Anda di halaman 1dari 13

PHOSPHORUS REMOVAL

PENGHILANGAN FOSFOR

Fosfor adalah makronutrien penting yang dapat memacu fotosintesis pertumbuhan


ganggang dan cyanobacteria, yang dapat menyebabkan eutrofikasi danau yang lebih cepat.
Pembuangan air limbah yang mencapai danau, sensitif terhadap terjadinya eutrofikasi sering
membutuhkan proses penghilangan fosfor yang biasanya terjadi pada pengolahan primer dan
sekunder. Misalnya, jenis air limbah kota di Amerika Serikat memiliki BOD5 250 mg/l, BODL
370 mg/l, COD 500 mg/l, TKN 60 mg/l, dan total P 12 mg/l. Sedimentasi primer konvensional
dan lumpur aktif sekunder mengurangi total limbah P menjadi sekitar 6 mg/l. Namun, standar
efluen untuk DAS yang dilindungi adalah 1 mg P/l. Oleh karena itu, proses penghilangan fosfor
tambahan diperlukan.
Fosfor dapat dihilangkan dari air limbah sebelum pengolahan secara biologi, sebagai
bagian dari pengolahan biologis atau setelah pengolahan biologis. Pendekatan pertama dan
ketiga hampir selalu dilakukan dengan pengendapan kimia dari anion fosfat PO 3-4 dengan kation
Ca2+, Al3+, atau Fe3+. Pendekatan kedua adalah subjek bab ini, yang menunjukkan bagaimana kita
dapat memperluas kapabilitas proses bioteknologi yang sudah dibahas untuk penghapusan BOD
dan N.
Tiga fenomena yang dapat digunakan untuk menghilangkan fosfor sebagai bagian dari proses
pengolahan mikrobiologi adalah:
1. Penyerapan fosfor normal ke dalam biomassa
2. Pengendapan dengan penambahan garam-logam ke proses mikrobiologi
3. Peningkatan penyerapan fosfor secara biologi ke biomassa
Setiap fenomena dan aplikasinya dijelaskan di bawah ini. Dua fenomena terakhir adalah hal yang
mendasari apa yang disebut "pengolahan lanjutan" untuk fosfor.
11.1 PENYERAPAN FOSFOR NORMAL KE DALAM BIOMASSA
Biomassa yang berkembang secara normal dalam proses biologis aerobik, seperti lumpur
aktif, mengandung 2 hingga 3% P berat keringnya. Formula stoikiometri untuk biomassa dapat
dimodifikasi untuk memasukkan jumlah P. Formula C 5H7O2NP0.1 memiliki berat 116 g/mol, di
mana P adalah 2,67 persen. Sludge yang terbuang dari proses penghilangan P sebanding dengan
laju massa sludge VSS yang terbuang (Q w X wv ). Keseimbangan massa pada steady state P total
adalah:
0=Q P 0−Q P−Qw X wv ¿ [11.1]
Di mana P0 dan P adalah konsentrasi total P influen dan efluen, dan Q adalah laju aliran influen.
Persamaan 11.1 dapat diselesaikan untuk konsentrasi total P limbah,
QP 0−Q w X wv (0.0267) 0 Q w X wv (0.0267)
P= =P − [11.2]
Q Q
Laju pembuangan sludge adalah sebanding dengan BOD removal (∆ BOD L) dan yield
pengamatan (Yn):
Qw X wv =Y n Q(∆ BOD L ) [11.3]
Net Yield (Yield bersih) bergantung pada SRT (θ x ¿, yield sebenarnya (Y), laju peluruhan
endogen (b) dan fraksi biodegradable dari biomassa baru (fd) (sama seperti persamaan 3.32):
1+ ( 1−f d ) b θ x
Y n=Y [11.4]
1+b θ x
Menggabungkan persamaan 11.2 ke 11.4 memberikan kita hubungan yang menggambarkan
bagaimana konsentrasi effluent P bergantung pada konsentrasi ifluen P, BOD L removal dan
SRT.
P=P 0−( 0,0267 ) Y 1+ ( 1−f d ) b θ x ¿( ∆ BOD L ) ¿
1+ b θx [11.5]

