BAB IV
METODE PENELITIAN
termasuk variabel bebas (kualitas sanitasi rumah) dan variabel terikat (kejadian
ISPA) diobservasi sekaligus pada saat yang sama. Kalau dilihat dari segi analisis
data, maka penelitian ini merupakan penelitian analitik, karena data yang
Gambar 4.1.
38
39
Persiapan Alat-alat/bahan
pengukur instrument
penelitian
Melakukan rekapitulasi
data
Pembahasan
Selatan Kota Denpasar dan dilaksanakan dari bulan Juli 2014 - Maret 2015.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
a. Data primer
Data primer yang berkaitan dengan jumlah rumah, kualitas rumah, kondisi
sanitasi rumah dan kualitas sanitasi rumah yang berhubungan dengan kejadian
b. Data sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan berupa data penyakit ISPA yang diperoleh
dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan
kondisi sanitasi rumah dan kualitas sanitasi rumah yang berhubungan dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang dihuni oleh
Sampel dalam penelitian ini adalah rumah yang dihuni oleh Kepala
kualitas sanitasi rumahnya. Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan fokus
sebagai berikut :
1 KK.
memenuhi kriteria sampel yang diambil dari hasil pendataan jumlah dan kualitas
Z 21-/2 P(1-P)
n =
d2
Keterangan :
n = Besar sampel
(1,96)2(0,5)(1-0,5)
n = = 96,04 orang, dibulatkan menjadi 97 orang
(0,1)2
Jumlah sampel di atas ditambahkan dengan 10% cadangan, sehingga total sampel
yang digunakan adalah 107 rumah. Sampel cadangan digunakan apabila terdapat
sampel yang tidak memenuhi kriteria atau sampel tidak berhasil ditemukan.
43
dalam hal ini adalah kualitas sanitasi rumah yang diukur melalui penilaian :
Selatan.
akibat karena adanya variabel bebas yang dalam hal ini adalah kejadian
perlu dikendalikan. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah iklim dan
sosial budaya. Variabel ini dikendalikan dengan cara mengatur ulang jadwal
seperti : turun hujan dan apabila ada upacara adat atau keagamaan di tempat
VARIABEL
PENGGANGGU
Iklim
Sosial Budaya
Gambar 4.2
Hubungan Variabel Penelitian
diberikan batasan sesuai dengan tujuan penelitian tertuang dalam beberapa batasan
Tabel 4.1.
Definisi Operasional Variabel
Kriteria, cara pengukuran Skala
Variabel Definisi Operasional
dan alat ukur data
1 2 3 4
Kejadian Peristiwa terjangkitnya 1. Tidak ISPA Nominal
ISPA penyakit ISPA di 2. ISPA
wilayah kerja
Puskesmas IV Cara Pengukuran:
Denpasar Selatan Wawancara/ Kuesioner
dengan gejala batuk
pilek dan dapat disertai
45
a. Blangko pendataan jenis rumah, untuk mengetahui jumlah dan kualitas rumah
yang terdata.
ruangan
47
f. Meteran, untuk menghitung luas lantai dan luas lubang ventilasi rumah
pada peta wilayah kerja Puskesmas. Dalam pendataan ini menggunakan tim
surveyor yang berjumlah 14 orang. Tim ini diambil dari petugas Juru Pemantau
persepsi tentang kriteria rumah yang didata. Dari hasil pendataan rumah tersebut
diperoleh data jumlah rumah. Data tersebut selanjutnya dipakai untuk menentukan
berikut :
1) Variabel ISPA
2) Variabel Ventilasi
4) Variabel Kelembaban
5) Variabel Suhu
Kode 0 = Padat
7) Pencemaran udara
interpretasi data yang telah dikumpulkan dari lapangan. Fokus analisisnya lebih
tertuju pada data primer yang menjawab permasalahan penelitian ini. Tahap-
antara obyek yang dinilai dengan kolom indikator penilaian yaitu meliputi :
dengan membagi nilai observasi dengan nilai maksimal observasi dikalikan 100%,
Nilai observasi
Skor = x 100%
Nilai maksimal
Skor yang diperoleh akan dibandingkan dengan skor standar untuk menarik
kesimpulan kategori kondisi sanitasi rumah yang diobservasi dan kondisi sanitasi
yaitu:
b. Menghitung skor tiap penilaian dengan cara mengalikan total indikator dengan
bobot 100%.
1) Analisis univariat
2) Analisis bivariat
a) Jika nilai sig P > 0,05 maka hasilnya tidak bermakna secara statistik
variabel dependen.
b) Jika nilai sig P 0,05 maka hasilnya bermakna secara statistik atau
dependen.
3) Analisis Multivariat
model yang paling baik (fit) dan sederhana (parsinomy) yang dapat