Anda di halaman 1dari 18

1

BERMAIN DAN PERMAINAN

Oleh

SALIMAH KOMALARATNA

Dosen Pengampu: Mulyana, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


AN NUR LAMPUNG
LAMPUNG SELATAN
2016/2017
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas

limpahan rahmat dan kasih sayangnya sehingga kami dapat

menyusun makalah ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Dalam makalah masih banyak kekurangan baik isi maupun dalam

penulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif

sangat kami harapkan agar kedepannya dapat melakukan yang

lebih baik lagi.

Akhirnya kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua umumnya bagi para pembaca dan penyusun khususnya.

Lampung Selatan, Januari 2017

Penulis
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara cara membaca Al-Quran

dengan sebaik baiknya. Memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan

perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca merupakan tujuan

dari Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca

Al-Quran dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu Ain. Banyak

dalil wajib mewajibkan mempraktekan tajwid dalam setiap pembacaan Al-Quan.

Salah satunya adalah Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan / tartil

(bertajwid) [Q.S Al-Muzzammil (73):4]. Salah satu ayat ini sudah jelas bahwa Allah

SWT memerintahkan Nabi SAW untuk membaca Al-Quran yang diturunkan

kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah penucapan setiap huruf-hurufnya

(bertajwid).

Pengenalan Ilmu tajwid untuk anak-anak tingkat madrasah ataupun setara dengan SD

sudah diajarkan, namun permasalahannya adalah siswa kurang memperhatikan guru

saat mengajar dikarenakan Ilmu Tajwid ini susah dan membosankan untuk dipelajari.

Seperti yang diketahui bersama permasalahan ini disebabkan karena kurangnya

motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu sangatlah penting bagi

para guru dalam menemukan metode-metode yang efektif untuk meningkatkan

motivasi siswa-siswi mereka.

Pengetahuan mengenai tajwid kepada para peserta didik diberikan melalui sebuah

pendidikan karena hanya melalui pendidikan mereka dapat secara intensif belajar dan
2

dapat memahami secara keseluruhan. Sebuah pendidikan menjadi penting karena

melalui pendidikan yang telah dianjurkan dalam alquran dan juga alhadist termasuk

kewajiban yang harus diperoleh oleh setiap orang mukmin.

B. Rumusan Masalah

Menurut latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa yang di maksud dengan tajwid ?


2. Apa pengertian izhar ?
3. Bagaimanakah hukum bacaan nun mati dan tanwin?
4. Bagaimanakah hukum bacaan mim mati?
5. Bagaimanakah pandangan alquran tentang ayat tarbiyah?
6. Apasajakah hadist tentang tarbiyah?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin di ketahui pada makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan tajwid


2. Untuk mengetahui apa pengertian idhar
3. Untuk mengetahui ada berapa hukum bacaan nun mati dan

tanwin
4. Untuk mengetahui hukum bacaan mim mati?
5. Untuk mengetahui pandangan alquran tentang ayat tarbiyah
6. Untuk mengetahui hadist tentang tarbiyah

BAB II

PEMBAHASAN
3

A. Pengertian Tajwid

Tajwid menurut lughot (etimologi) adalah mendatangkan atau

membaca dengan baik. Sedangkan menurut istilah (terminologi)

adalah Ilmu yang dengannya kita dapat mengetahui bagaimana

cara mengucapkan huruf-huruf Al-quran, baik tebal tipisnya,

panjang pendeknya (mad-qosnya), sifat-sifatnya, serta cara

membacanya dengan baik.

B. Faedah (Kegunaan) Ilmu Tajwid

Faedah mempelajari Ilmu Tajwid adalah Untuk mencapai kebenaran

semaksimal mungkin dalam membaca Al Quran sesuai yang

diterima dari Nabi Muhammad SAW

C. Hukum Mempelajari Tajwid

Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardlu Kifayah, sedang

mengamalkannya adalah Fardlu Ain bagi tiap-tiap kaum muslimin

dan muslimat yang sudah mukallaf.

D. Hukum bacaan nun mati ( ) atau tanwin

Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah

hukum bacaannya ada empat macam, yaitu: Idhhar, idgham, iqlab

dan ikhfa.