Tabel 11.1 mengumpulkan konsentrasi efluen P untuk berbagai SRT dan BODL removal
saat Y = 0.46 mg VSSa/mg BODL, b == 0.1/d, fd = 0.8, and P0 =10 mg P/l. hanya satu skenario
yang menghasilkan konsentrasi efluen P kurang dari 1 mg/l: SRT 3 d dan BOD L removal 1000
mg/l. Peningkatan SRT dan penurunan BOD removal menghasilkan lebih sedikit P removal dan
gagal untuk mencapai standar efluen 1 mg/l.
Tabel 11.1 Pengaruh SRT dan BODL removal terhadap konsentrasi efluen P saat konsentrasi
influen P 10 mg P/l
BODL removal, Konsentrasi efluen PO4.P, mg/l
mg BODL/l 3d 6d 15 d 30 d
100 9.0 9.1 9.4 9.5
300 7.0 7.4 8.1 8.5
500 5.0 5.7 6.8 7.5
1,000 0 1.4 3.6 5.1
Catatan: Y = 0.46 mg VSSa/mg BODL, fd = 0.8, b =0.1 /d, dan kandungan biomass P = 2.67
persen.
Untuk limbah domestik, yang paling baik ditunjukkan dengan BOD L removal 300 mg/l,
konsentrasi efluen P jauh di atas 1 mg P/l, dan kebutuhan untuk pengolahan lanjutan sudah jelas.
Dalam banyak kasus, penghilangan N harus menyertai penghilangan P. Dengan demikian, besar
SRT yang diperlukan untuk nitrifikasi mengurangi pemborosan lumpur dan penghilangan P
normal. Sebagai contoh, SRT konservatif 30 d dengan konsentrasi efluen 8,5 mg P/l, sedangkan
SRT konvensional 6 d dengan konsentrasi 7,4 mg P/l.
Perhitungan sederhana untuk penghilangan normal fosfor ini penting dilakukan ketika
fosfor diregulasi. Dalam kebanyakan kasus, penentuan jumlah penambahan penghilangan P yang
dibutuhkan oleh salah satu teknik lanjutan. Di sisi lain, air limbah yang memiliki rasio P:BOD L
rendah mungkin tidak memerlukan pengolahan lanjutan jika SRT dikontrol secara hati-hati untuk
menjaga konsentrasi P rendah, tetapi positif.
11.2 PRESIPITASI/PENGENDAPAN DENGAN PENAMBAHAN LOGAM-GARAM
PADA PROSES BIOLOGIS
Kation aluminium dan besi mengendap dengan anion ortofosfat pada nilai pH yang cocok
dengan pengolahan mikrobiologi. Oleh karena itu, garam A1 3+ atau Fe3+ dapat ditambahkan
langsung ke air limbah saat memasuki atau meninggalkan bioreaktor. Bentuk presipitat,
tergabung ke dalam sludge, dan dikeluarkan dari sistem dengan sludge wasting.
Kunci pengendapan adalah AlPO4(s) dan FePO4(s). Standar reaksi disolusi dan kelarutan
produk (pKso) adalah:
AlPO4(s) = Al3+ + PO3-4 pKso = 21
FePO4(s) = Fe3+ + PO3-4 pKso = 21.9 to 23
Meskipun kelarutan produk sangat kecil, syarat kelarutan fosfat tidak selalu sangat kecil, karena
A13+ , Fe3+, dan PO3-4 mengalami persaingan asam / basa dan reaksi kompleksasi. Untuk fosfat,
reaksi utama yang bersaing adalah reaksi asam / basa yang menghasilkan pembentukan spesies
terprotonasi. Reaksi asam / basa dan nilai pKa adalah
HPO2-4 = H+ + PO3-4 pKa,3 = 12.3
H2PO-4 = H+ + PO2-4 pKa,2 = 7.2
H3PO4 = H+ + PO-4 pKa,1 = 2.1
Pada pH netral, HPO2-4 dan H2PO-4 bukan PO3-4 adalah spesies dominan. Sebagai contoh pada pH
7.0, PO3-4 terdiri dari sekitar 0,00025 persen total ortofosfat terlarut. pH yang lebih tinggi
memberikan fraksi yang lebih besar sebagai PO3-4. Kation aluminium dan besi membentuk
banyak kompleks, dan kompleks hidroksi selalu sangat penting. Konstatanta Reaksi dan
