PENDAHULUAN
1
Rantai pasokan mencakup semua bagian diantaranya suppliers, produsen,
distributor dan pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
memenuhi permintaan pelanggan. Rantai pasokan meliputi 4 tidak hanya pada
produsen dan suppliers tetapi juga distributor, gudang, pengecer, dan bahkan
konsumen itu sendiri.
Oleh karena itu semua sistem harus bekerja dengan baik, tidak
memandang mana bagian yang utama dan yang terpenting, semua saling
bergantung dan berkaitan, maka ketepatan didalam semua aspek yang
berhubungan dengan manajemen pasokan haruslah dijaga dan diperbaiki agar
semakin baik lagi, hal ini mampu rantai mengatasi masalah persediaan agar
produk dalam keadaan tersedia (ready stock), tidak cacat/rusak dan pastinya layak
dikonsumsi oleh para pelanggan, dengan tercapainya tujuan perusahaan tersebut
maka dapat menjelaskan bahwa manajemen supply chain/rantai pasokan
merupakan tahapan didalam perusahaan yang sangat penting dan harus
diperhatikan, karena marupakan nyawa agar perusahaan terus hidup dan dapat
memproduksi barang/jasa, sehingga harus dikembangkan lagi agar nantinya dapat
menjadi lebih baik.
Terdapat beberapa aliran logistik dalam sistem rantai pasok, oleh karena
itu perlu adanya analisa aliran logistik untuk melihat gambaran secara jelas proses
logistik dari tiap-tiap rantai pasok. Laporan ini akan membahas mengenai Analisa
Aliran Logistik Pada Produksi Pakaian.
1.3 Tujuan
2
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan
ini adalah:
1. Untuk mengetahui entitas yang terlibat dalam sistem logistik produksi
pakaian.
2. Untuk mengetahui peran dari entitas tersebut dalam sistem logistik produksi
pakaian.
3. Untuk mengetahui aliran yang terjadi antar entitas dalam sistem logistik
produksi pakaian.
1.4 Manfaat
Manfaat dari laporan ini adalah Memberikan gambaran mengenai aliran
logistik dari rantai pasok di bidang garment/pakaian terhadap entitas yang saling
berkaitan antar perusahaan.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
menyediakan servis dan informasi yang menambah nilai bagi konsumen).selain
itu juga ada yang mengatakan bahwa manajemen rantai pasokan adalah kegiatan
transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk
jadi dan diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistem
distribusi, kegiatan yang dilakukan mencakup pembelian tradisional dan berbagai
kegiatan penting yang berhubungan dengan supplier dan distributor, kegiatannya
meliputi penetapan ( Richardus Djokopranoto , 2002 ): - pengangkutan -
pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer) - supplier - distributor -
hutang maupun piutang pergudangan.
Tujuan utama dari strategi supply chain management (SCM) adalah : 15 -
Memperpendek siklus supply chain - Mengembangkan/membangun servis -
Menurunkan biaya/harga Memahami SCM untuk kepentingan operasional
perusahaan, berarti harus mengerti strategi operasi yang akan memudahkan dalam
pelaksanaanya,yaitu : - Make to stock ( membuat produk terlebih dahulu) -
Configure to under (terjual dulu baru dibuat) istilah lain mass customization -
Engineer to order (produk kompleks dan untuk keperluan konsumen tertentu).
Fungsi dari supply chain management (SCM) adalah : Merencanakan ,
mengatur, mengkoordinasi dan mengontrol semua aktifitas
supply chain. Supply chain adalah aliran dari material informasi uang dan jasa dari
material, dari supplier melalui pabrik pabrik dan warehousing dan akhir nya
customer. Supply chain juga melibatkan organisasi organisasi beserta proses
didalamnya antara lain mengirimkan produk informasi jasa ke
customer.
5
3. Tipe Distribusi.
a. Distribusi intensif.
b. Distribusi selektif.
c. Distribusi eksklusif.
Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku
masing-masing tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan, misalnya
distributor mempunyai sub distributor untuk daerah tertentu. Dengan demikian,
pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan
kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan
didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan
bahan baku sampai pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, terkait
dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang
seharusnya dianalisis oleh perancang:
1. Nilai Produk (The Products Value).
2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the product).
3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance).
4. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability).
5. Bulk Produk (The Products Bulk).
6. Kemampuan jangka panjang produk (The Products Perishability).
7. Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree of Market Concentration).
8. Musiman (Seasonality).
9. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth of
The Product Line).
Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan
permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya adalah
angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh
perusahaan.
Tujuan dari pengukuran kinerja adalah:
1. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang
mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).
2. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di
antara tiap-tiap channel).
6
3. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.
Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan
berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran
persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata
persediaan, minggu pasokan, dan perputaran persediaan. Nilai agregat rata-rata
persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan dalam persediaan.
Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara
membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu
berdasar biaya (at cost). Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan
yang diperoleh dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai
agregat rata-rata persediaan selama satu tahun.
7
3) Para pemasok.
4) Bank dan distributor.
5) Utang dan piutang usaha.
6) Pergudangan dan tingkat persediaan.
7) Pemenuhan pesanan.
8) Berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.
Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang
atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau
distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk integrasi maju atau mundur.
Integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya. Integrasi
maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi.
Jaringan Keiretsu
8
Keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan
para ng menjadi bagian dari sebuah perusahaan.Anggota keiratsu dipastikan
memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan
sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis da kestabilan mutu produksi.
Perusahaan Virtual
Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk
menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai
korporasi berongga atau perusahaan jaringan.
2.6 Permasalah dan Peluang dalam Rantai Pasoka yang Terintegrasi
Tiga pemasalah merumitkan pengembangan rantai pasokan yang efisien da
terintegrasi yaitu optimasi lokal, intensif, dan lot besar (Hezer and Render,
2005:15)
Optimasi Lokal
Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk
memaksimalkan keuntungan lokal atau meminimalkan biaya langsung
berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas. Sedikit kenaikan atau
penuruna permintaan iasanya diatasi secara berlebihan, karena tidak ada seorang
pun yang ingin memiliki persediaan yang mengalami kekosongan stok atau
berlebihan.
Insentif (Insentif Penjualan, Potogan karena Kuantitas, dan Promosi)
Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan
yang belum terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang mahal bagi semua
anggota rantai.
Lot Besar
Sering terjadi penyimpangan dalam lot besar sebab hal ini cenderung
mengurangi biaya per unit. Manajer logistik inginmengirimkan lot besar, terutama
dengan truk yang penuh dengan muatan, dan manajer produksi menginginkan
produksi berjalan jangka panjang. kedua hal ini menurunkan biaya per unit,
namun gagal menunjukkan penjualan yang nyata.
9
Terdapat beberapa peluang dalam rantai pasokan yang terintegrasi.
Peluang untuk manajemen yang efektif dalam rantai pasokan meliputi 10 hal
berikut (Heizer and Render, 2005:16-19):
1. Data Pull yang Akurat
Data pull yaitu data penjualan yang menganjurkan transaksi untuk
menarik produk melalui rantai pasokan.
2. Pengurangan Ukuran Lot
Kurangi ukuran lot dengan manajemen yang agresif. Hal ini meliputi (1)
membuat pengiriman yang ekonomis, yang kurang dari lot muatan truk;
(2) menyediakan potongan harga berdasarkan pada volume tahunan total,
bukannya pada ukuran pengiriman individu; dan (3) mengurangi ongkos
pemesanan melalui teknik tertentu seperti pesanan tetap dan berbagai
bentuk pembelian elektronik.
3. Kontrol Satu Tahap Pengisian Kembali
Menunjuk satu anggota dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab
untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam rantai pasokan sebagai
penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam
rantai pasokan berdasarkan pull dari pelanggan.
4. Persediaan yang Dikelola Vendor
Penggunaan pemasok lokal untuk menjaga persediaan bagi produsen untuk
menjaga persediaan bagi produsen atau pedagang eceran
5. Penangguhan
Menunda modifikasi atau penyesuaian apa pun pada produk selama
mungkin dalam proses produksi.
6. Perakitan Saluran
Menangguhkan perakitan akhir sebuah produk sehingga saluran distribusi
dapat merakitnya. Dengan strategi ini, persediaan barang jadi dikurangi
karena dibuat untuk peramalan yang lebih singkat dan akurat.
7. Drop Shipping dan Pengemasan Khusus
10
Pengiriman langsung dari pemasok ke konsumen, dan bukan dari penjual,
yang menghemat waktu dan biaya pengiriman ulang.
8. Blanked Order
Sebuah komitmen kesanggupan pembelian jangka panjang bagi suatu
pemasok untuk barang yang akan dikirim berdasarkan dokumen pelepasan
jangka pendek.
9. Standarisasi
Mengurangi banyaknya variasi dalam komponen dan material untuk
membantu mengurangi biaya.
10. Pemesanan Elektronik dan Pemindahan Dana
Pemesanan elektronik dan pemindahan dana mengurangi transaksi dengan
menggunkan kertas. Departemen pembelian dapat mengurangi banyaknya
pekerjaan ini denganmenggunakan pemesanan secara elektronik untuk
membayar unit yang diterima. Pemesana elektronik tidak hanya dapat
mengurangi pekerjaan administrasi, tetapi juga mempercepat siklus
pembelian tradisonal yang panjang.
Tahap-tahap dalam pembuatan keputusan rantai pasokan:
1. Strategi atau rancangan rantai pasokan.
Selama tahap ini memberikan rencana pemasaran dan penentuan harga
bagi produk, perusahaan memutuskan bagaimana struktur rantai pasokan
pada beberapa tahun ke depan.
2. Perencanaan rantai pasokan.
Keputusan yang dibuat selama tahap ini kerangka waktu yang
dipertimbangkan adalah seperempat tahun. Susunan rantai pasokan
ditentukan fase strategic yang telah pasti. Susunan ini menentukan
hambatan yang ada. Keberhasilan perencanaan untuk memaksimumkan
surplus rantai pasokan yang dapat dihasilkan dengan perencanaan
memberikan hambatan yang timbul selama fase design atau strategic.
3. Operasi rantai pasokan
11
Waktu yang digunakan disini adalah mingguan atau harian, dan selama
fase ini perusahaan membuat keputusan berdasarkan order pelanggan
individual.
12
kebutuhan merupakan perincian (detailering) dari fungsi
perencanaan, bilamana perlu semua faktor yang mempengaruhi penentuan
kebutuhan harus diperhitungkan.
2. Fungsi Penganggaran
Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk
merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar,
yakni skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan
pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.
3. Fungsi Pengadaan
Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi
perencanaan, penentuan kebutuhan maupun penganggaran.
4. Fungsi Penyimpanan dan Penyaluran
Fungsi ini merupakan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan
penyaluran perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi
terdahulu untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.
5. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan adalah usaha atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang
inventaris.
6. Fungsi Penghapusan
Fungsi pengahapusan, yaitu berupa kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha
pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku.
Dengan perkataan lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk
menghapus kekayaan (assets) karena kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis mapun teknis,
kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7. Fungsi Pengendalian
Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang
meliputi usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan
13
pengelolaan logistik. Dalam fungsi ini di antaranya terdapat kegiatan kegiatan
pengendalian inventarisasi (Inventory Control) dan Expediting
yang merupakan unsur-unsur utamanya.
BAB III
14
ANALISA
Sumber: http://reokky.blogspot.co.id/2014/05/supply-chain-management.html
1. Supplier/Pemasok Bahan Baku/Petani Kapas/Sutra dll
15
2. Manufacture/Pabrik:
a. Departement HRD
b. Departement Finance, Accounting, Purchasing, Procurement
c. Departement Produksi
d. Departement Quality
e. Departement Engineering
f. Departement Warehouse
g. Departement PPIC
h. Departement Marketing
3. Distributor Pakaian
4. Retailer/Gerai dan Toko Pakaian
5. End Costumer
Chain 1: suplier
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan
pertama, dimana rantai penyaluran baru akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam
bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku
cadang dan lain-lain.
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufactures sudah mulai harus
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun sudah tersedia banyak cara untuk
menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini
biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain.
1. Supplier dalam analisa ini adalah supplier atau petani yang memproduksi
bahan baku kain benang sutra atau komponen lainnya seperti kancing pernak
pernik dll. yang akan dikirimkan ke perusahaan manufacture.