1. Idhar ( )
4

Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (


/ )

bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut

idhar. Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu:

Contoh bacaan idhar:

No Huruf Nun mati ( ) Tanwin


1


2


3

4


5
6

2. Idgham ( )

Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau

tanwin bertemu salah satu huruf dari huruf maka wajib

dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun

mati/tanwin (
/ ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga

bunyi nun mati atau tawin tidak terdengar sama sekali.

Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan

idgham bila ghunnah.

a. Idgham bighunnah (

)

Idgham bighunnah artinya memasukkan atau melebur dengan

dengung (ghunnah) yaitu bila nun mati atau tanwin bertemu salah

satu huruf idgham bighunnah yang empat yaitu: Hukum bacaannya

wajib dibaca berdengung (bighunnah) dengan meleburkan suara

nun mati/tanwin ke dalam huruf yang ada di depannya.

Contoh bacaan idgham bighunnah:

No Huruf Nun mati ( ) Tanwin ( )


1






5

2



3

4


Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun

mati berada dalam satu kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar

atau bunyi nun mati/tanwin dibaca jelas. Contoh :







b. Idgham bilaghunnah (
)

Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur tanpa

berdengung. Apabila nun mati atau tnwin bertemu dengan salah

atu huruf idgham bilaghunnah yaitu . Hukum bacaannya tidak

boleh berdengung tetapi wajib melebur nun mati/tanwin ke dalam

huruf sesudahnya.

Contoh bacaan idgham bilaghunnah:

No Huruf Nun mati ( ) Tanwin ( )


1



2

3. Iqlab ( )

Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati/tanwin

bertemu dengan huruf , maka hukum bacaannya disebut iqlab.

Cara membacanya adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi

bunyi mim (
) Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf . Contoh

bacaan iqlab:

No Huruf Nun mati ( ) Tanwin ( )


1








4. Ikhfa (

)
6

Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau

tanwin. Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar

antara jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak.

Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu

dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:

Contoh bacaan ikhfa:

No Huruf Nun mati ( ) Tanwin ( )


1

2
3

4
5
6

7

8


9
10

11
12

13


14
15

E. Hukum bacaan Mim Mati

Hukum mim mati merupakan salah satu dari ilmu tajwid

sebagaimana halnya hukum nun mati. Mim mati atau mim sukun (
)

apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah maka memiliki

tiga hukum bacaan, yaitu ikhfa syafawi, idghom mimi dan idhar

syafawi.

1. Ikhfa Syafawi (

)
7

Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf

mim.Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau

mim sukun bertemu dengan huruf ba ( ) . Adapun cara

membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan

didengungkan. Contoh:


Mim mati bertemu huruf ba:

Mim mati bertemu huruf ba:







2. Idghom Mimi ( (

)

Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu

dengn mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti

menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca

dengung. Idgham mimi sering pula disebut idgham mitslain atau

idgham mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau sejenis)

Contoh:

Mim mati bertemu huruf mim :






Mim mati bertemu huruf mim :




3. Idhar Syafawi (

)

Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu

huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba, maka hukum bacaannya

disebut idhar syafawi. Cara membacanya bunyi mim disuarakan

dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut

tertutup. Huruf-huruf idhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:

No huruf Kalimat No Huruf Kalimat


1

14



8

2 15

3
16

4
17
5

18
6
19

7
20

8
21
9
22

10 23
11 24


12
25
13
26

F. Tarbiyah dalam Al-Quran

Apabila kita mengkaji Al-Quran sebenarnya semua aspeknya mengandung unsur

pendidikan yang tidak tertandingi oleh kitab dan karya tulis apapun. Ketika Al-

Quran membicarakan pendidikan maka tidak hanya menjelaskan bagaimana

mendidik menusia menjadi baik, tidak tahu kemudian menjadi tahu, memerintahkan

yang maruf dan menjauhi yang mungkar, atau yang lainya.Islam adalah agama yang

membawa misi agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Salah

satu bentuk konkretnya yaitu dengan turunya Ayat Al Quran yang pertama kali

kepada Nabi Muhammad SAW yang berkenaan dengan masalah keimanan juga

pendidikan.

