Anda di halaman 1dari 8
KEBIJAKAN DAN PROGRAM PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DI INDONESIA Disampaikan Direktur Jenderal Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial Pada Loka Karya Nasional Pelayanan Lanjut Usia di Rumah (Home Care) tanggal 09 Desember 2003 di Auditorium SKKBN. Jakarta DEPARTEMEN SOSIAL RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DIREKTORAT BINA PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA JAKARTA 2003 KEBIJAKAN DAN PROGRAM PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DI INDONESIA Disampaikan Direktur Jenderal Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial Pada Loka Karya Nasional Pelayanan Lanjut Usia di Rumah (Home Care) tanggal 09 Desember 2003 di Auditorium SKKBN. Jakarta DEPARTEMEN SOSIAL RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DIREKTORAT BINA PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA JAKARTA 2003 KEBIJAKAN DAN PROGRAM PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DI INDONESIA ‘A. PENDAHULUAN Meningkatnya kesejahteraan penduduk yang ditandai dengan peningkatan pendapatan penduduk, peningkatan kualitas kesehatan pada dekade. terakhir sebelum krisis ekonomi melanda negara kita, telah membawa konsekuensi perubahan struktur penduduk. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 adalah 203,456,000 orang. Dari jumiah tersebut 17.767.709 jiwa’ orang atau 7,79 % adalah penduduk lanjut usia. Prediksi pada tahun 2010 diperkirakan jumiah lanjut usia meningkat sekitar 9,77 % (23.992.552 jiwa) dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 11,2% (28.822.879 jiwa). Demikian pula usia harapan hidup penduduk lanjut usia meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995 usia harapan hidup penduduk lanjut usia adalah 63,6 tahun dan pada tahun 2000 usia harapan hidup menjadi 64,5 tahun. Prediksi pada tahun 2020 usia harapan hidup meningkat menjadi 71,1 tahun. Biro Pusat Statistik mencatat bahwa 52 % Lanjut Usia adalah wanita dan 48 % adalah laki-aki. Sebagian besar ( 78 % ) tinggal di pedesaan dan 22 % sisanya tinggal diperkotaan. Peningkatan jumiah lanjut usia di Indonesia ini merupakan tantangan yang hharus dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat serta memerlukan upaya untuk mengatasinya. Tantangan tersebut dirasakan semakin berat setelah terjadinya krisis ekonomi, dimana pada tahun 1998 jumlah lanjut usia terlantar 3.485.066 orang dan rawan terlantar 4.975.942 orang Sedangkan padg tahun 2002 jumiah lanjut usia terlantar 3.754.569 orang dan rawan terlantar 5.102.800 orang. Kemiskinan, keterlantaran, kecacatan dan mengalami_ tindak kekerasan pada lanjut usia menyebabkan ketergantungan secara ekonomi Diperkirakan sejumlah 3,7 juta lanjut usia memerlukan pelayanan sosial, sebagian besar diantaranya terlantar dan memerlukan upaya perlindungan khusus. - Selain itu dengan adanya proses globalisasi, urbavisasi_ dan industrialisasi telah membawa perubahan pada nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat, terutama dengan adanya kecendermgan perubahan struktur keluarga dari keluarga besar ( Extended Family) menjadi keluarga kecil (Mucleus Family). Perubahan ini mengakibatkan adanya perbedaan persepsi dalam merawat lanjut usia dalam keluarganya Pelayanan sosial lanjut usia yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia tetap perlu mempertahankan filosofi nilai- nila tiga generasi dalam satu atap (Three Generation in One Roof) yang hy 96 Laat Sahn Deen PRS | Set non 27 menjamin keliarmonisan hubungan diantara anak, orang tua dan lanjut usia dalam satu ikatan keluarga secara khusus. Kebijakan penanganan lanjut usia selama ini maupun dimasa yang akan datang juga menempatkan -keluarga sebagai basis utama pelayanan sosial, selain berbasis masyarakat, sedangkan pelayanan melalui Panti Sosial ‘merupakan alternatif terakhir. B. PENINGKATAN KESEJAHTERAAN LANJUT USIA Pada mulanya program pemerintah dalam penanganan terhadap penduduk lanjut usia lebih menekankan pemberian santunan kepada yang terlantar. sesuai Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut usia. Namun, saat ini kebijakan tersebut mempunyai sasaran yang lebih lus dengan memberikan dorongan untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan lanjut usia kepada eluarga dan masyarakat agar dapat mendukung terwujudnya lanjut usia yang berguna, berkualitas dan mandir. Penanganan permasalahan lanjut usia yang berkembang selama ini dikenal dengan melalui dua cara, yaitu pelayanan dalam panti dan luar panti. Pelayanan dalam Panti Sosial Tresna Werdha meliputi pemberian pangan, sandang, papan, pemeliharaan Kesehatan, dan pelayanan bimbingan mental keagamaan, serta pengisian waktu lvang termasuk didalamnya rekreasi, olah raga dan keterampilan. Sedangkan pada pelayanan di luar panti para lanjut usia tetap berada di lingkungan keluarganya dengan diberikan bantuan permakanan dan pemberdayaan di bidang Usaha Ekonomis Produktif (UEP). Dalam memberikan pelayanan kepada para lanjut usia, pemerintah berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut Pertama, Setiap orang yang telah berusia lanjut harvs mendapat tempat yang dihormati dan dibahagiakan. ‘Kedua, Keluarga merupakan wahana pelayanan yang terbaik bagi para lanjut usia untuk menjalani kehidupan hingga akhir hayataya. Ketiga, Pemberian perhatian dan kasin sayang baik cari keluarga dan masyarakat lingkungannya, merupakan faktor yang sangat penting. ‘Keempat, pelayanan dalam panti merupakan upaya terakhir apabila upaya yang lain sudah tidak mungkin lagi Upaya pemenuhan Kebutuhan lanjut usia yang’ dapat dilakukan untuk menjamin tercapainya kesejahteraan lanjut usia, meliput! 1, Pemenuhan Kebutuhan Fisik (Pangan, Sandang, dan Papan) ‘Dalam pemenuhan kebutuhan Pangan, Sandang, dan Papan bagi lanjut sia disesuaikan dengan keadaan lansia yaitu : kesehatan, kemudahan, keamanan dan kenyamanan. hy ee Leahey Math rts #8 LSet 27 2 Pelayanan Kesehatan, dilakukan secara terintegrasi dengan upaya pelayanan kesejahteraan lainnya dengan mengutamakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan promotif : bertujuan agar lansia berperilaku hidup sehat, meningkatkan gairah hidup, memelihara kemandirian serta tetap aktif dan produktif, baik secara individu maupun kelompok. Pelayanan preventif : bertujuan mencegah terjadinya masalah kesehatan yang berkelanjutan. Pelayanan Kuratif : bertujuan agar gangguan kesehatan segera teratasi dan tidak menjadi cacat. Untuk itu perlu dipersiapkan petugas kesehatan agar mahir melakukan upaya kuratif terhadap pasien lansia Pelayanan rehabilitatif : Yaitu upaya yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan rasa percaya diri lansia seoptimal mungkin. Upaya ini dapat dilakukan di masyarakat atau di institusi yang tersedia (panti, Puskesmas dan Rumah Sakit) 2. Pemenuhan Kebutuhan Mental Kebutuhan mental spiritual adalah: kebutuhan yang diberikan kepada lansia yang’ dapat memberikan semangat dan dorongan dalam kehidupan sehati-hari misalnya : menumbuhkan rasa percaya diri bahwa lansia tetap dibutuhkan oleh keluarga/masyarakat, memberikan semangat bahwa potensi yang ada dalam dirinya dapat digunakan bagi corang lain. Pemenuhan kebutuhan mental psikologis adalah kebutuhan yang ‘meliputi ; Kebutuhan akan penghargaan, perhatian dari anggota keluarga, terman akrab dan masyarakat. 