16
2. Manufacture melakukan proses produksi (transformasi) dari bahan baku yang
dikirimkan oleh supplier menjadi barang jadi (pakaian).
Manufacture/Pabrik:
i. Departement HRD : Pengembangan dan Pengawasan Karyawan.
j. Departement Finance, Accounting, Purchasing, Procurement :
Bagian pengadaan, pembelian dan pembayaran barang terhadap
supplier.
k. Departement Produksi : Bagian yang melakukan proses produki
pakaian.
l. Departement Quality : Mengechek Kualitas Pakaian terhadap
standar yang telah diberlakukan.
m. Departement Engineering : Pembuatan Design Mass Production
Pakaian.
n. Departement Warehouse : Warehouse Management System.
Penyimpanan, Penanganan, Pengiriman Produk dll.
o. Departement PPIC : Perencanaan Produksi Pakaian.
p. Departement Marketing : Pemasaran Produk Pakaian.
3. Distributor adalah pihak yang menampung hasil produksi (pakaian) dalam
jumlah yang besar.
4. Retailler adalah toko atau gerai yang menjual pakaian ke tangan konsumen
akhir.
5. Custumer membeli dan menggunakan produk pakaian tersebut.
17
Dalam industri ini terdapat beberapa bagian penting yang saling
berinteraksi satu sama lain dan terbagi dalam beberapa departemen atau bagian
terpisah yang dipimpin oleh seorang kepala departemen atau manajer sampai
supervisor. Secara garis besar alur proses bisnis dari mulai bagian Cutting sampai
Finishing adalah sebagai berikut:
18
19
20
21
Berikut penjelasan mengenai flowchart diatas :
CUTTING
Bagian ini merupakan bagian pertama dalam proses produksi yang mempunyai
job utama memotong material meliputi : fabrics, lining atau interlining untuk
dijadikan panel yang siap untuk dilakukan proses penjahitan. Perlakuan dan
teknik pemotongan setiap fabrics bervariasi tergantung dari karakteristik fabrics.
Maka dari itu pada bagian ini diperlukan skill operator yang bagus dan
mempunyai keahlian yang diatas standar. Dalam melakukan pekerjaannnya bagian
ini berkerjasama dengan planning , sample room dan pattern maker.
Proses penerimaan material berupa fabrics di bagian ini dimulai dengan proses
transfer material dari gudang fabrics yang berada di bagian terpisah. Setelah
menerima barang dari gudang tersebut, akan dilakukan beberapa tahapan proses
diantaranya :
Spreading : proses penggelaran fabric secara manual atau dengan alat bantu
berdasarkan karakteristik fabrics. Selanjutnya dilakukan proses relaksasi
sebelum proses cutting dimulai.
Cutting : fabrics dipotong sesuai dengan pola menjadi beberapa panel.
Numbering : penomoran atau pemberian kode pada setiap panel, dengan
tujuan untuk menghindari permasalahan di proses selanjutnya pada saat
penggabungan panel, misalnya : jika dijumpai warna belang , corak tidak
sesuai dll.
Bundling : melakukan proses pengelompokkan panel berdasarkan tipe fabrics,
ukuran, warna dan jumlah dengan tujuan untuk mengontrol masing masing
panel pada saat dijahit.
Pressing/Ironing : menyetrika interlining sebelum proses fusing dan
mengabungkan dengan fabrics. Tujuan proses ini adalah untuk merekatkan
dan menempelkan interlining pada panel.
Selanjutnya, sebelum potongan panel tersebut dikirim ke bagian sewing,
terlebih dahulu dilakukan proses pemilihan kualitas potongan panel oleh
bagian QC (Quality Control). Potongan panel yang bagus selanjutnya akan
dikirim ke bagian sewing, sebaliknya bila potongan panel cacat/reject maka
22
akan dilakukan proses cutting ulang untuk penggantian potongan panel yang
cacat.
Loading ke sewing : mengirim potongan panel dan komponennya dalam
bundle ke bagian sewing .
SEWING
Merupakan bagian produksi setelah cutting yang melakukan proses pembuatan
garmen dengan menggabungkan beberapa panel menjadi sebuah produk berupa
baju, shirt, skirt, dress, long pants, vest, short pant, boxer atau produk garmen lain
yang sesuai dengan spesifikasi detail yang sudah ditetapkan dengan buyer. Sewing
merupakan proses utama dari keseluruhan proses produksi garmen dan terdiri dari
beberapa operasi yang memerlukan karyawan banyak.
Sewing menerima instruksi berupa surat turun produksi serta worksheet
(meliputi breakdown quantity serta intruksi sewing)
Planning memberikan material requesition (MR) yang memuat materi yang
dibutuhkan (kain dan aksesoris).
Panel yang telah dipotong dan di beri fusing di transfer ke bagian sewing dan
dilakukan per style atau per lot untuk menghindari tercampurnya panel satu
jenis dengan jenis lainnya.
PPS atau pilot adalah contoh garmen yang dibuat oleh line pilot atau
supervisor atau berdasarkan sample yang telah disetujui buyer. Tujuan
dibuatnya PPS adalah untuk menemukan kesulitan saat menjahit, menentukan
time study, menentukan work study , keakuratan spesifikasi ukuran , dan
sebagai petunjuk untuk membuat pre lay out mesin.
Pengecekkan PPS / Pilot dilakukan oleh kepala departemen sewing, sample
room dan QC buyer. Masing masing pihak tersebut memberikan informasi
tambahan, menentukan proses kritikal dan memberikan solusi atau metode
kerja yang benar berkenaan dengan tingkat kesulitan produk yang akan dibuat.
FINISHING
Tahapan proses yang pada umumya dilakukan oleh beberapa produsen garmen
adalah:
Trimming, membuang semua sisa benang yang masih menempel pada garmen.
23
Memasang identitas produk garmen berupa :
1. Price tag , label harga jual garmen di toko atau retail.
2. Hang Tag , memuat merk atau logo produsen .
3. Brand label atau label yang memuat lambang atau logo atau merek.
Dilakukan proses pembersihan kotoran berupa debu, sisa benang, sisa fabrics
dengan menggunakan blower.
Steam iron, dengan menggunakan uap panas untuk menghindari kekerutan
fabrics.
Garmen dilipat secara manual (proses folding) sesuai dengan detail dari buyer
dan tidak semua produk garmen dilipat karena ada garmen yang digantung
dengan memakai hanger.
Metal Detector, memasukkan produk garmen kedalam alat untuk memindai
adanya logam atau komponen yang tidak diinginkan yang membahayakan
customer misalnya: patahan jarum jahit. Proses ini merupakan proses
sampling dan bersifat optional .
Polybag, garmen dimasukkan ke dalam kantung plastik untuk menghindari
debu dan pemasangan stiker di polybag.
Produk akhir / finish good selanjutnya dilakukan proses pengepakan dengan
box-box kardus.
Selanjutnya dilakukan proses pemasangan barcode sticker berdasarkan tujuan
negara ekspor.
Setelah pemasangan barcode sticker selesai, selanjutnya dilakukan proses
serah terima dengan pihak ekspeditor yang memberangkatkan barang ke
pelabuhan.
24
3.3 Analisa Aliran Entitas
25
Minggu.
4. Waktu Tunngu dari Perencanaan Material, PR, Aproval, PO, Fabrikasi
sampai Warehouse Fabrikasi : 45-60 Hari.
5. Waktu Tunggu proses produksi dari cutting sampai finish good : Rata-rata
35 Hari.
2. Aliran Barang :
*Aliran Proses Barang dapat dilihat diatas pada alur proses produksi
garment.
3. Aliran Cash :
Biaya terdiri dari biaya produksi, biaya penyimpan, biaya pembelian dan biaya
pengiriman.
a. Biaya Produksi
b. Biaya Persediaan
c. Biaya Pengiriman
26
Biaya pengiriman merupakan biaya yang timbul akibat adanya proses
pemindahan atau transportasi
d. Biaya Pembeliaan
Biaya:
1. Supplier
a. Biaya Produksi = k x cp
Dimana:
k = Jumlah Unit (pcs)
27
= 100 pcs x Rp. 1000
= Rp 100.000
b. Biaya Persedian = i x h
Dimana :
i = Jumlah Persediaan (Pcs)
h = Ongkos simpan (Rp/pcs)
*biaya simpan 20% dari harga produk.
Biaya persediaan 20% x Rp 2.800 = Rp 560/pcs.
