Anda di halaman 1dari 7

Gizi Seimbang BALITA

GIZI SEIMBANG BALITA

1. Pengertian

Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita
ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar.

Balita adalah anak yang berumur 2 sampai 5 tahun, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-
zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok
lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan
(Sediaoetama 2000).

Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari
sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat. Gizi seimbang
dapat dipenuhi dengan pemberian makanan.

Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang
gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).

Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan
mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.

Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan
sebagai berikut:

a. Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika
sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta
psikomotorik.

b. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan.

2. Tujuan Gizi Bagi Balita

a. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.

b. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan makanan untuk sang buah hati.

c. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi tubuh
sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi sehat.

d. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi anak balita.

e. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan berbagai organ tubuh anak balita.

f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak balita.
g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi anak balita.

h. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak balita.

i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita

3. Adapun Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :

a. Air

Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:

Trimesterttin Kebutuhan (ml/kg


BB/hari)

I 175-200

II 150-175

III 130-140

IV 120-140

b. Energi

Menurut FAO/WHO 1971

Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari)

3 bulan 120

3-5 bulan 115

6-8 bulan 110

9-11 bulan 105

Diatas 1 tahun 112

1-3 tahun 101

4-6 Tahun 91

c. Protein

Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)

6-11 bulan 3,5-2,0


1-3 tahun 2,5-2,0

4-6 Tahun 3,0

d. Lemak

Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam
lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila
kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan
hambatan pertumbuhan.Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam
lenoleat.

e. Karbohidrat

Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat
40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan
makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.

f. Vitamin dan mineral

Usia Ca Fe Vit A Vit B1 Vit B12 Vit B6 Vit C Vit D

6-11 0,6 8 gr 1200 mg 0,4 mg 0,5 mg 6 mg 25 mg 400


bln gr unit

1-3 0,5 8 gr 1500 mg 0,5 mg 0,7 mg 8 mg 30 mg -


th gr

4-6 0,5 10 gr 1800 mg 0,6 mg 0,9 mg 9 mg 40 mg -


th gr

2. Menu seimbang yaitu gizi yng harus terpenuhi untuk menjaga keseimbangan gizi tubuh, antara lain:

a. Karbohidrat seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa
diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang.

b. Buah dan sayur seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam mengandung zat
gizi berbeda. Berikan setiap hari baik dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.

c. Susu dan produk olahan susu. Pastikan balita mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi
susunya.
d. Protein seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan. Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau
ganti dengan sumber protein lainnya. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman
berkadar vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.

e. Lemak dan gula seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga
mengandung omega dan 6 yang penting untuk perkembangan otak. Pastikan balita mendapatkan kadar
lemak esensial dan gula yang cukup bagi pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa lemak dan
gula tidak digunakan sebagai pengganti jenis makanan lainya (seperti karbohidrat).

3. Cara Mengelola Makanan Bagi Balita

Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus
memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang
meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam
jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara
bersamaan pada suatu waktu.

Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah
dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan
bahan makanan sesuai makanan keluarga.

Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Peranan orang tua
sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus
mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena
anak akan meniru perilaku makan dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga.

Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam diantara makanan
pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena
anak susah makan. Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena
akan mengganggu nafsu makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging
sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-lain.

Fungsi makanan selingan adalah :

a. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.

b. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang, dan malam).

c. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.

4. Ciri-ciri gizi buruk :


a. Kurus, rambut kemerahan.

b. Perut kadang-kadang buncit.

c. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).

d. Cengeng.

e. Kurang respons.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan

a. Kurangnya pengetahuan ibu dan keterampilan yang mempengaruhi gizi di bidang memasak,
konsumsi anak, keragaman bahan makanan.

b. Anggapan terhadap jenis makanan tertentu yang bisa mempengaruhi gizi, misalnya anggapan
terhadap anak kecil yang suka makan ikan bisa menyebabkan cacingan.

c. Pantangan terhadap makanan tertentu yang telah menjadi kebiasaan yang mempengaruhi gizi, misal
pantangan terhadap anak yang suka makan daging yang biasanya yang terjadi di daerah pedesaan.

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu yang mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

e. Tingkat penghasilan keluarga yang mempengaruhi status gizi kurang pada balita yang dihubungkan
dengan jumlah anggota keluarga.

f. Penyakit yang diderita pada anak yang menyebabkan terganggunya status gizi balita.

6. Pengaruh Status Gizi Terhadap Balita

Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi
yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah tersrang penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang
besar terhadap kekebalan tubuh.

Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antar lain diare, disentri, gondok, busung
lapar. Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP), Defisiensi Vit. A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus,
Kwashiorkor dan beberapa penyakit lainnya.

Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan.
Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak
dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi genetiknya.

7. Pengaruh Status Gizi Dapat Dilihat Dari Segi:

a. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memahami makanan dan memiliki
makanan yang baik untuk anak balita.
b. Sosial Budaya

Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu terutama tentang pemberian makanan
yang boleh dan tidak boleh. Misalnya, tidak boleh makan telur jika ada luka, karena akan menyebabkan
terjadinya pembusukan pada luka dan lain sebagainya. Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang
tnggi kadar protein dan baik untuk penyembuhan luka.

10. Makanan yang harus dihindari

Beberapa makanan perlu diperhatikan extra untuk dihindari, diantaranya:

1. Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet sebaiknya dihindari. Gunakan
bahan makanan segar untuk menu makan keluarga terutama untuk balita.

2. Penggunaan garam., bila memang diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit. Dan pilih
garam beryodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan, diperhatikan juga
kandungan garamnya.

3. Aneka jajanan dipinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan gizinya. Ibu bisa membuat
sendiri jajanan untuk balita hingga tidak tergiur untuk jajan.

4. Telur dan kerang. Karena seringkali menimbulkan alergi bahkan kerancunan bila ibu tidak jeli memilih
segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah telur sampai matang untuk menghindari bakteri yang
dapat mengganggu pencernaan.

5. Kacang-kacangan. Karena bisa jadi pencetus alergi. Jangan berikan kacang bila si balita belum terampil
mengunyah karena bisa tersedak.

11. Balita dengan kurangnya nutrisi

Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga
tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat. Gizi seimbang dapat
dipenuhi dengan pemberian makanan.

Balita adalah anak yang berumur 2 sampai 5tuhan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-
zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok
lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan
(Sediaoetama, 2000).

Daftar Pustaka

Haryani S, 2011, Gizi untuk kesehatan Ibu dan Anak, Graha Ilmu, Yogyakarta

Haryono, 2011, Nutrisi Penting Bagi Balita, www.ibubalita.net, diakses pada tanggal 29 April 2013 pukul
11.12
Contoh Leaflet

Anda mungkin juga menyukai