3. Pemenuhan Kebutuhan Sosial Pemenuhan kebutuhan sosial, yaitu pemenuhan akan suatu tata kehidupan dan penghidupan baik material maupun spiritual yang dlliputi_ oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lah batin, Pemenuhan kebutuhan sosial antara lain meliputi Perindungan sosia, yaitu upaya memberikan kemudahan pelayanan bagi lansia agar dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar, Bantuan sosial : pemberian bantuart yang sifatnya tidak tetap agar lansia dapat menikmati taraf kesejahteraan sosialnya. Pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial : upaya perlindungan dan pelayanan yang bersifat terus menerus agar lansia dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar. ~ 4. Pemenuhan Kebutuhan Perlindungan Hukum Perlu. diupayakan bantuan hukum agar lansia tidak dianiaya, ditelantarkan dan hak mereka tetap diakui dan dihargei. Perlunya Perlindungan hukum bagi lansia apabila lansia tersebut disia-siakan oleh keluarga, atau diterlantarkan hak-haknya sebagai warga negara C. KEBIJAKAN DAN PROGRAM Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut usia dapat dijadikan salah satu indikasi tentang makin besarnya perhatian pemerintah terhadap penduduk lanjut usia Dalam Undang-Undang tersebut diatur secara tegas tentang upaya peningkatan kesejahteraan penduduk lanjut usia. Pasal 4 UU tersebut menyebutkan bahwa “upaya peningkatan kesejahteraan sosial bertujuan untuk memperpanjang sia harapan_hidup dan masa _produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraanya, terpelihara sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebin mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut sia, Departemen Sosial melalui Direktorat Bina Pelayanan Sosial Lanjut Usia, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, mengembangkan berbagai kebijakan teknis yang mengacu pada komitmen nasional, regional maupun internasional serta pada kebijakan Menteri Sosial, sebagai berikut : 1, Meningkatkan dan memperkuat peran keluarga dan masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia dengan melibatki.n seluruh unsur dan Komponen masyarakat termasuk dunia Usaha, atas dasar swadaya dan kesetiakawanan sosial sehingga dapat melembaga gan berkesinambungan; 2. Meningkatkan koordinasi intra dan inter sektoral, antar berbagai instansi pemerintah terkait di pusat dan daerah serta dengan masyarakat/orsos termasuk dunia usaha, untuk ~—mendukung penyelenggaraan pelayanan sosial bagi lanjut usia; 3. Membangun dan mengembangkan sistem jaminan din perlindungan sosial bagi lanjut usia; 4, Meningkatkan dan memperluas aksesibilitas bagi kesejahteraan lanjut usia; 5. Meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan _peran kelembagaan lanjut usia untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas pelayanan sosial lanjut usia. Dalam melaksanakan kebijakan tersebut ditempuh melalui strategi Pemberdayaan; . Kemitraan; + Partisipas Desentralisasi; Meningkatkan jaringan kerja dan kemitraan; Membangun dan mengembangkan partisipasi dan advokasi atas dasar kesetiakawanan sosial oye hy ee Lahey Mah Den PRS. Setman 27 A D. PROGRAM 1. Pelayanan Sosial Pelayanan sosial bagi lanjut usia dilaksanakan Departemen Sosial melalui 2 (dua) sistem yaitu : a, Pelayanan melalui luar Panti/non Panti (Community Based/Family Based). , b. Pelayanan melalui Panti/di dalam Panti (Institutional Based) Pelayanan sosial yang dilaksanakan Departemen Sosial saat ini dan dimasa depan diarahkan/dikembangkan pada progratn pelayanan yang berbasis keluarga dan masyarakat (family based/community based) dengan mendorong dan melibatkan sebanyak mungkin peran keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan sosial Janjut usia. Sedangkan