= 100 pcs x Rp. 560
= Rp 56.000
c. Biaya Pengiriman = y x o
Dimana :
y = Jumlah Permintaan Bahan Baku (Pcs)
o = Ongkos Pengiriman (Rp/Pcs)
ongkos pengiriman untuk 1 Pcs bahan baku adalah Rp 100. Ongkos
ini dikeluarkan untuk biaya pengiriman ke manufaktur.
= 100 pcs x Rp 100
= Rp 10.000
2. Manufacture
a. Biaya Produksi = k x cp
Dimana:
28
= 100 pcs x Rp. 3500
= Rp 350.000
b. Biaya Persedian = i x h
Dimana :
= Rp 230.000
c. Biaya Pengiriman = y x o
Dimana :
y = Jumlah Permintaan Pakaian (Pcs)
= 100 pcs x Rp 70
= Rp 7.000
3. Distributor
a. Biaya pembelian = p x j
Dimana :
p = Harga (Rp/Pcs)
j = Jumlah Pakaian (Pcs)
biaya pembelian untuk 1 pcs Pakaian Rp 11.500 dimana harga tersebut
29
= 100 Pcs x Rp 11.500
= Rp 1.150.000
b. Biaya Pengiriman = y x o
Dimana :
y = Jumlah Permintaan Pakaian (Pcs)
= 100 pcs x Rp 50
= Rp 5.000
4. Retailer
a. Biaya pembelian = p x j
Dimana :
p = Harga (Rp/Pcs)
j = Jumlah Pakaian (Pcs)
biaya pembelian untuk 1 pcs Pakaian Rp 13.500 dimana harga tersebut
= Rp 1.350.000
30
*Sistem Pembayaran yang dilakukan bisa melalui system transaksi transfer antar
bank, kredit dan cash/tunai.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Dalam Manajemen Logistik Produk Pakaian terdapat 5 Entitas yang saling
berinteraksi diantaranya: Supplier, Manufaktur, Distributor, Retailer dan
Costumer/Consumer.
2. Terdapat peran antar masing masing entitas seperti supplier sebagai pemasok
bahan baku, manufaktur sebagai proses produksi dan transformsi produk
menjadi pakaian, distributor sebagai penampung barang dengan quantitas
besar yang akan disalurkan ke retail dan terakhir retailer yang menjual produk
pakaian ke tangan costumer/konsumen
3. Ada 3 Aliran dalam kaitannya dengan manajemen logistik produk pakaian:
a. Aliran Informasi mengenai jumlah persedian, kualitas dan kuantitas
31
banrang, demand costumer, biaya dll
b. Aliran Barang mengenai alur proses produksi barang dari bahan baku/kain
mejadi pakaian sampai disalurkan ke costumer
c. Aliran Biaya mengenai biaya produksi, persedian, penyimpanan dan
pembelian serta system pembayaran yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://mythayummy.blogspot.com/2011/04/makalah-manajemen-stratejik.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2195156-pengertian-dan-fungsi-
customer-service/#ixzz1tua71kce
http://wiryasaputra.blogspot.com/search/label/Pelayanan%20Memuaskan
http://ekonomitransportasi.blogspot.com/2011/05/peran-transportasi-multimoda-
dalam.html
http://andiwijayanto.blog.undip.ac.id/?category_name=manajemen-distribusi-dan-
logistik
32
luluk.staff.gunadarma.ac.id/.../MANAJEMEN+PERSEDIAAN.doc
http://harisahmad.blogspot.com/2011/01/peran-sumber-daya-alam-dan-
lingkungan.html
http://id.shvoong.com/business-management/management/2279773-pengertian-
unsur-dan-jenis-jenis/
http://ronawajah.wordpress.com/2007/06/26/keunggulan-kompetitif/
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=keinginan+pelanggan+terhadap+suatu+produk&source=web&cd=
3&ved=0CE8QFjAC&url=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id
%2F23014%2F1%2FANALISIS_PENGARUH_HARAPAN_PELANGGAN
%2C_KUALITAS_PRODUK%2C_KEPUAA.pdf&ei=RG-
mT_G7C8bsrAfnrPHvAQ&usg=AFQjCNGNEeodE8z-jOMEvNqX5Hi-
qka_bw&cad=rja
33