Kajian Pustaka
Kajian Pustaka
LANDASAN TEORI
2. Kadmium
a. Karakteristik kadmium
Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut
dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan Kadmium Oksida bila dipanaskan.
Kadmium (Cd) umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd Klorida) atau
belerang (Cd Sulfit). Kadmium membentuk Cd2+ yang bersifat tidak stabil. Cd
memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4, titik leleh 321C, titik didih 767C dan
memiliki masa jenis 8,65 g/cm3 (Widowati dkk., 2008).
Logam kadmium (Cd) memiliki karakteristik berwarna putih keperakan
seperti logam aluminium, tahan panas, tahan terhadap korosi. kadmium (Cd)
digunakan untuk elektrolisis, bahan pigmen untuk industri cat, enamel dan plastik.
Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan logam lain
terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng (Darmono 1995). Kadmium
(Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat bersama-sama Zn,
Cu, Pb, dalam jumlah yang kecil. Kadmium (Cd) didapat pada industri alloy,
pemurnian Zn, pestisida, dan lain-lain (Said, 2008).
b. Dampak kadmiun
Kadmium memiliki efek yang sangat unik kepada anak-anak yakni dapat
membantu perkembangan otak pada anak. Namun di sisi lain, kadmium memiliki
efek yang tidak baik untuk manusia dewasa, diantaranya menaikkan resiko
terjadinya kanker payudara, penyakit kardiovaskular atau paru-paru, dan penyakit
jantung. Efek lain yang menunjukkan toksisitas kadmium adalah kegagalan fungsi
ginjal, encok, pembentukan artritis, juga kerusakan tulang (Chen, 2009). Logam
kadmium (Cd) akan mengalami proses biotransformasi dan bioakumulasi dalam
organisme hidup (tumbuhan, hewan dan manusia). Dalam tubuh biota perairan
jumlah logamyang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan (biomagnifikasi)
dan dalam rantai makanan biota yang tertinggi akan mengalami akumulasi kadmium
(Cd) yang lebih banyak (Palar, 2004). Kadmium dapat terakumulasi dalam di tubuh
manusia serta baru dapat keluar dari dalam tubuh, tatapi dengan waktu tunggu
berkisar antara 20-30 tahun lamanya. Efek dalam tubuh pun beragam, mulai dari
hipertensi sampai kanker (Watts, 1997).
3. Nikel
a. Karakteristik nikel
Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang
disebutnya kupfernickel (nikolit). Nikel merupakan bahan galian yang
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena pada masa sekarang dan masa
yang akan datang kebutuhan Nikel semakin meningkat disamping dari kebutuhan
lainnya yang persediaannya semakin terbatas, sehingga mendorong minat
pengusaha untuk membuka pertambangan Nikel.
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Bentuk struktur kristalnya FCC. dan juga bersifat
magnetis. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat
lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat
membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi
menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada
peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan
gedung, serta komponen industri.
b. Dampak nikel
Dalam jumlah kecil, nikel merupakan unsur penting, tetapi ketika berada dalam
konsentrasi terlalu tinggi akan membahayakan kesehatan manusia. Senyawa nikel
sendiri terjadi dalam lingkungan pada tingkat yang rendah Manusia dapat terpapar
nikel melalui udara, air minum, makanan atau rokok. Paparan nikel dalam jumlah
besar akan memiliki konsekuensi sebagai berikut:
1) Kemungkinan lebih tinggi mengalami kanker paru-paru, kanker hidung,
kanker laring, dan kanker prostat
2) Sakit kepala dan pusing setelah terpapar gas nikel
3) Emboli paru
4) Kegagalan pernapasan
5) Janin lahir cacat
6) Asma dan bronkitis kronis
7) Reaksi alergi seperti ruam kulit, terutama dari perhiasan
8) Gangguan Jantung
9) Asap nikel merupakan iritan pernapasan dan dapat menyebabkan
pneumonitis. Paparan nikel dan senyawanya bisa memicu dermatitis yang
dikenal sebagai gatal nikel pada individu yang peka.