upaya pelayanan melalui panti-panti sosial dinarapkan merupakan alternatif terakhir yang terutama ditujukan bagi lanjut usia yang tidak potensial, miskin, cacat, terlantar dan mengalami tindak kekerasan serta mereka yang benar-benar_memerlukan bantuan. Pelayanan sosial lanjut usia dalam keluarga disebut juga sistem pelayanan sosial lanjut usia luar panti, dimana para lanjut usia yang diberikan pelayanan masih tetap tinggal di lingkungan keluarga bersama anak cucu ataupun sanak keluarga lainnya, Hal ini dilaksanakan berdasarkan pertimbangan bahwa lingkungan keluarga dapat _memberikan dukungan emosional yang sangat menentukan keberhasilan pelayanan sosial 2. Pemberdayaan Sosial Program pemberdayaan sosial terutama ditujukan bagi lanjut usia yang asin potensial baik yang terlantar maupun yang masin mempunyal keluarga. Program jlaksanakan dengan pemberian pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha dalam bentuk kelompok- kelompok usaha bersama (KUBE). 3. Bantuan dan pemeliharaan taraf keséjahteraan sosial Diberikan bagi fanjut usia yang miskin, cacat dan terlantar agar mereka dapat_mewujudkan dan menikmati taraf kesejahteraan sosialnya. Bantuan ini dapat diberikan sewaktu saja atau seumur hidup, tergantung pada kondisi ianjut usia, Saat ini sedang dipersiapkan Peraturan Perundang-undangan yang akan melandisi_pemberian bantuan/perlindungan dan jaminan sosial bagi lanjut usia terlantar ini sebagai bagian dari pemberian jaminan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial. My One Laka Match Deyn PSL Steman 27 5 Kegiatan pelayanan sosial lanjut usia melalui sistem .uar panti yang dilaksanakan selama ini meliputi : 1. Pemberian bantuan berupa jaminan makan yang ditujukan bagi lanjut Usia yang keadaan ekonominya lemah, tetapi tidak tertampung dalam Panti Sosial Tresna Werdha, sehingga masin tetap tinggal dalam keluarga yang pada umumnya keadaan ekonominya juga lemah atau pada keluarga lain yang merawatnya (Home care). Bantuan yang diberikan berupa : pemberian makan setiap hari sesuai dengan kebutuhan lanjut usia; pelayanan kesehatan; bimbingan mental/rohani; bimbingan keterampilan; pengisian waktu Iuang maupun senam lanjut usia. 2. Pemberian bantuan yang bersifat akumulatif berupa bantuan Paket Usaha Ekonomis Produktif yang ditujukan bagi lanjut usia_vang keadaan ekonominya lemah, tetapi fisiknya_masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan usaha produktif. Diharapkan dengan bimbingan dan pembinaan yang diberikan, mereka dapat mengembangkan bantuan untuk menunjang kehidupannya secara layak dan tidak tergantung pada orang lain. Pada tahun 2002 Pemerintah memberikan bantuan melalui Usaha Ekonomis Produktif (UEP) dengan sasaran 12.927 orang di 30 propinsi. Sedangkan pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) tahun 2002 dijangkau Sebanyak 160 kelompok dengan ‘jumlah anggota 1.600 orang di 30 propinsi. Di DKI Jakarta pelayanan sosial dalam keluarga berkembang pesat dan telah dilaksanakan melalui Pusat-Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) yang saat ini berjumlah 75 Pusaka dengan jumlah binaan 4.612 orang. c. PENUTUP Upaya peningkatan kesejahteraan, perlindungan dan_jaminan sosial lanjut usia merupakan suatu usaha yang mulia, namun tentu tidak Mmudah untuk melaksanakannya. Kita semua akan menuju kesana, ‘menjadi lanjut usia dan kita mempunyai orang tua yang sudah lanjut usia, Sehingga kita semua mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan para lanjut usia, Orang Tua Kita semua ! Jakarta, 09 Desember 2003 Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial ji PH, NIP. 170006509 hy ec Latter Makah Oren PS «Seven 27 6

Anda mungkin juga menyukai