Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
a. Mengendapkan barium klorida dan menentukan presentase hasil dari
barium klorida.
b. Menentukan presentase barium klorida.
c. Mendalami dan menggunakan hokum stoikiometri dalam reaksi kimia.
d. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.

1.2 Teori
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri
meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat
segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur
dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang
menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa-senyawa yang dikandung
dilakukan dengan beberapa cara seperti metode pengendapan, metode penguapan,
metode elektroanalis atau berbagai metode lainnya. Pada prakteknya dua metode
pertama adalah metode terpenting. Metode gravimetri memakan waktu cukup
lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor
koreksi dapat digunakan (Khopkar, 1990).

Pada prinsipnya dua metode (pengendapan dan pengatsirian) adalah hal


yang terpenting dalam analisa gravimetri. Pemisahan endapan dari larutan tidak
selalu menghasilkan zat murni, kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut
dalam pelarut disebut kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan adsorbsi pada
permukaan partikel dan terperangkapnya zat asing selama proses pertumbuhan
Kristal pada partikel primernya. Adsorbsi banyak terjadi pada endapan gelatin dan
sedikit pada endapan mikrokristal, misalnya Ag pada perak asetat dan endapan
BaSO4 pada alkalinitrat (Khopkar, 1990).

Kelebihan yang terpenting dari analisa gravimetri, dibandingkan analisa


titrimetri adalah bahwa bahan penyusun zat telah di isolasi dan jika perlu dapat
diselidiki terhadap ada atau tidaknya zat pengotor dan di adakan koreksi,
sedangkan kekurangan dari metode gravimetri ini umumnya lebih memakan
waktu (Basset, 1994).Suatu metode analisa gravimetri biasanya didasarkan pada
reaksi kimia seperti :

aA + rR AaRr

Dimana a molekul analit, A bereaksi dengan r molekul reagennya R, produk nya


yakni AaRr. Biasanya merupakan suatu substansi yang sedikit larut yang bisa
ditimbang setelah pengeringan atau dibakar menjadi senyawa lain yang
komposisinya diketahui untuk kemudian ditimbang. Sebagai contoh, kalsium
biasa ditetapkan secara gravimetri melalui pengendapan kalsium oksalat dan
pembakaran oksalat menjadi kalsium oksida.

Ca2+ + C2O42- CaC2O4 (s)

CaC2O4 (s) CaO (s) + CO2 (g) + CO (g)

Biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan pelarutan


endapan.

Persyaratan berikut haruslah dipenuhi agar metode gravimetri itu berhasil


(Day dan Underwood, 1999). Syarat-syarat tersebut diantaranya adalah :

1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit


yang tak terendapkan secara analisis tak dapat di deteksi (biasanya 0,1
mg atau kurang dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu
makro).
2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan
murni atau sangat hamper murni. Bila tidak, akan diperoleh hasil yang
galat.

Dalam analisa gravimetri ini penentuan jumlah zat didasarkan pada


penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa pada penimbangan hasil
reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini didapat sisa bahan
suatu gas yang terjadi, atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang di
analisa. Dalam pengendapan, zat yang ditimbang setelah zat di reaksikan menjadi
endapan. Atas dasar membentuk endapan, maka gravimetri dibedakan menjadi
dua macam diantaranya yaitu endapan yang dibentuk dengan reaksi antara zat
dengan suatu pereaksi dan endapan dibentuk secara elektrokimia (Khopkar, 1990).

Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses


pemisahannya. Aspek yang penting dan perlu diperhatikan adalah endapannya
mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan dari larutannya
dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor ukuran partikelnya
cukup besar serta endapan dapat diubh menjadi zat murni dengan komposisi kimia
tertentu (Khopkar, 1990).

Umumnya pengendapan dilakukan pada larutan yang panas, sebab


kelarutan bertambah seiring dengan bertambahnya temperatur. Pengendapan
dilakukan dalam larutan encer yang ditambahkan pereaksi perlahan-lahan dengan
pengadukan yang teratur. Partikel yang terbentuk lebih dahulu berperanan sebagai
pusat pengendapan. Untuk memperoleh pusat pengendapan yang besar suatu
reagen ditambahkan agar kelarutan endapan bertambah besar (Khopkar, 1990).

Berdasarkan macam hasil dibedakan cara-cara gravimetri yaitu cara


evaluasi dan cara pengendapan. Dalam cara evaluasi bahan direaksikan, sehingga
timbul suatu gas. Caranya dengan memanaskan bahan tersebut (Harjadi, 1993).
Pada tahap ini terdiri atas dua cara yaitu:

1. Tidak langsung. Dalam hal ini, analitlah yang ditimbang setelah


bereaksikan, berat gas diperoleh sebagai selisih analit sebelum dan
setelah reaksi.
2. Langsung, gas yang terjadi ditimbang setelah diserap oleh suatu bahan
khusus untuk gas yang bersangkutan.

Dalam cara pengendapan analit direaksikan sehingga terjadi suatu


pengendapan dan endapan itulah yang ditimbang (Harjadi, 1993). Atas dasar cara
membentuk endapan, maka gravimetri terbagi atas:
1. Endapan dibentuk dengan reaksi anatara analit dan suatu pereaksi,
endapan berupa senyawa. Baik kation maupun anion dari analit
mungkin di endapkan, bahan pengendap yang mungkin digunakan
adalah senyawa anorganik maupun organik, cara inilah yang biasa
disebut gravimetri.
2. Endapan dibentuk secara elektrolisa, sehingga terjadi logam sebagai
endapan (elektrogravimetri).

Dalam suatu gravimetri yang biasa suatu endapan ditimbang dan dari
harga ini berat analit dalam contoh dihitung. Presentase analit A dapat ditulis
dengan rumus dibawah ini.

% A= (berat A)/(berat sampel) x 100% (1.1)

Untuk menghitung analit dari berat endapan sering diperlukan suatu


faktor gravimetri. Faktor ini di definisikan sebagai jumlah gram (atau ekivalen
dari 1 gram) dari endapan. Perkalian berat endapan P dengan faktor gravimetri
memberikan jumlah gram analit di dalam (Day dan Underwood, 1999). Jika berat
A merupakan persamaan (1.2), maka persentase berat A adalah sesuai dengan
persamaan (1.3)

Berat A = berat P x faktor gravimetri (1.2)

% A= (berat P x faktor gravimetri)/(berat sampel) x 100% (1.3)


BAB II

Metodologi Percobaan

2.1 Bahan-bahan Percobaan


1. BaCl2 padat
2. K2CrO4
3. Akuades

2.2 Alat-alat Percobaan


1. Gelas Kimia 6. Kaca Arloji
2. Kertas Saring 7. Corong Kaca
3. Neraca Analitik 8. Gelas Ukur
4. Hot Plate 9. Cawan Penguap
5. Pengaduk 10. Spatula

2.3 Prosedur Percobaan


1. Ditimbang kira-kira 1 gram BaCl2 (0,8-1,2 gram) dan dimasukkan
kedalam gelas piala 250 ml.
2. Ditambahkan 25 ml air suling, dan diaduk sampai larutan homogen,
setelah itu dimasukkan K2CrO4 0,1 M sebanyak 25 ml, kemudian
diaduk dan diamati endapan yang terbentuk. Setelah itu larutan diuji
dengan beberapa tetes larutan K2CrO4.
3. Jika endapan dari BaCrO4 masih terbentuk, K2CrO4 ditambahkan terus
sampai endapan BaCrO4 mengendap dan memisahkan diri dengan
larutannya.
4. Dipanaskan sampai mendidih, sampel diangkat dari api dan disaring
dengan menggunakan kertas saring whatman yang bobotnya telah
diketahui.
5. Ambil kertas saring beserta endapannya, keringkan, timbang dan catat
bobotnya.
6. Hitung hasil teoritis endapan BaCrO4 dan tentukan persen hasil.
BAB III
HASIL PERCOBAAN

3.1 Pengamatan

Tabel 3.1 Pengamatan Analisa Gravimetri


No Bahan Pengamatan
1 BaCl2 (s) + Air Pencuci Larutan bening
Larutan berwarna kuning
2 BaCl2 (s) + Air Pencuci + K2CrO4 (aq)
keruh
Terdapat dua fase yaitu
BaCl2 (s) + Air Pencuci + K2CrO4 (aq) larutan kuning berada diatas
3
+ K2CrO4 (aq) berlebih dan endapan putih berada
dibawah
BaCl2 (s) + Air Pencuci + K2CrO4 (aq) Endapan meletup-letup,
4
+ K2CrO4 (aq) berlebih + Dipanaskan menandakan gerak brown
BaCl2 (s) + Air Pencuci + K2CrO4 (aq)
Endapan berwarna putih
5 + K2CrO4 (aq) berlebih + Dipanaskan
kekuningan dan basah
+ Disaring
BaCl2 (s) + Air Pencuci + K2CrO4 (aq)
Endapan berwarna putih
6 + K2CrO4 (aq) berlebih + Dipanaskan
kekuningan dan kering
+ Disaring + Dioven

3.2 Reaksi

Pada percobaan ini, larutan barium klorida diendapkan dengan larutan


barium kromat. Reaksinya sebagai berikut.

BaCl2 (aq) + K2CrO4 (aq) BaCrO4 (s) + 2KCl (aq)

BaCl2 (aq) + 2H2O(l) + K2CrO4 (aq) BaCrO4 (s) + 2KCl (aq) + 2H2O(l)

3.3 Hasil

Tabel 3.2 Hasil Percobaan


No Berat Gram
1 Berat BaCl2 0,952
2 Berat kertas saring 0,860
3 Berat kertas saring dan endapan 1,684
4 Berat endapan percobaan 0,824
5 Berat endapan teortis 0,633
6 Berat BaCl2 sisa 0,437
7 Persentase Barium Klorat 86,555 %
3.2. Diskusi

Dalam praktikum ini direaksikan BaCl2(aq) dengan K2CrO4(aq) untuk


menghasilkan endapan BaCrO4 . Ketika larutan tersebut direaksikan dapat diamati
bahwa larutan berwarna kuning keruh yang menandakan bahwa larutan tersebut
berada dalam kondisi tepat jenuh. Sehingga apabila direaksikan terhadap ion
CrO42- berlebih dapat dihasilkan endapan BaCrO4. Endapan ini didapat
dikarenakan penambahan konsentrasi CrO42-, dimana nilai Qsp berbanding lurus
dengan hasil kali konsentrasi ionnya yang dipangkatkan dengan koefisien masing-
masing, sesuai dengan persamaan (3.1) dan (3,2).

Qsp AmBn = [+ ] [ ] (3.1)

Qsp BaCrO4 = [2+ ] [42 ] (3.1)

Apabila konsentrasi CrO42- ditambahkan maka nilai Qsp juga akan


bertambah dengan bertambahnya nilai Qsp menyebabkan keadaan berubah.
Dimana nilai Qsp BaCrO4 lebih besar Ksp BaCrO4 (Qsp BaCrO4 > Ksp BaCrO4)
sehingga menyebabkan BaCrO4 mengendap. Sehingga endapan BaCrO4 yang
diperoleh dapat dihitung dengan cara mengurangkan berat endapan dan kertas
saring dengan berat kertas saring (1,684 0,860), sehingga didapatlah endapan
BaCrO4 sebesar 0,824 gram.
Sementara berdasarkan hasil teoritis, endapan BaCrO4 didapat sebesar 0,633
gram. Terdapat perbedaan berat endapan secara toritis dan percobaan. Berat
endapan yang dihasilkan secara percobaan (0,824 gram) lebih besar dibandingkan
dengan hasil secara teoritis (0,633). Hal ini dikarenakan penambahan ion CrO4 2-
untuk mengendapakan BaCrO4 tadi.

BaCrO4 Ba2+ + CrO4 2-

Berdasarkan hukum kesetimbangan reaksi, dapat dilihat pada rekasi diatas.


2-
JIka ion CrO4 ditambahkan maka kestimbangan bergeser ke kiri yaitu ke arah
BaCrO4, sehingga berat BaCrO4 secara percobaan yang dihasilkan melebihi nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan berat BaCrO4 teoritis.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. BaCrO4 dapat diendapkan dengan memberikan ion CrO4 2- berlebih.


2. Berat BaCrO4 yang dihasilkan secara percobaan adalah sebesar 0,824
gram sedangkan secara teoritis didapat hasil sebesar 0,633.
3. Persentase barium kromat adalah 86,555 %.

4.2 Saran

1. Setelah melakukan pengovenan sebaiknya zat/sampel dimasukkan


kedalam desikator terlebh dahulu agar kandungan air yang masih ada
dapat diserap.
2. Alat-alat dicuci bersih untuk menghindari kontaminasi zat yang
berdampak pada hasil praktikum.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 Mol Larutan BaCl2



=

0,952
=
208
= 0,0046

A.2 Mol Larutan K2CrO4 0,1 M

1000
=

1000
0,1 =
25
= 0,0025

A.3 Berat BaCrO4 Percobaan

= 1,684 0,860

= 0,824

A.4 Berat BaCrO4 Teoritis

BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl

M 0,0046 0,0025 - -

B 0,0025 0,0025 0,0025 0,0025

S 0,0021 - 0,0025 0,0025

Jadi berat BaCrO4 adalah:

= 0,0025 2

= 0,633
A.5 Persentase BaCrO4

% 4 = 100%

0,824
% 4 = 0,952 100%

% 4 = 86,555 %
LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN

B.1 Jawaban Pertanyaan

B.1.1 Analisa secara Gravimetri

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu


unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis
gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil
yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan
teliti.

B.1.2 Suhu Oven di-setting pada 110C

Suhu oven disetel pada temperature 110C bertujuan untuk meng-


hilangkan kadar air yang masih terkandung dari penyaringan endapan yang
terbentuk. Dimana pada percobaan gravimetri ini hanya menentukan
persentase dari barium klorida tanpa air didalamnya. Sehingga kertas saring
dioven dengan suhu 110C dan air yang masih terdapat pada endapan
tersebut akan menguap. Hal ini dikarenakan titik didih air 100C berada
dibawah suhu oven 110C.

B.1.3 Cara Menentukan Berat Endapan yang Dikeringkan sampai


Beratnya menjadi Konstan

Berat endapan dapat ditentukan dengan cara penimbangan. Tetapi


sebelumnya kertas saring yang digunakan untuk menyaring endapan
ditimbang sehingga diketahui bobotnya. Setelah kertas saring digunakan
untuk menyaring endapan maka terdapat zat cair berupa air yang masih
terkandung didalamnya. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengoven kertas
saring yang telah berisi endapan pada suhu diatas titik didih air tersebut
(>100C). Setelah dioven dalam selang waktu beberapa menitjam, kertas
saring yang berisi endapan pun dikeluarkan dari oven, dapat diamati bahwa
keadaan kertas saring berubah dari basa menjadi kering dan kemudian
dimasukkan kedalam desikator. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kadar air dalam jumlah kecil yang masih tersisa pada endapan. Sesuai
prinsip kerja dari desikator itu sendiri yang memiliki bubuk silica gel. Silica
gel berfungsi untuk menyerap air. Setelah itu kertas saring yang berisi
endapan ditimbang menggunakan neraca analitik. Kemudian kertas saring
tersebut dioven lagi dan dimasukkan kedalam desikator lagi, hingga berat
pada neraca analitik menunjukkan angka yang sama dalam setiap
penimbangan.
DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. dkk., 1994, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Terjemahan A.


Hadyana Pudjaatmaka dan L. Setiono, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Day, R., A., Jr dan A., L., Underwood, 1986, Kimia analisis kuantitatif,
Erlangga, Jakarta.
Harjadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta.
Khopkar, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai