Anda di halaman 1dari 9

PENEKANAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK REKOMENASI/USULAN TARGET ADIPURA

KATEGORI FUNGSIONAL KOTA PROGRAM ADIPURA


1. Kota kecil dengan jumlah penduduk 20.000 (dua puluh ribu) sampai dengan 100.000 (seratus ribu) jiwa*
2. Kota sedang dengan jumlah penduduk 100.001 (seratus satu ribu) sampai dengan 500.000 (lima ratus ribu) jiwa;
3. Kota besar dengan jumlah penduduk 500.001 (lima ratus satu ribu) sampai dengan 1.000.000 (satu juta) jiwa
4. Kota metropolitan dengan jumlah penduduk lebih besar dari 1.000.000 (satu juta) jiwa

*) Kabupaten Majene memiliki penduduk tahun 2015, sebanyak 100.000 jiwa sehingga masuk dalam kategori fungsional
kota kecil dalam program adipura.
Berdasarkan kategori tersebut maka Bupati Majene dapat meyampaikan usulan kabupaten sebagai peserta program
adipura melaui kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Barat.
BIDANG PEMANTAUAN KATEGORI KOTA KECIL
Pemantauan dilaksanakan untuk menilai kinerja pemerintah daerah Kabupaten Majene di bidang dibawah ini dengan sistem
penilaian terhadap capaian kinerja dan sistem manajemen pada masing-masing bidang dibawah ini:
1. Pengelolaan sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
2. Pengendalian Pencemaran Air
3. Pengendalian Pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat pertambangan
4. Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

PENEKANAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK REKOMENASI/USULAN TARGET ADIPURA


1. Bidang Pengelolaan Sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pemantauan utama/Wajib di lakukan pada sarana dan prasarana perkotaan (minimal):
1. Permukiman menengah dan sederhana
2. Jalan arteri dan kolektor
3. Pasar
4. Pertokoan
5. Perkantoran
PENEKANAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK REKOMENASI/USULAN TARGET ADIPURA
1. Bidang Pengelolaan Sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
6. Sekolah
7. Rumah sakit dan/atau puskesmas
8. Terminal bus dan/atau terminal angkutan kota, atau pelabuhan sungai dan/atau pelabuhan laut yang
menghubungkan antar pulau dalam satu kabupaten/kota;
9. Hutan kota
10. Taman kota
11. Saluran terbuka
12. Tempat pemrosesan akhir
13. Bank sampah atau model pengolahan sampah lainnya; dan
14. Fasilitas pengolahan sampah skala kota.
Dalam hal terdapat prasarana dan sarana perkotaan selain sarana dan prasarana diatas, meliputi:
1. Permukiman Pasang surut
2. Stasiun kereta api
3. Pelabuhan penumpang (BUMN)
4. Banda Udara
5. Perairan terbuka berupa Sungai, Danau/Situ, Waduk/Bendaungan
6. Pantai Wisata
Pemantauan tim penilaian dilakukan dalam 3x, dengan lama pemantauan masing-masing paling lama selama 2 (dua) hari,
jadi pemantauan keselurahan selama 6 (enam) hari di daerah Kabupaten Majene.
CAPAIAN KINERJA
Penilaian capaian kinerja di bidang pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau dilakukan berdasarkan hasil pemantauan
disusun dalam bentuk : (a). formulir yang berisi nilai capaian kinerja; dan (b), foto hasil lapangan.
1. Penilaian capaian kinerja pengelolaan sampah meliputi:
Kebersihan;
Sampah terolah; dan
Pengoperasian tempat pemrosesan akhir.
PENEKANAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH UNTUK REKOMENASI/USULAN TARGET ADIPURA
1. Bidang Pengelolaan Sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
2. Penilaian capaian kinerja ruang terbuka hijau meliputi:
Sebaran dan fungsi peneduh;
Penataan dan perawatan;
Keanekaragaman hayati;
Kemudahan akses; dan
Fungsi resapan.
Penilaian capaian kinerja mewakili kondisi keseluruhan prasarana dan sarana yang dipantau. Kriteria, indikator, dan
skala nilai capaian kinerja di bidang pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau tercantum dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1//6/2016 tentng Pedoman
Pelaksanaan Program Adipura

2. Bidang Pengendalian Pencemaran Air


Pemantauan pengendalian pencemaran air dilakukan pada:
1. Sumber air permukaan yang meliputi sungai, danau, muara, waduk dan/atau situ; dan
2. Fasilitas instalasi pengolahan air limbah domestik skala komunal dan/atau skala perkotaan