Allah berfirman dalam QS. Al-Alaq 1-5

&t%$# O$$/ y7n/u %!$# t,n=y{ t,n=y{ z`|SM}

$# `B @,n=t &t%$# y7/uur Pt.F{$# %!$#

zO=t On=s)9$$/ zO=t z`|SM}$# $tB Os9 Ls>t

Yang artinya adalah

1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.


9

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Maksudnya adalah dimana Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

Dari ayat-ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seolah-olah Allah berkata

hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan Pencipta manusia (dari segumpal

darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak

luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran.

Bahkan tidak hanya itu, Allah juga memberikan materi pendidikan agar manusia

hidup sempurna di dunia ini. Selain itu Allah juga berfirman dalam Q.S Al Baqarah:

31

zN=tur tPy#u u!$oF{$# $yg=. NO Nkyzt


n?t ps3n=yJ9$# tA$s)s Tq6/Rr& !$yJr'/
Iwsyd b) NFZ. t%|

Yang artinya:

dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,

kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah

kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa untuk memahami segala sesuatu belum cukup jika

hanya memahami apa, bagaimana serta manfaat benda itu tetapi harus memahami

sampai ke hakikat dari benda itu.

Selain itu Pada surat Al-Lukman juga dijelaskan konsep pendidikan yaitu konsep

ketauhidan, konsep hubungan interaksi sosial serta hubungan manusia dengan alam

semesta. Dimana pendidikan yang pertama yang harus diberikan dalam sebuah

pendidikan adalah pengenalan terhadap Tuhan dan mentauhidkanya, lalu dilanjutkan

pendidikan mengenai interaksi sosial dan alam. Sebenarnya tarbiyah dalam Al-

Quran sangat banyak sekali baik dalam bentuk-bentuk yang bersifat umum ataupun
10

yang bersifat khusus yaitu untuk orang-orang yang bertaqwa. Sebagai contoh perintah

puasa yang mendidik agar menjadi manusia yang bertaqwa, atau contoh yang lain

yaitu perintah untuk mendirikan sholat malam, dimana tujuanya yakni medidik agar

memilki jiwa yang tangguh, tidak goyah apabila dalam posisi yang strategis, dan

masih banyak tujuan yang lainya. Selain pendidikan yang secara langsung termuat

dalam Al-Quran, dari aspek eksternal apabila kita mengamati proses penyampaian

wahyu dari Allah SWT kepada nabi Muhammada SAW yang kemudian diterima oleh

umat muslim seluruh dunia yang tidak hanya dibaca dan dipahami saja, melainkan

pada taraf aplikasinya dalam kehidupan masyarakat, itu yang merupakan proses

tarbiyah yang luar biasa.

Dengan penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Islam menegaskan supaya manusia

menemukan jati dirinya sebagai insan yang bermartabat, maka harus

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Selain ayat-ayat yang memerintah

tentang pendidikan yang sudah dijelaskan diatas, masih banyak lagi ayat-ayat Al

Quran yang menyinggung pendidikan, diantaranya yaitu dalam surat Al Baqarah

ayat 129 dan 151,

Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang

akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada

mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.

Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.





11

Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami

kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu

yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan

kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta

mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

Selain itu masih banyak lagi yang menyatakan tentang tarbiyah seperti surat Ali

Imran ayat 164, surat Al Jumuah ayat 2 dan sebagainya

G. Tarbiyah dalam Alhadist

Konsep tarbiyah yang dijelaskan dalam hadits nabi, dapat dibagi menjadi 3:

1. Konsep Perkembangan Manusia.

Manusia merupakan makhluk yang terus berkembang, maka dari itu maka muncullah

istilah homoeducancus, yakni makhluk yang dapat dididik dan mendidik, dapat

dipengaruhi dan mempengaruhi. artinya, manusia dalam perkembangannya selain

memiliki potensi bawaan dan pengaruh lingkungan, yang dalam khasanah filsafat

pendidikan Barat dikenal adanya teori perkembangan manusia, yaitu : empirisme,

nativisme, dan konvergensi.

Empirisme yang dipelopori oleh John Locke menyatakan bahwa perkembangan

pribadi manusia ditentukan oleh faktor-faktor alam lingkungan, termasuk pendidikan.

Ibaratnya adalah tiap individu manusia lahir bagaikan kertas putih yang siap diberi

warna atau tulisan oleh faktor lingkungan. Teori ini dikenal dengan teori

tabularasa.Bagi Locke, faktor lingkungan yang memberi kontribusi besar terhadap

pembentukan pribadi seseorang.

Nativisme yang dipelopori Arthur Schopenhauer (1788-1860) menyatakan bahwa

perkembangan pribadi hanya ditentukan oleh bawaan (kemampuan dasar), bakat serta
12

faktor dalam yang bersifat kodrati. Faktor bawaan inilah tidak bisa diubah oleh

pengaruh lingkungan atau pendidikan. Apapun usaha pendidikan yang bertujuan

membetuk kepribadian tidak dapat menggapai harapan yang diidamkan tanpa

dukungan faktor bawaan.

Teori konvergensi yang diusung oleh William Stem (1871-1938) menyatakan bahwa

perkembangan manusia berlangsung atas pengaruh dari faktor bakat/ kemampuan

dasar dan faktor lingkungan, termasuk pendidikan. Teori ini membantah teori

empirisme dan nativisme, karena kenyataan membuktikan bahwa potensi bawaan

yang baik tanpa dibina oleh alam lingkungan tidak akan dapat membentuk pribadi

yang ideal. Sebaliknya, lingkungan yang baik, terutama pendidikan, tanpa didukung

oleh potensi bawaan yang baik, tidak akan membuahkan hasil kepribadian yang

optimal. Jadi proses perkembangan manusia merupakan hasil kerjasama antara faktor

dasar (bawaan) dan alam lingkungan.

Dari ketiga teori diatas, terutama teori terakhir bisa ditarik kesimpulan bahwa

manusia sebenarnya memiliki fitrah atau semacam bawaan sejak lahir, namun dalam

perjalanannya hal itu dipengaruhi oleh lingkungannya terutama dari lingkungan

keluarga. Hal itu seperti yang tercantum dalam suatu hadits :

Setiap anak lahir adalah dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang

menjadikan anak beragama Yahudi, atau Nasrani atau bahkan beragama

Majusi(HR.Muslim)

Secara prinsipal, tidak terjadi silang pendapat dikalangan ulama mengenai pengertian

fitrah, apakah diartikan dengan agama samawi, hanif), Islam atau tauhid. Agama

samawi dan Islam adalah agama yang pokok ajarannya berupa tauhid. Ini berarti

memiliki kesamaan agama-agama samawi sebelumnya. Dengan kata lain bahwa


13

percaya kepada Tuhan dan merasa memerlukan-Nya merupakan fitrah setiap

manusia.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa fitrah adalah suatu keadaan yaitu agama

Islam dalam diri manusia yang telah diciptakan oleh Allah sejak manusia itu

dilahirkan. Esensi dari agama Islam tersebut adalah tauhid. Al-Maraghi berpendapat

bahwa fitrah adaIah suatu keadaan atau kondisi yang diciptakan oleh Allah dalam diri

manusia yang siap menerima dan menemukan kebenaran. Oleh karena ajaran tauhid

itu sesuai dengan petunjuk akal, maka akal akan membimbing fitrah.

Selain itu, ahmad tafsir juga berpendapat bahwa fitrah adalah potensi yang melekat

pada diri manusia. Potensi untuk menjadi baik maupun buruk, potensi menjadi

muslim maupun musyrik, maupun potensi untuk beragama maupun tidak.

2. Pendidikan jasmani.

Produktifitas seseorang tergantung kepada kondisi jasmani seseorang. Jasmani yang

sehat akan mendorong manusia melakukan kegiatan yang gesit dan lincah. Berbeda

ketika kondisi jasmani yang kurang sehat akan berpengaruh pada kinerja yang kurang

maksimal.

Pendidikan yang diberikan kepada peserta didik, setidaknya tidak hanya berkutat

pada menumbuhkan akal dan budi saja. Namun juga harus merambah kearah

pendidikan jasmani. Hal ini menjadi sangat penting karena dengan pendidikan

jasmani mampu menciptakan kondisi badan yang sehat dan fit, sehingga mampu

beraktifitas dengan lancar sepanjang hari.

Hal ini sesuai dengan salah satu hadits nabi artinya :


Abu Bakar Ahmad bin al-Hasan al-Qadhi memberitahukan kepada kami (dengan

berkata) Abu Ja'far Muhammad bin 'Ali bin Dahim al-Syaibani memberitahukan

kepada kami (yang berkata) Ahmad bin Ubaid bin Ishaq bin Mubarak al-'Athar (yang

berkata) Ubay memberitahukan kepada kami (yang berkata) Qais memberitahukan

kepadaku (yang bersumber) dari Laits (yang berasal) dari Mujahid (yang diperoleh)

dari Ibn'Umar yang berkata: Rasulullah saw bersabda: "Ajarilah anak-anakmu (olah
14

raga) renang dan lempar panah (memanah), dan (ajarilah) perempuan dengan

memintal. "(al-Baihaqi,1410H.:401)

Meski dalam hadits itu berdapat cacatnya, yaitu periwayat yang bernama ubaid al-

athar yang menurut beberapa ahli hadits diberi cap pernah dan suka berbohong,

sehingga hadits ini dianggap hadits dhaif, bahkan mengarah syadid dhaif. Namun

setidaknya makna yang terkandung dalam hadits tersebut tidak bertentangan dengan

nilai-nilai universalitas keislaman.

Pada dasarnya hadits tersebut memberikan anjuran untuk mengajarkan memanah,

berenang, dan memintal untuk wanita. Dari hal itu bisa di ambil sebuah hikmah

bahwa dengan olahraga umat islam selain terbentuk secara fisik, namun juga akan

terbentuk secara semangat dan mental dari olahraga tersebut. Dengan demikian,

proses belajar mengajar akan lebih efektif.

3. Pendidikan berkelanjutan.

Hadis yang membicarakan konsep pendidikan sepanjang hayat dapat ditemukan

dalam matan hadis yang berbunyi:



Artinya: Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat.

Hadis ini meskipun secara sanad tidak memiliki asal , tetapi sudah populer di

kalangan masyarakat sehingga termasuk hadis masyhur. Maknanya tidak

bertentangan dengan ajaranal-Qur'an dan universalitas Islam bahkan sejalan dengan

konsep pendidikan sepanjang hayat. Pada dasarnya, ilmu selalu mengalami

perkembangan. Karenanya ,manusia dalam mencari ilmu tidak dibatasi usianya.

Kapanpun manusia dapat menimba ilmu pengetahuan baik ilmu umum maupun ilmu

agama. Bahkan tidak saja dimulai dari ayunan, tetapi dalam kandunganpun,

pendidikan sudah dapat dimulai. Dalam konsep pendidikan dikenal dengan

pendidikan pra-natal.
15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara cara membaca Al-Quran

dengan sebaik baiknya. Memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan

perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca merupakan tujuan

dari Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca

Al-Quran dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu Ain. Banyak

dalil wajib mewajibkan mempraktekan tajwid dalam setiap pembacaan Al-Quan.

Al-Quran menjelaskan bagaimana mendidik menusia menjadi baik, tidak tahu

kemudian menjadi tahu, memerintahkan yang maruf dan menjauhi yang mungkar,

atau yang lainya.Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Salah satu bentuk konkretnya yaitu

dengan turunya Ayat Al Quran yang pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW

yang berkenaan dengan masalah keimanan juga pendidikan.


16

DAFTAR PUSTAKA

Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Quran Hadits untuk Madrasah
Ibtidaiyah Kelas II. Jakarta. Erlangga.

Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Quran Hadits untuk Madrasah
Ibtidaiyah Kelas III. Jakarta. Erlangga.

Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Quran Hadits untuk Madrasah
Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta. Erlangga.

Guru, Tim Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Quran Hadits untuk Madrasah
Ibtidaiyah Kelas VI. Jakarta. Erlangga.

http://madzhabmoderat.blogspot.co.id/2014/11/makalah-al-quran-dan-al-hadits-
tarbiyah.html

http://mubalighinblog.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai