A. Hasil
1. Gambaran Produk (Tahu Mahkota)
1. Nama Produk : Tahu Mahkota
2. Deskripsi Produk : Tahu mahkota merupakan suatu hidangan
makan sore yang disajikan sebagai lauk
Nabati dengan telur puyuh, kornet, serta
bumbu seperti bawang merah, bawang putih,
lada dan garam lalu dicetak dan di kukus..
Dimasak (dikukus) hingga matang sekitar 60
menit dan di goreng hingga matang 10-15
menit. Disajikan dalam piring saji dengan
keadaan tertutup dan didistribusikn kepada
pasien
3. Bahan Utama : Tahu
4. Bahan Tambahan : Telur puyuh, Telur ayam, kornet, bawang
merah, bawang putih, daun bawang, minyak,
Tepung Panir lada dan garam.
5. Cara Penyajian
a. Siapkan semua bahan yang akan di olah, Tahu, Telur
puyuh. Telur Ayam, Kornet, bawang merah, bawang putih,
Tepung Panir, garam dan merica.
b. Cuci semua bahan makanan (Tahu, Telur puyuh. Telur
Ayam, daun bawang, bawang merah, bawang putih)
c. Semua bahan di campur jadi satu lalu dihaluskan kecuali
telur puyuh.
d. Rebus telur puyuh sampai matang.
e. Siapkan Cetakan lalu masukan kedalam cetakan dan beri
di atasnya telur puyuh yang telah matang.
f. Tunggu 10-25 menit sampai Tahu Mahkota Masak.
g. Tahu Mahkota Siap disajikan.
6. Konsumen : Pasien VIP, Utama, Kelas I, II dan III RSUD
Cibinong.
7. Cara Penyimpanan :
8. Cara Distribusi : Distribusi dilakukan dengan cara
desentralisasi. Jika desentralisasi Makanan
diletakkan ke dalam piring kemudian
didistribusikan kepada pasien VIP dan utama
dengan pasien kelas III, jika sentralisasi
Mahkota Telur disajikan dalam plato-plato
kemudian langsungdidistribusikan. disajikan
dalam plato-plato kemudian langsung di
distribusikan.
9. Cara mengkonsumsi : Menggunakan piring saji, plato dan sendok
a. Penerapan Prinsip HACCP Pada Pembuatan Rollade Telur
FORMULIR 1. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHANNYA
Nama Masakan :Tahu Mahkota
Bahan Mentah/
Bahaya (B(M)/
No Ingridien/ Bahan Jenis Bahaya Cara Pencegahan
K/F)
Tambahan
1. Tahu B.F.K B : Serangga Penerimaan Harus Sesuai
F : Kotoran Hancur Spesifikasi Bahan Makanan
K : Formalin, Berlendir
2. Telur Puyuh M, F M : Kontaminasi dengan Pilih telur puyuh yang segar,
bakteri Salmonella sp. cangkangnya tidak retak,
serta bersih.
F : Terdapat kotoran dari luar penyimpanan yang baik (tidak
baik debu maupun binatang. ditimpah dengan barang yang
lebih berat)
Perubahan warna menjadi Pemasakan sampai matang
kehitaman dan berbau busuk.
Menjaga hygiene dan sanitasi
alat pengolahan dan petugas
pengolahan.
3. Telur Ayam M, F Kontaminasi dengan bakteri Pilih telur ayam yang segar,
Salmonella sp. cangkangnya tidak retak,
serta bersih.
Terdapat kotoran dari luar baik penyimpanan yang baik (tidak
debu maupun binatang. ditimpah dengan barang yang
lebih berat)
Perubahan warna menjadi Pemasakan sampai matang
kehitaman dan berbau busuk. Menjaga hygiene dan sanitasi
alat pengolahan dan petugas
pengolahan.
4. Kornet B,F,K B : Serangga Penerimaan Harus Sesuai
F : Kotoran Hancur Spesifikasi Bahan Makanan
K : Formalin, Berlendir
5. Merica (Lada) F,B(M) Bebas dari serangga Disimpan di tempat yang
hidup/mati, bebas dari bagian kering dan tertutup rapat
yang berasal dari binatang
Batas waktu penggunaan
( kadaluwarsa)
Suhu ( Kelembaban)
6. Garam F, K F : Kontaminasi binatang kecil. Pilih garam yang kering,
K : Adanya zat Pemutih.
bersih, murni.
Simpan garam ditempat
tertutup dan kering.
7. Bawang Merah B, F, K B : Serangga Penerimaan Harus Sesuai
F : Kotoran Hancur Spesifikasi Bahan Makanan
K : Formalin, Berlendir
8. Bawag Putih B, F, K B : Serangga Penerimaan Harus Sesuai
F : Kotoran Hancur Spesifikasi Bahan Makanan
K : Formalin, Berlendir
9. Daun Bawang F,K Kontaminasi dengan hama atau Dicuci bersih agar terbebas
serangga dari sisa tanah dan pestisida
KELOMPOK BAHAYA
BAHAN/
No. KATEGORI RESIKO
INGRIDIEN A B C D E F
1. Tahu - - - - - - 0
2. Telur Puyuh - - - - - - 0
3. Telur Ayam - - - - - - 0
4. Kornet - - - - - - 0
5. Bawang Merah - - - - - - 0
6. Bawang Putih - - - - - - 0
7. Daun Bawang - - - - - - 0
8. Merica - - - - - - 0
9. Garam - - - - - - 0
10. Minyak - - - - - - 0
11. Tepung Panir - - - - - - 0
Keterangan :
A : Produk untuk konsumen berisiko tinggi
B : Mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya biologis/kimia/fisik
C : Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya
D : Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E : Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi /konsumsi
F : Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
Tabel 3. Kategori Resiko
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap bahan makanan yang digunakan pada pembuatan mahkota telur,
maka dapat diketahui bahwa kategori resiko bahaya pada masing-masing bahan Tahu, Telur Puyuh, kornet,bawang merah,
bawang putih,, merica dan garam termasuk kategori resiko bahaya 0 karena tidak mengandung bahaya antara bahaya Asampai
dengan F.
FORMULIR 3. PENERAPAN HACCP
Nama Produk : Mahkota Telur
CCP (BAHAN/
SUMBER CARA TINDAKAN DIAMATI
TAHAP CCP BATAS KRITIS PEMANTAUAN HASIL PENGAMATAN
BAHAYA PENGENDALIAN KOREKSI YA | TIDAK
PROSES)
6. Bawang Biologis, 3 Tidak menerima - Bahaya fisik Observasi Penerimaan secara - Pada bawang merah
Putih Fisik , kimia bawang putih seperti kotoran penerimaan teliti sesuai dengan tidak ditemukan bahaya-
yang tidak sesuai tanah, akar bawang daun. spesifikasi daun bahaya fisik seperti
spesifikasi. dan serangga. bawang yang adanya kotoran, akar,
dibutuhkan. serta serangga.mataupun
bau busuk
7. Daun Fisik , kimia 2 Tidak menerima - Bahaya fisik Observasi Penerimaan secara - Pada daun bawang yang
Bawang daun bawang yang seperti kotoran penerimaan teliti sesuai dengan digunakan dalam proses
tidak sesuai tanah, akar bawang daun. spesifikasi daun pembuatan rollade telur
spesifikasi. dan serangga. bawang yang tidak ditemukan bahaya-
dibutuhkan. bahaya fisik seperti
adanya kotoran, akar,
serta serangga. Daun
bawang yang diterima
bersih dan berwarna
hijau segar.
(Daun Bawang yang
- Bekas pestisida digunakan telah sesuai
yang
menempel dengan spesifikasi)
pada daun.
8. Garam Fisik, Kimia 2 Tidak menerima - Bahaya fisik Observasi Penerimaan secara - Garam yang digunakan
garam yang tidak seperti penerimaan teliti sesuai dengan tidak menggumpal dan
sesuai spesifikasi. menggumpal garam spesifikasi garam tidak berair.
dan berair. yang dibutuhkan.
- Tanggal
kadaluarsa. - Garam yang digunakan
tidak melewati batas
kadaluarsa sehinggabaik
untuk digunakan.
9. Merica Fisik 2 Tidak menerima - Bahaya fisik Observasi Penerimaan secara - Merica yang digunakan
merica yang tidak seperti penerimaan teliti sesuai dengan tidak menggumpal dan
sesuai spesifikasi. menggumpal merica spesifikasi merica tidak berair.
dan berair. yang dibutuhkan.
PENCUCIAN
4. Telur ayam Fisik, 2 Pencucian telur - Bahaya fisik, Observasi pada Telur ayam dicuci
Mikrobiolog dengan Kotoran yang tahap pencucian. pada air mengalir
i menggunakan air masih sampai bersih.
mengalir dan menempel
bersih. pada cangkang
telur.
PENGOLAHAN
Pemecahan Mikrobiolog 2 Penjamah - Kotoran yang Observasi Penjamah teliti dan - Telur puyuh di rebus lalu
telur Puyuh i menggunakan masih hati-hati dalam di alirkan pada air yang
Fisik sarung tangan menempel memecahkan telur mengalir dipecahkan
(hand gloves) serta dicangkang hati-hati sehingga tidak
menggunakan serta pecahan terdapat serpihan kulit
masker kulit telur telur yang masuk ke
dalam adonan dalam
pembuatan Tahu
Mahkota
Pemecahan Mikrobiolog 2 Penjamah - Kotoran yang Observasi Penjamah teliti dan - Telur ayam di pecahkan
telur Ayam i menggunakan masih hati-hati dalam jangan sampai mengenai
Fisik sarung tangan menempel memecahkan telur cangkang telur lalu di
(hand gloves) serta dicangkang masukan dalam adonan
menggunakan serta pecahan Tahu Mahkota
masker kulit telur
Penambahan Biologis 3 Penjamah - Kotoran dari Observasi Penjamah harus - Membersihkan alat untuk
kornet Kimia menggunakan alat yang hati-hati mengambil kornet
Fisik sarung tangan digunakan mencampurkan dengan bersih sehingga
(hand gloves) serta seperti sendok kornet ke dalam tidak terdapat kotoran
menggunakan adonan
masker
Pencam-puran Biologis 3 Penjamah harus - Kotoran pada Observasi Penjamah harus - Sebelum memotong
bawang merah Fisik menggunakan saat hati-hati bawang menjadi kecil-
Kimia sarung tangan pemotongan mencampurkan kecil, pisau dan talenan
(hand gloves)serta bawang merah bawang merah ke yang digunakan telah
menggunakan dalam adonan dicuci bersih terlebih
masker dahulu sehingga bawang
merah bersih dari
kotoran
Pencam-puran Fisik 2 Penjamah harus - Kotoran pada Observasi Penjamah harus - Sebelum memotong
daun bawang menggunakan saat hati-hati daun bawang menjadi
Kimia sarung tangan pemotongan mencampurkan daun kecil-kecil, pisau dan
(hand gloves)serta daun bawang bawang ke dalam talenan yang digunakan
menggunakan adonan telah dicuci bersih
masker terlebih dahulu sehingga
daun bawang bersih dari
kotoran
- Kotoran
- Tidak adanya kotoran
(tanah) yang
pada daun bawang saat
masih
akan dicampurkan ke
menempel dalam adonan
pada daun sebelumnya yaitu telur
bawang dan bawang merah,
bawang putih
Pencam-
puran bahan
Tahu + kornet Fisik, 2 Penjamah - Bahaya fisik Observasi selama Menjaga kebersihan - Penjamah
Telur Mikrobiolog menggunakan tercemar pencampuran alat, Menjaga makananmenggunakan
Ayam+bawang i sarung tangan, benda asing. bahan. kebersihan petugas sarung tangan, masker
merah + celemek dan tutup pengolahan. dan alat yang sudah
bawang putih kepala serta dibersihkan sehingga
+daun bawang memperhatikan pada saat pencampuran
+ merica + kebersihan diri, bahan tidak terdapat
garam memakai sarung benda asing seperti
tangan, setelah kotoran yang masuk ke
pengolahan dalam adonan.
sebaiknya - Bahaya
mahkota telur mikrobiologi
langsung ditutup terdapat
agar terhindar dari bakteri.
berbagai macam
bahaya pangan
seperti adanya
serangga
Pengukusan Fisik, Kimia 2
Adonan Tahu 1. Penggunaan - suhu Observasi Pengaturan suhu dan Pengukusan dilakukan
Mahkota suhu yang pengukusan pengukusan waktu pengukusan dengan baik 45-60
sesuai. 100 c yang tepat. menit.
2. Penggunaan
alat yang
bersih.
Penggorengan
Adonan Tahu Fisik, kimia 2 1. Penggunaan - minyak Observasi Pengaturan suhu dan Penggorengan dilakukan
Mahkota suhu yang penggorengan waktu penggorengan dengan baik 10- 15
sesuai. yang tepat. menit.
2. Penggunaan
alat yang
bersih.
5. Bawang Merah Kering, bersih, padat, besar, segar, tua dan tidak
busuk, besar merata, nilai gizi per 100 gr energi
46kal,fosfor 40mg
6. Bawang Putih Kering, bersih, padat, besar, tua dan tidak busuk,
besar merata, nilai gizi per 100 gr, energi 112 kal,
fosfor 134 mg
3. Daun Bawang Lokal
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan di Instalasi
Gizi dan Dietetik Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong mengenai pengolahan
Tahu Mahkota diketahui bahwa bahan yang digunakan adalah Tahu, Telur Puyuh
Telur ayam, telur ayam, wortel, daun bawang, Tepung Panir, seledri, garam, dan
merica.
Berdasarkan hasil pengamatan, bahan yang digunakan sudah sesuai
dengan spesifikasi pemesanan bahan, misalnya :
Tahu yang digunakan berkualitas baik, tidak hancur, padat, bersih, tidak
berformalin
Telur puyuh yang digunakan berkualitas baik, cangkangnya tidak retak,
tidak terdpat kotoran pada cangkang telur dan tidak berbau busuk.
Telur ayam yang digunakan berkualitas baik, cangkangnya tidak retak,
tidak terdpat kotoran pada cangkang telur dan tidak berbau busuk.
Kornet yang digunakan berkualitas baik, kemasan tidak rusak, tiak penyok
Bawang merah yang digunakan masih segar dan daun tidak rusak.
Bawang putih yang digunakan masih segar dan daun tidak rusak.
Daun bawang yang digunakan masih segar dan daun tidak rusak.
Merica yang digunakan adalah merica yang terdapat dalam kemasan, tidak
melewati batas kadaluarsa, serta tidak menggumpal.
Garam yang digunakan adalah garamyang beryodium,bersih dari kotoran
dan tidak menggumpal.
Minyak yang digunakan Bersih dan bau nya tidak tengik
Tepung panir kuning, kering, murni, tidak kadaluwarsa, isi 100gr/ktk,
kemasan kardus bersih, nilai gizi per 100 gram : energi 341 kal, KH
85 g
Sedangkan alat yang digunakan cukup memenuhi sanitasi dan higyene.
Bentuk perlakuan yang dilakukan oleh penjamah sudah sesuai dengan
perlakuan dalam proses pengolahan otak-otak telur seperti dimulai dengan
mempersiapkan bahan yang akan digunakan kemudian pengolahan bahan
sampai perebusan hingga matang.
Porsi masing-masing bahan dan nilai gizi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
% % % %
Bahaya yang dapat terjadi pada Tahu mahkota adalah bahaya biologis, fisik
dan mikrobiologi. Bahan pangan yang mudah rusak beresiko mengandung bahaya
biologis dan mikrobiologi karena tercemar oleh mikrobiologis kontaminasi
Salmonella sp, bakteri pembusuk (Kapang). Mutu makanan dari segi
mikrobiologis meliputi makanan yang bersih dan higienis, tidak mengandung
kuman penyakit. Makanan yang dikonsumsi haruslah bebas dari kuman penyakit
yang biasa ada dalam makanan. Untuk dapat menjamin bahwa makanan yang
dihasilkan bebas dari penyakit maka seluruh tahapan dalam pengolahan makanan
mulai dari pembelian bahan, penyimpanan, produksi, sampai akhirnya konsumsi
haruslah memenuhi standar tertentu. Oleh sebab itu sistem monitoring haruslah
baik.
Dalam pengolahan tahu mahkota pada instalasi gizi RSUD Cibinong pada
umumnya sudah baik. Hal ini dapat dilihat pada proses persiapan semua peralatan
yang akan digunakan dan para penjamah makanan juga sudah menggunakan alat
keselamatan kerja seperti celemek dan tutup kepala untuk yang laki-laki serta
jilbab bagi penjamah perempuan.