Anda di halaman 1dari 16

KETAHUI ASY SYAHAADAH : ISI KANDUNGAN KALIMAH

SYAHADAT @ SYAHADATAIN
Syahaadatain begitu berat diperjuangkan oleh para sahabat, Nabi SAW bahkan mereka
siap dan tidak takut terhadap segala ancaman orang kafir. Sahabat nabi misalnya Habib berani
rnenghadapi siksaan yang dipotong tubuhnya satu-satu oleh Musailamah, Bilal bin Rabah tahan
menerima himpitan batu besar di siang hari yang panas dan beberapa deretan nama sahabat
lainnya. Mereka mempertahankan syahadatain. Muncullah pertanyaan kenapa mereka bersedia
dan berani mempertahankan-kalimat syahaadah? Ini disebabkan karena
kalimat syahaadahmengandung makna. yang sangat mendalam bagi mereka. Syahaadah bagi
mereka dipahami dengan arti yang sebenarnya yang melingkupi Pengertian ikrar, sumpah dan
janji.
Majoriti umat Islam mengertikan syahadat sebagai ikrar Sahaja, apabila mereka tahu
bahwasyahaadah juga mengandung erti sumpah dan janji, serta tahu bahwa akibat janji dan
sumpah maka mereka akan benar-benar mengamalkan Islam dan beriman.
Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian syahaadah yang betul. Iman merupakan
pemyataan yang keluar dari mulut, juga diyakini oleh hati dan diamalkan oleh perbuatan
sebagai pengertian yang sebenarnya dari iman. Apabila kita mengamalkan syahaadah dan
mendasarinya dengan iman yang konsisten dan istiqamah, maka beberapa hasil akan
dirasakan seperti keberanian, ketenangan dan optimis menjalani kehidupan. Kemudian Allah
SWT memberikan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di akhirat.

Madluul Asy-Syahaadah (Kandungan Kalimat Syahadat)


Syahadah adalah prinsip dasar yang dianut setiap mukmin. Ia merupakan kombinasi antara
keyakinan dan pemahaman. Keyakinan saja yang tidak didasari oleh pemahaman masih akan
dapat diguncang. Sementara pemahaman tanpa keyakinan, juga akan menyebabkan syahadah
menjadi mandul dan tidak memiliki daya dorong yang kuat. Harus dipahami bahwa Syahadah
yang benar mengandung unsur-unsur yang tanpanya syahadah tidak akan dapat tegak.

Adapun unsur dimaksud adalah :

A. AI-Iqraar (Pernyataan)
Iqrar iaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya. Pernyataan ini
sangat kuat karena didukung oleh Allah SWT, Malaikat dan orang-orang yang berilmu (Para
nabi dan orang yang beriman). Jika saja seorang mukmin mengatakan La Ilaaha Illallah, maka
pertama-tama adalah bahwa pernyataan itu harus diucapkan dengan segenap keyakinan dan
kesadaran bahwa yang penting dari pernyataan itu adalah pembuktian.
Hasil dari ikrar ini adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang
diikrarkan. Oleh karena yang menjadi saksi bagi pernyataan itu adalah Allah sendiri. Allah lebih
tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yang oleh karena itu Allah akan menuntut bukti agar hambanya
yang mengucapkan pernyataan itu dapat membuktikan bahwa ia meng-Ilahkan Allah dalam
setiap sisi kehidupannya. Tidak ada tempat dan waktu yang kosong dari pembuktian bahwa
dirinya memang betul memperhamba dirinya kepada Allah. Allah adalah Tuhannya dalam
keadaan sedih maupun senang, sendiri ataupun di tengah keramaian, diam atau bicara. Ia
sadar dan yakin bahwa Allah adalah Murabbi baginya. Karena Allah adalah rabbul alamin.
Persaksian kebenaran syahadat langsung oleh Allah, malaikat dan orang-orang mukmin.
Malaikat adalah makhluk yang langsung menyaksikan kebesaran Allah. Dan oleh karenanya
mereka tidak sedikitpun membangkang kepada Allah. Sementara orang mumin adalah
mereka yang hatinya (Qs. 49:14) merasakan ketundukan kepada Allah
Dalam surat Ali Imran, 3:18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia,
Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha perkasa lagi
Maha Bijaksana.
Keterangan tersebut di atas menunjukkan adalah wajar jika seorang mukmin memiliki
kemantapan hati.Keyakinan hati inilah yang menyebabkan mereka tidak ragu sedikitpun untuk
terus mengumandangkan kalimat tauhid. Bahkan mereka dengan bangga akan
mengumandangkan kalimah itu, walau apapun resikonya. Bilal ibn Rabbah tetap saja
mengucapkan kata-kata ahad walaupun Umayyah ibn Khalaf, majikannya terus menyiksanya.
Ikrar Syahadah merupakan pernyataan keyakinan seorang hamba mukmin terhadap
pemeliharaan Allah terhadap dirinya. Nyaris seluruh sistem dalam tubuhnya langsung
dikendalikan oleh kekuatan Rabbul alamin. Sistem peredaran darahnya, debaran jantungnya,
pencernaannya dan banyak lainnya langsung tunduk pada sistem rabbaniyah. Itulah kenapa
manusia tidak dapat menolak rasa ketuhanan (God Conciousness) yang muncul dalam
dirinya.Bahkan itu sudah menjadi fitrah dirinya
(Qs. 7:172) yang berbunyi Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari Para
nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadarnu berupa kitab dan hikmah,
kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu,
niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah
berfirman: Apakah karnu mengakui dan menerima perjanjianKu terhadap yang dernikian
itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". AlIah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah
(hai Para nabi) dan Aku menjadi saksi (Pula) bersama. kamu".
Ayat senada terdapat dalam
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja
yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu
seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-
sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu
mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab:
"Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku
menjadi saksi (pula) bersama kamu".Q. 3:81
Ikrar Para nabi mengakui kerasulan Muhammad SAW meskipun mereka hidup sebelurn
kedatangan Rasulullah SAW. Oleh karena keyakinan ini datang dari Rabbul alamin, maka tidak
ada perbedaan muwashofat (sifat, karakter) dari mereka yang berikrar syahadah. Semua
mereka adalah saudara yang saling mendukung, saling membela. Mereka dihubungkan
menjadi saudara dengan ikatan aqidah ini. Tidak ada lagi ikatan-ikatan kecil yang layak
dibanggakan setetalh Allah menghubungkan nasab mereka menjadi sesama muslim. Bilal bin
Rabbah pernah mengatakan 'pantang bagiku untuk menyakiti saudaraku sendiri, walau untuk
itu mereka akan menguliti tubuhku'. Hilanglah berbagai 'ashabiyah (kebanggaan akan suku,
kelompok), berganti dengan ikatan persaudaraan yang dibangun di atas landasan aqidah
Islamiyah. Diriwayatkan oleh Al-Hafizh Abu Ya'la Mushili dari Anas bin Malik RA. Berkata
Rasulullah SAW membacakan kepada kami ayat,
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan "Tuhan kami ialah Allah, kemudian
mereka meneguhkan pendiriannya, sungguh telah banyak diucapkan oleh banyak orang
kemudian kebanyakan mereka kafir, Maka barang siapa yang mengatakannya sampai
mati sesungguhnya orang itu telah beristiqamah diatasnya"

B. AI-Qasam (Sumpah)
Sumpah iaitu pernyataan kesediaan menerima aibat dan risiko apapun dalam mengamalkan
syahaadah. Muslim yang menyebut Asyahadu bererti siap dan bertanggungjawab dalam
menegakkan ajaran Islam .Sebenarnya kesiapan menerima risiko bermula dari keyakinan dan
kefahaman mereka terhadap Syahadah yang mereka ucapkan. Syahadah adalah perjanjian
antara seorang hamba dengan Tuhannya.
Dengan perjanjian itu, Alllah menjanjikan kepada mereka ridho dan syurga-Nya (Qs.
61:10).
Namun untuk mendapatkan janji Allah itu mereka harus menyerahkan diri dan hartanya
di jalan Allah (Qs.9:111).
Penyerahan itu ditandai dengan kesiapan total untuk menjadikan Islam sebagai minhaj
al-hayah (Qs. 2:208).
Di titik inilah seorang mukmin harus menyadari bahwa akan selalu ada mereka yang tidak rela
jika mukmin melakukan ketundukan total kepada Allah. Mereka tidak hanya tidak suka, tapi juga
mengumumkan peperangan terhadap Hizb Allah ini. Sunnatullah sudah menunjukkan dimana
dalam sejarah pelaku dakwah selalu saja bertemu dengan mereka yang terus menerus
menyakiti para dai fillah. Dalam 13 tahun pertama dakwah Rasulullah Saw dan para sahabat ra
di Makkah, tidak ada satu haripun yang menyenangkan. Tapi betapa mencengangkan bahwa
ternyata tidak ada berita yang sampai kekita bahwa ada di antara mereka yang murtad karena
tidak tahan penyiksaan kaum kuffar. Ada berita Ammar ibn Yasir sempat mengucapkan kalimat
kafir karena beratnya penyiksaan yang dilakukan kepada mereka. Namun itu sangat disesali
olehnya, sampai akhirnya turun ayat yang memaafkan yang berlaku pada Ammar ibn Yasir itu.
Satu hal yang patut ditanya adalah, kenapa para sahabat ra demikian teguhnya memegang
keyakinan mereka itu? Tentu saja, karena mereka sadar bahwa konsekuensi dari syahadah
yang mereka ucapkan adalah kebencian dan permusuhan kaum kuffar terhadap mereka. Dan
itu tetap saja mereka tahankan dengan sabar dan tegar (Tsabat) oleh karena mereka tetap
berharap janji Allah atas mereka.
Bukan tidak mungkin ada yang tidak tahan memegang syahadah karena beratnya resiko
kalimat ini. Mereka masih menyimpan syahwat mereka terhadap dunia dan kesenangannya.
Atau juga tidak tahan menghadapi penderitaan di atas jalan dakwah. Akhirnya mereka
meninggalkan sebagian atau seluruh keyakinan mereka dan menukarnya dengan kesenangan
dunia (tsamanan qalila). Akhirnya mereka melakukan pelanggaran terhadap sumpah.
Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan tempat orang munafik adalah
neraka jahanam.
Syahaadah berarti sumpah. Orang-orang munafiq berlebihan dalarn pernyataan syahaadahnya,
padahal mereka tidak lebih sebagai pendusta Q. 63:1-2 yang berbunyi
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui,
bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu
menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari
jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
Syahadah bukan persaksian lisan saja. Tapi harus bermula dari keyakinan hati yang kukuh.
Beberapa ciri orang yang melanggar sumpahnya yaitu memberikan walaa' kepada orang~orang
kafir, memperolok-olok ayat Allah SWT, mencari kesempatan dalam kesempitan kaurn
muslimin, menunggu-nunggu kesalahan kaum muslimin, malas dalam shalat dan tidak punya
pendirian. Orang-orang mukmin yang sumpahnya teguh tidak akan bersifat seperti tersebut.
Sebagaimana diungkap dalam Q. 4:138-145 yang berbunyi
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang
pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orangorang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan
di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan
sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu
mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok olokkan (oleh orang-orang kafir),
maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan
yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa
dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang -orang kafir di
dalarn jahannam, orang munafik dan orang orang-orang yang menunggu-nunggu
(peristiwa) yang akan terjad i pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi
bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang)
beserta kamu?" Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (ketenangan)
mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari
orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari
kiarnat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk
memususnahkan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya oang-orang munafik itu
menipu Allah, clan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri
untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka
dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada
golongan ini (orang-orang 'beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang
kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat
jalan (untuk memberi baginya. Hai orang-orang yang beriman, janganlah karnu
mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin.
Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah
dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi
mereka.

C. Al-Mitsaaq (Perjanjian yang Teguh)


Mitsaq yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua
perintah Allah SWT yang terkandung dalam. Kitabullah maupun Sunnah Rasul. Taat dalam
keadaan susah ataupun senang, suka atau tidak suka.Syahaadah adalah mitsaq yang harus
diterima. dengan sikap sam'an wa thaatan sebagaimana dinyatakan dalam Q. 5:7.
Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjianNya yang telah diikatNya dengan
kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati(mu).
Di antara ciri ketaatan adalah :
1. Taat dalam giat atau malas, di saat susah atau senang dan mudah, baik disukai atau tidak.
Ubadah ibn Tsamit mengatakan: Rasulullah meminta kami untuk berbaiat kepadanya, maka
kamipun berbaiat kepadanya untuk selalu mendengar dan mentaatinya disaat giat dan malas,
susah dan mudah. (HR. Bukhari Muslim) Q. 2:285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang
diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-mataikat Nya, kitab-kitab Nya dan rasulrasulNya. (Mereka
mengatakan): "Kami tidak membedabedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari
rasulrasuNya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa):
"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".
* Suratul Istijabah (segera menyambut dan melaksanakan perintah). Tidak lamban, tidak merasa
berat, tidak enggan dan ragu.
* Taharrid diqqah (melaksanakan perintah sesuai dengan arahan syariah dan bukan mengikuti
pendapat dan keinginan sendiri).
*Tidak meninggalkan tugas tanpa izin (jika konteksnya dalam jamaah) kecuali dalam keadaan
sangat darurat. Itupun harus tetap dibarengi dengan istighfar dan menyesal karena tidak dapat
mengikuti perintah.
Seorang mukmin mengetahui bahwa syahadah yang sudah diucapkannya harus dibarengi
dengan kesungguhan mewujudkannya. Ia sadar bahwa Allah Swt memperhatikannya dalam
segala keadaan. Oleh karenanya di saat hatinya merasa lemah (mengalami gejala futur) maka
ia bersegera memohon kepada Allah Swt agar diberi ketegaran dan semangat baru dalam
menjalankan ketundukannya kepada Allah. Di antara doa hamba mukmin adalah Rabbana la
tuzi qulubana bada iz hadaitanaa wahablana min ladunka rahmah innaka antal
wahhab atau juga berdoa seperti Rasulullah Saw Ya muqallibal Qulub tsabbit qalbi ala
dinika.

Untuk dapat teguh memegang janji, maka seorang hamba mukmin dapat melakukan hal-hal
berikut:
1. Dawamuluju ilallah (senantiasa kembali kepada Allah) atau dengan kata lain, ia membangun
kesadaran muraqabatullah (senantiasa dalam pengawasan dan kedekatan dengan Allah).
2. Marifatu thabiatu thariq (mengenal karakter jalan dakwah). Dimana dalam dakwah ini sedikit
orang yang mau terlibat (qillatul amilin), banyak bebannya, banyak musuhnya, serta lama dan
panjang (Thulu thariq). Justru disinilah para mukmin harus memperkuat istiqamah, kesabaran
dan tawakkal, serta bersungguh mempersiapkan kekuatan.
3. adamu tanazu (menghindari konflik).

Pelanggaran terhadap mitsaq ini berakibat laknat Allah SWT seperti yang pernah terjadi pada
orang-orang Yahudi sebagaimana dinyatakan dalam Q. 2:93.

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina)
di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan
kepadamu dan dengarkanlah! " Mereka menjawab: "Kami mendengarkan tetapi tidak
mentaati".

Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena
kekafirannya. Katakanlah: Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu ,kepadamu jika
betul kamu beriman (kepada Taurat) ".

Ketiga unsur dimaksud, al iqrar, al qasam, dan al mitsaq menjadi satu kesatuan unsur
yang harus dimiliki dalam syahadah. Seseorang baru dapat disebut sebagai mukmin jika
memiliki ketiga unsur tersebut di dalam keimanannya (Qs. 49:14)

D. Membentuk Iman Berkualiti

Iman adalah keyakinan tanpa keraguan, penerimaan menyeluruh tanpa rasa keberatan,
kepercayaan tanpa pilihan lain terhadap semua keputusan Allah SWT. Iman adalah sikap hidup
yang merupakan cermin identiti Islam Iman sebagai dasar bagi seluruh kegiatan dan tingkah
laku manusia agar mendapatkan ridha dari Allah SWT Iman bukanlah hanya angan-angan,
tetapi sesuatu yang tertanam di dalarn hati dan harus diamalkan dalarn bentuk produktif Amal
yang dikerjakan harus merupakan amal shalih. yang dilakukan dengan ihsan dan penyerahan
kityang-sempurna kepada kehenclak Allah SWT. Dalam melakukan amal tersebut, seorang
mukmin merasa dilindungi oleh Allah SWT. Di antara kekeliruan umat Islam adalah mencontoh
sikap Yahudi. Misalnya merasa bahwa neraka merupakan siksaan yang sebentar sehingga
tidak risau masuk neraka. Atau mereka merasa akan masuk surga semata-mata karena
imannya sehingga tidak perlu beramal shaleh lagi.
Syahadah yang dinyatakan seorang muslim dengan penuh kesadaran sebagai sumpah dan
janji setia ini merupakan iman, yaitu: ucapan (al-qaul), membenarkan (as tashdiiq) dan
perbuatan (al-'aml). Terdapat banyak ayat dalam Al Qur'an yang menunjukkan bagaimana
seharusnya iman itu ditampilkan

Di antaranya surat 49:15 yang berbunyi "Sesungguhnya orang-orang yang beriman


hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasuNya kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka
itulah orang-orang yang benar."
Selanjutnya dinyatakan pula dalam surat al Nisa', 4:65 yang berbunyi

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Iman akan melahirkan ketaatan tanpa reserve kepada Allah Swt dan Rasulnya dan ini
merupakan ciri mukmin sebagaimana disebutkan dalam surat al Ahzab, 33:36.

Dan tidaklah patut bagi taki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan RasuNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah
dan RasuNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

Q. 3:64. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak
ada perselisiban antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah Dan tidak
kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjaclikan
sebagian yang lain sebagai tuhan selain daripada Allah. Jika mereka berpaling maka
katakanlah kepada mereka: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
menyerahkan diri (kepada Allah)'.

Q. 4:123-125. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan
tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan,
niscaya akan diberi pernbalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung
dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan
amal-amal saleh, baik ia laki-laki maupun seclang ia orang yang beriman, maka mereka
itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak di aniaya walau sedikitpun. Dan siapakah
yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Al-
lah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?
Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.

2-80. Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali
selama beberapa hari saja".katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah
sehingga Allah tidak akan memungkiri janjiNya, ataukah kamu hanya mengatakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?".
Iman tidak bolehg sekedar menjadi keyakinan atau pemahaman belaka. Oleh karenanya ia
harus dapat direalisasikan dalam diri individu muslim, melalui :

A. AI-Qaul (Ucapan)
Ucapan yang senantiasa sesuai dengan isi hatinya yang suci. 'Perkataan maupun kalimat yang
keluar dari lidahnya yang baik serta mengandungi hikmah. Syahaadah diucapkan
denganpenuh kebanggaan/ketinggian iman (isti'la-ul iman) berangkat dari semangat isyhadu
biannaa muslimin (saya adalah muslim). Ucapan lisan tanpa membenarkan dengan hati adalah
sikapnifaq i'tiqadi. Berbicara dengan mulutnya sesuatu yang tidak -ada dalam hatinya.

Dalil
Q. 2:8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Q. 63:1-2. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu,mereka berkata: "Kami


mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui
bahwa sesungguhnya kamu benar-benar RasuNya; dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka menjadikan
sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan
Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.

Q. 48:11. Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan


mengatakan: "Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah
ampunan untuk kami"; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang ticlak ada dalam
hatinya. Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi
kehenclak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki
manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan!'.

B. At-Tashdiiq (Membenarkan)
Membenarkan dengan had tanpa keraguan. Yaitu sikap keyakinan dan penerimaan dengan
tanpa rasa keberatan atau pilihan lain terhadap apa yang didatangkan Allah SWT

Dalil

Q. 49:15. Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang,orang yang beriman


kepada Allah dan RasuINya kemudian mereka ticlak ragu,ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.

C. Al-Amal (Perbuatan)
Perbuatan yang termotivasi dari hati yang ikhlas dan pemahaman terhadap mak-sud-maksud
aturan Allah SWT. Amal merupakan cerminan dari kesucian hati dan upaya untuk mencari
ridhaIlahi. Amal yang menunjukkan sikap mental clan moral Islami yang clapat dijadikan
teladan. Ketiga perkara diatas tidak terpisahkan sama sekali. Seorang muslim yang tidak
membenarkan ajaran Allah SWT dalam hatinya bahkan membencinya, meskipun kelihatan
Mengamalkan sebahagian ajaran Islam adalah munafiq Itiqadi yang terlaknat. Muslim yang
meyakini kebenaran k ajaran Islam dan menyatakan syahadatnya dengan lisan tetapi tidak
mengamalkan dalam kehidupan adalah munafiq amali.Sifat nifaq dapat terjadi sementara
terhadap seorangmuslim oleh karena berdusta, menyalahi janji atau berkhianat.

Dalil

Hadits. Tanda-tanda munafiq ada tiga. jika salah satu ada pada seseorang, maka ia merupakan
munafiq sebahagian. keseluruhannya terdapat, maka ia munafiq yang sesungguhnya yaitu: bila
berbicara ia berdusta, bila berjanji mengingkari, dan bila diberi amanah ia berkhianat. Ketiga
tanda,ini termasuk jenis munafiq amali.
Imam Hasan Basri berkata, "Iman bukanlah angan,angan, Bukan pula sekedar hiasan, tetapi
keyakinan yang hidup di dalam hati dan dibuktikan dalarn amal perbuatan".
9-105. Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta. orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan.
Realisasi iman dalam diri individu muslim harus dilakukan secara istiqamah. Tidak boleh
sewaktu-waktu, atau hanya pada tempat-tempat tertentu saja.

E . al Istiqaamah (Konsisten)

Istiqamah artinya tidak menyimpang atau cenderung pada kekufuran. Istiqamah berarti
konsisten dalam menegakkan agama Allah dan tidak ragu dalam mengamalkan nilai Islam yang
dianutnya. Istiqamah tetap teguh, tahan dan kuat dalam menghadapi dan melaksanakan
perintah Allah SWT, serta mampu menghadapi segala. cobaan. Istiqamah berarti terus berjuang
menyampaikan ajaran Allah SWT dengan tidak mengikuti hawa nafsu. Keimanan seseorang
muslim yang mencakupi tiga unsur di atas harus senantiasa dipelihara dan dijaga dengan sikap
istiqamah. Istiqamah adalah konsisten, tetap dan teguh. Tetap pada pendirian, tidak berubah
dan tahan uji. Sikap istiqamah akan melahirkan tiga hal yang merupakan ciri orang-orang
beriman sempurna, yaitu: keberanian, ketenangan dan optimis.

Dalil

Q. 11:112-113. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan jangantah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan
janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu
disentuh api neraka, dan sekali-kah kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain
daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.

Q. 17:73-74. Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah
Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara. bohong terhadap
Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia.
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong
sedikit kepada mereka.

Q. 42:15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah:
"Aku beriman kepada semua kitab yang 'Jiturunkan Allah dan aku cliperintahkan supaya
berlaku adil di antara. kamu. Allahlah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal
kami dan bagi kamu amal-amal kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan
kepadaNyalah kembali (kita)".
Jika keimanan sudah direalisasikan secara istiqamah, maka keistiqamahan akan memberikan
buah-buah yang luar biasa pengaruhnya dalam diri seorang mukmin.Di antara buah
keistiqamahan itu adalah :

A. Asy Syajaah (Keberanian)

Keberanian muncul karena keyakinan sebagai hamba Allah SWT yang selalu dibela dan
didukung Allah SWT. Tidak takut menghadapi tantangan hidup, siap berjuang untuk
tegaknyayang haq (kebenaran). Keberanian juga bersumber keyakinan terhadap qadha' dan
qadar Allah SWT pasti. Tidak takut pada kernatian karena kematian di jalan Allah SWT
merupakan anugerah yang selalu merindukannya. Orang yang beristiqamah didukung Malaikat
yang akan menjadikannya berani, tenang dan optimis. Sumber keyakinan tentang qadha' dan
qadar yang Menimbulkan keberanian, kecelakaan atau kemudharatan. Hanyalah ketentuan
Allah SWT belaka. Kemuliaan merupakan anugerah Allah SVVT bagi orang orang mukmin
sehingga mereka tidak takut menyampaikan risalah kebenaran,
(Iaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan
mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah
sebagai Pembuat Perhitungan. Q. 33:39.

Dalil

Q.41:30-32.Sesungguhnyaorang-orangyangmengatakan:.Tuhan kami ialah


Allah"kemuclian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah
kamu merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) syurga yang telah
dijanjikall Allah kepadamu". Kamilah Pelindung-pelindungmu dalarn kehidupan dunia
dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan clan memperoleh
(pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Q. 9:52. Katakanlah: "Tidak yang kamu tunggu-tunggu bagi kami kecuali salah satu dari
dua kebaikan. Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan
kepadamu azab (yang besar) dari sisiNya, atau (azab) dengan tangan kami. Sebab itu
tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu".

Q. 3:157-158. Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah
ampunan Allah dan rahmatNya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka
kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja
kamu dikumpulkan.

B. Al-Ithmi'naan (Ketenangan)

Ketenangan berasal dari keyakinan terhadap perlindungan Allah SWT yang memelihara orang-
orang mukmin secara lahir dan batin. Dengan senantiasa ingat pada Allah SWT dan selalu
berpanduan kepada petunjukNya (kitabullah dan sunnah), maka ketenangan akan selalu hidup
di dalam hatinya. Ketenangan dapat diperoleh dengan mengingat Allah SWT Bahkan Allah
menyebutkan bahwa hanya mengingat Allah saja hati tenang sedangkan mengingat selain Allah
hanya memperoleh ketenangan yang semu. Ketenangan yang diperoleh karena tawakkal
terhadap janji perlindungan Allah SWT yang pasti sehingga. timbul pula keberanian
menghadapi musuh.-Ilinu Taimiyah berkata, Apa yang hendak dilakukan musuh,musuhku
terhadapku? Sesungguhnya surga aku terletak dihatiku. Dimanapun aku berada Ia selalu
bersamaku. Sesungguhnya kematianku adalah syahid. Penjaraku adalah rasa manis,
sedangkan Mengusirku bagiku adalah travelling.

Dalil

Q.13:28. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tentram

Q.47:7; Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

Q. 3:173. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada
orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah m n pasukan untuk
menyerang kamu, karena kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan dan
mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik baik
pelindung".

Q.33:23. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang orang yang menepati apa yang
telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah
janjinya).

C. At TafaauI (Optimis)

Optimis meyakini bahwa masa depan adalah milik orang yang beriman. Kemenangan umat
Islam dan kehancuran kaum kufar sudah pasti. Mukmin menyadari amal perbuatan yang
dilakukannya tidak akan sia sia, melainkan pasti dibalas Allah SWT dengan pembalasan yang
sempurna. Optimis bahwa dengan pertolongan Allah SWT tak akan ada yang dapat
mengalahkan seperti contoh optimis yang dilakukan oleh para sahabat Rasul di perang Ahdzab.

