
- Staf Pengajar FK Kristen Maranatha Bandung
STATUS EPILEPTIKUS
PADA ANAK
hipotensi hipertermia
PaO2 Otak
PATOFISIOLOGI
STATUS EPILEPTIKUS
Sumber: Shorvon S
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Riwayat infeksi
• Penyakit sebelumnya
• Intoksikasi, trauma
• Persalinan lama, pemberian vitamin K saat
lahir
• Riwayat kejang pada keluarga penderita
• Riwayat pengobatan sebelumnya
(diazepam supp dirumah maks 2 kali)
Schribber JM, Curr Neurol Neurosci Rep. 11. 2011
Walker DM, Curr Opin Pediatr.18. 2006
PEMERIKSAAN FISIS
a. Laboratorium
Darah tepi lengkap, elektrolit serum (Na,Ca,
magnesium), glukosa, ureum kreatin
b. Punsi lumbal, menurut AAP:
• Sangat dianjurkan: < 12 bulan
• Dianjurkan: 12-18 bulan
• Dilakukan bila ada kecurigaan infeksi
meningen/ensefal : >18 bulan
Schribber JM, Curr Neurol Neurosci Rep. 11. 2011
PEMERIKSAAN PENUNJANG
c. Neuroimaging
• CT Scan- trauma kepala, infeksi SSP, tumor,
perdarahan intrakranial (APCD)
• MRI batang otak, tumor ganas, gangguan
mielinisasi
d. Elektroensefalografi
Terbagi 2 dosis
Terbagi 2 dosis
10-30 menit
* maks 1000 mg
> 30 menit
PROGNOSIS
• Etiologi
• Usia
• Lamanya kejang
• Penatalaksanaan kejang
Gejala sisa/sequele
• gangguan intelektual, defisit neurologi,
epilepsi
• Angka kematian berkisar 16-32%
SIMPULAN
• SE kejang yang berlangsung >5 menit
• Berulang 2 kali tanpa perbaikan
kesadaran
• Penatalaksanaan agresif
• Penatalaksanaan SE di ruang intensif
• Meningkatkan morbiditas/mortalitas
• Pemantauan jangka panjang
komplikasi SE
_/l\_
TERIMA KASIH