stabilitas pembentukan kompleks utama (pK1-4) adalah:
Fe3+ + OH- = FeOH2+ pK1 = 11.8
FeOH2+ + OH- = Fe(OH)2+ pK2 = 10.5
Fe(OH)2+ + OH- = Fe(OH)30 pK3 = 7.7
Fe(OH)3 + OH- = Fe(OH) pK4 = 4.4
Al3+ + OH- = AlOH2+ pK1 = 9.0
AlOH2+ + OH- = Al(OH)2+ pK2 = 9.7
Al(OH)2+ + OH- = Al(OH)30 pK3 = 8.3
Al(OH)3 + OH- = Al(OH)4- pK4 = 6.0
Sifat asam / basa dari kompleks hidroksi yang berarti spesifikasi besi atau aluminium
tergantung pada pH. Pada pH netral, spesies yang dominan adalah Fe(OH)2+, Fe(OH)30, dan
Al(OH)30. A13+ dan Fe3+ adalah fraksi kecil dari total aluminium dan besi. pH yang lebih rendah
diperlukan untuk memberikan fraksi lebih besar dari A13+ dan Fe3+.
Karena kecenderungan pH yang berlawanan untuk pengendapan anion PO 3-4 versus
pengendapan kation A13+ dan Fe3+, pH optimal harus ada. Berdasarkan reaksi yang ditunjukkan
di atas, pH kelarutan minimum mendekati 6 untuk AlPO 4(s) dan mendekati 5 untuk FePO4(s). Pada
prinsipnya, penambahan stoikiometri dari kation dapat mendorong konsentrasi fosfat total hingga
jauh di bawah 1 mg P/l mendekati nilai pH optimal ini.
Pada kenyataannya, prediksi teoritis hanya menentukan lokasi kasar untuk "jendela" di
mana pengendapan dengan penambahan logam-garam dapat bekerja dalam proses pengolahan
secara biologi. Pengujian empiris digunakan untuk menentukan dosis terbaik dalam praktek, dan
dosis logam-garam selalu melebihi jumlah stoikiometri yang ditentukan oleh produk kelarutan
untuk AlPO4(s) dan FePO4(s). Beberapa faktor yang bertindak untuk menyulitkan proses kimia dan
meningkatkan penambahan garam-logam.
1. Fosfat membentuk kompleks yang bersaing, seperti CaHPO4, MgHPO4 FeHPO4+. Dengan
demikian, fraksi total fosfat yang hadir sebagai PO 3-4 lebih sedikit dari yang diprediksi
oleh kimia asam-basa.
2. Aluminium dan besi membentuk kompleks lain, terutama dengan ligan organik, atau
presipitat sebagai AI(OH)3(s) . Reaksi-reaksi ini mengurangi keberadaan A13+ dan Fe3+.
3. Beberapa dari total fosfor tidak ortofosfat, tetapi terikat dalam senyawa organic.
4. pH optimal untuk pengendapan mungkin tidak cocok dengan aktivitas optimal
mikrobiologi. pH tidak dapat diubah begitu banyak sehingga aktivitas metabolik secara
signifikan terhambat.
5. Reaksi pengendapan bisa saja dikontrol secara kinetik dan tidak mencapai batas
maksimum, yang terjadi pada kesetimbangan.
Biasanya, dosis garam-logam adalah 1,5 hingga 2,5 kali jumlah stoikiometri. Karena
rasio mol stoikiometri adalah 1 mol logam hingga 1 mol P, rasio praktis, ditentukan secara
empiris, adalah 1,5 hingga 2,5 mol logam: mol P. Ini diterjemahkan menjadi 1,3 hingga 2,2 g
Al/g P dan 2,7 hingga 4,5 g Fe/g P. Sebagai contoh, rasio mol praktis 2: 1 membutuhkan dosis Fe
36 mg Fe/g P untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi 10 mg P/I dan memberikan efluen
dengan 1 mg P/l.
Pertimbangan penting untuk penambahan logam-garam adalah bahwa logam-garam yang
ditambahkan berperilaku seperti asam dan mengkonsumsi alkalinitas ketika mereka mengendap