Dalil

Hadits. Abi Amr atau Abi Amrah Sufyan bin Abdillah, ia berkata: "Aku berkata: Wahai
Rasulullah katakanlah kepadaku tentang suatu perkataan yang aku tak akan dapat
menanyakannya kepada seseorang kecuali kepadamu'. Bersabdalah Rasulullah,
katakantah: "Aku telah beriman kepada Allah SWT kemudian berlaku istiqamahlah
kamu". (Muslim).
Ibnu Qayyim mengambil perkataan seorang alim "Sesungguhnya kita berada dalarn
kelezatan (hati) yang seandainya anak-anak raja mengetahuinya tentu mereka ingin
mengambilnya dengan pedang-pedang mereka."

Q. 3:160. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan
kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu
hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.

Q. 33:22-23. Dan tatkala orang-orang mukrriin melihat golongan-golongan yang


bersekutu itu, mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita".
Dan benarlah Allah dan RasutNya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada
mereka kecuali iman dan ketundukkan. Di antara orang-orang mukmin itu ada
orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara
mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan
mereka sedikitpun ticlak merubah janjinya)
Hadits, Rasulullah yakin akan mengalahkan Rumawi dan parsi dengan menjanjikan kepada
Saraqah bin Malik akan memberikan gelang dan mahkota Parsi dengan kels,lamannya. Hal ini
kemudian terbukti dengan kemenangan kaum muslimin dalam perang Qadissiyya.
Tentu saja buah-buah luar biasa itu yang diperoleh melalui keimanan yang istiqamah tidak
hanya akan memberi kebahagiaan dunia tapi juga kebahagiaan akhirat.

F. As-Saaadah (Kebahagiaan)

Ketiga hasil istiqamah tadi akan membuat kebahagiaan bagi orang yang memilikinya. jadi
hanyasyahaadah sejati dapat menimbulkan sa'adah. Hanya Islam dengan
konsep syahaadah yang dapat memberikan kebahagiaan kepada manusia & dunia maupun di
akhirat.AI,Quran menyebutkan bahwa orang beriman akan mendapatkan kebahagiaan atau
hasanah di dunia ataupun di akhirat

Dalil

3:185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan Ainasukkan ke
dalam syurga, maka. sesungguhnya ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu ticlak lain
hanyalah kemenangan yang memperdayakan.

Dicatat oleh Wan Adeli pada 12:43 PG


HAKIKAT SHAHADAT
Sesungguhnya sahadat adalah merupakan rukun islam yang pertama dimanaseseorang itu ingin
menjadikan islam sebagai cara hidupnya haruslah terlebihdahulu mengucap dua kalimah sahadat
i itu:- Jadi sesungguhnya selagi sesorang itu tidak melafazkan dua kalimah sahadat makaselama
itulah dia tidak boleh di iktiraf sebagai seorang islam.
Dalam pengertian syariat,dua kalimah sahadat itu ialah "aku menaik saksi bahawatiada tuhan
yang disembah melainkan Allah dan aku menaik saksi bahwa Nabi Muhammad itu pesuruh
Allah.Sesungguhnya ramai diantara kita hanya pandai melafazkan ucapan dua kalimahsahadat
itu tetapi jarang benar dikalangan kita cuba mengkaji atau sekurang2nyamenyoal diri sendiri
tentang hakikat pengertian hujung jatuhnya sahadat itusendiri,kita lihat ibu bapa kita melafazkan
sahadat maka kita pun turut berbuatdemikian,namun begitu tak pernah bertanya kenapa kitaharus
melafazkanyaDan kenapa kita pula tidak boleh melafazkan satu bentuk penyaksian yang
laindaripada dua kalimah sahadat.Disamping itu tidak kurang pula dikalangan kita bertanya
kenapa LA ILA HA ILLAALLAH itu boleh membawa pengertian "tiada tuhan yang di
sembahmelainkan Allah" sedangkan di dalam kalimah tersebut tidak pernah terdapatperkataan
tuhan (RABB) dan tidak pula terdapat perkataan sembah (PAK BUDUUHU) tetapi di dalam
pentafsiran erti baik bahasa oleh para ulama syariat ada perkataan "tuhan" dan "sembah" dan
kenapa pula sahadat tersebut tidak bolehdikatakan begini......yang mungkin lebih sesuai untuk
diberi erti "tiada tuhan yang disembah melainkanAllah" tetapi islam tetap mengunakan lafaz
sahadat dengan.. yang membawa pengertian kepada tiada yang nyata hanya Allah.

TIADA NYATA HANYA ALLAH Jadi boleh disimpulkan di sini bahawa pengertian yang
dibuat oleh para alim ulamasyariat adalah jauh,tidak menepti daripada matlamat sebenar yang
hendak dinyatakan oleh sahadat itu sendiri disamping itu soalnya apakah perkataan Allahdi
dalam sahadat itu boleh di samakan kepada tuhan dan apakah sebenarnyabegitu..??Begitu juga
apabila kita melafazkan .. itu apakah benar membawa satu pengertian kepada "Nabi Muhammad
itupersuruh Allah" jika benar begitu kenapa Nabi Adam Alaihimusallam bapasekalian manusia
juga mengucap sahadatnya dengan mengkhabarkan sahadatnyaitu dengan lafaz Muhammad
Rasulullah dan seterusnya Nabi Ibrahim,Nabi Ismaildan rasul2,wali2 Allah sebelum zahir Nabi
Muhammad saw mengucap denganucapan yang sama atau dalam hal yang lain ada dikalangan
kita akan berkatanabi2 sebelum zahirnya Nabi Muhammad mengucap dengan cara lain, jika
benarbegitu apakah mereka difahamkan bahawa islam itu hanya baru ujud pada
zamanMuhammad saw dan benarkah islam tidak pernah ujud sebelumnya,dan jika benarucapan
Muhammad RasuluLlah itu fahaman kepada Nabi Muhammad,kenapapula Nabi Muhammad
juga mengucap seperti kita mengucap sekarang,dan kenapapula RasuluLlah tidak mengucap
begini... yang lebih sesuai membawa kepada pengerian "aku naik saksi tiada tuhan
yangdisembah melainkan Allah dan aku naik saksi bahawa akulah persuruh Allah"

Pendek kata banyaklah lagi persoalan-persoalan yang harus ditanya oleh kita apabila
kitamelangkah dan berusaha mencari dan menggali pengertian sahadat yangbenar,justeru itu
marilah kita membincangkan bersama-sama akan hakikat sahadatmengikut pandangan hakikat
dan makrifat dan marilah kita sama-sama menggalimakna hujung jatuh sahadat itu sendiri agar
kita sama-sama dapat memahaminyadengan mendalam dan dapat pula berpegang dengan
pemahaman kita itu.

Adapun kalimah sahadat itu adalah:- dan sesungguhnya adalah dinamakan sahadat tauhid dan..
adalah pula sahadat rasul.Sebab kalimah..LAILAHAILLALLAH.. dinamakan sahadat tauhid
adalah didalamkalimah tersebut kita bersaksi dengan penuh rasa bahawa tiada yang lain
hanyaAllah semata2 tiada bersekutu baginya dalam segala2 hal dan tiada sesuatu punyang
bercampur aduk denganya kecuali DIA sendiri,oleh itu kita bersaksi dengandiri kita sendiri tiada
yang nyata pada kita hanya Allah semata2,kita nafi tubuhkita dan kita isbatkannya kepada Allah
semata-mata (diri batin kita)

Adapun kalimah itu dinamakan sahadat rasul,sebab pada kalimah ini kita melafazkan
bersaksibahawa yang menyampaikan dan menanggung diri rahsia Allah adalahMuhammad iaitu
diri zahir kita,dan dengan melafazkan kalimah tersebut makaberikrar dan bersaksilah kita dengan
diri kita sendiri bahawa diri zahir kita tetapakan menanggung rahsia Allah dan akan menjaganya
buat selama2nya.Adapun hakikat ketuhanan itu adalah diri batin kita (ruhani),dan hakikat
kerasulan itu adalah diri zahir kita (jasmani)Diri batin adalah sebenar-benar diri yang
menyatakan rahsia tuhan dan untuk menyatakan diri rahsia Allah tersebut adalah diri zahir
kita...jadi diri zahir kitalahyang menyatakan rahsia ketuhanan Allah Taala,oleh yang demikian
diri zahir kitadigelar HAKIKAT RASUL.

APABILA KITA MELAFAZKAN:- TIADA NYATA HANYA ALLAHMAKNAYA: tiada


nyata hanya Allah....dari sini jelaslah kalimahLAILAHALILLAH itu sudah terang diri batin
kita,bila saja kita melafazkankalimah tersebut dengan jelas kita memperakui dengan
sesungguhnyabahawasanya tiada nyata hanya DIAlah Allah yang dikandung oleh tubuh
zahirkita.

ADAPUN KALIMAH: MUHAMMADRASUL ALLAH pula menyatakan dirikasar kita


kerana hakikat bentuk manusia itu berhakikat dengan huruf M U H AM M A D , justeru itu
menakala kita melafazkan kalimah. Maka kalimah yang telah dilafazkan itu adalah meliputi pada
menyatakan diribatin dan diri zahir kita (ruhani dan jasmani) iaitu kita menyaksikan bahawa
yangdikandung oleh diri kasar ini adalah diri rahsia Allah Taala dan diri kasar inilah

merupakan sarung, seperti firman Allah yang bermakna :MANUSIA ITUADALAH


RAHSIAKU DAN AKULAH RAHSIANYA"

Allah Taala telah mengurniakan manusia untuk memegang dan bertangungjawabterhadap rahsia
yang ditanggung oleh manusia itulah Allah Taala memberi satupenghormatan besar terhadap
kejadian manusia...seperti firman-Nya.... sesungguhnya Aku kurniakan akan manusia itu satu
kejadian yang sebaik-baiknyanya.Kejadian manusia adalah satu2 kejadian yang paling rapi,elok
tersusun pada zahirdan batin,duduknya kemuliaan manusia adalah kerana manusia sahajalah
kejadianAllah yang sanggup memegang rahsianya,sedangkan sebelumnya Allah sendiripernah
menawarkan rahsia ini kepada langit,bulan,bukit untuk menanggungnyatetapi semuanya
makhluk kejadian tersebut tidak mempunyai kesanggupan untuk menanggungnya:- seperti
firman Allah yang bermaksud:" sesungguhnya rahsia akuini pernah aku taruhkan kepada
langit,bumi,gunung-ganang tetapi mereka engganmenerimanya kerana takut
mengabaikannya,tetapi yang sanggup menerima adalahmanusia".Dari itu apabila kita mengucap
akan kalimah maka bererti kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahawa tiada yang nyata
padadiri kita hanya Allah semata-mata dan tubuh zahir kita ini adalah tukang penyatarahsia Allah
semata-mata

Adapun solat itu adalah berdiri menyaksikan diri kita sendiri,kita menyaksikanbahawa diri
kitalah yang membawa dan menanggung rahsia Allah Taala dan tiadasesuatu pada diri kita hanya
rahsia Allah semata2,tiada satu jua pun yang kitapunya kecuali hak Allah semata-mata,jika
diibaratkan kita ini hanya sebagai sebuahkotak radio yang hidup dengan mengharapkan siaran
dari stastion besarsemata2,dan perlu di ingat bahawa berfungsinya radio tersebut kerana
dapatmenerima gelombang siaran dari station besar,yang demikian jika habislah siaranatau
rosaknya penerimaan siaran maka sudah tentu kotak radio tersebut akandibuang menjadi
sampah,maka begitulah kita.Kita akan berguna di sisi Allah jika kita dapat menanggung amanah
rahsia ituserta dapat berfungsi dan bertindak mengenal diri kita sendiri,kerana apabila kitaberjaya
dapat mengenal diri kita,maka dengan itulah pula kita dapat mengenal diriAllah itu
sendiri...firman Allah dalam hadis qudsiertinya,barangsiapa mengenal dirinya maka kenallah
tuhannya.Oleh itu jika kita tidak mengenal diri kita,maka kita adalah lebih hina daripadasampah
di sisi Allah.

Adapun sembahyang/solat itu bukanlah sekali ertinya menyembah kerana apabiladisebut


sembah,maka sudah tentu membawa pengertian bahawa ada yangmenyembah dan ada pula yang
kena sembah dan tiap tiap yang disembah sudahpasti ada di hadapan yang menyembah.Justeru
itu bagaimana halnya dengan Allah yang bersifat bersalahan denganbenda-benda itu ujud,ujud
dihadapan untuk di sembah,dan jikalau Allah dihadapanya maka ertinya Allah bertempat,jika ini
iktikad kita maka kafirlah kita jadinya.Lagi pun bagaimana boleh dikatakan sembahyang itu
boleh disifatkanmenyembah sedangkan manusia itu sendiri pun adalah diri rahsia Allah
sepertifirman Allah dalam Hadis Qudsi;"ertinya : manusia itu adalahrahsiaKu dan diri
Akulah rahsianya".

Oleh itu dapatlah disimpulkan bahawa sembahyang itu sebenarnya adalah satuistiadat
menyaksikan diri sendiri dan sesungguhnya diri kita itu adalah kepunyaanAllah semata-
mata.Dan sugia di ingatkan bahawa keadaan yang dinyatakan di atasbukanlah sekali kita boleh
beriktikad bahawa Allah Subhanahuwatallah itu duduk di dalam diri kita,jika kita beranggapan
bergitu maka kafirlah jadinya dankeadaan yang diterangkan di atas juga bukan sekali-kali boleh
beriktikad bahawadiri batin kita (ROH) itu tuhan dan bertuhankan diri,maka berbuat demikian
kafirpula jadinya.Perlu di ingatkan bahawa kita adalah sebagai kotak radio yang
menerimagelombang radio dan rahsia radio,maka untuk menyatakan rahsia radio tersebutadalah
station yang memancar siaranya ke kotak radio,maka berbunyilah radioseperti mana asalnya di
station besar.Bergitu dengan Allah,Dia memuji diriNyadengan diri rahsiaNya yang dikandung
oleh manusia.Seperti firman Allah didalamHadis Qudsi yang bermaksud:AKU SUKA
MENGENAL DIRIKU SENDIRI,LALU AKU JADIKAN MAKHLUK INI,LALU AKU
PERKENALKAN DIRI AKU,KEPADA MEREKA DAN LALU MEREKA,PUN
MENGENAL AKU.
Bermula yang dimaksudkan dengan makhluk di dalam hadis qudsi di atas
adalahmanusia.Adapun yang dikatakan sembahyang itu berdiri menyaksikan diri kerana
semasasembahyang kita wajib berkata :" ertinyabersaksilah aku bahawa tiada yang nyata kecuali
Allah (diri batin) dan bersaksilahaku bahawa Muhammad (diri zahir) itu adalah penyaksian Allah
(diri batin).Di sini terang dan jelaslah bahawa kalimah penting itu di lafazkan oleh kita
bagitujuan supaya menilik diri kita dengan matahati kita,bahawa akulah yangmembawa rahsia
Allah,dan kita menilik dengan mata zahir dan batin kita bahawakita adalah Allah semata-mata
tiada sesuatu pada kita hanya Allah semata-mata.Ucapan penyaksian ini bukanlah sahaja
dilafazkan oleh lidah malahan dikatakanbersama oleh semua anggota zahir dan batin
kita,masing-masing serentak berdirimenyaksikan diri ini adalah Allah semata-mata)Maka di saat
melafazkan sahadah tersebut maka gementarlah seluruh tubuh jiwaraga orang arifin billah,maka
disaat itu terasalah oleh mereka satu kelazatan yang amat sangat,tiada bahasa yang boleh
diterangkan di sini kecuali diketahuilahsendiri oleh mereka yang mengalami dan sampai pula ke
martabatnya.
Untuk menegaskan hal di atas Allah Subhanahuwatallah telah berfirman di dalamAl-Quran
ertinya" sesungguhnya bagi mereka yang beriman apabila sahaja disebut Allahnescaya
gementarlah hati mereka dan apabila dibaca ayat-ayatNya bertambahiman mereka kepada Allah
mereka bertawakal.Adapun ertinya bersaksilah aku tiada yang nyata hanya Allah,iaitubersaksilah
aku dengan telingaku,mataku,otakku,kulitku,dagingku,kakiku, danseluruh tubuhku yang zahir
dan batin aku,tiada yang nyata kecuali Allah jua.Akumelihat dan mendengar dengan penglihatan
Allah dan pendengaran Allah,tiadaaku merasa ,Allah lah merasa,tiada aku berkehendak,Allah lah
yang berkehendak,tidak aku berkuasa,Allah lah yang
berkuasa...tidak....tidak...tidakkkk...HANYAALLAH SEMATA-MATA
.Seperti firman Allah;..."Dimana sahaja kamu berhadap disitulah wajah Allah".Cara ini
adalah dengan kita menafikan diri kita yang zahir ini dan mengisbatkandiri kita yang
batin (Allah).

Adapun ertinya "dan bersaksilah aku bahawa diriku yangzahir ini adalah menanggung diri rahsia
Allah semata-mata.Di dalam kalimah ini kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahawa diri kita
jasmaniinilah yang menanggung dan membawa rahsia Allah (diri batin) dan diri kita yangzahir
inilah juga yang menjadi dalil awal akan ujudnya Allah Tuhan semesta alam.Dengan yang
demikian fahamlah kita bahawa kalimah sahadat itu adalah kalimahhakikat yang menyatakan
penyambungan diantara badan jasmani dengan badanruhani kita,ianya tidak boleh dipisahkan
dan diceraikan diantara satu dengan lain.Oleh kerana kita faham dengan hujung jatuhnya
kalimah sahadah itu adalahhakikat penyambungan diantara ruhani dengan jasmani,maka
setengah ulama'berpendapat bahawa tidak wajar bagi kita untuk melafazkan kalimah
sahadahtersebut secara mewakafkan bacaan dimana-mana bahagian kalimah dua kalimahsahadah
tersebut,adalah tidak kita mewakafkan di kalimah ALLAH seperti yangdiamalkan oleh
kebanyakan orang jahil di dalam hakikat dua kalimahsahadah,kerana pada hakikatnya kita telah
mengetahui bahawa tubuh kalimah duasahadah tersebut adalah gabungan ruhani dan jasmani
kita.

Adapun ucapan dua kalimah sahadah yang hanya disebut dilafazkan dimuluttampa mengerti
apakah sebenar hakikat sahadah tersebut adalah dinamakansahadah tanda,hujung jatuh akan
hakikat sahadah tanda ini adalah bertujuansupaya satu-satu masyarakat yang mengaku diri
mereka islam,turut samamengiktiraf bahawa manusia yang mengucap dua kalimah sahadah
semacam tadiadalah berugama islam seperti mereka juga. tetapi sebenarnya sahadah
sedemikianitu adalah kosong dan tidak memberi erti apa-apa serta tidak bermaya, ertinya jikadi
ibaratkan besi maka besi seperti inilah besi tawar yang tidak pernah mengertiapa makna tajam,ia
hanya bergelar besi tetapi tidak berguna untuk apa-apa juapun kerana perlu di tegaskan
bergunanya besi bagi sebilah pisau adalah keranatajamnya.Tajam itulah sebenar benar tubuh
pisau itu,oleh sebab itu bagi merekayang hanya mengerti melafazkan dua kalimah sahadah tetapi
jahil daripadamengerti hakikat sahadah maka manusia begini adalah manusia islam minannasdan
ianya bukan sekali kali islam minallah,oleh itu untuk menjadi islam minallahmaka seseorang itu
haruslah mengerti dan mengetahui dan memahami serta dapatduduk pada hakikat sahadah
sebenarnya. HURUF-HURUF KALIMAT SAHADAT 24 HURUF MELAMBANGKAN 24
JAMSEHARI SEMALAM. Adapun kalimah sahadat ini hendaklah dijadikan darah daging kita
pada siang malamselama 24 jam ertinya hidup kita,mati kita,bangkit kita dihari kiamat nanti
adalah dengankalimah sahadat
ertinya:hidupku didalam dunia ini,matiku dan bangkitku dihari akhir nanti didalamkalimah
(sahadat) dan insallah aku menjadi orang yang amin. disamping itu diingatkan bahawa didalam
kalimah tauhid jiga mengandungi 24 huruf semuanya bagi menandakan kehidupan manusia 24
jam dalam sehari semalamsebagaimana yang dinyatakan dalam bab yang lalu bahawa kalimah
sahadat itu adalah pada menyatakan perihal diri ruhani dan jasmani kita.Kalimah ini adalah
tersangat penting didalam penghidupan kita untuk menuju kepada Allah Subhanahu wataala.
Oleh itu janganlah dipisahkan manusia samasekali dua kalimah sahadat didalamkehidupan
kita,jika ingin menjadi manusia yang diredhai di dunia dan diakhirat dan jangan sekali2 kita mati
tampa kalimah sahadat.
( 24 huruf) (bagi mengisyaratkan kehidupan/penghidupan manusia 24 jam sehari semalam.) Ahli
Makrifat itu tidak mempunyai makrifat jika ia tidak mengenal Allah dari segalasudut dan dari
segala arah mana saja ia menghadap. Ahli Hakikat hanya ada satu arahiaitu ke arah Yang Hakiki
itu sendiri. "Ke mana saja kamu memandang, di situ ada Wajah Allah" (Al-Qur-an) "Ke mana
saja kamu memandang", sama ada dengan deria atau akal atau khayalan, makadi situ ada Wajah
Allah". Oleh itu dalam tiap-tiap ain [di mana] ada ain (Zat Ilahi) dansemuanya adalah "La ilaha
illalLah" (Tiada Tuhan Melainkan Allah).
Dalam "La ilaha illalLah" semua wujud ada terkandung, iaitu Wujud Semesta Raya danWujud
secara khusus; atau Wujud atau apa yang dianggap Wujud; atau wujud Hakiki danWujud
makhluk. Wujud makhluk tertakluk kepada kepada "La ilaha" yang bererti bahawa segala-
galanyakecuali Allah adalah kosong(batil), iaitu dinafikan bukan diisbatkan. Wujud
Hakikitermasuk dalam "illaLlah". Oleh itu semua kejahatan tertakluk di bawah "La ilaha"
dansemua yang dipuji tertakluk di bawah "illaLlah". Semua wujud terkandung dalam
mengisbatkan Keesaan (La ilaha illaLlah) dan andamesti memasukkkannya juga dalam
menamakan hamba yang paling mulia (dalammengatakan Muhammadun RasuluLlah).
"Muhammadun RasuluLlah" ini mengandungi tiga alam.

Muhammad itu menunjukkan Alam Nyata(Alam Nasut); iaitu alam yang boleh dipandangdengan
deria(senses). Rasul itu menunjukkan Alam Perintah(Alam Malakut); iaitu Alam batin
berkenaanrahsia-rahsia tanggapan yang mujarad; dan ini terletak antara yang muhaddas
denganYang Qadim. Nama Ilahi(Allah) itu menunjukkan Alam Pertuanan(Alam Jabarut). Lautan
darinyaterpancar pengertian dan tanggapan. "Rasul" itu sebenarnya pengantara yang muhaddas
dengan Yang Qadim; kerana tanpa diatidak akan ada wujud, kerana jika yang muhaddas bertemu
dengan yang Qadim, maka binasalah yang muhaddas dan tinggallah Yang Qadim.
Apabila Rasul diletakkan pada tempatnya yang wajar pada kedua itu, maka barulah alamini
diperintahkan, kerana pada zhohirnya ia adalah hanyalah seketul tanah liat, tetapi batinnya ia
adalah khalifah Allah. Pendeknya, maksud mengisbatkan Tauhid itu tidaklah sempurna dan
tidaklah meliputitanpa diisbatkan Keesaan atau Tauhid Zat, Sifat dan Lakuan. Pengisbatan itu
difahamidari "Muhammadun RasuluLlah". Apabila seorang ahli Makrifat berkata "La-ilaha
illaLlah" maka ia ketahui padahakikatnya bukan hanya pada majazi sahaja, iaitu tidak ada jalan
lain melainkan Allah.Oleh itu wahai saudaraku, janganlah hanya mengucapkan dengan mulut
saja syahadahyang mulia ini, kerana dengan itu mulut sajalah yang akan mendapat manfaatnya.
Dan ini bukanlah matlamat yang hendak dituju. Yang pentingnya ialah Mengenal Allah
sebagaimana Ia sebenarnya."Allah itu dahulu seperti Ia sekarang jua tanpa sekutu, dan Ia
sekarang seperti Ia dahulu jua". Fahamilah ini, dan anda tidak akan dibebankan lagi dengan
penafian, dan tidak ada yangtinggal bagi anda lagi melainkan pengisbatan agar apabila anda
berkata anda akan berkata; "Allah, Allah, Allah". Tetapi kini hati anda dibebankan dan
pandangannyalemah. Semenjak anda dijadikan anda hanya berkata; La-ilaha........ tetapi bilakah
penafian itu akan berkesan?. Bahkan ia tidak berkesan kerana penafian itu hanya denganlidah
sahaja. Jika anda nafikan dengan Akal iaitu dengan Hati anda dan rahsia anda yang paling dalam,
maka seluruh alam ini akan lenyap dari pandangan anda dan anda akanlihat Allah sendiri,
bukannya diri anda sendiri dan juga makhluk-makhluk lain.
KaumSufi menafikan wujud yang lain kecuali Allah. Maka mereka mencapai kedamaian
dankerehatan dan terus memasuki KalamNya. Mereka tidak akan keluar lagi. Tetapi
penafiananda tidak ada langsung hujungnya............ Ghirullah(selain Allah) tidak akan lenyap
dengan hanya mengatakan "tidak" dengan lidahsahaja; dan belum sempurna juga lagi dengan
mata keimanan dan keyakinan, tetapi akanlenyap dengan pandangan secara langsung dan
berhadapan muka."Sesungguhnya Allah itulah matlamat anda yang terakhir" (Al-Qur'an).Dialah
sumber segala-galanya. Maka anda tidak perlu lagi nafi dan tidak perlu isbat. Iniadalah kerana
Yang Wajib itu telah memangnya isbat walaupun belum anda isbatkan, danyang ghairullah itu
sememangnya nafi walaupun sebelum anda nafikan. Tidakkah anda ingin menemui guru yang
dapat mengajar anda bagaimana menafikanghairullah dan membawa anda kepada kedamaian di
mana anda dapati tidak ada yanglain kecuali Allah?.
Maka barulah anda hidup dengan Allah dan dapat menjadi penghuni"Dalam tempat tinggal
orang-orang yang ikhlas di Majlis Tuhan Yang Maha Agung", danini adalah semuanya hasil
daripada ingat anda dan makrifat anda bahawa "Tiada Tuhanselain Allah". Anda tahu kata-kata
Syahadah itu sahaja dan yang paling dalam yang anda tahu ialah berkata; "Tidak ada yang patut
disembah melainkan Allah". Ini adalah pengetahuanorang-orang awam(biasa) tetapi apakah
kaitannya dengan pengetahuan atau ilmu orang-orang Sufi?.Pengetahuan anda yang sekarang
itulah yang menghalang anda memahami pengetahuanorang-orang pilihan(Sufi). Masihkan anda
menafikan pengetahuan yang didapati dari bimbingan guru menuju Hakikat, padahal mereka
yang dipimpin itu memandang tidak yang wujud kecuali Allah? Mereka bukan sahaja mengenal
Allah dengan Iman dankeyakinan saja, tetapi mereka memandang dengan cara pandangan yang
terus tanpahalangan. Omong kosong tidak sama dengan melihat, bertemu muka. Rujuklah
mereka yang arif billah..
Dicatat oleh Wan Adeli pada 7:24 PTG

Anda mungkin juga menyukai