Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kasus

Epilepsi
Oleh
Nicko erdy kusuma
Identitas pasien
Nama : Sdr. R
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 18 tahun
Agama : Islam
Status pernikahan : Belum menikah
Alamat : mlangi, sleman, yogyakarta
Anamnesis
KU => Kejang
 
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit bersama keluarganya dengan keluhan kejang
di seluruh badan tadi malam, kejang berlangsung sekitar 3 menit. pasien
memiliki riwayat jatuh tahun 2007,dari itu pasien mulai mengalami kejang.
Kejang terjadi tiba-tiba, tidak disertai atau didahului dengan demam.
Sekarang pasien menjalani pengobatan 2 tahun, setahun terakhir ini keluhan
kejang baru dirasakan kembali, dalam semalam pasien kejang 2 x saat
pasien sedang nonton tv dan dalam keadaan tidur dengan durasi kurang
lebih 3 menit dengan gejala kaku seluruh tubuh. Setiap episode kejang
pasien tidak sadarkan diri.
Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat trauma jatuh umur 10 tahun
Riwayat mondok di Rumah Sakit karena kejang
Riwayat pengobatan kejang selama 2 tahun
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit yang serupa dalam anggota keluarga tidak ada
Riwayat kebiasaan
Aktivitas di luar rumah jarang dilakukan dikarenakan kondisi pasien yang
bila mengalami kelelahan dapat memicu kejang.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : TD :130/80 mmhg Nadi : 78x/menit
Rr : 18x/menit Suhu : 36,6oC
Kepala : Normocephal, tidak terdapat bekas luka, tidak terdapat
massa
Thoraks
Inspeksi : simetris tidak ada ketinggalan gerak
Palpasi : fremitus tactil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
Cor : bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : suara napas vesikular, ronki (-), wheezing (-)
Con’t
Abdomen
Inpeksi : perut tidak buncit, kelainan kulit
tidak ada
Auskultasi : BU normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral dingin, tidak terdapat
deformitas
Status Neurologis
GCS : E4 V5 M6
Tanda rangsang meningeal : KK (-) Brudzinski (-)
Pemeriksaan nervus kranialis : Normal
Pemeriksaan motoris:
Pemeriksaan kekuatan otot 5 5
5 5
Pemeriksaan reflex fisiologis

BPR + +
TPR + +
KPR + +
APR + +

Pemeriksaan reflex patologis : -|-


Pemeriksaan sensoris : Normal
Diagnosis

Epilepsi Epilepsi
Dx Enfefalitis Dx.
Band Meningitis Kerja
ing
Rencana Terapi
Rencana terapi :
Medikamentosa
- Diazepam 20 mg/hari saat awal episode kejang 2x1
- Fenobarbital 120 mg/hari 2x1
Non-Medikamentosa (Saat terjadi kejang)
- Longgarkan pakaian
- Lepas ikat pinggang bila memekai ikat pinggang
- Jauhkan dari benda-benda tajam
- Jauhkan dari lokasi berbahaya seperti kolam, kompor dll
- Hindarkan dari faktor-faktor yang memicu timbulnya kejang.
Definisi
Epilepsi berupa suatu kondisi yang ditandai dengan kejang
yang tiba-tiba dan berulang. Kejang adalah suatu kejadian tiba-tiba
yang disebabkan oleh lepasnya agregat dari sel-sel saraf di sistem
saraf pusat yang abnormal dan berlebihan.
Epidemiologi
Prevalensi epilepsi aktif dalam sejumlah besar studi
membuktikan keseragaman pada angka 4-10 per 1000 penduduk.
Insidensi epilepsi di negara maju adalah 24-53 per 100.000 populasi
Etiologi
Penyebab epilepsi pada berbagai kelompok usia:
Neonatal
Kelainan kongenital, kelainan saat persalinan, anoksia,
kelainan metabolik (hipokalsemia, hipoglisemia, defisiensi
vitamin B6, defisiensi biotinidase, fenilketonuria).
Bayi (1-6 bulan)
Kelainan kongenital, kelainan saat persalinan, anoksia,
kelainan metabolik, spasme infantil, Sindroma West.
Anak (6 bulan – 3 tahun)
Spasme infantil, kejang demam, kelainan saat persalinan
dan anoksia, infeksi, trauma, kelainan metabolik, disgenesis
kortikal, keracunan obatobatan.
Anak (3-10 tahun)
Anoksia perinatal, trauma saat persalinan atau setelahnya,
infeksi, thrombosis arteri atau vena serebral, kelainan
metabolik, Sindroma Lennox Gastaut, Rolandic epilepsi.
Remaja (10-18 tahun)
Epilepsi idiopatik, termasuk yang diturunkan secara genetik,
epilepsi mioklonik juvenile, trauma, obat-obatan.
Dewasa muda (18-25 tahun)
Epilepsi idiopatik, trauma, neoplasma, keracunan alkohol atau
obat sedasi lainnya.
Dewasa (35-60 tahun)
Trauma, neoplasma, keracunan alkohol atau obat lainnya.
Usia lanjut (>60 tahun)
Penyakit vascular (biasanya pasca infark), tumor, abses,
penyakit degeneratif, trauma.
Patofisiologi
Neuron memiliki potensial membran, hal ini terjadi karena adanya
perbedaan muatan ion-ion yang terdapat di dalam dan di luar neuron.
Perbedaan jumlah muatan ion-ion ini menimbulkan polarisasi pada
membran dengan bagian intraneuron yang lebih negatif
terjadinya epilepsi meliputi mekanisme yang terlibat dalam munculnya
kejang (iktogenesis), dan juga mekanisme yang terlibat dalam perubahan
otak yang normal menjadi otak yang mudah-kejang (epileptogenesis).
Gejala Klinis
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan
penunjang

Pemeriksaan
fisik dan
Neurologi
Penatalaksanaan
Terapi bedah epilepsi
meningkatkan kualitas hidup pasien epilepsi
yang refrakter. Pasien epilepsi dikatakan
refrakter apabila kejang menetap meskipun
telah diterapi selama 2 tahun dengan
sedikitnya 2 OAE yang paling sesuai untuk
jenis kejangnya atau jika terapi
medikamentosa menghasilkan efek samping
yang tidak dapat diterima.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai