BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah-ubah. Mulai dari
pembuahan, menjadi janin, bayi, lahir, dewasa, dan akhirnya mati. Saat bayi lahir,
belum memiliki kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi
secara terus-menerus dengan lingkungan sekitar, bayi akan lebih menyempurnakan
diri, hingga bayi tersebut mengalami perubahan fisik sampai menjadi lebih seimbang.
Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut terus mengalami perubahan. Perilaku dan
keterampilannya juga semakin berkembang.
Perkembangan merupakan proses perubahan secara progress baik secara fisik maupun
non fisik menuju kesempurnaan. Perkembangan secara fisik merupakan
perkembangan yang terjadi pada aspek-aspek biologis seorang individu. Sedangkan
perkembangan non fisik didalamnya terdapat perkembangan emosi, perkembangan
kognitif, dan perkembangan pada aspek sosial peserta didik. Peserta didik sebagai
makhluk sosial membutuhkan peran lingkungannya atau bantuan dari orang lain
untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya,
pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling
berpengaruh antar sesama peserta didik maupun dengan proses sosialisasi dan
menambah pengetahuan pada balita.
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang penting untuk kita pelajari dan
kita pahami. Banyak para pendidik dan orang tua yang belum memahami
perkembangan-perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik dan orang tua yang
menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak. Hal ini akan
berakibat adanya ketidak seimbangan antara system pembelajaran dengan
perkembangan anak yang akan menyulitkannya untuk mengikuti system
pembelajaran yang ada. Dengan mengetahui faktor-faktor perkembangan dan
pertumbuhan anak diharapkan kita akan mudah mengetahui system pembelajaran
yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini antara lain:
1. Apakah yang dimaksud dengan balita?
2. Bagaimana perkembangan fisik pada balita?
3. Bagaimana perkembangan motorik dan kognitif balita?
4. Bagaimana perkembangan Bahasa balita?
5. Bagaimana perkembangan psikososial pada balita?
C. Tujuan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Balita
Balita adalah bayi yang berada pada rentang usia 0-5 tahun. Pada usia ini otak anak
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang dikenal dengan istilah masa
keemasan (the golden ege), dan pada masa ini harus mendapatkan stimulasi secara
menyeluruh baik kesehatan, gizi, pengasuhan dan pendidikan.
Menurut Soetjiningsih (2001), balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun
dengan karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun
dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan
menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah
kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai
berakhir.
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah
ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia
tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup
Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat
pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak
adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya (supartini, 2004)
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai balita, merupakan salah satu
periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai
dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia
12-60 bulan. Pada masa ini semua orang tua menginginkan anaknya tumbuh menjadi
anak yang cerdas, tapi sedikit yang memanfaatkan peluang ini, karena mereka merasa
pertumbuhan anak adalah proses alami yang akan terjadi dengan sendirinya tanpa
dengan interpretesi orang tua atau siapapun.
4
Perttumbuhan dan perkembagan bayi merupakan suatu hal yang penuh teka-teki dan
pertanyaan karena bayi terlihat bagae mahlik yag perilaku umumnya tampak tidak
terorgaisasi, ia akan menangis ketika merasa tidak nyaman dan tidak aman. Serta
hanya terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya
sebenarnya hal apa saja yang bias ia lakukan apakah dengan terdiamnya serta
kebiasaanya yang selalu tidur hingga 16-17 jam perhari bayi juga bias melihat,
mendengar dan merasakan rangsangan dari sekitarnya.
Sang ibu biasanya memliki permasalaha komunikasi degan bayinya. Ibu ingin
memenuhi kenyamana dan keiginan bayi sepenuhnya namun kadang kita tidak tau
apa maksud dari tangisan bayi. Dalam makalah ini akan membahas mengenai
bagaemana sebenarya pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut. Sehingga kita
dapat memahami bagaemana dunia sang bayi tersebut dimana hal tersebut akan
mendorong perkembangan dan pertumbuhan bayi secara optimal.
Pada fase ini anak berkembang dengan sangat pesat (Choirunisa, 2009 : 10). Pada
periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan menurun disebabkan banyaknya
energi untuk bergerak.
Urutan proximodistal ialah pertumbuhan dimulai pada bagian tengah tubuh lalu
bergerak dari kaki dan tangan.
b. Tinggi dan berat
Bayi yang baru lahir kehilangan 5-7% berat tubuh meraka, segera setelah bayi
menyesuaikan diri dangan mengisap, menelan dan mencerna mereka bertumbuh
cepat dan memperoleh berat kira-kira 5-6 ons perminggu selama bulan pertama
pada bulan ke empat berat badan mereka naik mencapai hampir tiga kali lipat
dari berat mereka ketika hari pertama kelahiiran.
c. Keterampilan Motorik kasar dan halus
Ketrampilan motorik kasar meliputi kegiatanotot-otot besar seperti menggerakan
lengan danberjalan.dan ketrampilan motorik halus meliputi gerakan-gerakan
menyesuaikan secara lebih halus, separti ketangkasan jari meraih dan
menggegan, gerakan pergelangan tangan, perputaran tangan, dan koordinasi jari.
d. Otak
Ketika bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyang-goyagka mainan yang daat
berbunyi, tersenyum dan mengerutkan dahi maka perubahan-perubahan dalam
otaknya sedang berkembang. Sebenarnya sejak lahirn bayi sudah memiliki semua
sel syaraf (neurons) yang akan dimiliki sepanjang hidupnya.tetapi pada saat lahir
dan awal khidupannya keterkaitan sel-sel ini masih sangat lemah.
e. Kebutuhan gizi dan perilaku makan
Perbedaan-perbedan yang ada pada setiap bayi dalam cadangan gizi, komposisi
tubuh, tingkat pertumbuhan dan pola kegiatan membuat pendefinisian kebutuhan
gizi yang sesungguhnya sulit dilakukan. Akan tetapi para pakar gizi
menganjurkan bahwa bayi perlu mengkonsumsi 50 kalori per hari untuk setiap
pon berat mereka.
f. Perkembangan Sensoris dan persepsi
Semua informasi datag pada bayi melalui indra. Sesasi terjadi ketika sekumpulan
informasi menadakan kontak dengan peerima sensor (mata, telinga, lidah,
hidung, dan kulit). Persepsiialah interpretasi tentag apa yang diindrakan atau
dirasakan.
g. Persepsi Visual
Dunia visual pada bayi yang baru lahir bukanlah kebingungan tetapi bayi yang
baru lahir diperkirakan 20/200-20/600 pada bagan snellen yaitu akat untuk
menguji mata.ini sekitar 10-30 kali lebih rendah dari penglihatan orang dewasa
normal. Tetapi akan meningkat pada usia 6 bulan
6
h. Pendengaran
Segera setelah kelahiran, bayi dapat mendengar, walaupun ambang pintu sensor
orang dewasa (Trehub, dkk, 1991). Oleh karenanya, suatu rangsangan harus lebih
nyaring untuk didengar oleh bayi. (Morrongiello, Fenwick, & Chace, 1990).
Kenyataan bukan hanya bayi yang baru lahir yang bisa mendengar, bahwa ada
kemungkinan janinpun bisa mendengar ketika ia mendekap di dalam kandungan
ibunya. Janin dapat mendengar pada beberapa bulan terakhir kehamilan.
i. Sentuhan pada Bayi yang Baru Lahir
Bayi-bayi yang baru lahir ternyata sudah memberi respons terhadap sentuhan.
Sentuhan ke pipi ternyata menghasilkan gelengan kepala sedangkan sentuhan ke
bibir menghasilkan gerakan mengisap. Sebagai contoh, sunat biasanya dilakukan
kepada bayi laki-laki kecil kira-kira hari ketiga setelah kelahiran. Peningkatan
tangisan dan ocehan intensif selama prosedur sunat dilakukan, mengindikasikan
bayi berusia 3 hari mengalami rasa sakit (Gunnar, Malone, & Fisch, 1987; Porter,
& Marshall, 1988)
Bayi laki-laki yang baru lahir yang menangis intensif selama sunat, menunjukkan
bahwa mereka mengalami stres.
Selama bertahun-tahun, para dokter telah melakukan operasi pada bayi-bayi yang
lahir tanpa pembiusan. Praktek kedokteran ini dilakukan karena bahaya
pembiusan terhadap bayi dan anggapan bahwa bayi yang baru lahir tidak
merasakan sakit. Baru-baru ini, ketika para peneliti yakin bahwa bayi yang baru
lahir dapat merasakan sakit, praktek operasi yang telah berlangsung lama pada
bayi yang baru lahir tanpa pembiusan semakin banyak diperdebatkan.
j. Penciuman (Smell)
Bayi-bayi yang baru lahir dapat membedakan bau. Hal ini ditunjukkan dari
ekspresi wajah mereka. Mereka kelihatannya menyukai bau vanilla dan arbei
tetapi tidak suka bau telur dan ikan busuk (Steiner, 1979).
k. Kecapan (Taste)
Ketika mengisap puting yang diolesi dengan suatu larutan yang manis, jumlah
isapan bertambah (Lipsitt, dkk, 1976). Dalam penelitian lain, bayi-bayi yang baru
lahir memperlihatkan suatu ekspresi senyum setelah diberi larutan manis.
Sebaliknya mereka mengerutkan lidah mereka setelah diberi larutan asam
(Steiner, 1979).
l. Persepsi Menyeluruh
Percepsi menyeluruh (intermodal perception) ialah kemampuan mengaitkan dan
informasi atas dua atau lebih pengalaman sensoris, seperti penglihatan dan
pendengaran.
7
Seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa
dewasa. Kemampuan bayi dari tahap-tahap tersebut berasal dari tekanan biologis
untuk menyesuaikan diri (adapt) dengan lingkungan dan adanya pengorganisasian
struktur berpikir.
Menurut Piaget, perkembangan pemikiran dibagi ke dalam empat tahap yang secara
kualitatif sangat berbeda: sensoris-motorik, praoperasional dan operasional konkret,
dan operasional formal.
Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas suatu yang baru, dan keingintahuan (tertiary
circular reaction, novelty and curiosity) ialah subtahap sensoris-motorik kelima
Piaget yang berkembang antara usia 12 dan 18 bulan. Pada subtahap ini bayi semakin
tergugah minatnya oleh berbagai hal yang ada pada benda-benda itu dan oleh banyak
hal yang dapat mereka lakukan pada benda-benda itu.
8
Kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer (first habit dan primary
circual reaktion) ialah subtahap sensorik-motorik kedua Piaget 1-4 bulan. Pada
subtahap ini, pada subtahap ini bayi belajar mengkoordinasikan sensasi tipe skema
atau struktur-yaitu, kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler primer.
Reaksi sirkuler primer (primary circular reaction) ialah suatu skema yang didasarkan
pada usaha bayi untuk memproduksi suatu peristiwa yang menarik atau
menyenangkan yang pada mulanya terjadi secara kebetulan.
b. Ketetapan Benda
Ketetapan benda (object permanence) ialah istilah Piaget bagi pencapaian paling
penting pada seorang bayi: pemahaman bahwa benda-benda dan peristiwa-peristiwa
masih tetap ada dan berlansung walaupun benda-benda dan peristiwa-peristiwa itu
tidak dapat dilihat, didengar atau disentuh secara langsung.
3. Perkembangan Bahasa
Bahasa (language) ialah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Pada manusia, bahasa ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah
habis dan adanya sebuah sistem aturan. Daya cipta yang tidak pernah habis (invinite
generativity) ialah suatu kemampuan individu untuk menciptakan sejumlah kalimat
bermakna yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan
aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif.
Menurut clara dan wiLiam stern beberapa perkembangan bahasa antara lain:
a. Prastadium (tahun pertama)
Kata pertama yang diucapkan anak dimulai dari suara-suara seperti yang kita
dengar keluar dari mulut seorang bayi. Dalam masa ini anak cendrung
mengucapkan pengulangan suara. Contoh sebagai penjelasan, ma-ma, mi-mi
(saya mau minum).
b. Kalimat satu kata (12-18 bulan)
Satu perkataan dimaksudkan untuk mengungkapkan satu perasaan, atau satu
keinginan. Seperti kata mama dimaksudkan untuk mama, saya minta makan.
c. Masa memberi nama (18-24 bulan)
Perkembangan bahasa ini, seakan-akan terhenti selama beberapa bulan kerena
anak memusatkan perhatiannya untuk belajar berjalan. Sambil berjalan kesana
sini, dengan tak henti-hentinya dia bertanya, ini apa?, itu apa?, itu siapa?, ia
mengapa? itulah alasannya mengapa ada yang menyebut masa ini dengan masa
masa memberi nama atau masa apa itu.
d. Masa kalimat tunggal (24-30 bulan)
Bahasa dan bentuk kalimat makin baik dan sempurna, anak telah menggunakan
kalimat tunggal. Sekarang ia mulai menggunakan awalan dan akhiran yang
membedakan bentuk dan warna.
e. Masa kalimat majemuk (>30 bulan)
Anak mengucapkan kalimat yang makin panjang dan bagus. Anak telah mulai
menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk. Sesekali ia menggunakan
kata perangkai, akhirnya timbullah anak kalimat. Dalam hal ini anak sering
berbuat kesalahan.
sering berbicara pada bayi dengan frekuensi dan hubungan lebih luas daripada
normal, dan kalimat-kalimat yang sederhana.
2. Menyusun ulang (recasting) ialah pengucapan kata suatu kalimat yang sama atau
yang mirip dengan cara yang berbeda, barangkali dengan menguahnya menjadi
suatu pertanyaan.
3. Menggemakan(echoing) ialah mengulangi apa yang dikatakan anak kepada
Anda, khususnya kalau perkataan itu suatu ungkapan atau kalimat yang tidak
sempurna.
4. Memperluas(expanding) ialah mengatakan ulang apa yang telah anak katakan
dalam bahasa yang secara linguistik canggih.
5. Memberi nama (labeling) ialah mengidentifikasi nama-nama benda.
Selain perkembangan fisik, satu hal juga yang harus diperhatikan oleh setiap orangtua
yaitu perkembngan psikologis dan emosional buah hatinya. Dengan peka terhadap
setiap tahap perkembangan si kecil dapa mempererat hubungan orangtua dan
anak,selain tentunya membantu anda mengetahui bagaimana cara menangani anak
muda. Berikut beberapa tahap dalam perkembangan psikologis dan emosional anak.
a. Usia 12-36 bulan
Kegiatan mendongeng atau membacakan cerita sebelum tidur untuk si kecil
merupakan sebuahaktifitas yang tak hanya menyenangkan namun juga dapat
mengembangkan kemampuan membaca si kecil sejak dini. Kemampuan tersebut
meliputi :
1) Bagaimana sebuah buku bekerja, dalam hal ini anda mengajarkan bahwa sebuah
buku bisa baru akan bermakna setelah kita membukanya, dan membaca cerita
didalamnya
2) Buku bisa menceritakan sebuah kisah.
3) Setiap cerita memiliki awal dan akhir
Setelah si kecil tahu manfaat dan cara kerja buku, anda bisa mulai mengajarkannya
untuk menyukai aktifitas membaca buku, ditahap ini anda cukup mengajarkannya
beberapa hal seperti :
1) Membacakannya buku dengan suara yang jelas dan keras
2) Biarkan si kecil bermain-main dengan bukunya, sehingga ia familiar dengan
buku
11
3) Bacalah dalam waktu yang singkat, karena bagi anak-anak 10 menit membaca
merupakan waktu yang lama
4) Ikuti cerita anda dengan pertanyaan seputar kisah yang ada dalam buku tersebut,
untuk memancing interaksi antara anak anda dengan buku yang sedang dibaca
5) Jika si kecil tiba-tiba merebut buku yang sedang anda bacakan, biarkan ia
melakukan tersebut, karena itu pertanda si kecil ingin bereksplorasi dengan
bukunya.
2) Meski sudah mulai bisa berbicara, namun anda harus ingat, si kecil masih akan
menggunakan tangisan saat lelah, lapar, atau sakit
3) Beri kesempatan pada si kecil untuk berbicara,khususnya jika ada anak lain yang
lebih tua di rumah anda.
4) Jadilah contoh pembicara yang baik untuk anak anda,karna pada usia ini anak
anda sedang hobinya meniru apa yang di lihat dan di dengarnya.
d. Usia 24 bulan
Memasuki usia 24 bulan anak anda muai merasakan hubungan antara perasaan dan
perbuatanya terhadap orang lain. Hal tersebutlah yang menjadi dasar interaksi si kecil
dengan sesama yang nantinya membangun hubungan persahabatan. Sikap empati
tersebut perlu di kembangkan oleh si kecilsejak dini dengan cara :
1) Saat anak anda sedang kesal atau sedih, biarkan iya merasakan dan menghadapi
perasaan tersebut, jangan mencoba menutupi perasaaya atau melarangnya
mengungkapkan perasaanya. Dengan demikian anak anda belajar
mengidentifikasi beragam perasaan yang dirasakanya.
2) Perhatikan emosi anda.jangan malu mengakui jika anda sedang marah, sedih atau
kecewa, namun pastikan juga anda tidak over acting menghadapi perasaan
tersebut sehingga membuat anda takut dan aneh dengan reaksi anda.
5. Perkembangan Emosi
Pada masa ini, emosi balita sangat kuat di tandai oleh ledakan amarah, kekuatan yang
hebat atau iri hati yang tidak masuk akal. Pada usia 4 tahun anak sudah mulai
menyadari aku nya. Bahwa aku nya (dirinya) berbeda dengan orang lain.
Bersamaan dengan itu, berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut
pengakuan dari lingkungannya.
Pola emosi umum yang terjadi pada masa balita antara lain :
a. Takut : perasaan terancam oleh suatu objek yang di anggap membahayakan.
b. Cemas : perasaan takut yang bersifat khayalan.
c. Marah : perasaan tidak senang atau benci.
d. Cemburu : perasaan tidak senang pada orang lain.
e. Kegembiraan, kesenangan dan kenikmatan : masukkan yang positif, nyaman
karena terpenuhi keinginannya.
6. Perkembangan Kepribadian
Masa ini lazim di sebut masa trotzalter yaitu periode berlawanan atau masa krisis
pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang hebat dalam dirinya. Dia
menyadari bahwa dirinya terpisah dari lingkungan atau orang lain. Dengan kesadaran
14
ini balita menemukan bahwa ada dua pihak yang berhadapan yaitu akunya dan
orang lain. Aspek-aspek perkembangan kepribadian balita meliputi :
1. Ketergantungan atas citra diri (dependensi vs self image).
Konsep balita tentang dirinya sulit di pahami dan di analisis, karena keterampilan
bahasanya belum jelas dan pandangan terhadap orang lain masih egosentris.
Mereka memiliki system pandangan dan persepsi yang kompleks, tetapi belum
dpat menyatakannya.
2. Inisiatif vs rasa bersalah ( initiative vs guilt )
Erik erikson mengemukakan suatu teori bahwa mengalami suatu krisis
perkembangan, karena mereka menjadi kurang defenden dan mengalami konflik
antara inisiatif dan rasa bersalah. Kemampuan anak berkembang, baik secara
fosik maupun mental. Pada tahap ini balita siap dan berkeinginan untuk belajar
dan bekerja sama dengan orang lain guna mencapai tujuannya.
7. Perkembangan Moral
Pada masa ini balita sudah memiliki dasar tentang sikap motalitas terhadap kelompok
socialnya ( orang tua, saudara dan teman sebaya ). Melalui pengalaman berinteraksi
dengan temannya, anak belajar memahami tentang kegiatan atau prilaku mana yang
baik / boleh / di terima / disetujui / buruk / tidak boleh.
Pada saat mengenal konsep baik buruk, benar salah atau menanamkan disiplin oleh
orang tua hendaknya memberikan penjelasan tentang alasanya. Penanaman disiplin
dengan di sertai alasannya ini di harapkan akan mengembangkan self control atau self
discipline pada anak.
untuk diubah, karena sudah terbentuk dan melekat pada si manusia sejak mereka
lahir. Dan sekalipun bisa diubah itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengubahnya. Contoh factor-faktor genetic manusia ; postur tubuh, warna
rambut, warna kulit, sifat, tempramen dan lain-lain.
b. Faktor Asupan
Faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pertumbuhan manusia. Dengan
pemberian asupan seperti makanan,vitamin,buah-buahah,sayuran,dll secara
teratur dalam proses pertumbuhannya maka akan terbentuklah manusia yang
sehat, baik sehat fisik dan sehat psikis. Asupan juga berpengaruh dengan cara
berfikir, pertumbuhan badan, dan lain-lain.
c. Faktor Lingkungan
Setelah kedua factor diatas telah dilewati segeralah anda mengetahui factor yang
satu ini, factor lingkungan merupakan cara pembelajaran para manusia dalam
pembangunan karakter secara alamiah dengan kata lain proses belajarnya secara
otomatis. Maka dengan itu lingkungan berpengaruh dalam pembangunan sifat
dan karakter mereka. Apabila factor gen dan asupan mereka telah terpenuhi
dengan baik tetapi ia bergaul dan hidup dilingkungan yang salah (tidak baik)
maka akan menghasilkan manusia yang tidak baik pula.
b. Faktor lingkungan
Urie Bronfrenbrenner & Ann Crouter mengemukakan bahwa lingkungan
perkembangan merupakan berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar organism
yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu.
Lingkungan ini terdiri atas:
1) Fisik, yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada di sekitar janin
sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur suatu rumah
2) Sosial, yaitu meliputi seluruh manusia yang secara potensial mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh perkembangan individu.. Konsep lama tentang lingkungan
perkembangan, memahaminya sebagai seperangkat kekuatan yang membentuk
manusia, karena manusia dipandang seperti seonggok tanah liat yang dapat
dicetak atau dibentuk. Sekarang dipahami bahwa manusia disamping
dipengaruhi, juga mempengaruhi lingkungan fisik dan sosialnya. Dengan kata
lain, dapat dikemukakan bahwa hubungan antara manusia dengan lingkungan itu
bersifat saling mempengaruhi. Hampir sama dengan pengertian diatas, J.P
Chaplin (1979;175) mengemukakan bahwa lingkungan merupakan keseluruhan
aspek atau fenomena fisik dan sosial yang mempengaruhi organism individu.
Sementara itu, Joe Kathena mengemukakan bahwa lingkungan itu merupakan
17
segala sesuatu yang berada di luar individu yang meliputi fisik dan sosial budaya.
Lingkungan ini merupakan sumber seluruh informasi yang diterima individu
melalui alat inderanya. Berdasarkan ketiga pengertian diatas, bahwa yang
dimaksud dengan lingkungan perkembangan siswa adalah keseluruhan
fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang anak yang akan
dibahas yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan
masyarakat.
3) Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis, Kematangan merupakan fase
perubahan yang dialami oleh individu karena pengaruh genetic dan berlangsung
secara bertahap.
4) Aktifitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa
menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
Setiap fenomena atau gejala perkembangan anak merupakan produk dari
kerjasama dan pengaruh timbal balik antara potensialitas hereditas dengan faktor-
faktor lingkungan. Sehingga perkembangan merupakan produk dari pertumbuhan
berkat pematangan fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi fisik,
pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar oleh subyek anak dalam
mencobakan segenap potensialitas rohani dan jasmaninya.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Balita adalah bayi yang berada pada rentang usia 0-5 tahun dan merupakan masa
terpenting dalam kehidupan manusia karena pada usia ini otak anak mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat yang dikenal dengan istilah masa keemasan (the
golden ege), dan pada masa ini harus mendapatkan stimulasi secara menyeluruh baik
kesehatan, gizi, pengasuhan dan pendidikan.
Keadaan ini juga dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan orang tua terhadap anak.
Pola asuh yang tidak baik akan berdampak tidak baik juga terhadap anak, dan akan
membuat perkembangan dan pertumbuhan anak terhambat. Pada dasarnya dalam
menjaga perkembangan anak peran orang tua dalam menjaga, mendidik, dan
memberi dorongan motivasi membangun terhadap anak itu sangatlah diperlukan
anak.
B. Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan pada makalah ini yaitu sebagai orang tua ataupun
pendidik harus memperhatikan anak baik dari pendidikan, lingkungan, pola asuh dan
lain sebagainya karena baik buruknya anak tergantung pada orang tuanya dan pada
masa balita anak sangat mudah memperoleh kemampuan yang baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan, Jakarta.Penerbit Medika Salemba.
http://www.seputaribudananak.co.cc
http://mariaanasiati.blogspot.co.id/2013/05/makalah-psikologi-tentang-balita.html