Anda di halaman 1dari 92

ANALISA KECENDERUNGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN

PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN BALITA TAHUN 2002-2006


UNTUK PERAMALAN PADA TAHUN 2007-2011
DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

SEPTRI ANTI SINAGA


NIM. 031000130

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
ABSTRAK

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) meliputi infeksi akut saluran


pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi
saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Berdasarkan data WHO
tahun 2005, kematian balita yang disebabkan oleh ISPA sebesar 19 % yang
merupakan urutan kedua penyebab kematian balita, sedangkan yang menyebabkan
kematian bayi, infeksi berat yang sudah termasuk ISPA di dalamnya sebesar 26 %.
Dari hasil Surkesnas tahun 2001 ISPA merupakan peringkat kedua yaitu 38,7 %
sedangkan pada anak balita menduduki peringkat pertama yaitu 42,2 %. Di Kota
Medan, ISPA merupakan penyakit utama pada bayi dan balita.
Untuk mencegah peningkatan jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dan
balita 1-4 tahun akibat ISPA, perlu dibuat suatu perencanaan. Perencanaan dibuat
setelah mengetahui terelbih dahulu kondisi yang akan datang. Untuk mengetahui hal
tersebuut perlu dilakukan peramalan. Peramalan (forecasting) merupakan dugaan atau
perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian di waktu yang akan datang.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA
dan ISPA berdasarkan klasifikasinya (Pneumonia, Pneumonia Berat, dan Bukan
Pneumonia) pada bayi < 1 tahun dan balita 1-4 tahun dan hasil ramalannya pada
tahun 2007-2011. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis data
berkala (Time Series). Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data berkala dengan trend (ramalan jangka panjang) jika terdapat hubungan
linier yang signifikan antara waktu dengan jumlah penderita ISPA dan ISPA
berdasarkan klasifikasinya. Metode analisis data berkala dengan double exponential
smoothing (ramalan jangka pendek) digunakan jika tidak terdapat hubungan linier
yang signifikan antara waktu dan jumlah penderita ISPA dan ISPA berdasarkan
klasifikasinya.
Berdasarkan hasil peramalan, pada umumnya terjadi peningkatan jumlah
penderita, kecuali penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dan penderita bukan
pneumonia pada bayi < 1 tahun terjadi penurunan jumlah penderita. Dari hasil
penelitian ini, diharapkan Dinas Kesehatan Kota Medan dapat menjadikan hasil
peramalan ini sebagai bahan masukan dalam peningkatan pelayanan kesehatan,
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang ISPA dan cara mencegahnya
serta memberikan informasi tentang perawatan anak yang menglami sakit ISPA.

Kata Kunci: ISPA, Peramalan

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Septri Anti Sinaga

Tempat/Tanggal Lahir : Balimbingan, 25 September 1985

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 4 (empat) orang

Alamat Rumah : Simp. Tangsi Balimbingan Kec. Tanah Jawa

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1991-1997 : SD Negeri No. 091525 Balimbingan

2. Tahun 1997-2000 : SLTP Negeri 2 Tanah Jawa

3. Tahun 2000-2003 : SMU Negeri 1 Tanah Jawa

4. Tahun 2003-2007 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

hanya karena kasih-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Pada Bayi dan Balita Tahun 2002-2006 Untuk Peramalan Pada Tahun 2007-

2011 Di Kota Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan baik secara

moril, spiritual maupun material. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, M.Si, selaku Kepala Departemen Kependudukan

dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

sekaligus Dosen Pembimbing skripsi II yang telah banyak meluangkan waktu

dan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

3. Ibu Dr. Ir. Erna Mutira, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan petunjuk serta

saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
4. Ibu Ir. Evi Naria, MKes, selaku dosen pembimbing Akademik penulis di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Asnawi Nasution selaku staf P2 ISPA Dinas Kesehatan Kota Medan

yang banyak membantu dan memberikan petunjuk kepada penulis selama

penelitian.

6. Bapak dan Ibu dosen Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

7. Kedua Orangtuaku yang tercinta W. Sinaga dan A. Saragih, serta abangku

tercinta Janser Sinaga dan adik-adikku yang kusayangi, Hotma Sinaga dan

Melda Sinaga yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan kasih

sayang kepada penulis selama perkuliahan sampai selesai.

8. Oppungku E. Sinaga dan T. Napitu, Uda dan Inanguda Drs. Anton A.P

Sinaga, MSi dan Sofiati Purba, SH, Uda dr. Hasudungan Sinaga, dan semua

keluargaku yang selalu mendoakan dan membantu penulis.

9. Abangku Ronald yang selalu mendoakan, memberikan aku semangat, dan

kesabaran serta perhatiannya selama ini. Thanx for your love and praise.

10. Sahabat-sahabatku: Asnahria, Catrine, Pindah, Arni, Nita, Vera A, Vera L,

yang selalu mendoakan dan setia menemani penulis.

11. Teman-teman angkatan 2003 khususnya peminatan Kependudukan dan

Biostatistik.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak

yang sifatnya membangun.

Akhir kata semoga Tuhan selalu menyertai kita semua dan penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2007

Penulis

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk kota Medan Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Kelompok Umur ........................................................................................... 39
Tabel 4.2. Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun di Kota Medan
Tahun 2002-2006.......................................................................................... 40
Tabel 4.3. Hasil Ramalan Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun 2007-2011
di Kota Medan .............................................................................................. 42
Tabel 4.4. Jumlah penderita ISPA pada Balita 1-4 tahun
di Kota Medan Tahun 2002-2006.................................................................. 43
Tabel 4.5. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 Tahun
di Kota Medan Tahun 2007........................................................................... 44
Tabel 4.6. Jumlah Penderita Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun
di Kota Medan Tahun 2002-2006.................................................................. 45
Tabel 4.7. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 Tahun
di Kota Medan Tahun 2007.......................................................................... 46
Tabel 4.8. Jumlah Penderita Pneumonia pada Balita 1-4 Tahun
di Kota Medan Tahun 2002-2006.................................................................. 46
Tabel 4.9. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun
di Kota Medan Tahun 2007 .......................................................................... 47
Tabel 4.10. Jumlah Penderita Pneumonia Berat pada Bayi < 1 Tahun
di Kota Medan Tahun 2002-2006.................................................................. 48
Tabel 4.11. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Pneumonia Berat Pada Bayi < 1 Tahun
di Kota Medan Tahun 2007........................................................................... 49
Tabel 4.12. Jumlah Penderita Pneumonia Berat pada Balita 1-4 Tahun
di Kota Medan Tahun 2002-2006.................................................................. 49
Tabel 4.13. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Pneumonia Berat Pada Balita 1-4
Tahun
di Kota Medan Tahun 2007 .......................................................................... 50
Tabel 4.14. Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun
di Kota Medan Tahun 2002-2006............................................................... 51
Tabel 4.15. Hasil Ramalan Penderita bukan pneumonia pada Bayi < 1
Tahun 2007-2011 di Kota Medan.................................................................. 53
Tabel 4.16. Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada Balita 1-4 Tahun
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
di Kota Medan Tahun 2002-2006.................................................................. 54
Tabel 4.17. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Bukan Pneumonia Pada Balita 1-4
Tahun
di Kota Medan Tahun 2007 .......................................................................... 55

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Kurva Trend ...................................................................................... 18


Gambar 2.2. Kurva Gerakan/Variasi siklis ............................................................. 18
Gambar 2.3. Kurva Variasi Musiman ..................................................................... 20
Gambar 2.4. Kurva Variasi Irreguler ...................................................................... 21
Gambar 4.1. Trend Jumlah Penderita ISPA Pada Bayi < 1 Tahun ........................... 41
Gambar 4.2. Index Musim Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun ............... 42
Gambar 4.3. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun
Pada Tahun 2007-2011 di Kota Medan .............................................. 43
Gambar 4.4. Trend Jumlah Penderita bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun ....... 52
Gambar 4.5. Index Musim Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada
Bayi < 1 Tahun .................................................................................. 52
Gambar 4.6. Hasil Ramalan Jumlah Penderita bukan Pneumonia pada
Bayi < 1 tahun, Tahun 2007-2011 di Kota Medan ............................. 54

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Hasil Uji Regresi .................................................................................... 64


Hasil Uji Regresi Penderita ISPA Pada Bayi < 1 Tahun ......................... 64
Hasil Uji Regresi Penderita ISPA Pada Balita 1-4 Tahun ....................... 64
Hasil Uji Regresi Penderita Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun ................ 65
Hasil Uji Regresi Penderita Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun .............. 65
Hasil Uji Regresi Penderita Pneumonia Berat Pada Bayi < 1 Tahun ....... 66
Hasil Uji Regresi Penderita Pneumonia Berat Pada Balita 1-4 Tahun ..... 67
Hasil Uji Regresi Penderita Bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun ..... 68
Hasil Uji Regresi Penderita Bukan Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun ... 68

Lampiran 2 Hasil Peramalan .................................................................................... 69


Hasil Peramalan Penderita ISPA Pada Bayi < 1 Tahun........................... 69
Hasil Peramalan Penderita ISPA Pada Balita 1-4 Tahun......................... 72
Hasil Peramalan Penderita Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun.................. 74
Hasil Peramalan Penderita Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun................ 75
Hasil Peramalan Penderita Pneumonia Berat Pada Bayi < 1 Tahun ........ 77
Hasil Peramalan Penderita Pneumonia Berat Pada Balita 1-4 Tahun ...... 78
Hasil Peramalan Penderita Bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun ....... 79
Hasil Peramalan Penderita Bukan Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun ..... 82

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) meliputi infeksi akut saluran

pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Program

Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA menjadi pneumonia

berat, pneumonia, dan yang bukan pneumonia.

Penyakit ISPA masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian karena ISPA

terutama pada bayi dan balita. (Depkes RI, 1992)

Berdasarkan data WHO tahun 2005, kematian balita yang disebabkan oleh

ISPA sebesar 19 % dan ini merupakan urutan kedua penyebab kematian balita setelah

penyebab neonatal yaitu sebesar 37 %, sedangkan yang menyebabkan kematian bayi,

infeksi berat yang sudah termasuk ISPA di dalamnya sebesar 26 %. Beberapa hasil

penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa 20-35 % kematian bayi dan

anak balita disebabkan oleh ISPA. Diperkirakan bahwa 2-5 juta bayi dan balita di

berbagai negara setiap tahun meninggal karena ISPA. Dua per tiga dari kematian ini

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
terjadi pada kelompok usia bayi, terutama bayi pada usia 2 bulan pertama sejak

kelahiran. (Depkes RI, 2005 dan Djaja, 2001 )

Dari data mortalitas SKRT 1992 menunjukkan bahwa ISPA sebagai

penyebab kematian nomor satu pada bayi yaitu sebesar 29,3 % dan penyebab

kematian nomor dua pada anak balita yaitu sebesar 15,3 %. Hasil SKRT 1995

menunjukkan bahwa 21,2 % kematian bayi dan 30,3 % kematian anak balita

disebabkan oleh ISPA. Hasil Surkesnas tahun 2001 memperlihatkan prevalensi 10

kelompok penyakit utama, pada bayi, ISPA merupakan peringkat kedua yaitu 38,7 %

sedangkan pada anak balita menduduki peringkat pertama yaitu 42,2 %. (Depkes RI,

2005 dan Djaja, 1999)

Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2006 bahwa

jumlah penderita ISPA pada balita berjumlah 356.205 orang, yang terdiri dari

pneumonia sebanyak 41.332 orang dan bukan pneumonia sebanyak 314.873 orang.

Berdasarkan data laporan P2 ISPA Dinas Kesehatan Kota Medan pada tahun 2004

menunjukkan bahwa penyakit ISPA pada bayi sebanyak 40.014 orang dan pada balita

sebanyak 86.728 orang. Pada tahun 2005 ditemukan bayi yang menderita ISPA

sebanyak 38.642 orang dan 91.605 orang. Dan tahun 2006 ditemukan bayi yang

menderita ISPA 39.069 orang dan pada balita sebanyak 93.991 orang.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasien penyakit ISPA

masih tinggi dan mengalami kenaikan, terutama pada bayi dan balita yang paling

rentan untuk terkena ISPA yang dapat menimbulkan kematian. Untuk mencegah

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
terjadinya peningkatan angka kematian, perlu dibentuk suatu program. Sebelum

program dibentuk diperlukan perencanaan terlebih dahulu.

Peramalan cukup penting dalam perencanaan, untuk mengetahui terlebih

dahulu kejadian yang akan datang. Sering terjadi selang waktu (lead time) antara

kejadian sekarang dengan masa yang akan datang. Adanya selang waktu (lead time)

ini merupakan suatu alasan untuk perencanaan dan peramalan. Bila lead time ini

besarnya nol atau sangat kecil, maka lead time tidak dibutuhkan untuk perencanaan.

Tetapi, bila lead time tersebut panjang dan hasil yang diperoleh membutuhkan faktor-

faktor yang menyatakan bahwa perencanaan dapat dibentuk memiliki peranan

penting. Pada kasus dan situasi tersebut, peramalan terjadi atau dibutuhkan sehingga

tindakan yang tepat dapat dilakukan. Sedangkan peramalan tersebut merupakan

sebuah alat bantu yang penting pada perencanaan yang efektif dan efisien.

(Manurung, 1990)

Untuk melakukan suatu peramalan, dibutuhkan data yang dapat digunakan

sebagai acuan untuk meramalkan sesuatu. Data yang dimaksud disini adalah data

berkala (time series). Data berkala (time series data, yang disebut time series saja,

tanpa menggunakan kata data) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu,

untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi,

harga, hasil penjualan, jumlah tenaga kerja, penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah

kejahatan, jumlah peserta KB, dan lain sebagainya). Analisis data berkala

memungkinkan kita untuk megetahui perkembangan waktu/beberapa kejadian.

(Supranto, 2000). Selain yang telah disebutkan oleh Supranto, jumlah penderita suatu

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
penyakit (ISPA) yang dikumpulkan dari waktu ke waktu juga dapat merupakan data

berkala (time series).

Untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan jumlah penderita ISPA yang

dapat mengakibatkan jumlah kematian semakin tinggi dan didukung dari data yang

menunjukkan bahwa ISPA merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan anak

balita maka peneliti ingin mengetahui kecenderungan jumlah penderita ISPA di Kota

Medan berdasarkan catatan bulanan Program P2 ISPA.

1.2. Permasalahan

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah masih tingginya

jumlah penderita ISPA pada bayi dan balita di Kota Medan dan selalu mengalami

peningkatan setiap tahunnya dan jika hal ini berlanjut dapat menjadi salah satu

penyebab tingginya angka kematian pada bayi dan balita.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kecenderungan penyakit ISPA tahun 2002-2006 dan hasil

ramalannya tahun 2007-2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA secara keseluruhan pada

bayi (<1 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
2. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA secara keseluruhan pada

anak balita (1-4 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

3. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi

pneumonia pada bayi (<1 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

4. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi

pneumonia pada anak balita (1-4 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-

2011.

5. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi

pneumonia berat pada bayi (<1 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-2011.

6. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi

pneumonia berat pada anak balita (1-4 tahun) dan hasil ramalannya tahun

2007-2011.

7. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi

bukan pneumonia pada bayi (<1 tahun) dan hasil ramalannya tahun 2007-

2011.

8. Untuk mengetahui kecenderungan penderita ISPA berdasarkan klasifikasi

bukan pneumonia pada anak balita (1-4 tahun) dan hasil ramalannya tahun

2007-2011.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam upaya

meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas bagi penderita ISPA

sehingga penderita ISPA dapat disembuhkan berdasarkan data yang diperoleh

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
dari hasil ramalan, serta melakukan upaya pencegahan bagi yang belum

terinfeksi dengan melakukan penyuluhan kesehatan.

2. Sebagai refrensi bagi penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini

diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris atau dikenal Acute Respiratory Infections

(ARI).

2.1.1. Definisi ISPA

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernafasan dan infeksi

akut, dengan pengertian sebagai berikut : (Depkes RI, 1992)

1) Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh

manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
2) Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta

organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA

secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan

bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran

pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran

pernafasan (respiratory tract).

3) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.

Dengan demikian ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat

berlangsung sampai 14 hari, dimana secara klinis suatu tanda dan gejala akut akibat

infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan

dengan saluran pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.

2.1.2. Etiologi ISPA


Etiologi ISPA terdiri lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri

penyebab ISPA antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus,

Haemofillus, Bordetella dan Corinobakterium. Virus penyebab ISPA antara lain

adalah golongan Mixosovirus, Adenovirus, Coronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,

Herpesvirus. (Depkes RI, 2005)

2.1.3. Klasifikasi Penyakit ISPA

Klasifikasi penyakit ISPA untuk bayi kurang dari satu tahun dan anak 1-4

tahun dibagi atas:

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
a. Pneumonia Berat

Bayi kurang dari 1 tahun yang nafasnya cepat atau dengan tarikan dinding

dada bagian bawah ke dalam yang kuat digolongkan sebagai pneumonia berat.

Batas nafas cepat untuk golongan umur kurang dari satu (1) tahun yaitu 60

kali per menit atau lebih.

Untuk anak umur 1-4 tahun ditandai dengan adanya batuk dan kesukaran

bernafas disertai nafas sesak atau tarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam.

b. Pneumonia

Anak dengan nafas cepat dan tidak disertai tarikan dinding dada bagian bawah

ke dalam klasifikasi sebagai pneumonia (tidak berat). Patokan nafas cepat

adalah 50 kali per menit atau lebih untuk bayi kurang dari 1 tahun dan untuk

anak umur 1-4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.

c. Bukan Pneumonia

Bayi kurang dari 1 tahun, frekuensi pernafasan < 60 kali per menit dan tidak

mengalami tarikan dinding dada.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Anak umur 1-4 tahun nafasnya tidak cepat dan tidak mengalami tarikan kuat

dinding dada bagian bawah ke dalam.

Menurut anatominya ISPA dibedakan menjadi ISPA bagian atas dan ISPA

bagian bawah. Adapun yang menjadi penyakit ISPA bagian atas adalah : pilek

(nasofaringitis), otitis media, faringitis akut (tonsilitis akut). Sedangkan yang menjadi

penyakit ISPA bagian bawah adalah: laringitis, bronkitis, pneumonia.

Hampir seluruh kematian karena ISPA pada anak kecil disebabkan oleh ISPA

bagian bawah, yaitu pneumonia. Akan tetapi, tidak semua infeksi saluran pernafasan

bawah akut dapat menjadi serius, sebagai contoh: bronkitis relatif sering terjadi dan

jarang fatal. Sedangkan untuk ISPA bagian atas mengakibatkan kematian pada anak

dalam jumlah kecil. Kunci untuk mengurangi kematian ISPA adalah dengan

memastikan adanya akses yang lebih baik pada penanganan kasus pneumonia tepat

pada waktunya. (Widjaja, 2003)

2.1.4. Cara Penularan Penyakit ISPA

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin, udara pernapasan yang

mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya.

(Depkes RI, 2004)

2.1.5. Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit ISPA

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Menurut Amin (1989) yang dikutip oleh Chahaya (2005) timbulnya penyakit

ISPA dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kuman penyebab penyakit (agent),

pejamu (host), dan kondisi lingkungan (environtment).

1) Faktor Agent (Bibit Penyakit)

Infeksi saluran pernafasan akut sebagian besar disebabkan oleh Streptococcus

pneumonia dan Haemophylus influenzae.

2) Faktor Host (Pejamu)

Faktor host yang mempengaruhi timbulnya penyakit ISPA adalah:

a. Umur

Hasil analisis faktor risiko membuktikan bahwa faktor usia merupakan salah

satu faktor risiko untuk terjadinya kematian. Semakin tua usia balita yang sedang

menderita ISPA, semakin kecil risiko meninggal dibandingkan dengan usia muda.

Dari hasil penelitian Lubis dkk (1996) didapatkan bahwa anak yang berumur

1-2 tahun lebih peka 5 kali terkena ISPA dibandingkan anak usia 5 tahun. Ini

disebabkan karena anak yang berumur 1-2 tahun tingkat kekebalan tubuhnya lebih

rendah dari pada anak usia 5 tahun.

b. Status Gizi

Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi bisa berhubungan

dengan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu: mempengaruhi nafsu makan,

dapat juga menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare/muntah-muntah

atau mempengaruhi metabolisme makanan. Secara umum, defisiensi gizi sering

merupakan awal dari gangguan sistem kekebalan.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Keadaan gizi buruk muncul sebagai faktor risiko yang penting untuk ISPA.

Menurut Martin yang dikutip oleh Djaja (1999), membuktikan adanya hubungan

antara gizi buruk dengan infeksi paru sehingga anak-anak yang bergizi buruk sering

mendapat ISPA.

Menurut Kartasasmita (1993), diketahui bahwa prevalensi ISPA cenderung

lebih tinggi pada anak dengan status gizi kurang. Beberapa penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa malnutrisi merupakan faktor risiko penting untuk ISPA. Anak

yang menderita malnutrisi berat dan kronis lebih sering terkena ISPA dibandingkan

anak dengan berat badan normal.

c. Daya Tahan Pejamu

Telah diketahui secara teoritis, bahwa imunisasi adalah cara untuk

menimbulkan kekebalan terhadap berbagai penyakit. Imunisasi yang tidak memadai

merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden ISPA terutama pneumonia,

sehingga faktor anak yang diimunisasi sangat menentukan dalam tingginya angka

insidens pneumonia. Anak yang belum pernah diimunisasi campak lebih berisiko

terhadap terjadinya kematian karena ISPA pada balita yang menderita ISPA.

Selain imunisasi, ASI juga berperan terhadap menjaga kekebalan tubuh dari

berbagai penyakit, karena ASI mengandung zat anti yang dapat mencegah infeksi.

Menurut Kartasasmita (1993), melaporkan bahwa pemberian ASI dapat melindungi

bayi terhadap ISPA seperti juga terhadap diare. Prevalensi ISPA lebih tinggi pada

bayi yang tidak diberi ASI.

3) Faktor Lingkungan (Environtment)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Kondisi kesehatan lingkungan perumahan yang tidak memenuhi syarat

kesehatan dapat menjadi faktor timbulnya penyakit ISPA. Menurut Achmadi, yang

dikutip oleh Chahaya (2005) kelembaban udara dalam rumah berkaitan erat dengan

ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Udara yang lembab akan

menimbulkan gangguan kesehatan penghuninya terutama gangguan pernafasan. Bila

kelembaban ruangan makin tinggi, ini merupakan sarana perkembangbiakan yang

baik untuk bakteri sehingga memudahkan terjadinya penularan penyakit ISPA.

Selain itu suhu berhubungan erat dengan kelembaban dalam rumah. Untuk

mendapatkan suhu yang optimum harus mempunyai ventilasi minimal 10 persen dari

luas lantai. Menurut Lubis (1985) yang dikutip oleh Chahaya (2005) ventilasi yang

cukup berguna untuk menghindarkan dari pengaruh buruk yang dapat merugikan

kesehatan manusia. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen dan

udara segar di dalam rumah, menyebabkan naiknya kelembaban udara, selain itu

dapat menyebabkan terakumulasinya polutan bahan pencemar di dalam rumah

khususnya kamar tidur sehingga memudahkan terjadinya penularan penyakit terutama

gangguan pernafasan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Marvin (2002) yang

dikutip oleh Chahaya (2005) yang menyatakan ada hubungan antara ventilasi dengan

kejadian ISPA.

Penggunaan obat nyamuk bakar sebagai alat untuk menghindari gigitan

nyamuk dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan karena menghasilkan asap

dan bau yang tidak sedap. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
merusak mekanisme pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya

gangguan pernafasan.

Gangguan pernafasan pada balita yang menggunakan bahan bakar minyak

tanah lebih tinggi dari rumah yang menggunakan bahan bakar gas. Pemaparan yang

terjadi dalam rumah juga tergantung pada lamanya orang berada di dapur atau

ruangan lain yang telah terpapar bahan pencemar. (Chahaya, 2005)

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai dengan

standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak. Kepadatan hunian dapat

mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah, dimana semakin banyak jumlah

penghuni maka akan semakin cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran.

Hal ini sesuai dengan penelitian Achmadi (1990) yang dikutip oleh Chahaya (2005)

bahwa rumah yang padat seringkali menimbulkan gangguan pernafasan terutama

pada anak.

2.1.6. Pencegahan Penyakit ISPA

Dalam usaha mencegah penyakit ISPA, peran serta yang aktif dari masyarakat

atau keluarga terutama ibu rumah tangga, karena ISPA sangat dipengaruhi oleh

keadaan kebersihan lingkungan di dalam dan di luar rumah. Beberapa upaya untuk

mencegah penyakit ISPA adalah: (Depkes RI, 2005)

1. Memberikan imunisasi yang lengkap pada anak.

Untuk mencegah ISPA dapat dilakukan dengan pemberian imunisaasi yaitu

imunisasi campak pada anak usia 9 bulan.

2. Perbaikan gizi anak

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Dalam memperbaiki gizi anak, ibu sebaiknya diberikan petunjuk tentang cara-

caranya. Keadaan gizi seseorang merupakan suatu faktor penting bagi

timbulnya ISPA.

3. Menjauhkan anak dari penderita ISPA.

4. Menjaga agar lingkungan tempat tinggal tetap bersih dan menjaga kebersihan

perorangan.

2.2. Peramalan

2.2.1. Pengertian Peramalan

Peramalan (forecasting) pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan

mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang.

(Supranto, 2000)

Peramalan merupakan dasar untuk penyusunan rencana. Efektif tidaknya

suatu rencana yang disusun, sangat ditentukan oleh kemampuan para penyusunnya

untuk meramalkan situasi dan kondisi pada saat rencana itu dilaksanakan.

2.2.2. Kegunaan Peramalan

Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan dimasa depan,

peramalan dibutuhkan untuk menentukan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau

suatu kebutuhan akan timbul; sehingga dapat dipersiapkan kebijakan atau tindakan-

tindakan yang perlu dilakukan.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan

yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi

pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Walaupun demikian perlu disadari bahwa

suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahannya. Sehingga

yang penting diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan

kesalahannya tersebut. (Assauri,1984)

2.2.3. Jenis-Jenis Peramalan

Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari

cara melihatnya. Peramalan dapat dibedakan berdasarkan sifat penyusunnya, jangka

waktu ramalan dan sifat ramalan yang disusun.

1. Jenis peramalan dilihat dari sifat penyusunnya

Peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

a. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau

intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau

judgement dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya

hasil ramalan tersebut.

b. Peramalan yang objektif, adalah peramalan yang didasarkan atas data yang

relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-

metode dalam penganalisaan data tersebut.

2. Jenis peramalan dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun

Peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
a. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan

hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga

semester.

b. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan

hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau

tiga semester. Peramalan seperti ini diperlukan dalam penyusunan rencana

tahunan, rencana kerja operasional, dan anggaran.

3. Jenis peramalan dilihat dari sifat ramalan yang disusun

Peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

a. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif

pada masa lalu.

b. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif

pada masa lalu.

Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi

sebagai berikut :

1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain ;

2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data;

3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada

masa yang akan datang.

2.2.4. Metode Peramalan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang

akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Metode peramalan sangat berguna, karena akan membantu dalam

mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu,

sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang

sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas

ketepatan hasil ramalan yang dibuat.

Pada dasarnya metode peramalan kuantitatif ini dapat dibedakan atas:

(Assauri, 1984)

I. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan

antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang merupakan

deret waktu (time series).

