Resume Intan 2
Resume Intan 2
PERUNDANG-UNDANGAN
Intan Safitri
R0215050
Kelas: B
PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN
A. Hukum Ketenagakerjaan
1. Peraturan K3
a. Undang-undang
1) Undang-undang Uap tahun 1930 (Stoom Ordonnantie)
2) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3) Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan
b. Peraturan lain
4 Peraturan Pemerintah
26 Peraturan Menteri
11 Keputusan Menteri
1 Instruksi Menteri
3 Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial Dan
Pengawasan Ketenagakerjaan
2. Pasal 66
Pekerja buruh dari perusahaan jasa pekerja / buruh tidak boleh
melaksanakan kegiatan pokok, kecuali kegiatan jasa penunjang / tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi
K. Syarat penyedian jasa pekerja / buruh
1. Pasal 66 ayat 2
a. Adanya hubungan kerja
b. Dapat beupa PKWT dan atau PKWTT secara tertulis dan ditanda tangani
c. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, perselisihan menjadi
tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja / buruh
d. Perjanjian pengguna dan penyedia jasa pekerja / buruh tertulisa sesuai aturan yang
berlaku
2. Pasal 66 ayat 3
Perusahaan penyedia jasa pekerja / buruh
a. Harus berbadan hukum
b. Memiliki izin dari instansi yang membidangi ketenagakerjaan
3. Pasal 66 ayat 4
Bila ketentuan ayat 1, ayat 2 huruf a, b, d dan ayat 3 tidak terpenuhi, demi
hukum status hubungan kerja antara pekerja / buruh dan perusahaan pemberi
pekerjaan.
4. Ketentuan Pidana (pasal 188)
a. Barang siapa melanggar pasal 63 ayat 1 dikenakan sanksi pidana denda paling
sedikit Rp. 5.000.000,- dan paling banyak Rp. 50.000.000,-
b. Tindak pidana tersebut merupakan tindak pidana pelanggaran
UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
PEREMPUAN, ANAK DAN PENGUPAHAN
A. Perempuan (Pasal76)
1. Pengusaha dilarang mempekerjakan buruh perempuan di malam hari :
a. Berusia kurang dari 18 tahun
b. Hamil, yang dapat membahayakan kesehatan, keselamatan kandungan dan
dirinya
2. Kewajiban pengusaha yang mempekerjakan buruh perempuan pada malam hari :
a. Memberikan makanan dan minuman yang bergizi
b. Menjaga kesusilaan dan keamanan
c. Menyediakan angkutan antar jemput
B. Anak
Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 tahun.
1. Menurut Pasal 68 : Pengusaha dilarang mempekerjakan anak dalam pekerjaan
terburuk.
2. Menurut Pasal 74 :
a. Siapapun dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan
terburuk
b. Pekerjaan terburuk :
1) Perbudakan atau sejenisnya
2) Memanfaatkan, menyediakan, atau melibatkan anak untuk produksi dan
perdagangan minuman keras, narkotika, psikotropika dan atau zat adiktif
lainnya
3) Memanfaatkan, menawarkan, menyediakan atau menawarkan anak untuk
pelacur,produksi pornografi, pertunjukan porno atau perjudian
4) Membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak
c. Pengecualian:
1) Anak umur 13 sampai dengan 15 tahun, dengan syarat :
a) Pekerjaan ringan, dengan syarat :
(1) Izin tertulis dari orang tua
(2) Perjanjian kerja antara pengusaha dan orang tua/wali
(3) Waktu kerja maksimal 3 jam
(4) Dilakukan siang hari dan tidak mengganggu sekolah
(5) K3
(6) Hubungan kerja jelas
(7) Upah sesuai peraturan yang berlaku
(8) Harus dipisahkan dengan pekerja buruh yang dewasa
b) Tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial
c) Bekerja pada usaha keluarga, dengan syarat :
(1) Waktu kerja maksimal 3 jam
(2) Dilakukan siang hari dan tidak mengganggu sekolah
(3) K3
2) Bekerja sebagai bagian dari kurikulum pendidikan dan pelatihan dengan
syarat tertentu (pasal 70). Saratnya yaitu :
a) Umur minimal 14 tahun
b) Diberi petunjuk yang jelas
c) Diberi perlindungan k3
3) Bekerja untuk mengembangkan bakat dan minat, dengan syarat :
a) Dibawah pengawasan langsung orang tua atau wali
b) Waktu kerja maksimal 3 jam sehari
c) Kondisi lingkungan kerja tidak mengganggu perkembangan fisik,
mental, sosial dan waktu sekolah
C. Pengupahan
1. Pengupahan :
a. Setiap pekerja atau buruh berhak atas penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak
b. Pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan untuk melindungi pekerja atau
buruh
2. Kebijakan Pengupahan :
a. Upah minimum
b. Upah kerja lembur
c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan diluar pekerjaannya
e. Bentuk dan cara pembayaran upah
f. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
g. Denda dan potongan upah
h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
i. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional
j. Upah dan pembayaran pesangon
k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan
3. Penetapan Upah Minimum
Upah minimum ditetapkan berdasarkan kebutuhan hidup layak dan
memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Upah minimum ditetapkan
gubernur, atas rekomendasi Dewan Pengupahan Propinsi dan/ Bupati/ Walikota.
Upah minimum terdiri dari :
a. Upah minimum provinsi, kabupaten/kota
b. Upah minimum sektor pada wilayah propinsi/kabupaten/kota
4. Pembayaran Upah Minimum (pasal 90)
a. Pengusaha dilarang membayar upah dibawah keterangan upah minimum
b. Pengusaha yang tidak mampu dapat melakukan penangguhan
5. Pengaturan Pengupahan
a. Kesepakatan tentang pengupahan tidak boleh lebih rendah dari aturan yang
berlaku (pasal 91 ayat 1)
b. Kesepakatan yang bertentangan dengan aturan = batal demi hukum (pasal 91 ayat
2)
c. Penyusunan struktur dan skala upah memperhatikan golongan, jabatan, masa
kerja, pendidikan dan kompetensi (pasal 92 ayat 1)
d. Peninjauan berkala skala upah memperhatikan kemampuan perusahaan dan
produktivitas (pasal 92 ayat 2)
6. Prinsip Pengupahan (pasal 93 ayat 1)
7. NO WORK NO PAY
8. Pengecualian NO WORK NO PAY
Pengusaha tetap wajib membayar upah :
a. Pekerja/ buruh sakit
b. Pekerja/ buruh perempuan yang istirahat haid
c. Pekerja/ buruh menikah
d. Pekerja/ buruh menikahkan, menghitankan, membabtiskan anaknya
e. Istri melahirkan atau gugur kandungan
f. Suami atau istri atau anak atau menantu atau orang tua atau anggota
keluarga dalam satu rumah meninggal dunia
g. Pekerja/ buruh menjalankan kewajiban negara
h. Pekerja/ buruh menjalankan ibadah agamanya
i. Pekerja/ buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, karena kesalahan sendiri maupun
halangan yang seharusnya dapat dihindari oleh pengusaha
j. Pekerja/ buruh melaksanakan hak istirahat
k. Pekerja/ buruh melaksanakan tugas SP/SB atas persetujuan pengusaha
l. Pekerja/ buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan
9. Upah yang Dibayarkan bila Pekerja/ Buruh Sakit
a. 4 bulan pertama = 100%
b. 4 bulan kedua = 75%
c. 4 bulan ketiga = 50%
d. Bulan selanjutnya = 25% sebelum PHK
10. Pembayaran Upah Pekerja/ Buruh Tidak Masuk Kerja Karena (pasal 93 ayat 4) :
a. Pekerja/ buruh menikah = 3 hari
b. Menikahkan anaknya = 2 hari
c. Menghitankan anaknya = 2 hari
d. Membaptiskan anaknya = 2 hari
e. Istri melahirkan/ gugur kandungan = 2 hari
f. Suami/ istri, orang tua/ mertua atau anak atau menantu meninggal dunia = 2 hari
g. Anggota keluarga satu rumah meninggal dunia = 1 hari
11. Upah Pokok (pasal 94)
Dalam hal komponen upah terdiri dari :
a. Upah pokok
Upah pokok sedikit-dikitnya 75% dari jumlah upah pokok +
tunjangan tetap
b. Tunjangan tetap
12. Pelanggaran Pembayaran Upah (pasal 95)
a. Pelanggaran oleh pekerja/ buruh karena kesengajaan/ kelalaiannya dapat
dikenakan denda
b. Keterlambatan pembayaran upah karena kesengajaan/ kelalaian pengusaha
dikenakan denda
13. Perusaan Pailit/ Likuidasi (pasal 95 ayat 4)
Upah dan hak-hak pekerja/ buruh merupakan utang yang harus didahulukan
a. Daluarsa Tuntutan Pembayaran Upah (pasal 96)
Tuntutan Pembayaran Upah pekerja/ buruh dan segala
pembayaran yang timbul dari Hubungan Kerja daluarsa setelah
melampaui jangka waktu 2 tahun.
14. Dewan Pengupahan (pasal 98)
a. Dewan Pengupahan Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota
b. Keanggotaan : Unsur Pemerintah, Organisasi Pengusaha, SP/SB, Perguruan
Tinggi dan Pakar
c. Diangkat dan diberhentikan oleh Presiden( nasional), Gubernur/ Bupati/
Walikota (Propinsi/Kabupaten/Kota)
D. Kesejahteraan
1. Setiap pekerja/ buruh berhak atas jamsostek (pasal 99)
2. Pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan dengan memperhatikan
kebutuhan dan kemampuan (pasal 100)
3. Dibentuk koperasi pekerja/ buruh dan usaha-usaha produktif di perusahaan (pasal
101)
4. Pemerintah, pengusaha, pekerja/ buruh atau SP/SB menumbuhkembangakan
koperasi dan usaha produktif ( pasal 101)
PENEMPATAN TENAGA KERJA ASING