Anda di halaman 1dari 6

Dokumen persyaratan inpassing

INPASSING GURU BUKAN PNS KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARDIREKTORAT PEMBINAAN
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Dasar Hukum :

1. UU No 20 Th 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara RI Th 2003 No


78, Tambahan Lembaran Negara RI No 4301);

2. UU No 14 Th 2005 ttg Guru dan Dosen (Lembaran Negara RI Th 2005 No 157,


Tambahan Lembaran Negara RI No 4586);

3. PP No 19 Tahun 2005 ttg Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara RI Th 2005


No 41, Tambahan Lembaran Negara RI No 4496);

4. PP No 74 Tahun 2008 ttg Guru;

5. Perpres No 47 Th 2009 ttg Pembentukan dan Organsasi Kementerian Negara;

6. Perpres No 9 Th 2005 ttg Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara RI sebagaimana telah diubah terakhir dgn Perpres No 94 Th 2006;

7. Keppres No 87 Th 1999 ttg Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

8. Keppres No 84/P Th 2009 ttg Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;

9. PP No 41 Tahun 2009 ttg Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru
dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor.

10. Kepmenpan No 84/1993 ttg Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

11. Kepmendikbud RI No 025/0/1995 ttg Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan


Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

12. Permendiknas RI No 22 Tahun 2010 ttg Perubahan atas Permendiknas No 47 Th 2007 ttg
Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan PNS dan Angka Kreditnya;

13. Permendiknas RI Nomor 127/P/2008 ttg Pengalihan Tugas Menteri utk Penandatanganan
SK Inpassing.

Mengapa dilakukan inpassing?


Sebagai acuan bagi GBPNS untuk melengkapi persyaratan dalam rangka mengajukan
usul Inpassing Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.

Sebagai acuan bagi masyarakat/yayasan yang menjadi penyelenggara satuan pendidikan


untuk mengusulkan penetapan Inpassing para gurunya.

Sebagai acuan bagi pejabat yang berwenang untuk melakukan Inpassing Jabatan
Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya.

Pengertian
Guru adalah pendidik profesional dgn tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru tetap adalah guru yg diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah atau penyelenggara
pendidikan, atau satuan pendidikan utk jangka waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara terus-
menerus, dan tercatat pada satuan pendidikan yg memiliki izin pendirian dari pemerintah atau
pemerintah daerah serta melaksanakan tugas sbg guru.
Satuan administrasi pangkal (Satminkal) adalah satuan pendidikan yg diselenggarakan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat tempat GBPNS yg telah memiliki Nomor Unik
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) yg melaksanakan tugas sbg guru tetap pada satuan
pendidikan dimaksud.
NUPTK adalah Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan yg dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional.
Inpassing GBPNS adalah proses penyetaraan jabatan dan kepangkatan GBPNS dengan jabatan
dan kepangkatan Guru Pegawai Negeri Sipil.

Penetapan jabatan fungsional GBPNS dan angka kreditnya, bukan hanya untuk memberikan
kesetaraan tunjangan profesi/Tunjangan Khusus dgn PNS, namun juga dimaksudkan untuk
pembinaan dan perlindungan serta tertib administrasi guru.

Persyaratan wajib untuk mengikuti inpassing :

1. Jika salah satu tidak terpenuhi maka tidak berhak di inpassing :

2. Memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S-1 atau D-IV;

3. Guru tetap pada SD/SDLB; SMP/SMPLB;

4. Masa kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun secara terus menerus pd 1 (satu) satuan
pendidikan pd tgl 30 Desember 2007, dan masih aktif melaksanakan tugas sbg guru
sampai saat ini;

5. Usia setinggi-tingginya 59 tahun pada saat diusulkan.

6. Memiliki NUPTK yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.


7. Memiliki beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu dgn ketentuan: minimal 6
jam tatap muka pada satminkal.

Melampirkan syarat-syarat administratif :

1. Fotokopi surat keputusan pengangkatan sebagai guru tetap oleh:

Pemerintah dilegalisasi oleh pejabat atau atase yang menangani pendidikan bagi guru
yang bertugas di SILN;

Pemerintah daerah dilegalisasi oleh pejabat dinas yang menangani urusan pendidikan
jalur formal;

Penyelenggara pendidikan dilegalisasi oleh ketua badan hukum penyelenggara


pendidikan;

Satuan pendidikan negeri dilegalisasi oleh pejabat dinas yang menangani urusan
pendidikan kabupaten/kota;

Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dilegalisasi oleh ketua badan
hukum penyelenggara pendidikan.

1. Fotokopi ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan
yang berlaku (Perguruan Tinggi (PT)/Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
yang menerbitkan ijazah dimaksud).

2. Keterangan asli dari kepala sekolah/madrasah bahwa yang bersangkutan aktif melakukan
kegiatan proses pembelajaran/ pembimbingan pada satminkal guru yang bersangkutan.

3. Fotokopi sertifikat pendidik bagi yang sudah memiliki, dan dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang sesuai ketentuan yang berlaku (PT/LPTK yang menerbitkan sertifikat
pendidik dimaksud).

4. Fotokopi Surat Keputusan Kepala Sekolah/Madrasah tentang pembagian tugas mengajar


yang menunjukkan bahwa GBPNS yang bersangkutan memiliki beban kerja sekurang-
kurangnya 24 jam tatap muka per minggu bagi guru kelas dan guru mata pelajaran atau
mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 siswa per tahun bagi guru
Bimbingan dan Konseling, yang dilegalisasi oleh pejabat Dinas Pendidikan/Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Bagi guru yang mengajar 6 jam mengajar pada
satminkal, untuk kekurangan 18 jam mengajar juga harus melampirkan Surat Keputusan
dari kepala sekolah/Madrasah lain tentang pembagian tugas mengajar guru yang
bersangkutan.

5. Fotokopi Surat Keputusan pengangkatan sebagai kepala sekolah/madrasah, wakil kepala


sekolah/madrasah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan atau sejenisnya, yang
dilegalisasi oleh pejabat Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Kota/Provinsi setempat.

6. Fotokopi bukti memiliki NUPTK

Prosedur Pengusulan Berkas Inpassing

Kasek meneliti kelengkapan administrasi dan keabsahan bukti fisik yg diusulkan oleh
GBPNS dan atas persetujuan yayasan/penyelenggara pendidikan, mengusulkannya ke
Dinas Pendidikan Kab/Kota dan ke Dinas Pendd. Provinsi bagi sekolah dibawah
binaannya.

Kepala SILN meneliti kelengkapan administrasi dan keabsahan bukti fisik yg diusulkan
oleh GBPNS dan mengusulkan kpd atase yg menangani pendidikan atau pembina
kepegawaian.

Ka Dinas Pend.Kab/Kota bagi sekolah dibawah binaannya, dan Ka Dinas Pendd.


Provinsi bagi sekolah dibawah binaannya meneliti kelengkapan administrasi dan
keabsahan bukti fisik yg diusulkan oleh Kasek spt tsb di atas dan mengusulkannya kpd
Mendiknas melalui Dirjen DIKDAS u.b. Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Dasar.

Atase yg menangani pendidikan atau pembina kepegawaian,meneliti kelengkapan


administrasi dan keabsahan bukti fisik yg diusulkan oleh Kasek spt tsb di atas dan
mengusulkannya kpd Mendiknas melalui Dirjen DIKDAS u.b. Direktur Pembinaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikas Dasar.

Dit. P2TK DIKDAS meneliti dan menilai kelengkapan administrasi dan keabsahan
bukti fisik yg diusulkan oleh Dinas Pend.Kab/Kota dan/atau Dinas Pendi. Prov.
Selanjutnya Dit. P2TK DIKDAS berdasarkan hasil penilaian, mengusulkan ke
Mendiknas melalui KaBiro Kepegawaian utk ditetapkan Jabfung GBPNS dan Angka
Kreditnya.

Ka Biro Kepegawaian meneliti hasil penilaian kelengkapan administrasi dan


keabsahan bukti fisik usulan penetapan inpassing dari Direktur P2TK DIKDAS utk
ditetapkan Inpassing Jabfung GBPNS dan Angka Kreditnya.

Biro Kepegawaian Kemdiknas mengirimkan SK Inpassing yg telah diterbitkan ke


Dinas Pend.Kab/Kota/ Prov atau atase yg mengatasi urusan pendidikan pd perwakilan
pemerintah RI di luar negeri utk disampaikan kpd guru ybs.

Berkas yg tidak memenuhi persyaratan akan diumumkan di website P2TK DIKDAS,


guru, Dinas Pend. Kab/Kota dan Provinsi berkewajiban untuk mengirimkan kekurangan
tersebut ke Dit. P2TK DIKDAS.
Berkas yang sudah diterbitkan SK Inpassingnya akan di umumkan via website.

Jenjang Jabatan Fungsional


Guru adalah tenaga profesional yg menurut UU No 14 Tahun 2005 ttg Guru dan Dosen, harus
memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau D-IV. PNS dgn kualifikasi akademik S-1 dgn
masa kerja 0 tahun, menurut Kepmenpan No 84/1993 memiliki jabfung Guru Madya dgn
gol./ruang III/a. Dalam rangka kesetaraan jabatan fungsional dan gol./ruang GBPNS dengan
Guru PNS, maka jenjang jabatan fungsional GBPNS hasil inpassing minimal Guru Madya (III/a)
dan maksimal Guru Pembina (IV/a).
Dgn demikian jenjang jabatan fungsional GBPNS hasil inpassing adalah:

Guru Madya,

Guru Madya Tk.I,

Guru Dewasa,

Guru Dewasa Tk.I, atau

Guru Pembina.

Pejabat yang Berwenang Menetapkan


Bagi GBPNS pd satuan pendidikan dlm binaan Kemdiknas, pejabat yg berwenang menetapkan
Inpassing Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya disesuaikan dgn jenjang
kepangkatan guru ybs, yaitu sbg: - Kepala Biro Kepegawaian atas nama Mendiknas berwenang
utk menetapkan Jabfung GBPNS dan Angka Kreditnya pd jenjang Guru Madya s.d. Guru
Pembina. - Kabag pd Biro Kepegawaian Kemdiknas a.n. Mendiknas berwenang utk menetapkan
Jabfung GBPNS pd jenjang Guru Madya s.d. Guru Dewasa. - Kasubbag pd Biro Kepegawaian
Kemdiknas a.n. Mendiknas berwenang utk menetapkan Jabfung GBPNS pd jenjang Guru
Pratama s.d. Guru Muda Tingkat I.

Nilai Penting Sertifikat Pendidik


Bagi GBPNS yg sdh memiliki sertifikat pendidik wajib mengajukan inpassing jabatan
fungsional dan angka kreditnya sesuai peruntukan/bidang studi sertifikat pendidik yg
dimilikinya, meskipun jurusan atau program studi ijazah S-1/D-IV yg dimilikinya berbeda dgn
sertifikat pendidik atau bidang yg menjadi tugasnya. Permohonan inpassing jabatan fungsional
dan angka kredit GBPNS harus ditolak jika berbeda dgn peruntukan sertifikat pendidiknya.

Lain-lain
Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional GBPNS dan Angka Kreditnya mulai berlaku terhitung
tgl 1 Oktober 2007 s.d. 30 Desember 2011.
GBPNS yg telah ditetapkan jabfung dan Angka Kreditnya, apabila ybs diangkat menjadi PNS,
maka jabfung dan angka kreditnya yg telah dimiliki tidak dpt digunakan dlm pengangkatan
pertama sbg guru PNS.
Perlu disosialisasikan secara optimal kpd semua pihak terkait, terutama GBPNS dan
yayasan/penyelenggara satuan pendidikan. Dalam pelaksanaan sosialisasi itu, Dinas Pend.Kab/
Kota/ Prov. dan Kantor Kemenag Kab/ Kota/ Prov. dpt melibatkan BMPS atau
organisasi/lembaga pd masyarakat yg bergerak di bidang pendidikan dan pembinaan GBPNS yg
ada di daerah setempat.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
V

Anda mungkin juga menyukai