PENDEKATAN , METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
E.1
pada dasarnya sangat luas dan banyak, namun secara umum terdiri
dari 12 komponen sesuai dengan sifat dan karakternya, yaitu:
1. Sistem air bersih, termasuk bendungan, waduk, transmisi,
instalasi pengolah air, dan fasilitas distribusinya;
2. Sistem manajemen air limbah, termasuk pengumpulan, pengolah,
pembuangan (disposal), dan sistem pakai ulang (reuse);
3. Fasilitas manajemen limbah padat atau persampahan;
4. Fasilitas transportasi, termasuk jalan raya, rel kereta api, dan
lapangan terbang;
5. Sistem transit publik;
6. Sistem kelistrikan, termasuk produksi dan distribusinya;
7. Fasilitas gas alam;
8. Fasilitas drainase/pengendalian banjir;
9. Bangunan umum seperti pasar, sekolahan, rumah sakit, kantor
polisi, dan fasilitas pemadam kebakaran;
10.
Fasilitas perumahan;
11.
12.
Fasilitas telekomunikasi.
dan
global.
Jika
terlalu
spesifik
(bersifat
sektoral)
tanpa
(Grigg,
global
pada
mempertimbangkan
tingkatan
yang
tepat
dengan
umum,
serangkaian
sistem
bangunan
drainase
air
yang
dapat
didefinisikan
berfungsi
untuk
sebagai
mengurangi
dengan
pekerjaan
pengendalian
banjir.
Secara
namun
terselesaikan,
permasalahan
bahkan
ini
cenderung
sampai
makin
saat
ini
meningkat,
belum
baik
yang
sangat
cepat,
diatas
rata-rata
pertumbuhan
nasional,
akibat
urbanisasi,
baik
migrasi
musiman
maupun
prasrana
mengakibatkan
dan
sarana
pemanfaatan
lahan
perkotaaan
yang
yang
tidak
memadai
tertib
yang
pematokan
di
lapangan
tidak
melibatkan
instansi
Jalan Kota
Secara umum kondisi prasarana jalan masih dalam kategori baik dan
sedang, walaupun ada beberapa ruas kondisinya jelek, namun masih
mampu berperan melayani lalu lintas keluar masuk kota maupun
sirkulasinya di dalam wilayah kota.
Prioritas pengembangan penyediaan sarana jalan yang diterapkan
pada
Kota
Enrekang
diarahkan
terhadap
pembangunan
jalan
pertumbuhan
sarana
dan
prasarana
berdsarkan
pada
krisis
yang
belum
kunjung
berakhir,
maka
beberapa
penyediaan
air
miunum
diperkotaan
khususnya
dan
pelayanan
tanggung
jawab
operasional
dan
berbagai
program
pembangunan,
dengan
pola
ini
integrasi
juga
berkaitan
adanya
keseimbangan
keseimbangan
dan
keadilan,
pelayanan
dan
lebih
ditingkatkan
ditingkatkan
kualitasnya
dan
mulai
air
limbah
digunakan
sebagai
acuan
dalam
perkapita
dan
pola
pengembangan
yang
dicapai
sebelumnya
Penyelenggaraan air limbah berdasarkan prinsip pencemar
harus membayar (pulluter pay principle)
12, rasio investasiprasarana sarana air limbah diupayakan
sekurang-kurangnya 3,8 US $ / kapita/tahun/atau sekitar 1,54%
dari
PDRB/kapita/tahun
sedemikian
rupa
sehingga
kondisi
Kebijakan umum
Pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab pemerintah
kota/kabupaten dengan peran serta masyarakat/swasta dan
sangat diharapkan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten
dengan peran serta masyarakat/swasta dan sangat diharapkan
pemerintah provinsi menfasilitasi
Kelembagaan,
Tersedianya institusi pengelolaan yang efektif dan efesiensi, dan
tersedianya SDM yang memadai
Teknis
Sampah di pusat-pusat kota dan tempat-tempat tertentu harus
diangkut
dengan
angkutan
yang
bersifat
padat
modal.
