Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber kebutuhan utama makhluk hidup di bumi untuk
peredaran darah, pencernaan, pengaturan suhu, pembuangan, metabolisme, untuk
memenuhi kebutuhan domestik, pembangkit tenaga listrik dan kebutuhan industri.
Air dapat diambil dari dalam tanah, hujan, sungai, laut dan lain sebagainya.
Namun saat ini, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di bumi maka
kebutuhan akan air bersih pun meningkat. Untuk mendapatkan secara langsung air
bersih dari sumbernya sangatlah mustahil, karena daerah aliran sungainya telah
dicemari oleh berbagai faktor, antara lain limbah-limbah pabrik dan rumah tangga,
limbah pertanian, sampah, konversi lahan dan lain sebagainya.
Dalam sebagian pabrik air dimanfaatkan sebagai air proses dan sebagai
media perpindahan energi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, air harus
mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sehingga pabrik dapat befungsi
dengan optimum, aman, dan efisien. Secara umum fungsi air di pabrik ini terbagi
dalam beberapa sistem pemakaian, masing-masing mempunyai persyaratan
kualitas yang berbeda sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
Dengan demikian, dalam makalah ini penulis akan memaparkan proses
pengolahan air di Industri Minyak Goreng dengan bahan baku CPO PT. SMART,
Tbk.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami hal-hal yang
berkaitan dengan proses pengolahan air di Industri Minyak Goreng (Umpan CPO.
Selain itu, makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Sistem Utilitas.
.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Unit Pendukung Proses (Utilitas)
Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian
penting yang menunjang berlangsungnya suatu proses dalam suatu pabrik. Unit
pendukung proses antara lain: unit penyediaan air (air proses, air pendingin, air
sanitasi, air umpan boiler dan air untuk perkantoran dan perumahan), steam, listrik
dan pengadaan bahan bakar. Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada
prarancangan pabrik minyak goreng meliputi :
1. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Berfungsi sebagai air proses, air pendingin, air umpan boiler dan air
sanitasi untuk air perkantoran dan air untuk perumahan. Proses pendinginan
digunakan di Cooling Tower.
2. Unit Penyediaan Steam
Digunakan untuk proses pemanasan di reaktor, kristalizer, evaporator dan
Heat Exchanger.
3. Unit Penyediaan Bahan Bakar
Berfungsi menyediakan bahan bakar untuk Boiler dan Generator
4. Unit Penyediaan Listrik
Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses maupun
penerangan. Listrik diperoleh dari PLN dan Generator Set sebagai cadangan
apabila PLN mengalami gangguan.
5. Unit pengolahan limbah
Berfungsi untuk mengolah limbah pabrik baik yang berupa padat, cair
maupun gas.
6. Unit Penyediaan Udara Tekan
Berfungsi sebagai penyedia udara tekan untuk menjalankan system
instrumentasi. Udara tekan diperlukan untuk alat kontrol pneumatik. Alat
penyediaan udara tekan berupa kompresor dan tangki udara.

2
2.1.1 Unit Penyediaan Air dan Pengolahan air (Water Supply Section)
1. Unit Penyediaan Air
Unit penyediaan air merupakan salah satu unit utilitas yang bertugas
menyediakan air untuk kebutuhan industri maupun rumah tangga. Unit ini sangat
berpengaruh dalam kelancaran produksi dari awal hingga akhir proses. Dalam
memenuhi kebutuhan air didalam pabrik, dapat diambil dari air permukaan. Pada
umumnya air permukaan dapat diambil dari air sumur, air sungai, dan air laut
sebagai sumber untuk mendapatkan air. Dalam perancangan pabrik Magnesium
sulfat ini, sumber air baku yang digunakan berasal dari sungai. Pertimbangan
menggunakan air sungai sebagai sumber untuk mendapatkan air adalah :
a. Pengolahan air sungai relatif lebih mudah, sederhana, dan biaya
Pengolahan relatif murah dibandingkan dengan proses pengolahan air laut
yang lebih rumit dan biaya pengolahannya yang lebih besar
b. Air sungai merupakan sumber air yang kontinuitasnya relatif tinggi jika
dibandingkan dengan air sumur, sehingga kendala kekurangan air dapat dihindari
c. Letak sungai berada tidak terlalu jauh dengan pabrik
Air yang diperlukan di lingkungan pabrik adalah untuk :
a. Air untuk proses
Hal-hal yang diperhatikan dalam air proses :
Kesadahan (hardness) yang dapat menyebabkan kerak
Besi yang dapat menimbulkan korosi
Minyak yang dapat menyebabkan terbentuknya lapisan film yang
mengakibatkan terganggunya koefisien transfer panas serta menimbulkan
endapan.
b. Air pendingin
Pada ummnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan air digunakan
sebagai media pendingin, yaitu :
Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah yang besar
Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya
Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi dan tidak
terdekomposisi