dengan PO3-4 atau kompleks dengan hidroksida. Sebagai contoh, ketika Fe3+ditambahkan
(misalnya dalam bentuk FeCl3) dan bereaksi untuk membentuk FePO 4(s) atau Fe (OH)3, itu
mengkonsumsi setara dengan tiga basa per mol. Hal yang sama terjadi untuk AI 3+ ,seperti dari
tawas (Al2(SO4)3.14H2O). Dosis pada rasio mol 2:1 mengkonsumsi 9,7 mg sebagai CaC03
alkalinitas per mg P. Untuk perairan alkalinitas rendah, penurunan pH adalah risiko utama.
Dalam kasus seperti ini basa seperti kapur (CaO), dapat ditambahkan untuk melengkapi
alkalinitas. Alternatif lain adalah dengan dosis natrium aluminat (NaAIO 2), yang larut dalam air
untuk memberi:
AINaO2 + 2H2O = Na+ + Al(OH)3 + OH-
Reaksi disolusi ini adalah generator alkalinitas bersih: satu basa setara/mol AI. Alternatif
lain adalah dosis fero (Fe2+) yang teroksidasi menjadi Fe3+ dalam reaksi yang menghasilkan
setara dengan 1 basa per mol Fe2+ teroksidasi:
Fe2+ + 0.25 O2 +0.5 H2O = Fe3+ +OH-
Pengendapan AIPO4(s) atau FePO4(s) menghasilkan jumlah sludge anorganik yang
signifikan yang disimpan dalam proses biologis dan akhirnya dibuang. Rasio produksi
stoikiometri adalah 3,9 g AIPO4(s) /g P dan 4,9 g FePO4(s) /g P. Sebagai contoh, penghilangan 8
mg P/I menghasilkan 39 mg FePO 4(s) . Jika proses lumpur aktif diaktifkan, memiliki SRT ( θ x) 6 d
dan waktu reaksi hidraulik 0,25 d (θ), faktor konsentrasi (θ x /θ )) adalah 24, yang berarti
konsentrasi FePO4(s) yang terbentuk dalam campuran liquor adalah 935 mg/l. Jelas, presipitasi
fosfat meningkatkan sludge yang dibuang dan secara signifikan memperkayanya dalam padatan
anorganik.
Sebagian besar pengalaman dengan penambahan garam-logam adalah dengan pengolahan
lumpur aktif, yang mana garam logam dapat ditambahkan dengan air limbah influent, langsung
ke basin aerasi, atau ke campuran liquor sebelum dibuang ke lingkungann. Penghilangan fosfor
dengan penambahan mineral juga dimungkinkan dengan proses biofilm yang memiliki
kemampuan yang sangat baik untuk menangkap padatan yang diendapkan dan membuangnya
secara teratur. Granul berukuran besar, filter fixed bed tampaknya paling cocok dan telah
digunakan (Clark, Stephensen, dan Pearce, 1997).
11.3 MENINGKATKAN PENGHILANGAN FOSFOR SECARA BIOLOGI
Bakteri heterotrofik tertentu mampu menangkap fosfor tingkat tinggi sebagai polifosfat
intraseluler (poli P), yang mana merupakan bahan penyimpanan energi. Jika mikroorganisme
tersebut dipilih, diinduksi untuk menyimpan poli P, dan terbuang ketika kaya dengan poli P, net
removal P (penghilangan fosfor bersih) melalui penyerapan biomassa dapat ditingkatkan secara
signifikan. Tujuan peningkatan penghilangan fosfor secara biologi adalah untuk menciptakan
lingkungan proses yang mencapai masing-masing dari ketiga sasaran tersebut.
Ketika peningkatan penghilangan fosfor secara biologi berhasil, biomassa dapat
mengandung 2 hingga 5 kali kandungan P biomassa normal. Persamaan 11.5 dapat direvisi untuk
menjelaskan pengayaan di poli P. Sebagai contoh, pengayaan tiga kali lipat memberikan:
P=P 0−( 0,0801 ) Y 1+ ( 1−f d ) b θx ¿( ∆ BOD L ) ¿
1+b θ x [11.6]