pertokol
dengan
dukungan
pendanaan
yang
sedepat
mungkin
di
dapat
dari
sumber
mengadopsi
sistem,
lainnya
siapa
pengelolaan
yang
sampah
mengotori
dia
harus
yang
secara
profesional
dalam
pngelolaan
sampah
penyelenggaraan
pembangunan
secara
terpadu
yang
perencanaan
lingkungan,
kegiatan
yang
berbasis
penelitian,
tata
ruang,
pelestarian
pengembangan
perangkat
dan
diperluas
untuk
memperolah
suatu
sistem
Sektor
Drainase
Isu permasalahan
Banjir
Daerah
genangan
Akar Permasalahan
Pelayanan saluran
primer masih rendah
Pembangunan
jaringan drainase belum
terencana secara
maksimal
Pemeliharaan saluran
terbatas
Partisipsi masyarakat
dalam hal pemeliharaan
masih rendah
E.2.3
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
YANG
TERKAIT
Penyusunan Master Plan Sistem Drainase Kab. Enrekang mengacu
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain:
1. Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
2. Undang-undang No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman
3. Undang-Undang No. 24 tahun 1992 tenang Penataan Ruang
4. Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
5. Undang-Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
6. Peraturan
Pemerintah
No.
20
tahun
1990
tentang
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
strategi
Pembangunan
Prasarana
Perkotaan
pendapatan
bagi
Pemerintah
Daerah
guna
yang
ada,
yaitu
setelah
diadakan
pembenahan seperlunya
Adapun petunjuk penentuan tahapan pembangunan adalah:
1.
2.
Peraturan
Pemerintah
yang
berkaitan
dengan
kebijakan
Jangka Pendek
Ada beberapa hal pokok yang mendasari suatu Rencana Program
Jangka Menengah dan Pendek pada pembangunan sistem drainase,
yaitu:
a. Program
tersebut
sesuai
dengan
outline
plan
yang
telah
sistem
drainase
di
lokasi
yang
diprioritaskan
penanganannya.
b. Program jangka pendek ini merupakan usulam bottom up
planning dari masyarakat, dan dalam Perencanaan Teknis telah
dievaluasi sebagi prioritas pertama yang dapat dikategorikan
sebagai kawasan mendesak untuk ditangani, karena genangan
banjir pada kawasan tersebut sudah parah.
Hal ini dapat dilakukan bersama masyarakat, terutama dalam
mengadakan inspeksi, pada waktu terjadi hujan lebat, dan
pada Instansi Pengelola Sungai dan Bangunan Drainase
dimintakan
perhatian
untuk
memasang
suatu
sistem
Drainase
perkotaan
yang
ada
dalam
wilayah
Kabupaten
Beberapa
bagian
wilayah
Kabupaten
Bulukumba
jaringan
kawasan
pegunungan
di
sebelah
Barat
Kabupaten
disebabkan
oleh
rusaknya
atau
adanya
membawa
debit
air
yang
cukup
besar
sehingga
Normalisasi
ini
hanya
untuk
kawasan
perkotaan,
E.2.6
a. Peralatan
No.
Alat
Tipe Alat
Jumlah
1.
Waterpass
SOKKISHA C3E
2.
Theodolite
NIKON NT-2D
3.
Garmin Etrex 12
4.
(GPS)
channel
5.
Kompas Geologi
Brunton
6.
Roll Meter
50 Meter
Baak Ukur
2 Meter
Kalibrasi alat :
melakukan
pengukuran
topografi
terlebih
dahulu
daerah/medan
diambil
secara
menyeluruh
untuk
Merancang
pembuatan
poligon
cabang/kring
dengan
dilakukan
pengambilan
detail
untuk
membatu
akan
gunakan
adalah
(Bench
Mark)
TTG0162
(5O437.2LS120O150.0BT) BAKOSURTANAL.
Diawal
dan
azimut
dengan
Gambar)
akhir
pengukuran
kompas
dan
dilakukan
koreksi
pengambilan
matahari
(Lihat
U ( G e o g ra fi )
U
M a ta h a ri
AT
AM
lm
B
lt
Q ( T a rg e t )
M e r id ia n P
Penjelasan-penjelasan
lembar/blanko
yang
pengamatan
dibutuhkan
dicatat
sementara
di
pekerjaan
d = (ba-bb) x Cos
.......(ii)
ba : Benang Atas; bb : Benang Bawah; Sv: Sudut Vertikal
Penggambaran
kerangka
dasar
dibuat
pada
kertas
1
xSkalaPeta
2000
(iii)
digunakan
pada peta
topografi.
Pengambilan
pemetaan
titik
ikat
situasi
berdasarkan
lokasi,
reference
menentukan
titik
point
untuk
Pengambilan
detail
gorong-gorong,
saluran
siphon,
yang
bangunan
belum
tersambung,
yang
berhubungan
Pencatatan
meliputi
titik,
arah,
pembacaan
rambu
Penjelasan-penjelasan
lembar/blanko
yang
pengamatan
dibutuhkan
sementara
dicatat
di
pekerjaan
Pencatatan
dan
sketsa
bangunan-bangunan
yang
ba bb. x 100
2
sin Ta . Bt.
..(iv)
ba = benang atas
bt = benang tengah
Penggambaran
Penggambaran kerangka dasar dibuat pada kertas milimeter
berdasarkan sketsa dan hasil perhitungan data lapangan.
Pengambaran dengan skala 1 : 200 dan 1 : 500 dengan
harapan bangunan akan tergambar dalam peta.
Pengambaran profil melintang menggunakan perbandingan
skala H : V = 1 : 2
Interval kontur berdasarkan rumus (iii)
Semua aspek situasi peta akan di buat keterangan seperti
sesuai dengan aturan penggambaran peta topografi.
Sistem koordinat yang akan digunakan adalah sistem
proyeksi koordinat UTM (universal tranverse mercator).
Penggambaran akan dilanjutkan pada software Auto Cad
Map/Arview 3.2 untuk menjadikan gambar digital.
Penjelasan-penjelasan
lembar/blanko
yang
pengamatan
dibutuhkan
sementara
dicatat
di
pekerjaan
Penggambaran
Penggambaran
kerangka
dasar
dibuat
pada
kertas
Pengambaran
dilakukan
dengan
metode
triangulasi
c.
baru
dan
jalur
saluran
lama
yang
belum
saling
a3
a2
a1
a4
Pengukuran
Pengukuran
dilakukan
sepanjang
garis
tengah
jalur
rencana/drainase
Akan
dilakukan
pengambilan
detail
sepanjang
route
Pencatatan
meliputi
titik,
arah,
pembacaan
rambu
Penjelasan-penjelasan
lembar/blanko
yang
dibutuhkan
pengamatan
dicatat
sementara
di
pekerjaan
Penggambaran
Penggambaran
kerangka
dasar
dibuat
pada
kertas
Penggambaran
dilakukan
dengan
skala
500
Untuk
menampakkan
pengambaran
sayatan
potongan
tegak
melintang
lurus
profil
dilakukan
melintang
2.
Jika pada titik ikat terjadi belokan, maka perlu dibuat dua
buah potongan melintang, masing-masing tegak lurus arah
profil memanjang dan belokan selanjutnya (Gambar F-8).
(Lihat Gambar)
Pencatatan
meliputi
titik,
arah,
pembacaan
rambu
Penjelasan-penjelasan
lembar/blanko
yang
dibutuhkan
pengamatan
sementara
dicatat
di
pekerjaan
Penggambaran
kerangka
dasar
dibuat
pada
kertas
Untuk
menampakkan
potongan
melintang
dilakukan
3.
Pengukuran luas 1 Ha :
Pengukuran
Ha
biasanya
diperuntukkan
untuk
pola
Pengukuran
dengan
metode
sudut
dan
luas
dengan
yang
dibutuhkan
pengamatan
dicatat
sementara
di
pekerjaan
Penggambaran
kerangka
dasar
dibuat
pada
kertas
5.3
ANALISA
PERHITUNGAN
DATA
DAN
HASIL
LABORATORIUM
Analisa Debit Banjir Rancangan
Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Review
Master Plan Dan DED Drainase Kota Bulukumba maka analisa
debit banjir rancangan diperlukan. Analisa
ini
merupakan satu
langkah
lingkungan dalam
konservasi,
tinjaunnya
Aspek
pemahaman
terhadap jenis,
sifat dan
karakteristik
yang
tercatat
pada
stasiun
pencatatan
hujan
adalah
1.
2.
3.
Xt R a t
n t
i 1
Yt Ri
n 1
Yt
Ri
tahun ke t
Rat = Curah hujan tahunan distsiun A
DMQ = Titik koordinat kurve lengkung masa ganda tahun ke t
Metode ini masih sering menimbulkan keraguan karena masih
terdapat
stasiun - stasiun
referensi.
metode
dengan
data
dari
stasiun
itu
sendiri,
dengan
mendeteksi
Partial
dengan menggunakan
Rata-rata aljabar
2.
Poligon Thiessen
3.
Isohyet
dianggap mewakili
hujan
dalam
suatu
daerah
Ai
A
dimana :
Pi
FK = Faktor Koreksi
Ai
= Luas Total
Analisis Frekuensi
Metode analisis hujan rancangan pemilihannya sangat tergantung
dari kesesuaian parameter statistik dari data yang bersangkutan
atau dipilih berdasarkan pertimbangan teknis lainnya. Ada beberapa
jenis distribusi dalam analisis frekuensi yaitu :
1.
Distribusi normal
2.
3.
4.
Distribusi Gumbel
dimana :
Xt
1 n
Xi
n i 1
St = Standart deviasi
Xi X Xi
St
i 1
i 1
n 1
( return periode).
Untuk menghitung faktor frekuensi E. J Gumbe) Type digunakan
rumus :
K
Yt Yn
Sn
dengan :
Yt
banyaknya data n
Sx
Yt Yn
n
Jika :
1 Sx
Yn
a Sn
Sx
bx
Yt
Sn
1
Yt
a
ini
adalah
Log X
n
i 1
n
Log X
2
log x n log
i 1
i 1
log x
n 1
Cs
i 1
i 1
i 1
3
dengan:
log x log x log x
Standart deviasi:
n
log X log 2
i 1
n 1
log x
Koefisien Asimetri:
n
Cs
lox X log
i 1
n 1 n 2 log x 2
uji
ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
suatu
Kebenaran
antara
hasil
pengamatan
dengan
modede
Kebenaran
rancangan
hipotesa
awal
(diterima ditolak),
adalah
merupakan
Hipotesa
perumusan
suatu
sementara
mengenai sesuatu hal yang dibuat dan untuk menjeiaskan hal itu
diperlukan adanya penyelidikan. Untuk mengadakan pemeriksaan
uji tersebut teriebih dahulu harus diadakan plotting data dan hasil
pengamatan di kertas probabilitas dan garis durasi yang sesuai.
Plotting
data
pengamatan
dan
garis durasi
pada kertas
100 m
%
n 1
dimana :
P = Probabilitas
m = nomor urut data dari seri yang telah disusun
n = besamya data
3. Plot data hujan Xi dan probabilitas
4. Plot persamaan analisis frekuensi yang sesuai
5. Bandingkan hasilnya dengan nilai Ddta kritis untuk uji sumemov
Kai Kuadrat
Uji ini diterapkan untuk menguji simpang dalam arah vertikal,
agar distribusi frekwensi yang dipilih bisa diterapkan :
X2
Ef Of
Ef
dimana :
X2 = Harga Kai-Kuadrat
Ef = Frekuensi (banyaknya pengamatan) yang diharapkan,
sesuai dengan pembangian
Of = Frekuensi yang terbaca pada kdas yang sama
Nilai x2 yang terdapat ini harus lebih dari harga X 2 cr (Kai - Kuadrat
Krisis) pada tabel,
dimana :
DK = Derajat kebebasan
K
= Banyaknya data
P
Distribusi Hujan
Untuk mentransformasi curah hujan rancangan menjadi debt banjir
rancangan diperlukan curah hujan jam-jaman. Pada umumnya data
hujan yang tersedia pada suatu meteorologi adalah data hujan
harian, artinya data yang tercatat secara kumulatif selama 24 jam.
Namun demikian jika tersedia data hujan otomatis (Automatic
kejadian
ini
diplot
daerah
pengaliran
rendah,
yang
keluar
dimana :
Rn = Hujan netto
C = Koefisien Hmpasan
R = Intensrtas curah hujan
Hidrograf Satuan
Untuk
menentukan
Pampang
akan
hidrograf
satuan
dipergunakan
Daerah
metode
Alir
Sungai
Nakayasu.
Dimana
bersangkutan,
Sintetik
Nakayasu,
penggunaan
diperlukan
metode
beberapa
waktu
dari
permulaan hujan
sampai
puncak
waktu
dari
titik berat
hujan
sampai
titik
berat
Qp
C A Ro
3,6 0,3 Tp T 0,3
dimana :
Qp
Ro
= Hujan satuan ( mm )
Tp
Tg
Tg adalah time tog yaitu waktu antara hujan sampai puncak (jam).
Tg dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
Sungai dengan panjang tebih dari 15 Km, mate ': = 0,4 + 0,08
L
=
Tr =
Parameter hidrograf
Satuan waktu hujan (1 jam )
0 + Tp
Qt = Qmaks (t/Tp)2,4
T 0,3
Qt Qmaks
t Tp T 0,3
1,5 T 0,3
1, 5 T 0,3
Qt Qmaks 0,3
potensial
(Eto)
ketiga
rumus
tersebut
Rn
f(u)
dengan:
W = /
= 0,368 x (P/L)
L = 595 0,51 T
P = 1013 0,1055 E
= 2 x (0,00738 x T + 0,8072)T-0,00116
Rn = Rns Rn1
Rns = ( 1 - ) Rs
Rs = (0,25 + 0,28 n/N) x Ra
Rn1 = f(r) x f(ed) x f(n/M) x Ra
ed = ea x Rh
ea = 33,8639 x ((0,00738 T + 0,8072) 8 0,000019 x (1,8 x T + 48)
+ 0,00136))
c
Ur
= Kecepatan rasto
Ud
Un
Nilai fungsi:
ed
pengurangan
temperatur
karena
ketinggian
elevasi
etevasi
antara
tokasi
dengan satasiun
pencatat (m)
Metode NRECA
Metode FJ Mock
Kriteria
dalam
analisis
bersangkutan
d
m
30
Dengan:
E
Ep = Evapotranspirasi potensial
d
m =
m =
atau
d = 27 - 3/2 n
Storage
permulaan
surplus adalah
mulainya
besamya
volume
air
pada
Soil
moisture
capasity
Sutan
sekarang
dengan
bulan
lapisan
tarur atas
dan
Lahan yang portous muka infiltrasi akan besar, lahan yang terjal
dimana air tidak sempat infittrasi kedalam tanah infiltrasi akan
kecil. Besamya koefisien infiltrasi kedl dan 1.
= (k Vn-1 + qo 1+k) In
dimana:
Vn = Volume air tanah
k
qt
Aliran dasar
dalam tanah
5.4
dimana :
Qp = Debit banjir (debit puncak) yang terjadi dalam priode ulang T
tahun (m3/det).
untuk
mengkategorikan
kota
Bulukumba,
apakah
Saluran primer
Saluran sekunder
Saluran tersier
Koefisien Pengaliran ( C )
Besarnya koefisien pengaliran ditentukan dari tataguna lahan (land
use) yang ada dalam
Koefisien Pengaliran
Urban (Perkotaan)
Pusat Perkotaan
0.90 - 0.95
Industri
0.80 - 0.90
Pemukiman
- Kepadatan Rendah 20
0.25 - 0.40
rumah/ha
0.40 - 0.70
- Kepadatan Cukup 20 - 60
0.70 - 0.80
rumah/ha
- Kepadatan Tinggi 60-160
0.20 - 0.30
rumah/ha
Taman-taman dan tempat
0.50 - 0.60
rekreasi
0.40 - 0.50
0.25 - 0.35
Rural
0.45 - 0.50
Koefisien Penampungan ( Cs )
Besarnya koefisien penampungan dihitung dengan rumus:
Cs
2 tc
2 tc td
Waktu Konsentrasi ( tc )
Besarnya waktu konsentrasi diliitung dengan rumus :
tc = to + td
dimana : to = waktu pengaliran air pada permukaan tanah
(menit). Besarnya dianalisa dari gambar.
Td = Waktu pengaliran air pada saluran (menit).
Besarnya dianalisa berdasarkan rumus :
td
Ld
V
berdasarkan perhitungan.
1
A R 2 / 3 I 1/ 2
n
= 0,018
Q
A
B' = B + 2 <
B' = B + 1
0,33 .D)
( 0,25 . D )
D = Kedalaman air ( m )
Untuk penampang segi empat ( talud tegak ).
Besarnya dihitung dengan rumus :
A=BxD
dimana : B = lebar dasar saluran = lebar permukaan air ( m )
D = kedalaman air ( m )
A
P
dianalisa
dari
peta
situasi
dan
gambar
potongan
Plat terbuat dari beton bertulang dengan mutu beton K. 175 dan
mutu baja U. 24.
Akibat Pemasukan
Digunakan rumus :
he 0,3
V1 2
2g
dimana :
he = kehilangan tinggi akibat pemasukan ( m)
V2 = kecepatan air di dalam gorong-gorong (m/det)
2
L V2
R 2g
dan
19.6 n 2
R1 / 3
dimana :
hf = kehilangan tinggi akibat gesekan (m)
n = koefisien kekasaran manning
R = jari-jari hidrolis (m)
P = panjang gorong-gorong (m)
V2 = kecepatan air di dalam gorong-gorong (m/det)
Akibat Pengeluaran
Digunakan rumus :
2
ho
dimana
V 2 V3
2g
= 9,81 m/det2
Akibat Transisi
Jika perbedaan ketinggian sangat kecil, maka untuk praktisnya
diabaikan dalam
5.5
perhitungan.
METODOLOGI
Metodologi Penyusunan Review Master Plan Dan DED Drainase Kota
Bulukumba dibagi dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1/. Tahapan Tinjauan Studi (Review Study)
2/. Tahapan Pembuatan Master Plan Dan Detail Engineering Design
(DED);
3/. Supervision (Pengawasan).
Pada tahapan tinjauan studi: survey yang diperlukan pada tahapan
tinjauan study adalah mempelajari kondisi existing sistem, layout
banjir/genangan lokal, pemetaan, dan data hydrologi. Diperlukan
pula persiapan pengadaan peta lokasi 1 : 5000 dengan countur yang
memadai. Selain itu pula perlu juga mempelajari design manual
drainase
yang
ada
dan
mengaplikasikan
modifikasi-modifikasi
disertai
pada
tahapan
Detail
Engineering
Design
(DED),
dan bangunan-
penggambaran.
Perhitungan
juga
mencakup
tentang
tahapan
Supervision
(pengawasan),
dilakukan
tentang
Gambar F-12. Bagan Alir Penyusunan Review Master Plan Dan DED Drainase Kota Bulukumba
E - 61
E - 62
pelaksana
untuk
mengetahui
tahapan
pelaksanaan
dengan
pelaksana
masing-masing
kegiatan
yang
Dengan
demikian
diharapkan
akan
tercapai
penyelesaian
E - 63
pekerjaan
Penyusunan
Drainase
Kota
mengerahkan
Review
Bulukumba,
Master
PT.
personil-personilnya
DANA
yang
Plan
Dan
DED
consultant
akan
sudah
berpengalaman
organisasi
konsultan
yang
akan
melaksanakan
yang
pelaksanaan
pekerjaan,
dengan
didukung
oleh
dan
item-item
pekerjaan
sesuai
dengan
yang
kegiatan
yang
E - 64
telah
diuraikan
dalam
bab
pendekatan
dan
metodologi.
Secara
garis
besar
jadwal
suatu
sistem
pelaporan
adalah
untuk
mengetahui
Pengawasan
ini
melibatkan
beberapa
tenaga
E - 65
konsultan
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
pada
ruang
lingkup
pekerjaan
sehingga
dapat
ahli
dibawah
akan
saling
koordinasi
berkesinambungan
Team
Leader.
Dengan
dan
berada
demikian
Adapun
pihak-pihak
yang
saling
terkait
dan
harus
E - 66
saling
Satuan kerja
Tahun Anggaran
: 2013
yang
pelaksanaan
pekerjaan,
E - 67
dengan
didukung
oleh
E - 68
E - 69