Anda di halaman 1dari 2

1(c).

Tindakan yang akan Saudara lakukan jika lemak dalam bahan pangan membentuk kompleks dengan komponen pangan lain sehingga sulit terekstrak oleh pelaut lemak? Tindakan yang kami lakukan yaitu dengan cara Hidrolisis asam. Beberapa jenis makanan mengandung lemak yang membentuk kompleks dengan protein (lipoprotein) atau polisakarida (glikolipid). Untuk menentukan kadar senyawa ini, perlu dilakukan pemutusan ikatan antara lemak dan komponen non-lemak sebelum ekstraksi solven. Hidrolisis asam umumnya dilakukan untuk melepaskan lemak terikat sehingga lebih mudah terekstraks, misalnya dengan mendigesti sampel selama 1 jam dengan HCl 3N. Contoh: sampel tepung pisang Pisang dipotong kecil-kecil kemudian dihancurkan dengan blender. Penggunaan tepung pisang sebagai sampel adalah berwujud kering. Untuk sampel yang berwujud kering metode Weibull dapat dilakukaan dengan ekstraksi menggunakan Soxhlet. Ekstraksi menggunakan Soxhlet proses ini dimulai dengan tahapan persiapan sampel. Dalam metode Weibull, tahapan ini merupakan tahapan hidrolisis. Tahapan hidrolisis dilakukan dengan menambahkan 30 mL HCl 25 % dan 20 mL air serta beberapa batu didih kemudian dididihkan. Hidrolisis dapat berlangsung dengan penambahan asam dan dibantu prosesnya dengan pemanasan. Sementara penambahan air dilakukan untuk melarutkan bahan lain yang sifatnya polar yang mungkin terkandung dalam sampel. Pemanasan dilakukan selama 15 menit karena diharapkan semua ikatan lipida telah pecah sehingga diperoleh lemak dalam bentuk bebas yang siap diekstraksi. Penambahan batu didih di sini dimaksudkan agar pemanasan merata karena pada proses pemanasan, beaker ditutup dengan kaca arloji. Penutupan beaker selain untuk memastikan tidak ada zat yang mudah menguap yang teruapkan seperti HCl, juga agar suhu yang diharapkan tercapai lebih cepat. Setelah dipanaskan, maka dilakukan penyaringan dalam keadaan panas. Kemudian mencucinya dengan air panas sampai tidak bereaksi asam lagi. Ketika menyaring , posisi kertas saring harus sesuai dengan ukuran corong yang dipakai dan kertas saring harus menempel pada dinding corong dengan cara membasahinya dengan menggunakan aquadest. Hal ini untuk menghindari adanya sampel yang terbuang. Pada saat penyaringan, harus hati-hati ketika membuka tutup beaker karena kemungkinan uap ada dari HCl. Oleh karena itu penyaringan dilakukan di dekat atau jendela atau tembat yang sempunyai saluran sirkulasi udara agar cepat

menetralisir uap HCL. Proses pencucian ini dimaksudkan agar tidak ada lagi senyawa polar lainnya dalam kertas saring sehingga diharapkan diperoleh lemak yang telah bebas. Pencucian dilakukan juga untuk menetralkan kondisi asam akibat HCl. Untuk membuktikan suasana telah netral, dilakukan pengetesan dengan kertas lakmus. Apabila kertas lakmus berubah warna dari biru (bila mempergunakan lakmus biru) menjadi merah, maka suasana telah menjadi netral atau menjadi basa. Begitupun sebaliknya jika mempergunakan lakmus merah tidak berubah warna berarti netral atau basa. Setelah penyaringan, kertas saring berikut isinya dikeringkan pada suhu 100-105oC dengan mempergunakan oven. Setelah dipastikan kertas saring kering, dimasukkan ke dalam selongsong yang terbuat dari kertas saring yang dicetak dengan mempergunakan tabung reaksi yang kemudian diberi alas dari kapas. Sumbat selongsong tersebut dengan kapas juga. Tinggi selongsong seharusnya tidak melebihi tinggi soxhlet. Setelah selongsong dimasukan dalam soxhlet yang terhubung dengan labu lemak yang telah diketahui konstan beratnya, alat soxhlet harus sudah dapat dikuasai dengan baik oleh pelaksana, alat ini harus tegak lurus dan penyangganya kuat mencapit soxhlet, hal ini demi keselamatan kerja dan kesuksesan analisis. Untuk mengkonstankan labu lemak, dilakukan cara mengeringkannya dalam oven selama 1 jam lalu mendinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Penimbangan diulangi hingga tercapai berat konstan. Setelah konstan, labu disimpan dalam desikator.

Anda mungkin juga menyukai