Konsentrasi efluen P untuk BODL removal 300 mg/l dan konsebtrasi influen P konsentrasi 10
mg/l kemudian menjadi 4,2 mg/l untuk θ x=15 d dan 2,2 mg/l untuk θ x= 6 d. Nilai-nilai ini
mendekati standar P 1 mg/l. Peningkatan Poli-P atau rasio BOD L:P lebih tinggi oada influen akan
membuat tercapainya tujuan effluen.
Gambar 11.1 sketsa komponen utama dari sistem lumpur aktif yang aktif pada
peningkatan penghilangan fosfor secara biologi. Banyak inovasi teknologi digunakan untuk
mengoptimalkan kinerja, dan akan diringkas nanti. Gambar 11.1 menyajikan item-item penting
dan memfasilitasi penjelasan tentang bagaimana peningkatan kerja penghilangan fosfor secara
biologi.
Empat komponen penting untuk meningkatkan pemindahan fosfor biologis adalah:
1. Limbah cair influen dan sludge (lumpur) daur ulang harus bercampur dan pertama-tama
harus memasuki bioreaktor anaerobik. Elektron akseptor-khususnya O 2 dan NO3- harus
dikecualikan hingga derajat maksimum sehingga memungkinkan oksidasi BOD tidak
signifikan dalam reaktor ini. Karena level biomassa campuran liquor tinggi, langkah
hidrolisis dan fermentasi terjadi, tetapi ekuivalen elektron dalam BOD influen tidak
ditransfer ke akseptor elektron terminal.

Reaktor Anaerobik
Tidak ada oksidasi BOD,
Polimerisasi PHB,Hidrolisis Efluen
Pli P dan Pelepasan P

Influen Reaktor Utama Settler


Oksidasi BOD, Sintesis dan
penguraian biomassa,
Pemanfaatn PHB dan
Pengayaan Poli P

Sludge recycle

Pembuangan
Sludge

Gambar 11.1 Skema komponen yang diperlukan untuk proses lumpur (sludge) aktif untuk
meningkatkan penghilangan fosfor secara biologi

2. Campuran liquor mengalir dari tangki anaerobik ke bioreaktor atau bioreaktor lumpur
aktif utama. Tergantung pada sistem SRT, nitrifikasi dan denitrifikasi mungkin tidak
terjadi. Akseptor elektron yang cukup banyak tersedia melalui aerasi, yang langsung
memasok O2 dan memungkinkan generasi NO3- jika nitrifikasi terjadi. Akseptor elektron
ini memungkinkan bakteri heterotrofik untuk mengoksidasi donor elektron, mendapatkan
energi, dan tumbuh.
3. Campuran liquor keluar dari bioreaktor utama, dan sebagian besar didaur ulang kembali
ke proses awal, di mana ia bercampur dengan influen dan memasuki tangki anaerobik.
Daur ulang ini memastikan bahwa semua biomassa mengalami kondisi anaerobik dan
respirasi yang bergantian.
4. Lumpur yang paling baru dalam bioreaktor utama dibuang untuk mengendalikan SRT
dan untuk menghilangkan biomassa ketika diperkaya di poli P.
Masing-masing dari empat komponen penting harus ada agar biokimia dan mekanisme
ekologi yang mendorong peningkatan penghilangan fosfor secara biologi terjadi. Gambar 11.2
merangkum mekanisme biokimia yang bekerja di anaerobic dan bioreaktor utama.
Pada fase anaerobik (Gambar 11.2a), bakteri heterotrofik tertentu mampu mengambil
molekul organik sederhana yang dihasilkan oleh hidrolisis dan fermentasi. Karena tidak ada
elektron akseptor yang tersedia, mereka menyita elektron dan karbon dalam padatan intraseluler
yang tidak larut, seperti polihidroksibutirat (PHB). Untuk melakukan polimerisasi, sel-sel
membutuhkan bentuk kimia aktif, asetil koenzim A (HSCoA). Pembentukan HSCoA adalah
langkah yang memakan energi, dan energi (akhirnya diangkut sebagai ATP) berasal dari
hidrolisis poli P, yang mana mikroorganisme ini juga mengandung dan digunakan sebagai bahan
penyimpanan energi. Hidrolisis poli P melepaskan fosfat (Pi) ke kolam Pi seluler, dan banyak
dari Pi ini dilepas ke lingkungan selama fase anaerobik.

Gambar 11.2 Mekanisme operasi biokimia pada anaerobic a. dan utama b. bioreaktor
peningkatan penghilangan fosfor secara biologi. HSCoA = Acetyl coenzyme A, PHB =
polyhydroxybutyrate.

