KONSEP DASAR
A. Pengertian
juga terjadi proliferasi di hati limpa dan nodus limfatikus dan invaasi organ
Sacharin,2002).
4
yang tidak teratur sehingga timbul disfungsi sumsum tulang, menyebabkan
1. Anatomi
Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli :
1) Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian : bagian cair
yang disebut plasma dan bagian padat yang sebut sel-sel darah
3) Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan
1) Sumsum tulang
a) Tulang vertebrae
5
Bagian yang menjorok dari korpuas ke belakang disebut Arkus
Processus Spinalis.
tidak melekat.
2) Hepar
pada tubuh manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas abdomen
di bawah diafragma. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra
dan lobus sinistra. Dari kedua lobus tampak adanya ductus hepaticus
6
ductus hepaticus komunis. Ductus hepaticus comunis menyaut dengan
3) Limpa
rusak.
2. Fisiologi
Volume darah pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat
darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan
jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama tergantung pada umur,
dari pada air yaitu mempunyai berat jenis 1,041 1,067 dengan temperatur
7
b) Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
paru-paru.
8
Pengikatan O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin
setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang
mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung
9
bermacam-macam inti sel sehingga dapat dibedakan berdasarkan
darah.
1) Agranulosit
a. Limfosit
10
Fungsinya membunuh dan memakan bakteari yang
b. Monosit
2) Granulosit
a) Neotrofil
b) Eosinofil
c) Basofil
besar, banyaknya %.
menerus.
11
Jika tubuh terluka, darah akan keluar, tombosit pecah dan akan
2) Plasma darah
osmotik.)
12
C. Etiologi
1. Neoplasma
dan infiltrasi organ. Lebih dari itu, kelainan sumsum kronis lain dapat
2. Infeksi
Pada manusia, terdapat bukti kuat untuk etiologi virus baik satu
3. Radiasi
Terdapat insiden leukemia yang tetap hidup setelah bom atom di Jepang,
dan pada anak-anak yang ibunya menerima sinar x abdomen selama hamil.
13
4. Keturunan
Ada laporan beberapa kasus yang terjadi pada suatu keluargha pada
5. Zat Kimia
D. Patofisiologi
bersifat irreversible dari sel induk darah dan pertumbuhannya dimulai dari
mana sel itu berasal. Sel-sel tersebut, pada berbagai stadium akan membanjiri
aliran darah yang berakibat sel yang spesifik akan dijumpai dalam jumlah
yang banyak.
14
Infeksi terjadi oleh suatu bahanyangmenyebabkan reaksi seperti
primer akan tetapi merupakan suatu bagian dari respon pertahanan sekunder
radiasi sinar rontgen. Diduga bahwa peninggian insiden disini karena akibat
tersebut.
Pada leukemia akut hepar, lien dan kelenjar getah bening membesar
secara cepat, keluhan nyeri akibat regangan kapsel organ tersebut menjadi
jelas. Infiltrasi ke otak akan menyebabkan keluihan sakit kepala dan infiltrasi
menekan pembuluh darah dan pembuluh getah bening, maka akan terjadi
edema lokal.
getah bening diabdomen dapat menyebabkan keluhan rasa tidak enak di perut,
dan rasa cepat kenyang. Infiltrasi ke ginjal dapat menyebabkan hematuria dan
gagal ginjal.
15
E. Manifestasi Klinis
a. Demam
b. Keletihan
c. Pusat
d. Anorexia
a. Sakit kepala
b. Iritabilitas
c. Letargi
d. Muntah
e. Edema pupil
f. Koma
yang terkena
16
F. Komplikasi
2. Infeksi
3. Perdarahan
4. Splenomegali
5. Hepatomegali
2. Penatalaksanaan
1. Pelaksanaan kemoterapi
a. Fase Induksi
17
c. Kosolidasi
2. Irradiasi Kranial
Pengkajian fokus
3. Eliminasi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, fese hitam,
terangsang, ansietas.
BB dan disfagia.
18
7. Nyeri : nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri sendi perilaku hati-hati
gelisah.
Pemeriksaan Penunjang
sebagai berikut
5. Tes fungsi hati fan ginjal dilakukan sebagai pedoman sebelum terapi
19
20
J. FOKUS INTERVENSI
1. Dx 1
kelemahan umum
Intervensi :
penyembuhan jaringan.
1.3. Implementasi tehnik penghematan energi contoh lebih baik duduk dari
pada berdiri
(Doengoes, 2000)
21
2. Dx 2
modus limfe
atau hilang
Intervensi :
keefektifan intervensi
2.4. Tempatkan pada posisi ruangan dan sokong sendi ekstremitas dengan
bantal
dukungan psikologis)
22
3. Dx 3
terpenuhi
b. BB meningkat
Intervensi :
3.1. Observasi dan catat masukan makanan, bila jumlahnya kurang dari
3.2. Sajikan makanan dalam bentuk menarik dan berikan sedikit-sedikit tapi
sering
(Tucker, 1999)
4. Dx 4
trombosit
pendarahan
Intervensi :
23
4.1. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50000 mm3 resiko perdarahan
4.4. Inspeksi kulit, mulut, hidung, urine, feses, muntahan dan tempat tusukan
terhadap perdarahan
(Tucker, 1999)
5. Dx 5
tidak adekuart
Intervensi :
ketidakseimbangan cairan
24
Rasional : mencegah kontaminasi silang / menurunkan resiko infeksi
dehidrasi
5.6. Kolaborasi
(Doengoes, 2000)
6. Dx 6
ke sel jaringan
perbaikan oksigenasi
Kriteria Hasil :
25
Intervensi
(Doengoes, 2000)
7. Dx 7
jaringan
jaringan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
7.3. Catat adanya keluhan rasa dingin, pucat, kelambatan pengisian kapiler
26
7.4. Catat adanya perubahan tingkat kesadaran
(Doengoes, 2000)
8. Dx 8
hospitalisasi
klien terpenuhi
Intervensi
(Tucker,1998)
9 Dx 9
aturan pengobatan
yang efektif
27
Kriteria Hasil : klien mengungkapkan secara verbal koping internal dan
Intervensi
9.3 Libatkan klien dalam perawatan klien untuk memenuhi harapan mereka
9.4 Anjurkan klien untuk melanjutkan intervensi dengan klien secara normal
(Tucker,1998)
28