Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KADAR KAFFEIN TOTAL DALAM

CUPLIKAN URIN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


Mahasiswa mampu menentukan kadar Kaffein total dalam cuplikan urin.
Mahasiswa mampu
Mahasiswa mampu

1.2 DASAR TEORI

Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain yaitu kafein, tein,
atau 1,3,7-trimetilxantin. Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila tidak
mengandung air, kafein meleleh pada suhu 2340C 2390C dan menyublim pada suhu yang
lebih rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air
dingin dan alkohol.

Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun
teh, daun mete, biji kola, biji coklat dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat
molekul 194,19 gram/mol. Dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein 1 %
dalam air ). Secara ilmiah, efek kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang
ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta
memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia) dan
denyut jantung tak beraturan (tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein
dibandingkan jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan
daun teh yang sangat cepat, sementara penghancurannya sangat lambat (Day dan
Underwoood, 2002).

Kafein merupakan alkaloid kristal xanthine berwarna putih dan rasanya pahit yang bisa
digunakan sebagai perangsang syaraf (psychoactive stimulant) dan juga memiliki efek
diuretik (gampang beser) pada manusia dan hewan. Kafein ditemukan oleh ahli kimia
Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Dia menamainya dengan
istilah "kaffein", yaitu sebuah senyawa kimia yang ada pada kopi, yang dalam logat Inggris
menjadi caffeine. Kafein juga dinamai "guaranine" karena ditemukan pada
guarana, "mateine" ketika ditemukan pada mate, dan "theine" ketika ditemukan pada teh.
Semua nama ini merupakan sinonim dari kafein (Anomim, 2008).
Pada manusia, kafein merupakan perangsang sistem saraf pusat (central nervous
system-CNS), memiliki efek sementara menghilangkan kantuk dan mengembalikan
kesadaran. Banyak minuman yang mengandung kafein, misalnya kopi, teh, minuman ringan
dan minuman energi. Kafein merupakan zat psychoactive yang paling bayak dipakai
diseluruh dunia, tapi tak seperti zat lainnya, kafein legal dan tidak dibawah kendali Undang-
undang. Di Amerika Utara, 90% orang dewasa mengkonsumsi kafein setiap hari.
Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika mendaftarkan kafein sebagai"Multiple
Purpose Generally Recognized Safe Food Substance". Suatu studi tahun 2008 menyatakan
bahwa perempuan yang mengkonsumsi 200 milligram atau lebih kafein perhari memiliki dua
kali risiko keguguran daripada wanita yang tidak mengkonsumsi kafein, namun studi lain
tahun 2008 menyatakan tidak ditemukan hubungan antara keguguran dan konsumsi kafein
(Soraya, 2008).
BAB II
METODOLOGI KERJA

2.1 ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
Gelas ukur
Pipet gondok
Sentrifuse
Spektrofotometri

B. BAHAN
Aquades
Kaffein
Urin

2.2 CARA KERJA

PROBANDUS

URIN BLANGKO
Diminum Kaffein dengan 200ml air.

Dikumpulkan cuplikan urin dengan interval waktu jam ke 1, 2, 3, 4, 5 dan ke 6.

Diukur volume total masing-masing sample urin

Dipipet sebanyak 10 ml untuk setiap sample.

Dilakukan sentrifuse untuk setiap sample untuk memisahkan urin dari darah, protein dll..

Dihitung serapan masing-masing sample dengan spektrofotometri.

Dibuat kurva ARE dan Eksresi Renal dari data serapan yang didapatkan

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan

Keteranga waktu volume absorbansi


n
blanko 18.30 66 ml 0,001
C1 19.00 23 ml 0,003
C2 19.30 24 ml 0,118
C3 20.00 15 ml 0,223
C4 20.30 35 ml 0,22
C5 21.00 106 ml 0,198
C6 21.30 150 ml 0,153

B. Perhitungan
Persamaan linear
y = 0,0526x + 0,0894
R2= 0,9995

Perhitungan (cu)

X =
y 0,0894
0,0526
0,0030,0894
1. C1 = 0,0526 = 0,239

0,1180,0894
2. C2 = 0,0526 = 0,334

0,2230,0894
3. C3 = 0,0526 = 2,52

0,220,0894
4. C4 = 0,0526 = 2,482

0,1980,0894
5. C5 = 0,0526 = 2,045

0,1530,0894
6. C6 = 0,0526 = 1,119
Metode Perhitungan ARE

Metode Perhitungan RENAL


C. Pembahasan

Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu pada analisis kaffein total
dalam cuplikan urin. Percobaan cuplikan urin ini dilakukan dengan dikumpulkan secara
berskala selama 31/2 jam , setelah pemberian produk kaffein didapatkan total urin sebesar 419
ml. kemudian percobaan dilakukan dengan cara sentrifuse, yang bertujuan untuk pemisahan
lapisan yang terbentuk antara obat dan bahan lainnya seperti darah, dan protein. Lalu
dilakukan uji spektrofotometer, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai absorbansi yang
akurat.

Secara farmakokinetik kaffein diabsorbsi diusus halus dan didistribusikan keseluruh


jaringan bersama darah dan dimetabolisme oleh enzim sitokrom puso dihati menjadi
metabolitnya yaitu paraxantin (84%), reobromin (12%), dan teofilin (4%), dan
dimetabolisme lebih lanjut sampai berikatan dengan reseptor dan dikeluarkan melalui urin.

Dari hasil yang diperoleh pada analisis kaffein total dalam cuplikan urin ini sesuai
perhitungan dari metode ARE dan RENAL, metode ARE didapat t 1/2 = 30 menit dan R2 =
0,9902, sedangkan dari metode RENAL didapat t 1/2 = 1 jam dan R2 = 0,981. Menurut
literature dari (nawrot et al, 2003) literatur dan waktu paruh eliminasi berkisar 3-7 jam.
Artinya dimana hasil yang diperoleh dengan menurut literature yang ada sangatlah berbeda,
hal ini disebabkan mungkin dari proses ADME probandus tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN

Waktu paruh dari metode ARE didapat t 1/2 = 30 menit dan R2 = 0,9902, sedangkan dari
metode RENAL didapat t1/2 = 1 jam dan R2 = 0,981.
Waktu paruh yang diperoleh lebih cepat dibandingkan dengan waktu paruh sesuai
literature yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Kafein Alias Caffein : Senyawa Kimia Kopi.
http://www.kungfuchem.blogspot.com.html, diakses tanggal 9 November 2008.
Day Jr R.A. dan A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Soraya, Nurlita. 2008. Isolasi Kafein Dari Limbah Teh Hitam CTC Jenis Powdery secara
Ekstraksi. Bogor : Fateta, IPB.
Maughan, RJ; Griffin J (2003). Caffeine Ingestion and thin balance a review. J Human
Nutrifion Dietetics 16:411-20.

Anda mungkin juga menyukai