2 ISSN 1979-8911
ABSTRAK
Daun babadotan (Ageratum conyzoides Linn) mengandung senyawa Pirolizidin alkaloida
dengan struktur kimia berupa Lycopsamin dan Echinatin, yang telah dikembangkan sebagai
pestisida alami walaupun masih dalam skala terbatas. Kedua senyawa tersebut bersifat toksik
terhadap serangga Lepidoptera, larva nyamuk Aedes aegypti dan mampu membasmi hama
penggerek pucuk mahoni. Akan tetapi pengaruh senyawa toksik daun A. conyzoides terhadap
hewan non-target masih belum banyak diujikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji
toksisitas ekstrak daun A. conyzoides terhadap organisme non-target yaitu ikan mas (Cyprinus
carpio Linn). Metode yang digunakan meliputi dua tahapan yaitu uji pendahuluan, dan uji
lanjut. Uji pendahuluan menggunakan konsentrasi berdasarkan seri logaritma yaitu 0,01
mg/L, 0,1 mg/L, 1 mg/L, 10 mg/L, 100 mg/L. Berdasarkan uji pendahuluan, maka pada uji
lanjut tentukan 6 konsentrasi termasuk kontrol, yaitu kontrol, 15 mg/L, 22 mg/L, 32 mg/L, 46
mg/L, dan 68 mg/L. Hasil uji lanjut menunjukan bahwa nilai LC50 dari ekstrak daun A.
conyzoides adalah 32, 012 gr/L dan berada pada rentang 29,239-34,984 mg/L. Semakin tinggi
konsentrasi yang dilarutkan pada media hidup ikan mas maka tingkat kelulusan hidup ikan
mas akan semakin rendah.
Kata kunci: Toksisitas, Ageratum conyzoides Linn, Cyprinus carpio Linn, Mortalitas, LC50
121
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
paling murah dan lestari. Pestisida alami pertumbuhan larva menjadi pupa.
pengendalian hama lestari yang ramah dan Widiastuti, 2008). Aktivitas hormon
dan ramah lingkungan yang berasal dari menghasilkan efek yang signifikan
pengganti pestisida kimia yang banyak Di India, bila diterapkan pada larva instar
digunakan oleh petani, sekaligus dapat keempat dan larva betina dewasa. Pada
senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pada nyamuk dewasa mengalami cacat
insektisida dan nematisida. Kandungan pada otot sayap. Sedangkan pada nyamuk
flavanoid, polifenol, dan minyak atsiri produksi telur yang lebih rendah, dan
122
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
produksi telur yang rusak. Hasil yang hewan-hewan non target sehingga perlu
Anopheles stephensi dan Culex terhadap non hama atau non target. Tujuan
Ageratum conyzoides Linn (Ming, 1999). terhadap organisme non-target (ikan mas).
memerlukan kondisi yang stabil untuk Permata Biru Blok R. 127 Rt 03/06 Desa
umum dilakukan pada biopestisida sampai Bandung. Waktu penelitian kurang lebih
saat ini adalah pengujian terhadap tiga bulan yaitu bulan Nopember 2012
bersifat mudah terurai, sehingga tidak Alat yang digunakan adalah aquarium
mencemari lingkungan dan relatif aman berukuran 25cm x 25cm x 25 cm, blender,
bagi manusia dan ternak karena residu neraca analitik, kertas saring, botol air
cepat hilang. Akan tetapi, senyawa aktif mineral ukuran 1,5 L, gelas ukur (1000
123
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
penelitian adalah ikan mas (C. carpio), aklimatisasi hewan uji diberi pakan
daun babadotan (A. conyzoides), aquades, pelet ikan serta diberi aerasi yang
Awal dari pengujian ini yaitu digunakan dalam uji lanjutan atau uji
media baru sehingga hewan uji kematian terbesar mendekati 50% dan
124
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
125
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
b. Nilai LC50 ditentukan dengan pada konsentrasi 100 mg/L (ambang atas)
SPSS. Hasil uji dapat diterima semua hewan uji masih hidup selama
apabila 90% hewan uji pada waktu dedah 48 jam (ambang bawah).
bertahan hidup lebih kecil dari untuk uji sesungguhnya yakni 0 mg/L
100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 15 22 32 46 68
Konsentrasi A. conyzoides Linn (mg/L)
126
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
Dalam uji lanjut mengenai uji bahwa nilai LC50 pada uji lanjut adalah
toksisitas ekstrak daun A. conyzoides 32,012 mg/L, hal ini berarti ekstrak daun
ekstrak daun A. conyzoides dengan rentang sedang. Kriteria ini berdasarkan kategori
konsentrasi 29,239 34,984 mg/L dapat yang telah ditentukan oleh EPA
Tabel 1. Kriteria tingkatan nilai toksisitas LC50-96 jam pada lingkungan perairan
No Kategori Satuan
1 Rendah > 100 mg/L
2 Sedang 10-100 mg/L
3 Tinggi 1-10 mg/L
4 Sangat Toksik < 1 mg/L
Sumber: EPA, 1999 dalam Rossiana, 2006
dengan angka kelulusan hidup sebesar ditimbulkan dari ekstrak daun babadotan
16,7%, itu berarti dibawah angka 50% yang terdapat dalam media uji.
127
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
hama gudang Oryzaephilus surinamensis, dengan nilai LD50 2,72 - 39,71 mg/g
100
95
90
85
80
75
70 68 mg/L
65
60 46 mg/L
55
50 32 mg/L
45
40
35 22 mg/L
30
25 15 mg/L
20
15 kontrol
10
5
0
0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72 78 84 90 96
Waktu (jam)
Gambar 2. Presentase kelulusan hidup C. carpio setelah diuji dengan ekstrak daun A.
conyzoides
renang ikan mas yang tidak teratur, sel darah merah (Susanto, 2008).
melonjak-lonjak ke permukaan air, pola Hemolisis sel darah merah diduga terjadi
renang yang cenderung miring (ke kiri atau di insang yang berakibat pada kelumpuhan
kekanan), kemungkinan besar sistem saraf pusat, sehingga ikan mas tidak
penyebabnya adalah toksik dari ekstrak dapat bernafas dan berakibat pada
laku pada ikan mas diduga karena adanya jelas oleh ikan mas melalui kegiatan yang
pengaruh pemberian ekstrak daun A. paling menonjol dilakukan oleh ikan uji
saponin. Perubahan tingkah laku dimaksud ke permukaan air sebagai upaya untuk
128
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
berenang diatas permukaan air). Rudiyanti, dapat menyebabkan kerusakan pada bagian
et.,al (2009) menyatakan bahwa ikan yang insang dan organ-organ yang berhubungan
gerakan yang hiperaktif, lebih sering dalam insang melalui kontak langsung,
lumpuh sehingga kemampuan ikan untuk oleh Kusriani et al., (2012), pengaruh zat
dalam tubuh ikan dapat melalui saluran Penyebab kematian ikan adalah
pencernaan, saluran pernafasan dan kulit. diduga karena kerusakan ephitelium insang
Pada saluran pencernaan, pestisida yang ada
dan akibat penyumbatan saluran-saluran
dalam usus akan mengalami proses absorpsi
branchiola sehingga pertukaran gas
dan distribusi, dengan adanya proses ini
terganggu dan ikan mati lemas. Rudiyanti
mengakibatkan kerusakan pada jaringan ikan.
et al., (2009) menyatakan kerusakan
Proses distribusi terjadi dimana pestisida yang
insang dapat berupa penebalan lamella,
ada di usus dibawa oleh peredaran darah
degradasi sel atau bahkan kerusakan dan
vena portal hepatis menuju ke hepar. Di hepar
kematian jaringan pada insang. Selain itu,
akan terjadi detoksikasi dan akumulasi racun
kematian ikan uji tersebut disebabkan
(Rudiyanti et al., 2009).
karena zat toksikan (ekstrak daun
129
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
ikan berinteraksi dengan membran sel dan reproduksi dan sebagainya. Oleh karena
masuknya oksigen dari udara ke dalam berasal dari ekstrak daun babadotan
larutan uji, sehingga ikan mas tersebut walaupun hanya sedikit, pada makanan
Kusriani et al., (2012) mengatakan bahwa warna menjadi kehijauan. Selain itu pada
pada tingkat kejenuhan air itu sendiri, langsung dengan kerongkongan terdapat
kejenuhan air dapat disebabkan oleh lendir yang menumpuk yang telah
jumlah larutan pestisida yang terlarut di Dibawah ini merupakan gambar bagian
air. Biota air membutuhkan oksigen untuk dalam dari ikan mas yang telah mengalami
Gambar 3. Bagian dalam ikan mas yang telah mengalami akumulasi pestisida daun
babadotan 68 mg/L (Pembesaran 10x). Ket: A (Insang), B (Kantung udara), C (Kantung
empedu), D (Hati), E (Usus)
130
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
adanya bintik-bintik pada bagian yang mg/L. dan berada pada rentang 29,239-
terlihat berupa lendir yang bercampur yang dilarutkan pada media hidup ikan
dengan toksikan yang berasal dari daun mas maka tingkat kelulusan hidup ikan
babadotan. Selain itu pada saluran mas akan semakin rendah. Perlu
pencernaan/usus (E) tidak normal karena dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
pada saluran ini makanan yang dimakan melihat senyawa apa yang dapat
oleh ikan mas berwarna kehijauan. Warna menyebabkan toksik pada C. carpio serta
tersebut diduga diakibatkan karena ikan pengaruh fisiologi dan sistem reproduksi
131
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911
132