3
Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya
temperatur pendinginan
c. Air umpan boiler
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler
adalah :
Zat-zat yang dapat menyebabkan korosi
Korosi disebabkan air mengandung larutan-larutan asam, gas-gas terlarut
seperti O2, CO2, H2S yang masuk kebadan air
Zat yang dapat menyebabkan kerak (scale reforming)
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi,
yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silikat.
Zat yang menyebabkan foaming dan Priming
Foaming adalah terbentuknya gelembung atau busa dipermukaan air dan
keluar bersama steam. Air yang diambil kembali dari proses pemanasan bisa
menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat organik dan anorganik
dalam jumlah cukup besar. Efek pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi.
Priming adalah adanya tetes air dalam steam (buih dan kabut) yang menurunkan
efisiensi energi steam dan pada akhirnya menghasilkan deposit kristal garam.
Priming dapat disebabkan oleh konstruksi boiler yang kurang baik, kecepatan alir
yang berlebihan atau fluktuasi tiba-tiba dalam aliran.
Air sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk keperluan kantor dan rumah tangga
perusahaan, yaitu air minum, laboratorium, dan lain-lain. Air sanitasi yang
digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu :
Syarat fisik:
1. Suhu normal di bawah suhu udara luar
2. Warna jernih
3. Tidak berasa
4. Tidak berbau
Syarat kimia :
1. Tidak mengandung zat organik maupun anorganik
2. Tidak beracun

4
Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, seperti
Salmonella, Pseudomonas, Escherichia coli.
2.2 Pengolahan Air di PT. SMART, Tbk
PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Palm
Oil (CPO) sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik
pengolahan kelapa sawit, baik yang ada di Sumatera Utara maupun di luar
Sumatera Utara. Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO)
ini adalah minyak goreng RBDOL (Refined Bleached Deodorized Olein) atau
disebut juga olein sebagai produk utama dan RBDST (Refined Bleached
Deodorized Stearin) atau disebut juga stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid
Destilate) sebagai produk sampingan. Produk-produk olahan CPO tersebut
dikembangkan menjadi produk unggulan perusahaan, seperti minyak goreng
(Filma, Mitra dan Kunci Mas), margarin (Menara, Red Rose, Flagship dan Mitra)
dan Cocoa Butter Substitude (Isoc-Premium, Isoc-CBS dan Isoc-CF). Utilitas
dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang menunjang proses
agar produksi dapat berjalan lancar dari awal hingga akhir. PT. SMART, Tbk.
Medan memiliki utilitas antara lain:
1. Water Treatment
2. Cooling Water
3. Unit Pembangkit Listrik
4. Bengkel (Work Shop)
5. Boiler
Utilitas pengolahan air terdiri dari water treatment, cooling water, boiler.
2.2.1 Water Treatment
Water treatment adalah proses pengolahan atau pemurnian air yang berasal
dari air bawah tanah PT. SMART, Tbk. Medan. Selain digunakan untuk proses, air
juga digunakan di dalam boiler untuk menghasilkan steam dan kebutuhan lain.
Sedangkan untuk keperluan kantor, kantin dan asrama serta sebagai sumber air
minum PT. SMART, Tbk. Medan bersumber dari air PAM yang digunakan.
Tahap-tahap pengolahan air sumur bor yang dilakukan:
a. Deferisator
b. Cation Exchanger

5
c. Degasifier
d. Anion exchanger
a. Deferisator
Deferisator berguna untuk menangkap kandungan besi serta partikel padat
lainnya yang terkandung dalam air. Peralatan deferisator berupa silinder tegak
dengan alat dan tutup segmen bola yang diisi dengan media penyaring. Media
penyaring ini terdiri atas tiga lapisan yang berturut-turut dari atas ke bawah yaitu
antrasit, grend sand dan grevel. Air yang diolah dimasukkan dari bagian atas
deferisator, partikelpartikel padat ditahan oleh media penyaring, sedangkan air
jernih keluar dari bagian deferisator. Air sumur mengandung Fe 2+ (ferro) yang
terlarut dalam air. Agar ferro dapat ditahan oleh media penyaring maka harus
dioksidasi menjadi Fe3+ yang berbentuk padatan. Sebagai oksidator digunakan
KMnO4 yang diinjeksikan ke dalam pipa air sebelum masuk ke deferisator.
Partikel padat yang ditahan pada media penyaring tidak lagi berjalan baik karena
jenuh. Kejenuhan tercapai apabila perbandingan antara tekanan masuk dan
tekanan air keluar 0,3 Bar. Untuk mengenal kejenuhan ini, maka media penyaring
harus diregenerasi. Regenerasi dilakukan dengan back washing selama 40 menit,
dimana air dialirkan dari bagian bawah ke bagian atas deferisator dengan laju alir
100 gpm. Dengan adanya daya dorong dari aliran air ini, padatan semula tertahan
ke atas dan didorong ke atas untuk selanjutnya keluar bersama sama aliran air,
kemudian dilakukan pembilasan selama 15 menit dengan laju air 50 gpm.
b. Cation Exchanger
Pada kation exchanger berlangsung pertukaran ion positif pada air dengan
resin. Kation-kation yang terdapat di dalam air, terutama Ca 2+ dan Mg2+ akan
diikat oleh resin sementara resin melepaskan kation H+ ke dalam air. Fungsi dari
katin exchanger adalah:
1. Menghilangkan atau mengurangi kesadahan yang disebabkan garam-
garam kalsium dan magnesium.
2. Menghilangkan atau mengurangi zat padat terlarut (klorida, sulfat,
bikarbonat dan silikat).
Sebagai resin digunakan Amberlite Ira 120 sebanyak 440 liter yang
bersifat asam kuat. Resin memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengikat ion.
Regenerasi harus dilakukan berkala, untuk mengembalikan kemampuan resin

6
mengikat ion. Biasanya regenerasi dilakukan 1 x 24 jam. Sebagai regenerasinya
diapakai NaCl yang dilarutkan dalam air. Proses regenerasi memiliki tahapan
sebagai berikut:
1. Back washing selama 15 menit dengan laju alir 15 gpm.
2. Regenerasi isap NaCl.
3. Pembilasan (rising) selama 30 menit dengan laju air 25 gpm.
c. Degasifer
Dalam degasifer dilakukan pengusiran CO2. Air dari kation exchanger
dimasukkan dari bagian atas degasifer dengan penyemburan, sedangkan
pengusiran gas CO2 dilakukan dengan kipas.
d. Anion Exchanger
Pada anion exchanger berlangsung pertukaran anion-anion antara air
dengan resin. Anion-anion yang terdapat dalam air seperti CO32-, SO43- dan Cl
akan diikat oleh resin, sedangkan resin akan melepaskan anion hidroksida (OH -).
Fungsi dari anion exchanger adalah:
1. Mengikat atau menyerap anion dari asam-asam karbonat, sulfat, klorida,
dan silikat yang diahsilkan dari kation exchanger.
2. Menghilangkan atau mengurangi garam-garam mineral (disebut dengan
proses demineralisasi).
Resin yang digunakan yaitu resin Amberlite IRA 420 yang bersifat basa kuat
sebanyak 440 liter. Regenerasi biasanya 1 x 24 jam dengan menggunakan
regenerasi NaOH sebanyak 37,5 kg dilarutkan dalam 100 liter air. Proses
regenerasi dilakukan sebagai berikut:
1. Back washing selama 15 menit dengan laju air 25 gpm.
2. Regenerasi isap NaOH selama 30 menit dengan laju alir 40 gpm.
3. Pembilasan (rising) dengan kategori lambat 20 menit dengan laju alir 5 gpm,
dan dengan kategori cepat 60 menit dengan laju alir 25 gpm.
Setelah melalui keempat tahapan water treatment , maka standar mutu air yang
dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Standar Mutu Air Hasil Water Treatment

7
Sumber: PT. SMART, Tbk. Medan
2.2.2 Cooling Tower
Salah satu unit penunjang di PT. SMART, Tbk. Medan adalah cooling
tower yang berfungsi untuk menurunkan temperatur air yang akan digunakan
sebagai pendukung proses produksi. Pada cooling tower terjadi sirkulasi air dingin
hasil pendinginan dengan air yang telah digunakan dalam mendukung proses
produksi. Cooling tower dilengkapi dengan:
1. Fan atau kipas yang digerakkan oleh elektromotor,
2. Pipa sprinkle yang berfungsi mendistribusikan air,
3. Saringan atau yang disebut dengan elemen cooling tower yang berfungsi
menyaring air karena air tersebut mungkin saja mengandung minyak setelah
dipakai untuk mendukung proses produksi.
Cooling tower ini berdiri di atas kolam menara yang berfungsi
menampung air hasil pendinginan cooling tower dan juga untuk memperluas
permukaan kontak dengan udara. Pendinginan pada cooling tower dilakukan
dengan mengadakan kontak dengan air yang akan didinginkan dengan udara.
Perputaran fan yang digerakkan oleh elektromotor pada bagian atas cooling tower
menarik angin ke atas, sementara itu air dimasukkan dari bagian tengah cooling
tower dengan pipa distribusi air dan didistribusikan secara merata. Air tersebut
akan keluar melalui lubang-lubang kecil pada pipa sprinkle, sehingga terjadi
kontak dengan angina yang bergerak naik. Akibatnya suhu air akan menurun. Air
tersebut turun melalui elemen cooling tower. Air hasil pendinginan di cooling
tower yang bersuhu 30-32oC turun ke kolam menara dan akan didistribusikan ke
bagian produksi dan digunakan untuk mendukung proses produksi. Air yang
digunakan dalam pengolahan cooling water harus diuji terlebih dahulu di
laboratorium, karena hasil dari cooling water tersebut akan digunakan pada

8
proses produksi. Standar mutu air umpan cooling water dapat dilihat pada Tabel
2.2 berikut.
Tabel 2.2 Standar Mutu Air Cooling Water

2.2.3 Boiler
Boiler adalah alat untuk mengubah energi bahan bakar menjadi energy
panas dalam bentuk steam atau uap air yang akan digunakan untuk berbagai
macam operasi, seperti pembangkit tenaga listrik, proses kimia dan pemanasan.
Prinsip dasar kerja boiler adalah bila dipanaskan maka air akan berubah menjadi
uap. Boiler dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar seperti gas alam,
minyak bumi, batu bara, gas-gas pembuangan hasil penyulingan, panas yang
terbuang, sampah yang diabukan, kayu, dan energi nuklir. Adapun boiler pada PT.
SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan bakar Marine Fuel Oil (MFO) dan
solar. PT. SMART, Tbk. Medan mempunyai dua jenis boiler, yaitu boiler batubara
dan boiler gas. Boiler batubara digunakan sebagai penghasil utama steam,
sedangkan boiler gas digunakan sebagai tambahan dan sebagai back up apabila
terjadi kerusakan pada boiler batubara yang lebih murah dibandingkan dengan
boiler gas. Kedua boiler tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan steam di
bagian refinery, fraksinasi, KCP, CBS plant, marsho, dan tank farm. Ada tiga unit
boiler gas yang masing-masing berkapasitas 20 ton, 14 ton, dan 10 ton. Dalam
kegiatan produksi sehari-hari hanya boiler gas dengan kapasitas 20 ton yang
digunakan. Hal ini terjadi karena boiler batubara dan satu buah boiler gas
berkapasitas 20 ton saja sudah dapat memenuhi kebutuhan steam.
a. Air Umpan Boiler (Boiler Feed Water)
Air yang digunakan pada boiler harus memenuhi persyaratan tertentu agar
tidak menimbulkan kerugian. Penggunaan air yang tidak sesuai dengan kriteria
dapat menimbulkan kerak dan endapan dalam boiler. Kerak dan endapan ini dapat

9
menjadi isolator yang akan mengganggu perpindahan panas dari api burner ke air,
sehingga dapat mengurangi efisiensi boiler, pemborosan bahan bakar dan dapat
juga menyebabkan over heating pada dinding-dinding boiler. Untuk itu, air perlu
diberi perlakuan secara khusus untuk menghilangkan kandungan zat padat (seperti
logam) dengan cara penyaringan dan penambahan bahan kimia. Pada PT.
SMART, Tbk. Medan air umpan boiler yang digunakan adalah hasil pengolahan
air sumur bor. Air sumur bor diproses pada water treatment plant (WTP) sehingga
menjadi soft water melalui proses reverse osmosis. Berikut adalah standarisasi air
reverse osmosis berdasarkan PT. NALCO INDONESIA.
Tabel 2.3 Kualitas Air Reverse Osmosis
b. Tahapa
n Kerja
Boiler
Pada

pembuatan steam di boiler melalui beberapa tahap, diawali dengan masuknya air
dalam tangki boiler yang diikuti dengan pemanasan air tersebut dengan steam.
Tahapan proses pembuatan steam:
1. Soft water dari WTP yang ada di soft water tank ditambahkan dengan air
kondesat dan dialirkan ke dearator, dalam aliran ini diinjeksikan bahan
kimia dengan dosis tertentu. Dearator berfungsi untuk memanaskan dan
menghilangkan kandungan oksigen yang larut di dalamnya. Caranya
adalah dengan mengalirkan steam melalui koil di dalam dearator, sehingga
soft water dipanaskan hingga 95 oC 103 oC. Bahan kimia ditambahkan
untuk pengontrolan total disorbed solid (TDS) boiler water, yaitu jumlah
padatan terlarut yang bersifat merugikan. TDS boiler water dikontrol
secara berkala (setiap 1 shift) untuk:
a. Mencegah TDS yang terlalu tinggi yang akan menyebabkan steam
kotor, kontaminasi produk dan blok pada steam trap serta untuk
meminimalisasi heat loss.
b. Untuk menjaga boiler tetap bersih (mengurangi terjadinya kerak).

10
c. Mengoptimumkan kerja boiler.
Kriteria feeding water untuk boiler dapat dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Kualitas Boiler Feeding Water

Dearator air dialirkan ke boiler dengan dua cara, yaitu:


a. Sebelum masuk ke boiler, boiler feed water (BFW) dilewatkan ke
economizer untuk menaikkan lagi suhunya hingga 120 oC 130 oC dengan
memanfaatkan panas dari gas buang hasil pembakaranbahan bakar dan
udara yang bersuhu sekitar 350 oC. sebagai catatan, gas buangan boiler
akan bersuhu 350 oC apabila memakai bahan bakar gas.
b. BFW dari tangki dearator langsung masuk ke boiler melalui pipa by pass.
2. Proses pemanasan air menjadi steam terbagi menjadi tiga cara perpindahan
panas, yaitu radiasi, konveksi dan konduksi, aliran panas yang berasal dari
hasil pembakaran antara bahan bakar dan udara di ruang bakar di transfer ke
air, sehingga air akan menjadi panas dan berubah menjadi uap bertekanan.
3. Steam yang dihasilkan oleh boiler sebagian besar digunakan sebagai plant
refinery, fraksinasi, KCP, CBS plant, marsho, tank farm, dan sebagian kecil
digunakan untuk memanaskan soft water di dalam dearator.
4. Trouble Shooting Kualitas Air pada Dearator dan Boiler
Apabila boiler dapat menghasilkan steam dengan kualitas yang diinginkan, maka
diperlukan pengawasan kualitas air terhadap dearator dan air feeding boiler.
Trouble Shooting kualitas air pada dearator dan boiler dapat dilihat pada Tabel 2.5
dan Tabel 2.6 berikut:

Tabel 2.5 trouble Shooting Kualitas Air pada Dearator

11
Tabel 2.6 Trouble Shooting pada Boiler

2.3 Pengolahan limbah WWTP (Waste Water Treatment Plant)


WWTP (waste water treatment plant) merupakan unit pengolahan limbah
cair yang ada dalam area pabrik. Unit ini sangat berperan penting untuk sebuah
pabrik karena limbah merupakan hasil buangan produk samping dari hasil olahan
yang tidak bisa terpakai lagi. Dalam PT.SMART, Tbk Refinery Tarjun hanya
mengolah limbah cair saja. Yaitu limbah cair hasil produksi Refinery, limbah cair
dari Unloading CPO, dan limbah cair dari QC/laboratory. Sedangkan untuk
limbah padat nya di gunakan untuk penambalan lubang-lubang bekas galian saja.
Sebelum limbah cair dibuang ke drainase menuju laut terlebih dahulu harus
melewati beberapa tahapan proses yang akan ditunjukan pada gambar berikut
dibawah ini:

12
Gambar 2.1 WWTP
Limbah cair yang berasal dari refinery ditampung di DCT (Dirty cooling
tower) akan digabung dengan limbah dari Unloading pump house, dan limbah dari
QC/laboratory ditampung sementara menjadi satu dalam suatu bak pum pit
kemudian akan dipompa masuk kedalam bak oil & grease trap untuk proses
penyaringan pertama, hal ini bertujuan untuk memisahkan minyak sisa PFAD
yang masih terikat ikut dengan air. Minyak sisa tersebut akan masukkan ke dalam
sludgebasin oil tank yang kemudian akan ditransfer ke dalam storage tank atau
kembalidiproses ulang. Sedangkan air masih dalam bak oil & grease trap akan
overflow kedalam bak equalisasi. Karena air tersebut bersifat asam, dalam bak ini
ditambahkan NaOH untuk menurunkan tingkat keasamannya. Setelah itu air
dialirkan masuk ke dalam statifmixer dengan diinjeksikan PAC yang berfungsi
untuk menjernihkan air dari bakequalisasi sebelum masuk ke dalam bak flokulasi.
Dalam bak ini limbah tersebutdicampur dengan PE sehingga terjadi proses
penggumpalan membentuk flok. Kemudian limbah dialirkan masuk ke dalam bak
disolve air floatation (DAF).
Dalam bak ini limbah terbentuk menjadi 3 zona yaitu zona paling atas berb
entuk float /gelembung busa, zona tengah berbentuk air, dan zona dasar berbentuk
sludge. Dari bak DAF, air limbah akan ditransfer masuk ke dalam bak aerasi
untuk diproseslanju t yaitu proses mencampur air dengan udara sehingga air yang
beroksigen rendahakan kontak dengan oksigen atau udara yang dihembuskan dari
pompa aerator. Prosesini akan menurunkan kadar BOD, COD, TDS dan TSS yang
terkandung dalamlimbah tersebut. Setelah melewati tahap aerasi, air limbah akan
overflow ke

13
dalam bak sedimentasi dimana pada bak ini akan terjadi proses pemisahan antara
sludge/padatan dengan airnya. Air dari bak sedimentasi masuk kedalam bak
controltank untuk diuji kelayakan airnya dan disaring melewati catridge
filter sebagai penyaringan tahap akhir yang kemudian dialirkan ke drainase
menuju laut.Sedangkan untuk endapan sludge dari bak sedimentasi akan ditransfer
ke dalam sludge thickener yang kemudian akan dialirkan ke filter press untuk
dipisahkan lagiantara air dan cake. Air dari hasil filter press akan diproses ulang
dalam bak pump pit ,sedangkan cakenya akan dijadikan sebagai pupuk organik
untuk tanaman di area pabrik. Untuk uraian proses pengolahan limbah cair
pada PT. SMART Tbk Refinery Tarjun dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Pengolahan limbah Cair pada WWTP

14
BAB III
KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
1. Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan
bagian penting yang menunjang berlangsungnya suatu proses dalam
suatu pabrik.
2. Unit proses pengolahan air di pabrik pengolahan cpo menjadi minyak
goring terdiri dari: water treatment, cooling tower, boiler.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawati, Fitri. 2013. Laporan Kerja Praktek. www.academia.edu. Diakses


pada 09 Oktober 2015.
Safitri, Sasqia Putria. 2012. Laporan Kerja Praktek PT SMART Tbk. Diakses
pada 14 Oktober 2015
Simanihuruk, K., Junjungan, dan Tarigan, A. 2008, Prarancangan Pabrik Asam
Lemak dari Minyak Kelapa Sawit 1 Kapasitas 125.000 ton/tahun, ITS

16

Anda mungkin juga menyukai