Ketika bakteri heterotrofik ini berpindah ke reaktor utama, mereka memiliki banyak
pasokan akseptor elektron, dan mesin biokimia pada dasarnya bekerja di arah berlawanan. Bahan
penyimpanan elektron (PHB) dihidrolisis ke HSCoA, yang kemudian teroksidasi dalam siklus
TCA. Elektron yang dilepaskan, dibawa pada NADH2, digunakan untuk sintesis ATP melalui
respirasi dengan O2 atau NO3-sebagai penerima elektron. Beberapa ATP yang dihasilkan
"diinvestasikan" dalam sintesis poli P, bahan penyimpanan energi. Fosfat anorganik, Pi, harus
diimpor untuk sintesis poli P. Dengan demikian, bakteri ini adalah penyerap signifikan untuk
lingkungan Pi ketika mereka mensintesis poli P. Mereka harus dipanen dan terbuang ketika
mereka diperkaya dalam poli P dan sebelum mereka siklus ke fase anaerobik.
Tidak semua bakteri heterotrofik mampu mensintesis poli P dan PHB. Untuk memilih
bakteri ini, yang disebut bakteri Bio-P, prosesnya harus menggunakan tekanan ekologi yang kuat
untuk mendukung mereka. Siklus antara anaerobik dan fase pernafasan menciptakan tekanan
ekologis. Selama fase anaerobik, bakteri Bio-P mengambil dan menyita donor electron yang
tersedia dan sumber karbon ke PHB. Mereka membutuhkan poli P untuk memompa "investasi"
ini. Selama fase pernapasan, bakteri Bio-P memiliki cadangan elektron dan karbon yang kaya di
PHB. Hidrolisis dan oksidasi PHB memberi mereka sumber energi utama untuk pertumbuhan,
meskipun lingkungan berair di bioreaktor utama adalah oligotrofik. Menghasilkan energi dari
cadangan penyimpanan memungkinkan bakteri Bio-P untuk mengatasi bakteri heterotrofik lain
dalam bioreaktor utama dan secara bertahap membangun diri sebagai fraksi utama dari biomassa.
Di masa lalu, bakteri Bio-P diidentifikasi sebagai genus Acinetobacter. Penelitian lebih
lanjut telah menunjukkan bahwa Acinetobacter hanya satu genus bakteri Bio-P dan sering bukan
genus yang dominan. Bakteri Bio-P juga ditemukan di antara Pseudomonas, Arthrobacter,
Nocardia, Beyerinkia, Ozotobacter, Aeromonas, Microlunatus, Rhodocyclus, dan lain-lain.
Meskipun dasar biokimia dan ekologi untuk meningkatkan penghilangan fosfor secara
biologi oleh bakteri Bio-P sekarang tampaknya telah stabil, beberapa bukti mendukung konsep
bahwa pengendapan kimia memainkan peran, setidaknya dalam beberapa kasus. Kandidat utama
untuk fase padat adalah Ca5(OH)(PO4)3 (s) , atau hidroksiapatit. Kelarutan produknya adalah pKso
= 55,9, yang menunjukkan bahwa air cukup kuat untuk dapat mendorong ortofosfat di bawah 1
mg P/l untuk nilai pH lebih besar dari sekitar 7,5. Struvite (MgNH 4PO4) adalah kemungkinan
lain ketika konsentrasi Mg2+ dan NH4+ dinaikkan. Denitrifikasi kuat menghasilkan basa yang
dapat meningkatkan pH, terutama di dalam flok atau biofilm, dan foster pengendapan
hidroksiapatit atau struvite. Tingkat aerasi sangat tinggi, yang melucuti CO 2 dari larutan, juga
meningkatkan pH dan dapat mendorong pengendapan hidroksiapatit. Pengendapan secara kimia
sebagai bagian dari peningkatan penghilangan fosfor secara biologi diutamakan dengan
alkalinitas rendah, yang meminimalisasi penyangga terhadap kenaikan pH.
Gambar 11.3 merangkum secara skematis dua pendekatan yang menghubungkan
peningkatkan fosfor secara biologi yang disempurnakan pada proses predenitrifikasi yang
terkenal. Pendekatan pada Gambar 11.3a, kadang-kadang disebut Phoredox, menambahkan
tangki anaerobik awal ke sistem denitrifikasi pra klasik. Proses pada Gambar 11.3b, yang disebut
Bardenpho, menambahkan tangki anaerobik ke proses Barnard, yang memiliki peluruhan sel
anoxic dan langkah-langkah polishing aerobik untuk penambahan pengaruh penghilangan N.
Burdick, Refiing, dan Stensel (1982) melaporkan 93 persen N removal dan 65 persen P removal
dengan proses Bardenpho yang ditunjukkan pada Gambar 11.3. Lumpur (sludge) mengandung 4
hingga 4,5% P, sekitar dua kali lipat dari biomassa normal. Total limbah P adalah 1,9-2,3 mg/l.
Meganck dan Faup (1988) meringkas hasil dari beberapa proses Bardenpho lainnya. Secara
umum, total efluen berkisar dari sekitar 0,5 hingga 6,3 mg/l, dengan mayoritas mendekati 1 mg/l.

Gambar 11.3 Dua pendekatan untuk menggabungkan peningkatan penghilangan fosfor secara
biologi menjadi predenitrifikasi klasik. Bagian atas a. menghubungkan tangki anaerobik dengan
predenitrifikasi klasik, sedangkan bagian bawah b. tautan ke proses Barnard. Waktu penahanan
hidraulik adalah 1 tipikal dan hanya untuk panduan umum.

Satu kelemahan yang mungkin dari modifikasi predenitrifikasi adalah bahwa daur ulang
lumpur (sludge) mengembalikan NO3-, dengan demikian, beberapa akseptor elektron diterapkan
pada tangki anaerobik. Pekerja di Universitas Cape Town (Afrika Selatan) mengembangkan
konfigurasi yang ditunjukkan pada Gambar 11.4 untuk menghilangkan NO3- dari lumpur
(sludge). Daur ulang lumpur (sludge) secara langsung menuju ke tangki predenitrifikasi anoksik.
Kemudian, biomassa didaur ulang ke tangki anaerobik dari tangki anoksik, di mana denitrifikasi
aktif harus menjaga NO pada konsentrasi sangat rendah. Proses UCT yang dimodifikasi semakin
mengurangi transfer NO3- ke tangki anaerobik dengan mempartisi tangka anoksik menjadi dua
zona. Zona kedua menerima campuran liquor utama NO3- daur ulang, sedangkan zona pertama
hanya menerima masukan kecil NO3- dari daur ulang lumpur (sludge) dan merupakan sumber
campuran liquor yang dikirim ke tangki anaerobik.

Gambar 11.4 Dua Universitas Cape Town (UCT) melakukan proses meminimalkan daur ulang
NO3- ke tangki anaerobik. Dalam proses UCT yang dimodifikasi b., Tangki anoksik dibagi
menjadi dua kompartemen. Daur ulang NO3- campuran liquor masuk di bagian hilir
(downstream) dari tangki anoxic, sedangkan daur ulang campuran liquor ke tangki anaerobik
meninggalkan bagian hulu (upstream) tangki anoxic. Pencampuran antara dua bagian dibatasi
oleh penghalang fisik.

Sequencing batch reactors (SBRs) juga dapat digunakan untuk meningkatkan


penghilangan fosfor serta penghapusan nitrogen. Limpahan lumpur (sludge) yang menetap dari
siklus sebelumnya selalu mengandung NO3-. Setelah NO3- didenitrifikasi selama periode
pengisian anaerasi, kondisi anaerobik dapat dibentuk dan mengarah ke siklus poli P dan PHB.
Proses biofilm dapat digunakan untuk meningkatkan penghilangan fosfor secara biologi
jika biofilm terpapar pada periode anaerobik dan pada periode pernapasan (Shanableh,
Abeysinghe, Higazi, 1997). Karakteristik tanggapan pada pelepasan fosfat selama fase anaerobik
dan pengambilan fosfat selama fase respirator terjadi. Oksigen atau NO 3- dapat digunakan
sebagai akseptor elektron terminal. Waktu siklus sekitar 6 jam bisa diterapkan, tetapi penelitian
lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan proses ini untuk penghapusan N dan P.

Gambar 11.5 Skema Proses PhoStrip


Proses yang cukup unik untuk meningkatkan penghilangan fosfor secara biologi adalah
PhoStrip, yang menggabungkan bakteri Bio-P dengan pengendapan secara kimia. Gambar 11.5
membuat sketsa fitur utama dari PhoStrip. Bioreaktor aerobik dan settler membentuk sistem
lumpur aktif, yang biasanya dioperasikan dengan SRT konvensional, tidak nitrifikasi, dan
memiliki konfigurasi "aliran plug". Tekanan ekologis dan biokimia untuk bakteri Bio-P berasal
dari rute bagian dari daur ulang lumpur melalui pengental, yang menjadi benar-benar anaerobik.
Lumpur (sludge) yang menebal dikembalikan ke cekungan aerasi setelah dihidrolisis dan
melepaskannya, poli P ke supernatan, yang mengandung 30-70 mg P/I dan dikirim ke
pengendapan kapur yang tinggi. Penambahan kapur meningkatkan pH hingga sekitar 11 dan
mengendapkan Ca3(PO4)2(s). Lumpur (sludge) Ca3(PO4)2(s) dibuang, sementara supernatan yang
diklarifikasi dapat dibuang ke efluen. Hasil lapangan menunjukkan bahwa PhoStrip dapat
mencapai efluen dengan kurang dari 1 mg P/I dalam banyak kasus (Meganck dan Faup, 1988),
PhoStrip adalah proses unik karena tidak bergantung pada pembuangan langsung dari biomas
yang diperkaya pada poli P. Sebaliknya, jalur poli P ke fosfat terlarut, yang kemudian
diendapkan secara terpisah dari biomassa. Terlepas dari perbedaan penting ini dari proses lain
yang digunakan untuk meningkatkan penghilangan fosfor secara biologi, phoStrip masih
bergantung pada kekuatan biokimia dan ekologi yang sama untuk memilih dan mengaktifkan
bakteri Bio-P.

Anda mungkin juga menyukai