II. Metode peramalan yang menggunakan analisa pola hubungan antara variabel

yang diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhi, yang bukan waktu,

atau dikenal dengan metode sebab akibat (causal methods) atau korelasi, terdiri

dari:

a. Metode regresi dan korelasi

b. Model ekonometri untuk peramalan jangka pendek dan jangka panjang

c. Model input output untuk proyeksi trend ekonomi jangka panjang.

Deret Waktu (Time Series)

Dalam time series (Y) terdapat beberapa komponen yaitu:

1. Trend jangka panjang (trend sekuler)

2. Variasi siklis (cyclical variation)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
3. Variasi musim (seasonal variation)

4. Variasi tak beraturan (irregular variation)

Model time series yang biasa digunakan adalah mengalikan keempat komponen
tersebut, dengan persamaan sebagai berikut:

Y=TxCxSxI

Dimana, Y = time series

T = trend jangka panjang (trend sekuler)

C = Variasi siklis (cyclical variation)

S = Variasi musim (seasonal variation)

I = Variasi tak beraturan (irregular variation)

1. Trend jangka panjang (Trend Seculer)

Trend jangka panjang (trend sekuler) yaitu suatu gerakan yang menunjukkan

arah perkembangan secara umum (kecenderungan menaik/menurun). Trend jangka

panjang disimbolkan dengan T.

Trend sekuler memiliki bentuk berupa garis meningkat dan menurun.

Y= f(x) Y= f(x)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Waktu X (waktu) Waktu X (waktu)

Gambar 2.1 Kurva Trend

2. Variasi siklis (Cyclical Variation)

Variasi siklis adalah gerakan jangka panjang di sekitar garis trend. Variasi

siklis bisa terulang setelah jangka waktu tertentu, bisa juga tidak terulang dalam

jangka waktu yang sama.Variasi siklis disimbolkan dengan C.

Dalam bentuk grafik, variasi siklis dapat digambarkan sebagai berikut :

Y=f (x)

Garis trend

Gerakan siklis X (waktu)

Gambar 2.2 Kurva gerakan/variasi siklis

3. Variasi Musiman (Seasonal variation)

Variasi musim adalah gerakan yang mempunyai pola tetap dari waktu ke

waktu. Pada umumnya variasi musim terjadi pada data bulanan yang dikumpulkan

dari tahun ke tahun, akan tetapi berlaku juga bagi data harian, mingguan atau satuan

waktu yang lebih kecil lagi. Variasi musim disimbolkan dengan S.

Pola variasi musim dinyatakan dalam bentuk angka indeks yang disebut

indeks musiman. Indeks musiman dapat diketahui dengan metode rasio terhadap

trend.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Metode rasio terhadap trend menggunakan nilai-nilai trend sebagai dasar

perhitungan. Langkah-langkah penyelesaian dengan metode rasio terhadap trend

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan persamaan trend tahunan dengan metode least square.

b. Mengubah persamaan trend tahunan menjadi persamaan trend bulanan.

Trend bulanan adalah trend dari bulan ke bulan, misalnya dari bulan Januari

ke bulan Februari dan dari bulan Maret ke bulan april. Sama halnya trend

tahunan yang merupakan trend dari tahun ke tahun. Dari trend tahunan (satuan

X-nya tahun) bias dibuat menjadi trend bulanan (satuan X-nya bulan)

dilakukan dengan cara membagi nilai a dengan 12 dan nilai b dengan 12 2

atau 144.

Jika persamaan trend tahunan Yi = a + bXi

a b
Maka persamaan trend bulanan adalah Yi = + Xi
12 144

c. Menentukan nilai-nilai trend untuk masing-masing bulan, dengan persamaan:

a b
Yi = + Xi
12 144

d. Menyatakan data berkalanya (Yi) sebagai persentase terhadap nilai trend.

e. Lalu dijumlahkan untuk masing-masing bulan.

f. Menentukan rata-rata setiap bulan.

g. Jumlahkan rata-rata bulan Januari sampai Desember

h. Menentukan indeks musimnya.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
1200
Indeks Musim = rata-rata x
totalrata rata

Maka peramalan dengan menggunakan trend dan indeks musim :

S
Ramalan = T x
100

Dimana, T = Trend bulanan

S = Indeks musiman

Variasi musim biasanya disebabkan pengaruh-pengaruh, seperti musiman dan

kebiasaan. Variasi musiman dapat digambarkan sebagai berikut:

Y= f(x)

X (waktu)

Gambar 2.3 Kurva Variasi musiman

4. Variasi Tidak Beraturan (Irregular variation )

Variasi tidak beraturan adalah variasi atau gerakan yang sifatnya sporadis.

Variasi ini merupakan gerakan naik turun yang tidak dapat diduga sebelumnya dan

terjadi secara acak. Variasi ini dapat digambarkan sebagai berikut: (Supranto, 2000)

Y= f(x)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Gambar 2.4 Kurva Variasi Irreguler X (waktu)

Metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara

variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, atau analisa deret waktu,

terdiri dari:

1. Metode Smoothing

Metode smoothing mencakup metode data lewat (past data), metode rata-rata

bergerak (moving average) dan metode exponential smoothing. Ini merupakan

metode yang dipergunakan untuk melicinkan (smoothing) dan mengurangi fluktuasi

ramalan. Ketepatan dari peramalan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan

jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang ketepatannya.

Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode peramalan ini minimum selama dua

tahun.

A. Metode Data Lewat (Past Data)

Metode data lewat (past data)ini merupakan metode peramalan jangka pendek

yang paling sederhana. Penyusunan ramalan didasarkan pada data yang lewat. Hasil

ramalan ini menggunakan pola fluktuasi data yang diobservasi pada suatu periode,

untuk ramalan satu periode di masa depan. Oleh karena fluktuasi yang besar dapat

menimbulakn penyimpangan ramalan yang cukup besar pula. (Assauri, 1984)

B. Moving Average

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Dengan moving average (rata-rata bergerak) ini kita melakukan peramalan

dengan mengambil sekelompok nilai pengamatan, mencari rata-ratanya, lalu

menggunakan rata-rata tersebut sebagai ramalan untuk periode berikutnya.

1. Single Moving Average

Menentukan ramalan dengan metode single moving average cukup mudah dilakukan.
Persamaan matematis dari moving average adalah:
X + X t 1 + X t 2 ..... + X t N +1
F t +1 = t
N

F t +1 = ramalan untuk periode ke t +1

X t = data pada periode ke t

N = jangka waktu rata-rata bergerak

2. Double Moving Average

Menentukan ramalan dengan metode double moving average sedikit lebih

sulit dibandingkan dengan metode single moving average. Ada beberapa

langkah dalam menentukan ramalan dengan metode double moving average,

yaitu:

a. Menghitung moving average/rata-rata bergerak pertama, diberi simbol s 1t .

Ini dihitung dari data historis yang ada. Hasilnya diletakkan pada periode

terakhir moving average pertama.

b. Menghitung moving average/rata-rata bergerak kedua, diberi symbol s 11


t .

Ini dihitung dari rata-rata bergerak pertama. Hasilnya diletakkan pada

periode terakhir moving average kedua.

c. Menentukan besarnya nilai a t (konstanta).


Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
a t = s 1t + (s 1t - s 11
t )

d. Menentukan besarnya nilai b t (slope)

2( st1 st11 )
bt =
V 1

V adalah jangka waktu moving average

e. Menentukan besarnya forecast

F t + m = a t + b t (m)

m adalah jangka waktu forecast ke depan.

C. Exponential Smoothing

Metode exponential smoothing merupakan pengembangan dari metode

moving average. Dalam metode ini peramalan dilakukan dengan mengulang

perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data

diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar.

Dua metode dalam exponential smoothing diantaranya single exponential

smoothing dan double exponential smoothing.

1. Single Exponential Smoothing

Pada metode ini bobot yang diberikan pada data yang ada adalah sebesar

untuk data yang terbaru, (1-) untuk data yang lama, (1-) 2 untuk data yang

lebih lama, demikian seterusnya. Besarnya adalah antara 0 dan 1. Semakin

mendekati 1 berarti data terbaru lebih diperhatikan.

Secara matematis besarnya forecast adalah:

F t +1 = X t + (1-) F t
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
F t +1 : Ramalan untuk periode ke t + 1

X t : Nilai riil periode ke t

Ft : Ramalan untuk periode ke t

Dari persamaan tersebut besarnya forecast periode yang akan datang

dijelaskan sebagai berikut:

F t +1 = X t + (1-) F t

F t +1 = X t + F t - F t

F t +1 = F t + X t - F t

F t +1 = F t + (X t - F t )

(X t - F t ) merupakan kesalahan forecast atau forecast error periode ke t. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa forecast pada periode yang akan datang adalah

ramalan periode sebelumnya ditambah (alpha) dikalikan dengan kesalahan forecast

periode sebelumnya.

Dalam melakukan peramalan dengan metode single exponential smoothing

besarnya (alpha) ditentukan secara trial dan error sampai diketemukan yang

menghasilkan forecast error terkecil.

2. Double Exponential Smoothing


Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Pada metode ini proses penentuan ramalan dimulai dengan menentukan

besarnya alpha secara trial dan error. Sedangkan tahap-tahap dalam menentukan

ramalan adalah sebagai berikut: (Gitusudarmo, 2001)

a. Menentukan smoothing pertama (S t' )

S t' = X t + (1-) S t' 1

S t' : smoothing pertama periode t

Xt : nilai riil periode t

S t 1 : smoothing pertama periode t-1

b. Menentukan smoothing kedua (S "t )

S "t = S t' + (1-) S "t 1

S "t 1 : smoothing kedua periode t-1

c. Menentukan besarnya konstanta (at)

at = 2 S t' - S "t

d. Menentukan besarnya slope (bt)


bt = (S t' - S "t )
1

e. Menentukan besarnya forecast ( F t + m )

F t + m = a t + b t (m)

m : jangka waktu forecast

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Dari beberapa metode smoothing yang telah dijelaskan, ketepatan dari

ramalan yang dilakukan dengan metode rata-rata bergerak adalah rendah. Oleh

karena alasan tersebut, maka dalam praktek metode atau teknik rata-rata bergerak

tidak dipergunakan secara ekstensif dalam penyusunan ramalan. Sehingga terdapat

usaha mencari metode dan teknik lain yang lebih baik, yang dikenal dengan metode

exponential smoothing.

2. Metode Box Jenkins

Metode ini menggunakan dasar deret waktu dengan model matematis, agar

kesalahan yang terjadi dapat sekecil mungkin. Metode ini sangat baik ketepatannya

(accuracy) untuk peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka

panjang ketepatannya kurang baik. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode

peramalan ini minimum dua tahun.

3. Metode Proyeksi Trend dengan Regresi

Metode ini merupakan garis trend untuk suatu persamaan matematis, sehingga

dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal yang diteliti untuk masa

depan. Untuk peramalan jangka pendek maupun jangka panjang, ketepatan peramalan

dengan metode ini sangat baik. Data yang dibutuhkan untuk penggunaan metode

peramalan ini adalah data tahunan, dan makin banyak data yang dimiliki makin lebih

baik, serta minimum data tahunan yang harus ada adalah lima tahun.

Untuk memproyeksikan hal yang diteliti, terlebih dahulu trend ditentukan.

Untuk menentukan nilai trend dapat digunakan beberapa cara yaitu: metode tangan

bebas (free hand), metode setengah rata-rata (semiaverage), metode rata-rata

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
bergerak (moving average) dan metode kuadrat terkecil (least square). (Assauri,

1984)

1) Metode Tangan Bebas (free Hand)

Pembuatan trend bebas dilakukan tanpa menggunakan formula matematis.

Pada metode ini garis trend ditentukan secara bebas, tetapi tidak berarti ditentukan

tanpa pertimbangan-pertimbangan tertentu. Namun demikian penentuan garis trend

tetap sangat subyektif, yang setiap orang mempunyai pertimbangan sendiri-sendiri.

(Gitusudarmo, 2001).

Langkah-langkah untuk menentukan garis trend dengan menggunakan metode

tangan bebas adalah sebagai berikut:

a. Buat sumbu tegak Y dan sumbu mendatar X.

b. Buat scatter diagram yaitu kumpulan titik-titik koordinat (X, Y), X = variabel

waktu.

c. Dengan jalan observasi atau pengamatan langsung terhadap bentuk scatter

diagram tariklah garis yang mewakili atau paling tidak mendekati semua titik

koordinat yang membentuk scatter diagram tersebut.

Misalnya Y = data berkala, X = waktu (tahun, bulan, dan lain sebagainya).

Y: Y1, Y2, , Yi, , Yn

X : X1, X2, , Xi, , Xn

Cara menarik garis trend tangan bebas merupakan cara yang paling mudah

akan tetapi sifatnya sangat subyektif, maksudnya kalau ada lebih dari satu orang

diminta untuk menarik garis trend dengan cara ini akan diperoleh garis trend lebih

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
dari satu. Sebab masing-masing orang mempunyai pilihan sendiri sesuai dengan

anggapannya, garis mana yang mewakili scatter diagram tersebut. (Supranto, 2000)

2) Metode Setengah rata-Rata (Semiaverage Methode)

Dengan metode setengah rata-rata nilai trend sudah mulai ditentukan dengan

perhitungan-perhitungan, yang berarti unsur subjektif mulai berkurang. Penentuan

trend dengan metode setengah rata-rata dengan prosedur sebagai berikut:

a. Data yang ada dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah yang

sama

b. Tahun dasar ada pada tengah-tengah kelompok I

c. Pada masing-masing kelompok ditentukan nilai X, semitotal dan

semiaverage

d. Jumlah nilai X pada kelompok I harus nol

e. Proyeksi (forecast) di tahun yang akan datang tergantung berapa

besarnya nilai X

Nilai trend dihitung dengan formula Y = a + bX

Dimana:

a = rata-rata kelompok I

rata - rata kelompok II rata - rata kelompok I


b=
n

n = jumlah data masing-masing kelompok

X = nilai yang ditentukan berdasarkan tahun dasar

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Menggambarkan atau menentukan garis trendnya dengan cara

menghubungkan dua nilai rata-rata yang diketahui dalam suatu diagram. Garis itulah

yang menjadi garis trend. (Gitusudarmo, 2001)

3) Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average)

Metode rata-rata bergerak adalah metode yang banyak digunakan untuk

menentukan trend dari suatu data deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata

bergerak ini, deret berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang

lebih mulus dan tidak terlalu tergantung pada osilasi sehingga lebih memungkinkan

untuk menunjukkan trend dasar atau siklus dalam pola data sepanjang waktu.

Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, nilai yang dimuluskan

pada titik waktu t dari pengukuran respon selama periode waktu M (y t ). Secara

umum ditentukan melalui perhitungan sebagai berikut :

pengamatan yang akan datang pengamatan terjauh


y t = y t 1 +
M

Keterangan : y t : respon proses pada saat t

y t 1 : respon proses pada saat t-1, dan seterusnya

M : periode waktu

Penggunaan nilai M yang ganjil memberikan keuntungan tersendiri karena

terhadap nilai aslinya dapat diperoleh pembanding yang dihasilkan dari rata-rata

bergerak. Apabila M yang digunakan adalah bilangan genap, rata-rata bergerak akan

terjadi diantara titik waktu, bukan pada titik waktu. (Sugiarto, 2000)

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
4) Metode Kuadrat Terkecil (Least Square)

Aplikasi metode jumlah kuadrat terkecil untuk data deret waktu ditujukan

untuk melihat trend dari data deret waktu. Model yang digunakan bisa berbentuk

linier atau kurvilinier. (Sugiarto, 2000)

Model trend linier deret waktu ditentukan sebagai berikut:

Yi = a + bXi

Keterangan : Yi = Nilai trend untuk periode tertentu

Yi = a, jika Xi = 0

b = Kemiringan garis trend, artinya besarnya perubahan Yi jika

perubahan satu besaran periode waktu

Xi = Kode periode waktu

Dengan metode ini, nilai a dan b dari persamaan trend linier di atas ditentukan

dengan rumus: (Supranto, 2000)

Yi XiYi
a= b=
n Xi 2

Keterangan : n adalah banyaknya pasangan data.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
2.3. Alur Penelitian
Catatan Bulanan
Program P2ISPA

- Jumlah penderita ISPA secara keseluruhan pada bayi <1 tahun


dan balita 1-4 tahun, tahun 2002-2006
- Jumlah penderita berdasarkan klasifikasinya:
Pneumonia pada Bayi (<1 tahun) dan Anak usia 1-4
tahun.
Pneumonia berat pada Bayi (<1 tahun) dan Anak usia 1-
4 tahun.
Bukan Pneumonia pada Bayi (< 1 tahun) dan Anak usia
1-4 tahun.

Trend Jangka
Trend Jangka Panjang (+)
Panjang (-)

1. Faktor Trend
Double Exponential 2. Gerakan/Variasi
Smoothing musiman

- Ramalan Jumlah penderita ISPA secara - Ramalan Jumlah penderita ISPA secara
keseluruhan pada bayi <1 tahun dan keseluruhan pada bayi <1 tahun dan
balita 1-4 tahun, tahun 2007 balita 1-4 tahun, tahun 2007-2011
- Ramalan Jumlah penderita berdasarkan - Ramalan Jumlah penderita berdasarkan
klasifikasinya: klasifikasinya:
Pneumonia pada Bayi (<1 tahun) Pneumonia pada Bayi (<1 tahun)
dan Anak usia 1-4 tahun, tahun dan Anak usia 1-4 tahun, tahun
2007 2007-2011
Pneumonia berat pada Bayi (<1 Pneumonia berat pada Bayi (<1
tahun) dan Anak usia 1-4 tahun, tahun) dan Anak usia 1-4 tahun,
tahun 2007 tahun 2007-2011
Bukan Pneumonia pada Bayi (< 1 Bukan Pneumonia pada Bayi (< 1
tahun) dan Anak usia 1-4 tahun, tahun) dan Anak usia 1-4 tahun,
tahun 2007 tahun 2007-2011

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis Time Series.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan

Juli sampai September 2007.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah data penderita ISPA pada bayi < 1 tahun

dan balita 1-4 tahun di kota Medan. Dan yang menjadi sampel dalam penelitian

adalah data penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dan balita 1-4 tahun di kota Medan

pada tahun 2002-2006.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yaitu data penderita ISPA yang

diperoleh dari catatan bulanan program pemberantasan dan pencegahan ISPA sejak

bulan Januari 2002 sampai dengan bulan Desember tahun 2006 di Kantor Dinas

Kesehatan Kota Medan.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah

jumlah penderita ISPA, sedangkan variabel bebasnya (independent variable) adalah

waktu.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Definisi untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:

1. Catatan Bulanan Program P2 ISPA merupakan catatan penderita ISPA pada

laporan program P2 ISPA setiap bulan pada tahun 2002-2006.

2. Jumlah penderita ISPA secara keseluruhan pada bayi < 1 tahun dan anak usia

1-4 tahun adalah data jumlah keseluruhan penderita ISPA dengan pneumonia,

pneumonia berat dan bukan pneumonia pada bayi <1 tahun dan anak usia 1-4

tahun yang tercatat pada catatan bulanan Program P2 ISPA pada tahun 2002-

2006.

3. Jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun dan anak usia 1-4

tahun adalah data jumlah penderita ISPA dengan klasifikasi pneumonia pada

bayi < 1 tahun dan anak usia 1-4 tahun yang tercatat pada catatan bulanan

program P2 ISPA pada tahun 2002-2006.

4. Jumlah penderita pneumonia berat pada bayi < 1 tahun dan anak usia 1-4

tahun adalah data jumlah penderita ISPA dengan klasifikasi pneumonia berat

pada bayi < 1 tahun dan balita 1-4 tahun yang semuanya tercatat pada laporan

bulanan program P2 ISPA pada tahun 2002-2006.

5. Jumlah penderita bukan Pneumonia pada bayi < 1 tahun dan anak usia 1-4

tahun adalah data jumlah penderita ISPA dengan klasifikasi bukan

pneumonia pada bayi kurang dari 1 tahun dan anak usia 1-4 yang tercatat pada

catatan bulanan program P2ISPA pada tahun 2002-2006.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
6. Trend jangka panjang (+) adalah kecenderungan data penderita ISPA untuk

jangka waktu lima tahun.

7. Trend jangka panjang (-) adalah kecenderungan data penderita ISPA untuk

jangka waktu satu tahun.

8. Faktor Trend

Adalah trend yang variabel X- nya (periode waktu) berpangkat paling tinggi

satu. Trend linier memiliki bentuk persamaan berupa periode waktu

berpangkat paling tinggi satu. Trend linier memiliki bentuk persamaan berupa

persamaan garis lurus.

Trend ditentukan dengan metode kuadrat terkecil (least square method):

Yi = a + bXi

Keterangan :

Yi = Nilai trend untuk periode tertentu

Xi = Kode periode waktu

a = konstanta, nilai Yi = a, jika Xi = 0

b = Koefisien Xi

Yi XiYi
a= b=
n Xi 2

9. Faktor Seasonal Variation (variasi Musiman)

Peramalan dengan penyesuaian variasi musim dapat dilakukan dengan menggunakan


indeks musiman. Langkah-langkah dalam menentukan indeks musiman
dengan metode rasio terhadap trend:
a. Menentukan persamaan trend tahunan dengan metode least square.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
b. Mengubah persamaan trend tahunan menjadi persamaan trend bulanan.

Trend bulanan adalah trend dari bulan ke bulan, misalnya dari bulan Januari

ke bulan Februari dan dari bulan Maret ke bulan april. Sama halnya trend

tahunan yang merupakan trend dari tahun ke tahun. Dari trend tahunan (satuan

X-nya tahun) bisa dibuat menjadi trend bulanan (satuan X-nya bulan)

dilakukan dengan cara membagi nilai a dengan 12 dan nilai b dengan 12 2

atau 144.

Jika persamaan trend tahunan Yi = a + bXi

a b
Maka persamaan trend bulanan adalah Yi = + Xi
12 144

c. Menentukan nilai-nilai trend untuk masing-masing bulan, dengan persamaan:

a b
Yi = + Xi
12 144

d. Menyatakan data berkalanya (Yi) sebagai persentase terhadap nilai trend.

e. Lalu dijumlahkan untuk masing-masing bulan.

f. Menentukan rata-rata setiap bulan.

g. Jumlahkan rata-rata bulan Januari sampai Desember

h. Menentukan indeks musimnya.

1200
Indeks Musim = rata-rata x
total rata - rata

10. Metode Double Exponential Smoothing

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Apabila data yang diuji dengan regresi linier tidak signifikan, maka untuk

peramalannya menggunakan metode Double Exponential Smoothing. Langkah-

langkah menentukan double exponential smoothing adalah:

a. Menentukan smoothing pertama (S t' )

S t' = X t + (1-) S t' 1

S t' : smoothing pertama periode t

: berdasarkan nilai mean square error terkecil dari 0,1 sampai 0,9

Xt : nilai riil periode t

S t' 1 : smoothing pertama periode t-1

b. Menentukan smoothing kedua (S "t )

S "t = S t' + (1-) S "t 1

S "t : smoothing kedua periode t

S t' : smoothing pertama periode t

S "t 1 : smoothing kedua periode t-1

c. Menentukan besarnya konstanta (a t )

a t = 2 S t' - S "t

d. Menentukan besarnya slope (b t )


b t s= (S t' - S "t )
1

e. Error = Xt- Ft

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Xt = nilai riil periode t

Ft = Ramalan periode t

11. Ramalan penderita ISPA tahun 2007-2011

a. Hasil ramalan dari variabel dengan analisa data berkala (time series)

dengan memperhatikan faktor trend (T), faktor seasonal variation (S) adalah:

S
Ramalan = T , dimana: T = Trend, S = indeks musiman
100

b. Hasil ramalan dari variabel dengan analisa data berkala (time series)

dengan metode Double Exponential Smoothing, dimana

Ramalan = a t + b t (m)

Dimana, a t = konstanta

b t = slope

m = jangka waktu ramalan

3.5. Teknik Analisis Data

Untuk melihat hubungan signifikan antara waktu dengan jumlah penderita

ISPA, dilakukan uji regresi. Hubungan yang signifikan tersebut dinyatakan dengan

nilai probabilitas. Jika probabilitas 0,05, waktu dengan jumlah penderita memiliki

hubungan linier yang signifikan, maka data diramalkan selama lima tahun ke depan

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
dengan menggunakan analisis time series dengan menghitung nilai trend dan indeks

musiman. Sedangkan untuk nilai probabilitas >0,05 berarti tidak terdapat hubungan

linier yang signifikan antara waktu dengan jumlah penderita, sehingga data hanya

diramalkan satu tahun kedepan dengan menggunakan metode Double Exponential

Smoothing.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kota Medan

4.1.1. Letak Geografis

Kota Medan sebagai ibu kota propinsi Sumatera Utara merupakan pusat

pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan. Terletak di Pantai Timur

Sumatera dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Selat Malaka

Sebalah Selatan : Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km 2 terdiri dari : 21 kecamatan dan 151

kelurahan.

4.1.2. Kependudukan

Jumlah penduduk kota Medan tahun 2006 berdasarkan data dari Kantor

Statistik kota Medan adalah 2.067.288 jiwa dengan jumlah rumah tangga (KK)
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
sebanyak 465.218 KK dan kepadatan penduduk rata-rata 7.798/km 2 . Daerah terpadat

penduduknya adalah Kecamatan Perjuangan yaitu 25.369 jiwa/km 2 (luas wilayah:

40,9 km 2 ). Sedangkan Kecamatan Labuhan merupakan daerah yang jarang

penduduknya yaitu 2.859 jiwa/km 2 ( luas wilayah: 36,67 km 2 ).

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk kota Medan Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Kelompok Umur Tahun 2006

Kelompok Laki-laki Persen Perempuan Persen


Umur
< 1 tahun 18.632 1,81 17.677 1,70
1-4 tahun 84.708 8,24 79.554 7,65
5-14 tahun 208.072 20,25 196.799 18,93
15-44 tahun 560.314 54,53 588.176 56,57
45-64 tahun 128.389 12,49 124.477 11,97
65 tahun 27.492 2,68 32.998 3,17
Jumlah 1.027.607 100,00 1.039.681 100,00
Sumber: Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2006

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa penduduk terbanyak pada kelompok

umur 15-44 tahun dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 560.314 orang (54,53

%) dan perempuan sebanyak 588.176 orang (56,57 %). Sedangkan jumlah bayi (< 1

tahun), laki-laki ada sebanyak 18.632 orang (1,81 %) dan perempuan ada sebanyak

17.677 orang (1,70 %). Anak balita 1-4 tahun, laki-laki berjumlah 84.708 orang (8,24

%) dan perempuan sebanyak 79.554 orang (7,65 %).

4.1.3. Fasilitas Kesehatan

Di Kota Medan terdapat fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit

umum (54 unit), rumah sakit jiwa (5 unit), rumah sakit ibu dan anak (7 unit), rumah
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
sakit khusus lainnya (3 unit), puskesmas (39 unit) dimana puskesmas rawat inap (11

unit) dan puskesmas non rawat inap (28 unit), puskesmas pembantu (40 unit),

ppuskesmas keliling (30 unit), posyandu 1396 unit. Dengan jumlah tenaga kesehatan

di Dinas Kesehatan Kota Medan ada sebanyak 1.650 orang yang terdiri dari: dokter

spesialis, dokter umum, dokter gigi, S2, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga sanitasi,

apoteker, asisten apoteker, bidan, perawat, perawat gigi, tenaga gizi, dan lain-lain.

4.2. Jumlah Penderita ISPA Secara Keseluruhan Dan Berdasarkan

Klasifikasinya (Pneumonia, Pneumonia Berat Dan Bukan Pneumonia)

Menurut Usia Dan Hasil Ramalannya

4.2.1. ISPA Pada Bayi < 1 Tahun

Dari Catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006

diketahui jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.2. Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun di Kota Medan Tahun
2002-2006

Tahun Jumlah
2002 40623
2003 40305
2004 40014
2005 38642
2006 39069

Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan

sebesar 0,027 (< 0,05) maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linier yang

signifikan antara waktu dengan jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun, maka

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun diramalkan dengan metode trend dan

index musim.

Persamaan trend tahunan adalah Yi = 39730,6 477,1 Xi dan persamaan

trend bulanan adalah Yi = = 3101,25 4,61 Xi. Dimana Xi adalah kode periode

waktu dari awal sampai akhir.

Trend jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dapat dilihat pada gambar

berikut:

3600
3500
3400 Trend Tahun 2002
Trend Tahun 2003
Trend

3300
Trend Tahun 2004
3200
Trend Tahun 2005
3100 Trend Tahun 2006
3000
2900
ay
n

b
ar

ov

ec
g

p
ct
r

l
Ju
Ap
Ja

Fe

Ju

Au

Se

O
M

Bulan

Gambar 4.1. Trend Jumlah Penderita ISPA Pada Bayi < 1 Tahun

Dari gambar dapat dilihat trend jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun di

Kota Medan mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan metode rasio terhadap trend yang menggunakan nilai trend

sebagai dasar perhitungan didapatkan index musiman bulan Januari sampai Desember

tahun 2002-2006. Dapat dilihat pada gambar berikut:

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
110

105

Index Musiman
100

95

90

85
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan

Gambar 4.2. Index Musim Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun

Berdasarkan nilai trend dan index musim, maka dapat diramalkan jumlah

penderita ISPA pada bayi < 1 tahun pada tahun 2007-2011 dengan rumus sebagai

S
berikut: Ramalan = T , dimana T = Trend Bulanan, S = Index Musiman
100

Hasil ramalan penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.3. Hasil Ramalan Penderita ISPA pada Bayi < 1 Tahun 2007-2011 di
Kota Medan

Bulan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Januari 3605 3524 3442 3360 3278
Februari 3457 3378 3300 3222 3143
Maret 3448 3369 3291 3212 3134
April 3408 3330 3253 3175 3097
Mei 3277 3202 3127 3052 2977
Juni 3323 3247 3171 3095 3019
Juli 3396 3318 3240 3162 3084
Agustus 3503 3423 3342 3262 3181
September 3563 3481 3399 3317 3235
Oktober 3591 3508 3426 3343 3260
November 3708 3622 3537 3451 3365
Desember 3355 3277 3200 3122 3045
Jumlah 41633 40680 39727 38774 37820
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa hasil ramalan penderita ISPA pada bayi <

1 tahun mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan dapat dilihat pada gambar

berikut:

4000
3500 Ramalan ISPA < 1
3000 tahun Tahun 2007
Ramalan ISPA < 1
Ramalan

2500
tahun Tahun 2008
2000
Ramalan ISPA < 1
1500 tahun Tahun 2009
1000
Ramalan ISPA < 1
500 tahun Tahun 2010
0 Ramalan ISPA < 1
tahun Tahun 2011
ay
n
b
ar

ov
ec
g
p
ct
r

l
Ju
Ap
Ja
Fe

Ju

Au
Se

O
M

N
D
Bulan

Gambar 4.3. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Bayi < 1 tahun,
Tahun 2007-2011 di Kota Medan

4.2.2. ISPA Pada Balita 1-4 Tahun

Dari catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006

diketahui jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun dan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.4. Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 tahun di Kota Medan Tahun
2002-2006

Tahun ISPA Balita 1-4 Tahun


2002 97242
2003 97424
2004 86728
2005 91605
2006 93991
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan

sebesar 0,460 (> 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan linier yang

signifikan antara waktu dengan jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun, maka

jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun tidak dapat diramalkan dengan metode

trend dan index musim. Sehingga digunakan metode Double Exponential Smoothing.

Menentukan besarnya ramalan dengan menggunakan metode Double

Exponential Smoothing menggunakan rumus: F t + m = a t + b t (m). Dengan alpha 0,5

didapat persamaan ramalan tahun 2007: F t + m = 8125,77 - (6,70)(m).

Ramalan jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun di kota Medan pada

tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 Tahun di
Kota Medan Tahun 2007.

Bulan m Forecast
Januari 1 8119.07
Februari 2 8112.37
Maret 3 8105.67
April 4 8098.97
Mei 5 8092.27
Juni 6 8085.57
Juli 7 8078.87
Agustus 8 8072.17
September 9 8065.47
Oktober 10 8058.77
November 11 8052.07
Desember 12 8045.37
Jumlah 96986.64

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah penderita ISPA pada balita 1-4

tahun di Kota Medan pada tahun 2007 mengalami penurunan setiap bulannya.

4.2.3. Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun

Dari Catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006

diketahui jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun dan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.6. Jumlah Penderita Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun di Kota Medan
Tahun 2002-2006

Tahun Pneumonia Bayi < 1thn


2002 3186
2003 2196
2004 2537
2005 2826
2006 2802

Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan

sebesar 0,925 (> 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan linier yang

signifikan antara waktu dengan jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun,

maka jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun tidak dapat diramalkan

dengan metode trend dan index musim, melainkan dengan metode Double

Exponential Smoothing.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Menentukan besarnya ramalan dengan menggunakan metode Double

Exponential Smoothing menggunakan rumus: F t + m = a t + b t (m). Dengan alpha 0,5

didapat persamaan ramalan tahun 2007: F t + m = 251,38 + (7,17)(m).

Ramalan jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun di kota Medan

pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Hasil Ramalan Jumlah Penderita ISPA pada Balita 1-4 Tahun di
Kota Medan Tahun 2007.

Bulan m Forecast
Januari 1 258.55
Februari 2 265.72
Maret 3 272.89
April 4 280.06
Mei 5 287.23
Juni 6 294.40
Juli 7 301.57
Agustus 8 308.74
September 9 315.91
Oktober 10 323.08
November 11 330.25
Desember 12 337.42
Jumlah 3575.82

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1

tahun di Kota Medan pada tahun 2007 mengalami kenaikan setiap bulannya.

4.2.4. Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Dari Catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006

diketahui jumlah penderita pneumonia pada balita 1-4 tahun dan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.8. Jumlah Penderita Pneumonia pada Balita 1-4 Tahun di Kota Medan
Tahun 2002-2006

Tahun Pneumonia Balita 1-4 Tahun


2002 8836
2003 10023
2004 8428
2005 8463
2006 8880

Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan

sebesar 0,552 (> 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan linier yang

signifikan antara waktu dengan jumlah penderita pneumonia pada balita 1-4 tahun,

maka jumlah penderita pneumonia pada balita 1-4 tahun tidak dapat diramalkan

dengan metode trend dan index musim, melainkan dengan metode Double

Exponential Smoothing.

Menentukan besarnya ramalan dengan menggunakan metode Double

Exponential Smoothing menggunakan rumus: F t + m = a t + b t (m). Dengan alpha 0,6

didapat persamaan ramalan tahun 2007: F t + m = 775,03 + (1,43)(m)

Ramalan jumlah penderita pneumonia pada balita 1-4 tahun di kota Medan

pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun
di Kota Medan Tahun 2007
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Bulan m Forecast
Januari 1 776.46
Februari 2 777.89
Maret 3 779.32
April 4 780.75
Mei 5 782.18
Juni 6 783.61
Juli 7 785.04
Agustus 8 786.47
September 9 787.90
Oktober 10 789.33
November 11 790.76
Desember 12 792.19
Jumlah 9411.90

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa jumlah penderita pneumonia pada balita 1-4

tahun di Kota Medan pada tahun 2007 mengalami kenaikan setiap bulannya.

4.2.5. Pneumonia Berat Pada Bayi < 1 Tahun

Dari Catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006

diketahui jumlah penderita pneumonia berat pada bayi < 1 tahun dan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10. Jumlah Penderita Pneumonia Berat pada Bayi < 1 Tahun di Kota
Medan Tahun 2002-2006

Tahun Pneumonia Berat Pada Bayi < 1 Tahun


2002 7
2003 1
2004 8
2005 4
2006 11

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan

sebesar 0,443 (> 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan linier yang

signifikan antara waktu dengan jumlah penderita pneumonia berat pada bayi < 1

tahun, maka jumlah penderita pneumonia berat pada bayi < 1 tahun tidak dapat

diramalkan dengan metode trend dan index musim, melainkan dengan metode Double

Exponential Smoothing.

Menentukan besarnya ramalan dengan menggunakan metode Double

Exponential Smoothing menggunakan rumus: F t + m = a t + b t (m). Dengan alpha 0,6

didapat persamaan ramalan tahun 2007: F t + m = 1,81 + (0,38)(m).

Ramalan jumlah penderita pneumonia berat pada bayi < 1 tahun di kota

Medan pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Pneumonia Berat Pada Bayi < 1
Tahun di Kota Medan Tahun 2007

Bulan m Forecast
Januari 1 2.19
Februari 2 2.57
Maret 3 2.95
April 4 3.33
Mei 5 3.71
Juni 6 4.09
Juli 7 4.47
Agustus 8 4.85
September 9 5.23
Oktober 10 5.61
November 11 5.99
Desember 12 6.37
Jumlah 51.36

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa jumlah penderita pneumonia berat pada

bayi < 1 tahun di Kota Medan pada tahun 2007 mengalami kenaikan setiap bulannya.

4.2.6. Pneumonia Berat Pada Balita 1-4 Tahun

Dari Catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006

diketahui jumlah penderita pneumonia berat pada balita 1-4 tahun dan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.12. Jumlah Penderita Pneumonia Berat pada Balita 1-4 Tahun di Kota
Medan Tahun 2002-2006

Tahun Pneumonia Berat Pada Balita 1-4 Tahun


2002 85
2003 70
2004 33
2005 29
2006 41

Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan

sebesar 0,083 (> 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan linier yang

signifikan antara waktu dengan jumlah penderita pneumonia berat pada balita 1-4

tahun, maka jumlah penderita pneumonia berat pada balita 1-4 tahun tidak dapat

diramalkan dengan metode trend dan index musim, melainkan dengan metode Double

Exponential Smoothing.

Menentukan besarnya ramalan dengan menggunakan metode Double

Exponential Smoothing menggunakan rumus: F t + m = a t + b t (m). Dengan alpha 0,5

didapat persamaan ramalan tahun 2007: F t + m = 4,67 + (0,66)(m).

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Ramalan jumlah penderita pneumonia berat pada balita 1-4 tahun di kota

Medan pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Pneumonia Berat Pada Balita 1-4
Tahun di Kota Medan Tahun 2007

Bulan m Forecast
Januari 1 5.33
Februari 2 5.99
Maret 3 6.65
April 4 7.31
Mei 5 7.97
Juni 6 8.63
Juli 7 9.29
Agustus 8 9.95
September 9 10.61
Oktober 10 11.27
November 11 11.93
Desember 12 12.59
Jumlah 107.52

Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa jumlah penderita pneumonia berat pada

balita 1-4 tahun di Kota Medan pada tahun 2007 mengalami kenaikan setiap

bulannya.

4.2.7. Bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun

Dari Catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006

diketahui jumlah penderita bukan pneumonia bayi < 1 tahun dan dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.14. Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun di Kota
Medan Tahun 2002-2006

Tahun Bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun


2002 38430
2003 38108
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
2004 37469
2005 35812
2006 36256

Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan

sebesar 0,027 (< 0,05) maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linier yang

signifikan antara waktu dengan jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi < 1

tahun, maka jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi < 1 tahun diramalkan

dengan metode trend dan index musim.

Persamaan trend tahunan adalah Yi = 37215 664,4 Xi dan persamaan trend

bulanan adalah Yi = 3101,25 4,61 Xi. Dimana Xi adalah kode periode waktu dari

awal sampai akhir.

Trend jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi < 1 tahun dapat dilihat

pada gambar berikut:

3500
3400
3300
3200 Trend Tahun 2002
3100 Trend Tahun 2003
Trend

3000 Trend Tahun 2004


2900 Trend Tahun 2005
2800 Trend Tahun 2006
2700
2600
2500
ay
n
b
ar

ov

ec
g

p
ct
r

l
Ju
Ap
Ja
Fe

Ju

Au

Se

O
M

Bulan

Gambar 4.4. Trend Jumlah Penderita Bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun

Dari gambar dapat dilihat trend jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi

< 1 tahun di Kota Medan mengalami penurunan dari tahun ke tahun.


Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Berdasarkan metode rasio terhadap trend yang menggunakan nilai trend

sebagai dasar perhitungan didapatkan index musiman bulan Januari sampai Desember

tahun 2002-2006. Dapat dilihat pada gambar berikut:

110

Index Musiman 105


100
95
90
85
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan

Gambar 4.5. Index Musim Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada


Bayi < 1 Tahun
Berdasarkan nilai trend dan index musim, maka dapat diramalkan jumlah

penderita bukan pneumonia pada bayi < 1 tahun pada tahun 2007-2011 dengan rumus

S
sebagai berikut: Ramalan = T , dimana T = Trend Bulanan, S = Index Musiman
100

Hasil ramalan penderita bukan pneumonia pada bayi < 1 tahun dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.15. Hasil Ramalan Penderita Bukan Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun
2007-2011 di Kota Medan

Bulan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Januari 3508 3393 3278 3163 3048
Februari 3278 3171 3063 2955 2847
Maret 3351 3240 3130 3019 2909
April 3235 3128 3021 2914 2807
Mei 3160 3055 2950 2845 2741
Juni 3157 3052 2947 2842 2737
Juli 3288 3179 3069 2959 2850
Agustus 3366 3253 3141 3028 2916
September 3431 3316 3201 3086 2971
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Oktober 3388 3274 3160 3046 2932
November 3548 3428 3308 3189 3069
Desember 3156 3049 2942 2836 2729
Jumlah 39866 38538 37211 35883 34555

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa hasil ramalan penderita bukan pneumonia

pada bayi < 1 tahun mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan dapat dilihat pada

gambar berikut:

4000
3500
3000 Tahun 2007
Ramalan

2500 Tahun 2008


2000 Tahun 2009
1500 Tahun 2010
1000 Tahun 2011
500
0
ay
ar
n

ct
l
b

g
p

ov
ec
Ju
Ap
Ja

Ju
Fe

Au
Se

O
M

N
D

Bulan

Gambar 4.6. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada


Bayi < 1 tahun, Tahun 2007-2011 di Kota Medan

4.2.8. Bukan Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun

Dari catatan bulanan Program P2 ISPA Kota Medan dari tahun 2002-2006

diketahui jumlah penderita bukan pneumonia pada balita 1-4 tahun dan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.16. Jumlah Penderita Bukan Pneumonia pada Balita 1-4 Tahun di Kota
Medan Tahun 2002-2006

Tahun Bukan Pneumonia Pada Balita 1-4 Tahun


2002 88321
2003 87331
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
2004 78267
2005 83113
2006 85070

Berdasarkan uji regresi linier pada kolom signifikansi terdapat nilai signifikan

sebesar 0,467 (> 0,05) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan linier yang

signifikan antara waktu dengan jumlah penderita bukan pneumonia pada balita 1-4

tahun, maka jumlah penderita bukan pneumonia pada balita 1-4 tahun tidak dapat

diramalkan dengan metode trend dan index musim, melainkan dengan metode Double

Exponential Smoothing.

Menentukan besarnya ramalan dengan menggunakan metode Double

Exponential Smoothing menggunakan rumus: F t + m = a t + b t (m). Dengan alpha 0,5

didapat persamaan ramalan tahun 2007: F t + m = 7344,26 - (11,24)(m).

Ramalan jumlah penderita bukan pneumonia pada balita 1-4 tahun di kota

Medan pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.17. Hasil Ramalan Jumlah Penderita Bukan Pneumonia Pada Balita 1-4
Tahun di Kota Medan Tahun 2007

Bulan m Forecast
Januari 1 7333.02
Februari 2 7321.78
Maret 3 7310.54
April 4 7299.30
Mei 5 7288.06
Juni 6 7276.82
Juli 7 7265.58
Agustus 8 7254.34
September 9 7243.10
Oktober 10 7231.86
November 11 7220.62
Desember 12 7209.38
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Jumlah 87254.40

Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa jumlah penderita bukan pneumonia pada

balita 1-4 tahun di Kota Medan pada tahun 2007 mengalami penurunan setiap

bulannya.

BAB V
PEMBAHASAN

5.1. ISPA Pada Bayi < 1 Tahun dan Balita 1-4 Tahun

Pada tahun 2006, jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun ada sebanyak

39069 orang. Ramlan untuk lima tahun kedepan adalah 41.633 orang untuk tahun

2007, 40.680 orang pada tahun 2008, 39.727 orang tahun 2009, 38.774 orang untuk

tahun 2010 dan untuk tahun 2011 adalah 37.820 orang. Ini berarti terjadi penurunan

jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun dari tahun ke tahun.

Kondisi gizi yang baik juga dapat mempengaruhi terjadinya penurunan

jumlah ISPA pada bayi. Berdasarkan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas) tahun 2005 menyatakan bahwa ada 126.994 orang (10,45 %) anak balita di

Sumatera Utara yang berstatus gizi buruk. Sedangkan pada tahun 2004 anak yang

berstatus gizi buruk ada sekitar 12,76 %. Di Kota Medan khususnya, pada tahun 2003

terdapat anak yang menderita gizi buruk 16 %, gizi kurang 25,25 % dan pada tahun

2005 terjadi penurunan menjadi 11,89 % anak yang mengalami gizi buruk dan gizi

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
kurang sebesar 15,05 %. Hal ini berarti terjadi peningkatan status gizi anak dan

seiring dengan penurunan jumlah penderita ISPA.

ISPA pada balita 1-4 tahun pada tahun 2006 ada sebanyak 93.991 orang.

Ramalan untuk tahun 2007 adalah 96.987 orang. Ini berarti ISPA pada balita 1-4

tahun mengalami penigkatan pada tahun 2007.

Terjadinya peningkatan jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun dapat

dipengaruhi Hal ini dapat disebabkan karena kondisi lingkungan yang kurang

memenuhi syarat kesehatan seperti kondisi kelembaban rumah, kepadatan hunian

yang tidak sesuai dengan luas ruangan, dan polusi udara yang ada dalam rumah dan

lingkungan sekitarnya. Dari hasil penelitian Chahaya di Deli Serdang, terdapat 23 %

rumah yang kelembabannya memenuhi syarat kesehatan, 20,2 % yang kepadatan

penghuninya memenuhi syarat kesehatan, rumah yang tidak memakai obat nyamuk

bakar hanya 19,1 %. Dari data ini dapat diketahui bahwa masih banyak rumah yang

tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi perumahan yang tidak sehat mempunyai

pengaruh sebesar 49,4 % terhadap kejadian ISPA.

5.2. Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun dan Balita 1-4 Tahun

Pada tahun 2006, jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun ada

sebanyak 2.802 orang, dan ramalan pada tahun 2007 adalah 3.576 orang. Ini berarti

terjadi peningkatan jumlah penderita pneumonia pada bayi < 1 tahun.

Jumlah penderita pneumonia pada balita 1-4 tahun pada tahun 2006 ada

sebanyak 8.880 orang dan hasil ramalan tahun 2007 adalah 9.189 orang. Ini berarti

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
terjadi juga peningkatan jumlah penderita pneumonia pada balita 1-4 tahun pada

tahun 2007.

Meningkatnya jumlah penderita pneumonia pada bayi dapat disebabkan

karena anak berada lama di dapur bersama ibunya ketika memasak sehingga terkena

polusi udara. Seperti penelitian yang dilakukan Chahaya, hanya 39,9 % keluarga

yang menggunakan bahan bakar gas, keluarga lain banyak menggunakan bahan bakar

minyak tanah atau kayu bakar yang dapat membuat polusi udara. Dan kondisi rumah

yang tidak memenuhi syarat kesehatan lainnya juga mempengaruhi kondisis ini.

Imunisasi juga dapat memepengaruhi terjadinya ISPA, terutama imunisasi campak.

5.3. Pneumonia Berat Pada Bayi < 1 Tahun dan Balita 1-4 Tahun

Jumlah penderita pneumonia berat pada bayi < 1 tahun pada tahun 2006 ada

sebanyak 11 orang. Hasil ramalan taun 2007 adalah 51 orang. Ini berarti terjadi

peningkatan jumlah penderita pneumonia berat pada bayi < 1 tahun.

Pada tahun 2006 jumlah penderita balita 1-4 tahun yang menderita pneumonia

berat ada sebanyak 41 orang dan hasil ramalan untuk tahun 2007 adalah 107 orang.

Ini berarti terjadi peningkatan jumlah penderita pneumonia berat pada balita 1-4

tahun.

Peningkatan jumlah penderita pneumonia berat pada bayi dan anak balita

dapat disebabkan karena kondisi lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan

seperti kondisi kelembaban rumah, kepadatan hunian yang tidak sesuai dengan luas

ruangan, dandan yarat lainnya. Dari hasil penelitian Chahaya di Deli Serdang,

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
terdapat 23 % rumah yang kelembabannya memenuhi syarat kesehatan, 20,2 % yang

kepadatan penghuninya memenuhi syarat kesehatan, rumah yang tidak memakai obat

nyamuk bakar hanya 19,1 %. Dari data ini dapat diketahui bahwa masih banyak

rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi perumahan yang tidak sehat

mempunyai pengaruh sebesar 49,4 % terhadap kejadian ISPA.

5.4. Bukan Pneumonia Pada Bayi < 1 Tahun dan Balita 1-4 Tahun

Pada tahun 2006 jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi < 1 tahun ada

sebanyak 36.256 orang. Ramalan untuk lima tahun kedepan adalah pada tahun 2007

ada 39.866 orang, tahun 2008 adalah 38.538 orang, tahun 2009 ada 37.211 orang,

35.883 orang pada tahun 2010, dan tahun 2011 adalah 34.555 orang. Ini berarti terjadi

penurunan jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi < 1 tahun dari tahun ke

tahun.

Penurunan jumlah penderita bukan pneumonia pada bayi dapat dipengaruhi

oleh kondisi gizi yang baik juga dapat mempengaruhi terjadinya penurunan jumlah

penderita bukan pneumonia pada bayi. Berdasarkan Hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) tahun 2005 menyatakan bahwa ada 126.994 orang (10,45 %) anak

balita di Sumatera Utara yang berstatus gizi buruk. Sedangkan pada tahun 2004 anak

yang berstatus gizi buruk ada sekitar 12,76 %. Berarati terjadi peningkatan status gizi

anak.

Balita 1-4 tahun yang menderita bukan pneumonia pada tahun 2006 ada

sebanyak 85.070 orang dan ramalan untuk tahun 2007 adalah 87.254 orang. Ini

berarti terjadi peningkatan jumlah penderita bukan pneumonia pada balita 1-4 tahun.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Hal ini dapat disebabkan karena kondisi lingkungan yang kurang memenuhi

syarat kesehatan seperti kondisi kelembaban rumah, kepadatan hunian yang tidak

sesuai dengan luas ruangan, dan polusi udara. Dari hasil penelitian Chahaya di Deli

Serdang, terdapat 23 % rumah yang kelembabannya memenuhi syarat kesehatan, 20,2

% yang kepadatan penghuninya memenuhi syarat kesehatan, rumah yang tidak

memakai obat nyamuk bakar hanya 19,1 %.. Kondisi perumahan yang tidak sehat

mempunyai pengaruh sebesar 49,4 % terhadap kejadian ISPA. Hal ini juga dapat

ditemukan di Kabupaten Asahan dimana pada tahun 2000 (71,12 %), 2001 (47,50 %),

2002 (62,25 %) dan tahun 2004 mengalami penurunan drastis yaitu hanya 7,08 %

rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Pada tahun 2005 terjadi peningkatan yaitu

terdapat 85,11 % rumah yang memenuhi syarat kesehatan.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data berkala (time series) jumlah penderita ISPA

tahun 2002-2006 di kota Medan, diperoleh kesimpulan:

1. Jumlah penderita ISPA pada bayi < 1 tahun cenderung mengalami penurunan.

Hasil ramalan pada tahun 2007 adalah 41.633 orang, 40.680 orang pada tahun

2008, 39.727 orang pada tahun 2009, pada tahun 2010 adalah 38.774 orang, dan

tahun 2011 adalah 37.820 orang.

2. Jumlah penderita ISPA pada balita 1-4 tahun cenderung mengalami peningkatan.

Hasil ramalan tahun 2007 adalah 96.987 orang.

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
3. Jumlah penderita ISPA berdasarkan klasifikasi pneumonia pada bayi < 1 tahun

cenderung mengalami peningkatan. Hasil ramalan pada tahun 2007 adalah 3.576

orang.

4. Jumlah penderita ISPA berdasarkan klasifikasi pneumonia pada balita 1-4 tahun

cenderung mengalami peningkatan. Hasil ramalan pada tahun 2007 adalah 9.189

orang.

5. Jumlah penderita ISPA berdasarkan klasifikasi pneumonia berat pada bayi < 1

tahun cenderung mengalami penigkatan. Hasil ramalan pada tahun 2007 adalah

51 orang.

6. Jumlah penderita ISPA berdasarkan klasifikasi pneumonia berat pada balita 1-4

tahun cenderung mengalami peningkatan. Hasil ramalan pada tahun 2007 adalah

108 orang.

7. Jumlah penderita ISPA berdasarkan klasifikasi bukan pneumonia pada bayi < 1

tahun cenderung mengalami penurunan. Hasil ramalan pada tahun 2007 adalah

39.866 orang, pada tahun 2008 adalah 38.538 orang, 37.211 orang pada tahun

2009, 35.883 orang pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 adalah 34.555 orang.

8. Jumlah penderita ISPA berdasarkan klasifikasi bukan pneumonia pada balita 1-4

tahun cenderung mengalami peningkatan. Hasil ramalan pada tahun 2007 adalah

87.254 orang.

6.2. Saran

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Data peramalan ini diharapkan dapat dipergunakan oleh Dinas Kesehan Kota

Medan:

1. Sebagai bahan masukan untuk perencanaan dalam peningkatan pelayanan

kesehatan buat penderita ISPA.

2. Petugas kesehatan diharapkan lebih aktif lagi dalam memberikan informasi dan

penyuluhan kepada masyarakat tentang ISPA dan cara mencegahnya, serta

memberikan informasi tentang cara perawatan anak yang menderita ISPA.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S., 1984. Teknik dan Metode Peramalan Penerapannya Dalam Ekonomi
dan Dunia Usaha. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.

Chahaya, I., dan Nurmaini., 2005. Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan


Perumahan yang Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di
Perumahan Nasional (Perumnas) Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang. Majalah Kedokteran Nusantara, Vol. 38, No. 3,
Hal. 232

Depkes RI, 1992. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan


Akut (ISPA). Jakarta

______, 2004. Kajian Riset Operasional Intensifikasi Pemberantasan Penyakit


Menular Tahun 1998/1999-2003. Jakarta

______, 2005. Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional Penaggulangan


Pnemonia Balita Tahun 2005-2009. Jakarta

Djaja, S., 1999. Prevalensi Pnemonia dan Demam pada Bayi dan Anak Balita.
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 26, No. 4, Hal.134

Djaja, S., Iwan Ariawan., Tin Afifah., 2001. Determinan Perilaku Pencarian
Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada Balita. Bulletin
Penelitian Kesehatan, Vol. 29, No. 1, Hal. 1

DKK Medan, 2006. Profil Kesehatan Tahun 2006. Medan


Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Gitusudarmo, I,H dan M, Najmudin., 2001. Teknik Proyeksi Bisnis. BPFE,
Yogyakarta.

Kartasasmita, B, C., 1993. Morbiditas dan Faktor resiko Infeksi Saluran


Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Cikutra. Majalah Kedokteran
Bandung, Vol. 25, No. 4, Hal. 138

Lubis, S, A., Tugas Wati A.T., Nurisa Ibrahim., 1996. Pengaruh Lingkungan
Dalam Ruang (Indoor) Terhadap Penyakit ISPA-Pnemonia di
Indramayu, Jawa Barat. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 24, No. 1,
Hal.14

Manurung, A, H., 1990. Teknik Peramlan Bisnis Dan Ekonomi. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.

Sugiarto dan Harijono, 2000. Peramalan Bisnis. Penerbit PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta

Supranto, J, 2000. Metode Ramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan Ekonomi


dan Bisnis. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Widjaja, C, A., 2003. Penanganan ISPA pada Anak Di Rumah Sakit Kecil
Negara Berkembang. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lampiran 2
HASIL UJI REGRESI
1. Hasil Uji Regresi Linier ISPA pada Bayi < 1 Tahun
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.920
R Square 0.847
Adjusted R Square 0.796
Standard Error 525.848
Observations 5
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 4584644.100 4584644.100 16.580 0.027
Residual 3 829549.100 276516.367
Total 4 5414193.200

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%
Intercept 1396839.000 333240.860 4.192 0.025 336316.863 2457361.138
X Variable 1 -677.100 166.288 -4.072 0.027 -1206.303 -147.897

2. Hasil Uji Regresi Linier ISPA pada Balita 1-4 Tahun


SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics

Multiple R 0.438
R Square 0.192
Adjusted R Square -0.077
Standard Error 4613.737
Observations 5

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 15180704.1 15180704.1 0.713 0.460
Residual 3 63859705.9 21286568.63
Total 4 79040410

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%


Intercept 2562526.4 2923820.152 0.876 0.445 -6742382.968 11867435.769
X Variable 1 -1232.1 1458.992 -0.844 0.460 -5875.267 3411.067

3. Hasil Uji Regresi Linier Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun


SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics

Multiple R 0.059
R Square 0.004
Adjusted R Square -0.329
Standard Error 424.545
Observations 5

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 1904.4 1904.400 0.011 0.925
Residual 3 540714.8 180238.267
Total 4 542619.2
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%
Intercept 30364.6 269042.770 0.113 0.917 -825850.374 886579.574
X Variable 1 -13.8 134.253 -0.103 0.925 -441.053 413.453

4. Hasil Uji Regresi Linier Pneumonia pada Balita 1-4 Tahun


SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.360
R Square 0.129
Adjusted R Square -0.161
Standard Error 697.452
Observations 5

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 216678.4 216678.4 0.445 0.552
Residual 3 1459319.6 486439.867
Total 4 1675998

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%


Intercept 303914.8 441989.962 0.688 0.541 -1102695.839 1710525.440
X Variable 1 -147.2 220.554 -0.667 0.552 -849.101 554.701

5. Hasil Uji Regresi Linier Pneumonia Berat pada Bayi < 1 Tahun
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.454
R Square 0.206
Adjusted R Square -0.059
Standard Error 3.945
Observations 5

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 12.1 12.1 0.777 0.443
Residual 3 46.7 15.567
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Total 4 58.8

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%


Intercept -2198.2 2500.320 -0.879 0.444 -10155.342 5758.942
X Variable 1 1.1 1.248 0.882 0.443 -2.871 5.071

6. Hasil Uji Regresi Linier Pneumonia Berat pada Balita 1-4 Tahun
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.829
R Square 0.687
Adjusted R Square 0.582
Standard Error 15.907
Observations 5

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 1664.1 1664.1 6.577 0.083
Residual 3 759.1 253.033
Total 4 2423.2

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%


Intercept 25903.2 10080.607 2.570 0.083 -6177.821 57984.221
X Variable 1 -12.9 5.030 -2.564 0.083 -28.908 3.108

7. Hasil Uji Regresi Linier Bukan Pneumonia pada Bayi < 1 Tahun
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.919
R Square 0.845
Adjusted R Square 0.793
Standard Error 520.258
Observations 5

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 4414273.6 4414273.6 16.309 0.027
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Residual 3 812006.4 270668.8
Total 4 5226280

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%


Intercept 1368672.6 329698.464 4.151 0.025 319423.957 2417921.244
X Variable 1 -664.4 164.520 -4.038 0.027 -1187.977 -140.823

8. Hasil Uji Regresi Linier Bukan Pneumonia pada Balita 1-4 Tahun
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.425
R Square 0.180
Adjusted R Square -0.093
Standard Error 4170.933
Observations 5

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 11491840 11491840 0.661 0.476
Residual 3 52190039.2 17396679.73
Total 4 63681879.2

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%


Intercept 2232708.400 2643205.988 0.845 0.460 -6179160.622 10644577.423
X Variable 1 -1072.000 1318.965 -0.813 0.476 -5269.538 3125.538

Lampiran 3
HASIL PERAMALAN (FORECAST)

1. Hasil Ramalan Penderita ISPA Pada Bayi < 1 Tahun


Forecast dengan Metode Trend dan Index musiman

Tahun X Jumlah (Y) xy X2


2002 -2 40623 -81246 4
2003 -1 40305 -40305 1
2004 0 40014 0 0
2005 1 38642 38642 1
2006 2 39069 78138 4
198653 -4771 10
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
y 198653
a= = = 39730.6
n 5

xy 4771
b= = = -477.1
x 2
10

Trend Tahunan : Yi = 39730.6 - 477.1 Xi

Trend Bulanan : Yi = 39730.6/12 - 477.1/144 Xi


= 3310.88 3.31 Xi

Tahun Jumlah (Y) Waktu(x) Trend


Jan-02 3414 -59 3506.17
Feb-02 3290 -57 3499.55
Mar-02 3226 -55 3492.93
Apr-02 3388 -53 3486.31
May-02 3128 -51 3479.69
Jun-02 3274 -49 3473.07
Jul-02 3281 -47 3466.45
Aug-02 3429 -45 3459.83
Sep-02 3671 -43 3453.21
Oct-02 3907 -41 3446.59
Nov-02 3406 -39 3439.97
Dec-02 3209 -37 3433.35
40623

Jan-03 3140 -35 3426.73


Feb-03 3278 -33 3420.11
Mar-03 3320 -31 3413.49
Apr-03 3198 -29 3406.87
May-03 3161 -27 3400.25
Jun-03 3155 -25 3393.63
Jul-03 3109 -23 3387.01
Aug-03 3446 -21 3380.39
Sep-03 3344 -19 3373.77
Oct-03 4389 -17 3367.15
Nov-03 3584 -15 3360.53
Dec-03 3181 -13 3353.91
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
40305
Jan-04 3562 -11 3347.29
Feb-04 3422 -9 3340.67
Mar-04 3559 -7 3334.05
Apr-04 3651 -5 3327.43
May-04 3285 -3 3320.81
Jun-04 3238 -1 3314.19
Jul-04 3338 1 3307.57
Aug-04 3505 3 3300.95
Sep-04 3175 5 3294.33
Oct-04 3054 7 3287.71
Nov-04 3138 9 3281.09
Dec-04 3087 11 3274.47
40014
Jan-05 3676 13 3267.85
Feb-05 3247 15 3261.23
Mar-05 3097 17 3254.61
Apr-05 2825 19 3247.99
May-05 3074 21 3241.37
Jun-05 2992 23 3234.75
Jul-05 3289 25 3228.13
Aug-05 2965 27 3221.51
Sep-05 3368 29 3214.89
Oct-05 2987 31 3208.27
Nov-05 3987 33 3201.65
Dec-05 3135 35 3195.03
38642

Jan-06 3230 37 3188.41


Feb-06 3116 39 3181.79
Mar-06 3138 41 3175.17
Apr-06 3121 43 3168.55
May-06 2940 45 3161.93
Jun-06 3182 47 3155.31
Jul-06 3199 49 3148.69
Aug-06 3416 51 3142.07
Sep-06 3521 53 3135.45
Oct-06 2912 55 3128.83
Nov-06 3729 57 3122.21
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Dec-06 3565 59 3115.59
39069
0

Y Jan - 02 + Y Jan - 03 + Y Jan - 04 + Y Jan - 05 + Y Jan - 06


Rata-rata (Jan) =
5

1200
Index Musiman ( Jan) = rata - rata ( Jan)
rata - rata

Bulan Rata-rata IM
Januari 3404.4 102.82
Februari 3270.6 98.78
Maret 3268 98.70
April 3236.6 97.76
Mei 3117.6 94.16
Juni 3168.2 95.69
Juli 3243.2 97.96
Agustus 3352.2 101.25
September 3415.8 103.17
Oktober 3449.8 104.20
November 3568.8 107.79
Desember 3235.4 97.72
39730.6 1200.00

Ramalan ISPA < 1 tahun

Bulan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Januari 3605 3524 3442 3360 3278
Februari 3457 3378 3300 3222 3143
Maret 3448 3369 3291 3212 3134
April 3408 3330 3253 3175 3097
Mei 3277 3202 3127 3052 2977
Juni 3323 3247 3171 3095 3019
Juli 3396 3318 3240 3162 3084
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Agustus 3503 3423 3342 3262 3181
September 3563 3481 3399 3317 3235
Oktober 3591 3508 3426 3343 3260
November 3708 3622 3537 3451 3365
Desember 3355 3277 3200 3122 3045
41633 40680 39727 38774 37820

2. Hasil Ramalan Penderita ISPA pada Balita Usia 1-4 tahun


Forecast dengan Double Exponential Smoothing
Alpha= 0,5

Absolute Square
Waktu Jumlah S' S" at bt Forecast Error error (Absolute)
Jan-06 7914 7914.00 7914.00
Feb-06 7790 7852.00 7883.00 7821.00 -31.00 7914.00 -124.00 124.00 15376.00
Mar-06 8221 8036.50 7959.75 8113.25 76.75 8190.00 31.00 31.00 961.00
Apr-06 7141 7588.75 7774.25 7403.25 -185.50 7217.75 -76.75 76.75 5890.56
May-06 7409 7498.88 7636.56 7361.19 -137.69 7223.50 185.50 185.50 34410.25
Jun-06 7743 7620.94 7628.75 7613.13 -7.81 7605.31 137.69 137.69 18957.85
Jul-06 6817 7218.97 7423.86 7014.08 -204.89 6809.19 7.81 7.81 61.04
Aug-06 7824 7521.48 7472.67 7570.30 48.81 7619.11 204.89 204.89 41980.17
Sep-06 8088 7804.74 7638.71 7970.78 166.04 8136.81 -48.81 48.81 2382.66
Oct-06 8641 8222.87 7930.79 8514.95 292.08 8807.04 -166.04 166.04 27567.67
Nov-06 8499 8360.94 8145.86 8576.01 215.07 8791.08 -292.08 292.08 85311.91
Dec-06 7904 8132.47 8139.17 8125.77 -6.70 8119.07 -215.07 215.07 46256.50
Jumlah 93991 1489.64 279155.61

Mean Absolute
Error 135.42
Mean Square
Error 25377.78

Ft+m = 8125.77 - (6.70)(m)


m Forecast
Jan-07 8119.07
Feb-07 2 8112.37
Mar-07 3 8105.67
Apr-07 4 8098.97
May-07 5 8092.27
Jun-07 6 8085.57
Jul-07 7 8078.87
Aug-07 8 8072.17
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Sep-07 9 8065.47
Oct-07 10 8058.77
Nov-07 11 8052.07
Dec-07 12 8045.37
Jumlah 96986.64

Analisis Kesalahan

Alpha 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90
Mean
Absolute
Error 379.19 321.10 233.98 177.75 135.42 140.25 213.70 300.87 388.30
Mean
Square
Error 207479.54 128071.94 72305.07 40002.78 25377.78 28858.83 55384.09 112922.89 214005.25

3. Hasil Ramalan Penderita Pneumonia Pada Bayi < 1 tahun


Forecast dengan Double Exponential Smoothing
Alpha= 0,5

Absolute Square
Waktu Jumlah S' S" at bt Forecast Error error (Absolute)
Jan-06 255 255.00 255.00
Feb-06 257 256.00 255.50 256.50 0.50 255.00 2.00 2.00 4.00
Mar-06 219 237.50 246.50 228.50 -9.00 219.50 -0.50 0.50 0.25
Apr-06 211 224.25 235.38 213.13 -11.13 202.00 9.00 9.00 81.00
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
May-06 228 226.13 230.75 221.50 -4.63 216.88 11.13 11.13 123.77
Jun-06 237 231.56 231.16 231.97 0.41 232.38 4.63 4.63 21.39
Jul-06 228 229.78 230.47 229.09 -0.69 228.41 -0.41 0.41 0.17
Aug-06 225 227.39 228.93 225.85 -1.54 224.31 0.69 0.69 0.47
Sep-06 222 224.70 226.81 222.58 -2.12 220.46 1.54 1.54 2.37
Oct-06 215 219.85 223.33 216.37 -3.48 212.88 2.12 2.12 4.48
Nov-06 253 236.42 229.88 242.97 6.55 249.52 3.48 3.48 12.13
Dec-06 252 244.21 237.04 251.38 7.17 258.55 -6.55 6.55 42.86
Jumlah 2802 42.05 292.88

Mean Absolute Error 3.82


Mean Square Error 26.63

F t + m =251.38 + (7.17)(m)

m Forecast
Jan-07 1 258.55
Feb-07 2 265.72
Mar-07 3 272.89
Apr-07 4 280.06
May-07 5 287.23
Jun-07 6 294.40
Jul-07 7 301.57
Aug-07 8 308.74
Sep-07 9 315.91
Oct-07 10 323.08
Nov-07 11 330.25
Dec-07 12 337.42
Jumlah 3575.82

Analisis Kesalahan

Alpha 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Mean Absolute
Error 12.86 9.06 7.04 4.70 3.82 4.74 5.44 8.74 10.79
Mean Square
Error 268.50 155.49 80.66 39.37 26.63 37.74 47.55 125.96 205.50

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
4. Hasil Ramalan Penderita Pneumonia 1-4 tahun
Forecast dengan Double Exponential Smoothing
Alpha= 0,6

Absolute Square
Waktu Jumlah S' S" at bt Forecast Error error (Absolute)
Jan-06 736 736.00 736.00
Feb-06 674 698.80 713.68 683.92 -22.32 736.00 -62.00 62.00 3844.00
Mar-06 731 718.12 716.34 719.90 2.66 722.56 8.44 8.44 71.23
Apr-06 706 710.85 713.05 708.65 -3.30 705.35 0.65 0.65 0.42
May-06 657 678.54 692.34 664.74 -20.70 644.03 12.97 12.97 168.17
Jun-06 757 725.62 712.31 738.93 19.96 758.89 -1.89 1.89 3.57
Jul-06 746 737.85 727.63 748.06 15.32 763.39 -17.39 17.39 302.28
Aug-06 645 682.14 700.34 663.94 -27.30 636.65 8.35 8.35 69.78
Sep-06 923 826.66 776.13 877.18 75.79 952.98 -29.98 29.98 898.54
Oct-06 801 811.26 797.21 825.32 21.08 846.40 -45.40 45.40 2060.89
Nov-06 717 754.70 771.71 737.70 -25.50 712.20 4.80 4.80 23.03
Dec-06 787 774.08 773.13 775.03 1.43 776.46 10.54 10.54 111.14
Jumlah 8880 202.41 7553.04

Mean Absolute Error 18.40


Mean Square Error 686.64

F t + m = 775.03 + (1.43)(m)

m Forecast
Jan-07 1 776.46
Feb-07 2 777.89
Mar-07 3 779.32
Apr-07 4 780.75
May-07 5 782.18
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Jun-07 6 783.61
Jul-07 7 785.04
Aug-07 8 786.47
Sep-07 9 787.90
Oct-07 10 789.33
Nov-07 11 790.76
Dec-07 12 792.19
Jumlah 9411.90

Analisis Kesalahan

Alpha
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Mean Absolute
Error 49.01 39.49 33.83 27.17 20.00 18.40 28.13 41.28 62.57
Mean Square
Error 4284.04 2990.60 1995.13 1223.45 730.81 686.64 1353.59 3117.93 6511.07

5. Hasil Ramalan Penderita Pneumonia Berat < 1 tahun


Forecast dengan Double Exponential Smoothing
Alpha= 0,6

Absolute Square
Waktu Jumlah S' S" at bt Forecast Error error (Absolute)
Jan-06 1 1.00 1.00
Feb-06 1 1.00 1.00 1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Mar-06 0 0.40 0.64 0.16 -0.36 -0.20 0.20 0.20 0.04
Apr-06 2 1.36 1.07 1.65 0.43 2.08 -0.08 0.08 0.01
May-06 0 0.54 0.76 0.33 -0.32 0.02 -0.02 0.02 0.00
Jun-06 0 0.22 0.43 0.00 -0.32 -0.32 0.32 0.32 0.10
Jul-06 1 0.69 0.59 0.79 0.15 0.94 0.06 0.06 0.00
Aug-06 0 0.27 0.40 0.15 -0.19 -0.04 0.04 0.04 0.00
Sep-06 3 1.91 1.31 2.51 0.91 3.42 -0.42 0.42 0.18
Oct-06 0 0.76 0.98 0.55 -0.32 0.22 -0.22 0.22 0.05
Nov-06 1 0.91 0.94 0.88 -0.05 0.83 0.17 0.17 0.03
Dec-06 2 1.56 1.31 1.81 0.38 2.19 -0.19 0.19 0.04
Jumlah 11 1.72 0.44

Mean Absolute Error 0.16


Mean Square Error 0.04
F t + m =1.81 + (0.38)(m)
m Forecast
Jan-07 1 2.19
Feb-07 2 2.57
Mar-07 3 2.95
Apr-07 4 3.33
May-07 5 3.71
Jun-07 6 4.09
Jul-07 7 4.47
Aug-07 8 4.85
Sep-07 9 5.23
Oct-07 10 5.61
Nov-07 11 5.99
Dec-07 12 6.37
Jumlah 51.36

Analisis Kesalahan
Alpha 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Mean Absolute Error 0.72 0.64 0.46 0.31 0.17 0.16 0.35 0.62 0.97
Mean Square Error 0.78 0.62 0.33 0.17 0.06 0.04 0.18 0.57 1.37
6. Hasil Ramalan Penderita Pneumonia Berat 1-4 tahun
Forecast dengan Double Exponential Smoothing
Apha= 0,5

Absolute Square
Waktu Jumlah S' S" at bt Forecast Error error (Absolute)
Jan-06 3 3.00 3.00
Feb-06 4 3.50 3.25 3.75 0.25 3.00 1.00 1.00 1.00

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Mar-06 6 4.75 4.00 5.50 0.75 6.25 -0.25 0.25 0.06
Apr-06 4 4.38 4.19 4.56 0.19 4.75 -0.75 0.75 0.56
May-06 4 4.19 4.19 4.19 0.00 4.19 -0.19 0.19 0.04
Jun-06 1 2.59 3.39 1.80 -0.80 1.00 0.00 0.00 0.00
Jul-06 4 3.30 3.34 3.25 -0.05 3.20 0.80 0.80 0.64
Aug-06 3 3.15 3.25 3.05 -0.10 2.95 0.05 0.05 0.00
Sep-06 1 2.07 2.66 1.49 -0.59 0.90 0.10 0.10 0.01
Oct-06 2 2.04 2.35 1.73 -0.31 1.41 0.59 0.59 0.34
Nov-06 4 3.02 2.68 3.35 0.33 3.69 0.31 0.31 0.10
Dec-06 5 4.01 3.35 4.67 0.66 5.33 -0.33 0.33 0.11
Jumlah 41 4.37 2.86

Mean Absolute Error 0.40


Mean Square Error 0.26

F t + m = 4.67 + (0.66)(m)

m Forecast
Jan-07 1 5.33
Feb-07 2 5.99
Mar-07 3 6.65
Apr-07 4 7.31
May-07 5 7.97
Jun-07 6 8.63
Jul-07 7 9.29
Aug-07 8 9.95
Sep-07 9 10.61
Oct-07 10 11.27
Nov-07 11 11.93
Dec-07 12 12.59
Jumlah 107.52

Analisis Kesalahan

Alpha 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Mean Absolute Error 1.10 0.98 0.79 0.56 0.40 0.49 0.64 0.91 1.27
Mean Square Error 1.83 1.43 0.76 0.41 0.26 0.33 0.62 1.18 2.07

7. Hasil Ramalan bukan Pneumonia pada Bayi < 1 tahun


Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Forecast dengan metode Trend dan Index musiman
Tahun X Jumlah (Y) xy X2
2002 -2 38430 -76860 4
2003 -1 38108 -38108 1
2004 0 37469 0 0
2005 1 35812 35812 1
2006 2 36256 72512 4
186075 -6644 10

y 186075
a= = = 37215
n 5

xy 6644
b= = = -664.4
x 2
10
Trend Tahunan : Yi = 37215 - 664.4 Xi

Trend Bulanan : Yi = 37215/12 664.4/144 Xi


= 3101.25 4.61 Xi

Tahun Jumlah (Y) Waktu(x) Trend


Jan-02 3246 -59 3373.24
Feb-02 3003 -57 3364.02
Mar-02 2995 -55 3354.80
Apr-02 3095 -53 3345.58
May-02 3036 -51 3336.36
Jun-02 3056 -49 3327.14
Jul-02 3212 -47 3317.92
Aug-02 3352 -45 3308.70
Sep-02 3502 -43 3299.48
Oct-02 3710 -41 3290.26
Nov-02 3295 -39 3281.04
Dec-02 2928 -37 3271.82
38430

Jan-03 3022 -35 3262.60


Feb-03 3057 -33 3253.38
Mar-03 3417 -31 3244.16
Apr-03 3118 -29 3234.94
May-03 2908 -27 3225.72
Jun-03 2910 -25 3216.50
Jul-03 2867 -23 3207.28
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Aug-03 3247 -21 3198.06
Sep-03 3253 -19 3188.84
Oct-03 3895 -17 3179.62
Nov-03 3206 -15 3170.40
Dec-03 3208 -13 3161.18
38108
Jan-04 3303 -11 3151.96
Feb-04 3172 -9 3142.74
Mar-04 3310 -7 3133.52
Apr-04 3406 -5 3124.30
May-04 3139 -3 3115.08
Jun-04 3022 -1 3105.86
Jul-04 3097 1 3096.64
Aug-04 3278 3 3087.42
Sep-04 3040 5 3078.20
Oct-04 2906 7 3068.98
Nov-04 2909 9 3059.76
Dec-04 2887 11 3050.54
37469
Jan-05 3421 13 3041.32
Feb-05 2997 15 3032.10
Mar-05 2822 17 3022.88
Apr-05 2649 19 3013.66
May-05 2855 21 3004.44
Jun-05 2770 23 2995.22
Jul-05 3042 25 2986.00
Aug-05 2756 27 2976.78
Sep-05 3103 29 2967.56
Oct-05 2704 31 2958.34
Nov-05 3781 33 2949.12
Dec-05 2912 35 2939.90
35812

Jan-06 3134 37 2930.68


Feb-06 2883 39 2921.46
Mar-06 2944 41 2912.24
Apr-06 2728 43 2903.02
May-06 2747 45 2893.80
Jun-06 2955 47 2884.58
Jul-06 3150 49 2875.36
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Aug-06 3141 51 2866.14
Sep-06 3226 53 2856.92
Oct-06 2752 55 2847.70
Nov-06 3575 57 2838.48
Dec-06 3021 59 2829.26
36256
0

Y Jan - 02 + Y Jan - 03 + Y Jan - 04 + Y Jan - 05 + Y Jan - 06


Rata-rata (Jan) =
5
1200
Index Musiman ( Jan) = rata - rata ( Jan)
rata - rata

Bulan Rata-rata IM
Januari 3225.2 104.00
Februari 3022.4 97.46
Maret 3097.6 99.88
April 2999.2 96.71
Mei 2937 94.70
Juni 2942.6 94.88
Juli 3073.6 99.11
Agustus 3154.8 101.73
September 3224.8 103.98
Oktober 3193.4 102.97
November 3353.2 108.12
Desember 2991.2 96.45
37215 1200.00

Ramalan Bukan Pneumonia < 1 tahun

Bulan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Januari 3508 3393 3278 3163 3048
Februari 3278 3171 3063 2955 2847
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
Maret 3351 3240 3130 3019 2909
April 3235 3128 3021 2914 2807
Mei 3160 3055 2950 2845 2741
Juni 3157 3052 2947 2842 2737
Juli 3288 3179 3069 2959 2850
Agustus 3366 3253 3141 3028 2916
September 3431 3316 3201 3086 2971
Oktober 3388 3274 3160 3046 2932
November 3548 3428 3308 3189 3069
Desember 3156 3049 2942 2836 2729
39866 38538 37211 35883 34555

8. Hasil Ramalan penderita bukan pneumonia pada balita usia 1-4 tahun
Forecast dengan Double Exponential Smoothing
Alpha= 0,5

Waktu Jumlah S' S" at bt Forecast Error Absolute Square


error (Absolute)
Jan-06 7175 7175.00 7175.00
Feb-06 7112 7143.50 7159.25 7127.75 -15.75 7175.00 -63.00 63.00 3969.00
Mar-06 6784 6963.75 7061.50 6866.00 -97.75 6768.25 15.75 15.75 248.06
Apr-06 7131 7047.38 7054.44 7040.31 -7.06 7033.25 97.75 97.75 9555.06
May-06 6748 6897.69 6976.06 6819.31 -78.38 6740.94 7.06 7.06 49.88
Jun-06 6985 6941.34 6958.70 6923.98 -17.36 6906.63 78.38 78.38 6142.64
Jul-06 6067 6504.17 6731.44 6276.91 -227.27 6049.64 17.36 17.36 301.35
Aug-06 7176 6840.09 6785.76 6894.41 54.32 6948.73 227.27 227.27 51649.66
Sep-06 7164 7002.04 6893.90 7110.18 108.14 7218.32 -54.32 54.32 2951.12
Oct-06 7838 7420.02 7156.96 7683.08 263.06 7946.14 -108.14 108.14 11694.39
Nov-06 7778 7599.01 7377.99 7820.04 221.02 8041.06 -263.06 263.06 69200.34
Dec-06 7112 7355.51 7366.75 7344.26 -11.24 7333.02 -221.02 221.02 48851.79
Jumlah 85070 1153.11 204613.30

Mean Absolute Error 104.83


Mean Square Error 18601.21

F t + m = 7344.26 - (11.24)(m)

m Forecast
Jan-07 1 7333.02
Feb-07 2 7321.78
Mar-07 3 7310.54
Apr-07 4 7299.30
Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009
May-07 5 7288.06
Jun-07 6 7276.82
Jul-07 7 7265.58
Aug-07 8 7254.34
Sep-07 9 7243.10
Oct-07 10 7231.86
Nov-07 11 7220.62
Dec-07 12 7209.38
Jumlah 87254.40

Analisis Kesalahan

Alpha 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Mean
Absolute
Error 309.16 267.68 196.30 140.11 104.83 115.58 167.38 251.89 336.12
Mean
Square
Error 160201.30 98926.19 55846.66 30496.77 18601.21 20967.54 41828.79 87721.81 169806.52

Septri Anti Sinaga. Analisa kecenderungan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ispa) pada bayi dan balita tahun
2002-2006 untuk peramalan pada tahun 2007-2011 di kota medan. 2007
USU e-Repository2009

Anda mungkin juga menyukai