Pemantauan di bidang pengendalian pencemaran air dilaksanakan dengan tahapan:


1. Tim pemantau melakukan pemantauan langsung kualitas air pada sumber air dan fasilitas pengolahan air limbah
domestik pada lokasi pemantauan yamg telah ditentukan sebelumnya;
2. Tim pemantau mengirimkan contoh uji kualitas air tersebut ke laboratorium yang terakreditasi dan/atau yang ditunjuk
oleh gubernur;
3. Laboratorium yang ditunjuk mengirimkan sertifikat hasil uji kualitas air yang asli kepada Tim Teknis; dan
4. Tim Teknis melakukan evaluasi hasil uji kualitas air tersebut untuk dinilai kualitas airnya berdasarkan parameter yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pengendalian pencemaran air.
2. Bidang Pengendalian Pencemaran Air
CAPAIAN KINERJA
Penilaian capaian kinerja di bidang pengendalian pencemaran air dilakukan berdasarkan hasil pemantauan meliputi:
1. Nilai baku mutu air permukaan; dan
2. Kinerja fasilitas instalasi pengolahan air limbah domestik skala komunal dan/atau skala perkotaan.

Kriteria, indikator, dan skala nilai capaian kinerja di bidang pengendalian pencemaran air tercantum dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1//6/2016 tentng Pedoman
Pelaksanaan Program Adipura

Penilaian terhadap isian formulir sistem manajemen meliputi:


1. Pelaksanaan pengendalian pencemaran air;
2. Ketersediaan air bersih;
3. Pemantauan kualitas air;
4. Ketersediaan sarana pengolahan air limbah domestik skala komunal dan skala perkotaan; dan
5. Dukungan sumber daya manusia, sarana dan fasilitas pengendalian pencemaran air.

3. Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Akibat Pertambangan


Pemantauan di bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat pertambangan dilakukan paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1 (satu) periode pemantauan Adipura
Pemantauan tersebut hanya dilakukan terhadap peserta Program Adipura yang memiliki usaha dan/atau kegiatan
pertambangan di wilayah administratifnya.

Pemantauan tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai:


1. Jumlah dan jenis usaha dan/atau kegiatan pertambangan;
2. Konflik masyarakat terkait pertambangan;
3. Korban jiwa karena konflik pertambangan; dan
4. Manajemen konflik.

Penilaian capaian kinerja di bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat pertambangan dilakukan
dengan ketentuan:
1. jika tidak memiliki data dan terjadi konflik masyarakat dan/atau menimbulkan korban jiwa, dikurangi 2 (dua) dari nilai
total Adipura;
2. jika ada data namun tidak ada manajemen konflik penanganan permasalahan pertambangan, dikurangi 1 (satu) dari
nilai total Adipura; dan
3. jika memiliki data dan ada manajemen konflik penanganan permasalahan pertambangan, tidak dilakukan pengurangan
nilai total Adipura.

Kriteria, indikator, dan skala nilai capaian kinerja di bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat
pertambangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1//6/2016 tentng Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.

4. Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan


Pemantauan di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode
pemantauan Program Adipura.

Pemantauan di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan dilaksanakan melalui:


1. Citra satelit;
2. Foto udara; dan/atau
3. Pemantauan lapangan.

Penilaian capaian kinerja di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan dilakukan dengan ketentuan:
1. jika jumlah titik api (hotspot) sampai dengan bulan Juni melebihi dari jumlah hotspot pada bulan yang sama tahun
sebelumnya, dikurangi 3 (tiga) dari nilai total Adipura;
2. jika jumlah titik api (hotspot) menurun antara 10% (sepuluh persen) sampai dengan 49% (empat puluh sembilan
persen) dari jumlah hotspot pada tanggal yang sama tahun sebelumnya, dikurangi 2 (dua) dari nilai total Adipura;
3. jika jumlah titik api (hotspot) menurun antara 50% (lima puluh persen) sampai dengan 74% (tujuh puluh empat persen)
dari jumlah hotspot pada bulan yang sama tahun sebelumnya, dikurangi 1 (satu) dari nilai total Adipura; dan
4. jika jumlah titik api (hotspot) menurun sekurang-kurangnya 75 % (tujuh puluh lima persen) dari jumlah hotspot pada
bulan yang sama tahun sebelumnya, tidak dilakukan pengurangan nilai total Adipura.

Kriteria, indikator, dan skala nilai capaian kinerja di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran XII Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1//6/2016 tentng Pedoman Pelaksanaan Program Adipura
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU ADIPURA
No. Program Pembangunan Daerah Sasaran Program Rekomendasi Capaian Kinerja
1. Program pemeliharaan sarana dan Rumah Sakit Umum/Jiwa/paru- Kebersihan lingkungan rumah sakit
prasarana rumah sakit/rumah sakit paru/mata Pengolahan limbah rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah Pengelolaan sampah rumah sakit
sakit mata
2. Program Promosi Kesehatan dan Lingkungan Permukiman Kemudahan dan ketanggapan kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat manajemen
3. Program pengembangan Lingkungan Permukiman Kebersihan lingkungan permukiman
lingkungan sehat Pengelolaan persampahan permukiman
4. Program Peningkatan Terminal, Pasar, Jalan, Sekolah Penghijauan Sarana dan jaringan jalan (jalur
Pengendalian Polusi Hijau) Sebagai fungsi peredam polusi udara
dan suara
5. Program Peningkatan Kesiagaan Mitigasi Kebakaran Hutan dan Penurunan tingkat kebakaran setiap tahun,
dan Pencegahan Bahaya Permukiman Target Jumlah titik api (hotspot) menurun
Kebakaran sekurang-kurangnya 75 % (tujuh puluh lima
persen) dari jumlah hotspot pada bulan yang
sama tahun sebelumnya, tidak dilakukan
pengurangan nilai total Adipura
6. Program Pengelolaan Ruang Ruang Hijau berupa taman kota, Sebaran dan fungsi peneduh;
Terbuka Hijau (RTH) taman lingkungan permukiman, Penataan dan perawatan Ruang hijau
jalur hijau, hutan kota dsb RTH fungsi resapan air dan peredam polusi
7. Program Pengembangan Destinasi Pantai Wisata, Cagar Budaya Kemudahan akses ke lokasi wisata
Pariwisata dan Program Penataan dan perawatan asset wisata
Pengembangan Pemasaran Program keberlanjutan pariwisata
Pariwisata
8. Program Perencanaan, Seluruh sarana dan prasarana yag Penyediaan target RTH 30%
Pemanfaatan dan pengendalian menjadi pemantauan program
Ruang Kabupaten ADIPURA
9. Program Pengembangan Kinerja Tempat pemrosesan akhir Kebersihan kawasan perkotaan
Pengelolaan Persampahan (TPA) Sampah terolah/ manajemen persampahan;
Bank sampah atau model dan
pengolahan sampah lainnya, Pengoperasian tempat pemrosesan akhir
Fasilitas pengolahan sampah
skala kota
10. Program Pembangunan Jalan dan Jalan arteri dan kolektor Kebersihan sampah dijalan
Jembatan Jalur hijau jalan/jalan pedestrian
Optimalisasi fungsi drainase samping jalan
11. Program Pembangunan Prasarana Terminal bus dan/atau terminal Kebersihan kawasan
dan Fasilitas Perhubungan angkutan kota, atau pelabuhan Pengelolaan dan manajemen sampah
sungai dan/atau pelabuhan laut Kemudahan akses ke lokasi
yang menghubungkan antar Penataan dan perawatan sarana
pulau dalam satu perhubungan.
kabupaten/kota
Pelabuhan penumpang yang
dikelola oleh badan usaha milik
negara
12. Program Pengembangan dan Perairan terbuka berupa sungai, pengurangan sampah di perairan terbuka
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa danau/situ, waduk/bendungan Pemantauan kualitas air sbg sumber air baku
dan Jaringan Pengairan Lainnya aru
Pengendalian pencemaran air dari limbah
13. Program Pengembangan Permukiman menengah dan Kebersihan kawasan permukiman
Perumahan dan Program sederhana Manajemen persampahan oleh masyarakat
Lingkungan Sehat Perumahan Permukiman pasang surut permukiman
Berfungsinya bank sampah
Penataan dan perawatan permukiman pesisir
14. Program Penyediaan Sanitasi Fasilitas instalasi pengolahan Kinerja fasilitas instalasi pengolahan air
Program Pengembangan air limbah domestik skala limbah domestik skala komunal
Kinerja Pengelolaan Air Minum komunal Pelaksanaan pengendalian pencemaran
dan Air limbah Ketersediaan sarana pengolahan air limbah
domestik skala komunal dan skala perkotaan
Dukungan sumber daya manusia, sarana dan
fasilitas pengendalian pencemaran air

Anda mungkin juga menyukai