PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK//VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan didaerah, prinsip dasar Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Jika defenisi itu diterapkan di Rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan
sebagai berikut : Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok
masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan
rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya
mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
b. Di Luar gedung
1.3 Mamfaat
Sebagai pedoman penatalaksanaan pelayanan Promosi Kesehatan Rumah
Sakit di RS Ibnu Sina dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
STANDAR KETENAGAAN
Panitia PKRS terdiri dari 9 (sembilan) sub-unit panitia PKRS yaitu: medical
information, keperawatan (bidan dan perawat), fisioterapi, customer service
(CS),gizi, farmasi, rekam medik, panitia pengendali infeksi (PPI) dan marketing.
Panitia PKRS berada dibawah naungan pelayanan medis RS Ibnu Sina dan
berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh jajaran unit pelayanan
Rumah Sakit dalam menyampaikan informasi medis kepada pasien.
Pola ketenagaan dan kualifikasi panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah:
No. NamaKualifika
Jabatan Kualifikasi Formal Jumlah Ket
1. Medical Information S1 Kedokteran Umum
2. Keperawatan / Kebidanan D3Keperawatan/D3Kebidan
an
3. Fisioterapi D3/D4 Rehabilitasi
Medik
4. Customer Service S1 Komunikasi
5. Gizi D3 Gizi
6. Pelayanan Farmasi S1 Farmasi
7. Rekam Medik D3/S1 Gizi
8. Panitian pengendali infeksi S1 Kedokteran umum/
D3 Keperawatan
9. Marketing S1 Marketing
2.2 Jam pelayanan promosi kesehatan Rumah Sakit
STANDAR FASILITAS
Denah ruangan.
Ruangan penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap unit PKRS dan terletak di
sebelah admission rawat jalan dan customer service unit. Suasana dalam ruang
PKRS dibina sedemikian rupa sehingga tenang dan kondusif dalam menyampaikan
informasi dan promosi kesehatan bagi pasien dan klien.
BAB IV
ALUR PELAYANAN
4.2 Tatalaksana.
Promosi kesehatan Rumah Sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari
tim medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan
informa si medis serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang
berhubungan dengan penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat
dirawat dan sebelum pasien pulang), rawat jalan, IGD dan penunjang medis. Tim
tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis RS Ibnu Sina. Pelayanan
panitia PKRS terdiri dari pelayanan promosi kesehatan dan informasi yang
berhubungan dengan pasien dari sembilan sub-unit panitia PKRS yang
terintegrasi. Unit-unit tersebut adalah customer service (CS), medical information
for patient care (MIPC), Gizi, keperawatan (perawatan dan bidan), fisioterapi (Ft),
Farmasi, Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), rekam medis (RM) dan
marketing.
Tujuan.
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih
dalam tentang penyakitnya secara holistik.
Tujuan khusus.
Rawat inap
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (senin-jumat, pkl. 08.00-
17.00) maka pasien dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet
edukasi sesuai dengan penyakitnya oleh sub-unit PKRS terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka
pasien akan mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh
perawat unit terkait.
4. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait
penyakitnya oleh sub-unit tertentu, maka pasien diharuskan membuat
perjanjian pada hasil kerja berikutnya.
5. Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka
informasi akan diberikan oleh DPJP terkait/dokter medical information
(pada jam kerja)
6. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana
diagnosa atau konsultasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa
berobat, maka informasi akan diberikan oleh dokter medical information
sesuai dengan SPO pemberian edukasi.
Instalasi Terkait Promosi kesehatan RS
Medical information for patien care (informasi medis) adalah suatu tim
medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis
serta mengedukasi pasien rawat inap mengenai kondisi yang berhubungan
dengan penyakit pasien (awal dirawat, selama perawatan dan sebelum
pasien pulang. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis RS
Ibnu Sina.
Ruang lingkup:
Tujuan:
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien rawat jalan dan pasien
rawat inap yang perlu penjelasan lebih dalam tentang penyakitnya dan
pada saat pasien akan pulang tentang tata cara perawatan dirumah seperti:
apa yang harus dilakukan, apa yang harus dihindari, jadwal kontrol kembali,
tata cara minum obat, perubahan perilaku dan gaya hidup, dll.
Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh
DPJP/dokter jaga kepada pasien adalah sebagai berikut:
Pengertian
Pelayanan kerohanian adalah suatu usaha bimbingan yang diberikan
oleh pihak rumah sakit Ibnu Sina yang bekerja sama dengan pihak luar di
bidang kerohanian, untuk mendampingi dan menemui pasien rawat inap,
agar mampu memahami arti dan makna hidup sesuai dengan keyakinan
dan agama yang dianut masing-masing. Pelayanan ini sangat berarti
sebagai upaya meningkatkan rasa percaya diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang menentukan kehidupan manusia, sehingga motivasi ini dapat
menjadi pendorong dalam proses penyembuhan.
Tujuan umum
Tujuan khusus
Agar pasien bisa mendapatkan ketenangan batin dan mempercepat
proses kesembuhannya.
Pengertian
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit, tidak terlepas
adanya konflik yang terjadi antara pasien dan rumah sakit. Konflik
merupakan akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda
atau berlawanan antara pasien dengan pihak rumah sakit, sehingga
keduanya saling terganggu. Untuk itu konflik tersebut perlu diselesaikan
dengan baik sehingga tidak melebar terlalu jauh dari pokok
permasalahannya.
Tujuan
Secara umum, tujuannya adalah menangani semua keluhan dari pasien
agar bisa diselesaikan secara profesional dan kekeluargaan.
Tujuan khusus
Agar pasien yang tidak puas bisa mendapat jawaban dan penjelasan dari
pihak rumah sakit.
Pengertian.
Pengertian komunikasi
Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-
pekiran atau informasi. (komaruddin, 1994; schermerhorn, Hunt &
Osborn, 1994; koontz & weihrich, 1988).
Proses komunikasi
Gambar. 1.
Unsur komunikasi
Sumber/komunikator
Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang
disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima.
Berita dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada
kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat
komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin
terjadi berupa perubahan sikap. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8).
Media yang dapat digunakan: melalui telepon, menggunakan lembar lipat,
buklet, vcd, peraga.
Penerima/komunikasi
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal
berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal.42):
Sifat komunikasi
Komunikasi itu bias bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (pelayanan promosi).
Gambar 2.
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikan harus menjabarkan hurufnya
satu persatu dengan menggunakan alfabet yaitu kode alfabet internasional.
Sumber:
Wikipedia
Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan
dengan kondisi kesehatannya.
Prosesnya
Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi pasien &
keluarga berdasarkan (data berikut ini diperoleh dari rekam medik):
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
2. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu, atau saudara kandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak
mengerti materi edukasi, pasien bisa menghubungkan medical information.
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk
mengisi formulir edukasi dan informasi, dan ditandatangani kedua belah pihak
antara dokter dan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti
bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan informasi
yang benar.
Pelayanan informasi gizi yang tersedia bagi pasien terdiri dari sebagai
berikut:
DEFINISI NCP
Suatu metode pemecahan masalah yang sistematis, dimana dietisien menggunakan
cara berfikir kritis dalam membuat suatu keputusan yang tepat terkait maslah gizi
sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi.
LANGKAH-LANGKAH NCP
ADIME
1. Nutrition Assessment (Penilaian Gizi)
2. Nutrition Diagnosis (Diagnosa Gizi)
3. Nutrition Intervention (Intervensi Gizi)
4. Nutrition Monitoring and Evaluation (Monitoring dan evaluasi Gizi)
Format yang dikenal dengan istilah ADIME mulai dicoba ditulis pada dokumen medik
pasien.
ASSESSMEN GIZI
Definisi
Proses pengumpulan data, verifikasi dan interprestasi data secara sistematis dalam
rangka membuat keputusan mengenai penyebab masalah.
Ketersediaan makanan
Yaitu perencanaan makan, pembelian, kemampuan dsn keterbatasan
menyiapkan makanan, keamanan makanan.
2. Data biokimia, pemeriksaan dan tindakan medik
Data laboratorium
Yaitu eletrolit, albumin, glukosa darah, HB dll.
Pemeriksaan medic
Yaitu waktu pengosongan lambung, densitas mineral tulang, adanya foto
thorax, obat yang diberikan, tindakan yang dilakukan, serta tujuan tindakan.
3. Ukuran antropometri.
Tinggi Badan
Berat Badan
Index Massa Tubuh
Perubahan Berat Badan
Pertumbuhan
Lingkar Lengan atas
Massa otot
Lingkar perut/Pinggang
Tebal lemak/Skinfold Thickness
5. Riwayat pasien
Riwayat social
Status ekonomi, budaya, kepercayaan, situasi rumah.
Riwayat individu
Umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, kedudukan dalam keluarga.
Riwayat kesehatan
Penyakit saat ini dan dulu, riwayat operasi, penyakit keluarga.
Riwayat pemakaian obat dan suplemen apakah obat sesuai resep
dokter/suplemen diet/herbal.
DIAGNOSA
TUJUAN
Identivikasi masalah gizi yang tepat diatas atau diperbaiki melalui intervensi gizi oleh
seorang dietisien.
INTERVENSI GIZI
TUJUAN
Mengatakan atau memperbaiki masalah gizi dengan merencanakan dan
mengimplementasikan intervensi gizi yang sesuai dengan kebututhan dan keinginan
pasien.
TUJUAN
Mengetahui seberapa jauh kemajuan serta perkembangan pada penyakit yang
diderita, yaitu dilihat dari :
Kebiasaan dan kemampuan dari lingkungan yang berpengaruhi asupan gizi.
Asupan makanan dari semua sumber.
Tanda dan gejala fisik dari hasil pengukuran antropometri, laboratorium dan
fisik.
Persepsi pasien mengenai intervensi gizi jelas atau tidaknya serta apakah
dijalankan sesuai anjuran.
Posture adalah posisi di mana kita menahan tubuh agar ttp tegak melawan
gravitasi sambil berdiri, duduk atau berbaring.
Menjaga tulang dan sendi pd Alignment yang benar sehingga otot berfungsi
dengan baik.
Membantu mengurangi kesalahan pemakaian pada permukaan sendi yang
mengakibatkan arthritis.
Mengurangi stress pada ligament sebagai penyangga sendi
Mencegah kelelahan otot, sehingga otot yang digunakan lebih efisien dan
tubuh dapat menghemat energy
Mencegah sakit punggung dan nyeri otot
Memberikan kontribusi untuk penampilan yang baik
Teknik Lifting (mengangkat)
Informasi ini berupa teknik teknik latihan ataupun treatment sederhana dan mudah
dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun mempercepat
perbaikan kondisi mereka.
Peranan lain yang tidak kalah penting adalah untuk membina suasanayang
mendukung kegiatan promosi maupunpemberdayaan dengan memamfaatkan
ruangan dan halaman rumah sakit untuk memasang/menayangkan berbagai
media komunikasi, memamfaatkan media masa untuk bina suasana. Hal lainnya
yang berhubungan dengan peran marketing adalah untuk menjalin kerjasama
dengan mitra terkait untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan kegiatan PKRS
seperti mengidentifikasi mitra pontensial dalam rangka menggalang kemitraan
berkaitan dengan pelaksanaan promosi kesehatan mempunyai jejaring
kemitraan diberbagai sector, dunia usaha dan swasta lainnya serta
melaksanakan program kerjasama kemitraan dengan sector lain, organisasi
kemasyarakatan, swasta dan dunia usaha lainnya. (lihat SPO/Marketing/01-06)
BAB V
Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ
unit terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang
teredukasi di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian
informasi dan formulir pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumlah leaflet yang
tersedia dilakukan dengan penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi edukasi
disetiap unit terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap
bulannya. Apabila leaflet habis dalam sebulan, maka permintaan leaflet dapat
dilakukan ke panitia PKRS.
DOKUMEN BUKTI
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi
kesehatan yang dibuat oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:
1. Materi edukasi
2. Standard Prosedur Operasional (SPO)
3. Leaflet
4. Dan lain sebagainya
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
BAB VII
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan
dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan akreditasi Rumah Sakit
yang berhubungan dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah
Sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan
mereka yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi
RS, dan menjadi urusan (tugas) bagi hampir seluruh jajaran RS. Yang paling penting
dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik
pemberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadap klien
sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil jika didukung
oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap
mereka yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi
dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung dan membantu RS dari segi
kebijakan (pengaturan perundang undangan) dan sumber daya, dalam rangka
memberdayakan pasien/klien.