PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), masalah gangguan jiwa di
dunia ini sudah menjadi masalah yang semakin serius. Paling tidak, ada satu dari
empat orang di dunia ini mengalami gangguan jiwa. WHO memperkirakan ada
sekitar 450 juta orang di dunia ini ditemukan mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan data statistik, angka pasien gangguan jiwa memang sangat
mengkhawatirkan (Yosep, 2007).
Menurut UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1966, Kesehatan Jiwa adalah
suatu keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional
secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan dengan orang
lain. Sedangkan menurut American Nurses Associations (ANA) keperawatan jiwa
merupakan suatu bidang khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan
ilmu perilaku manusia sebagai ilmu dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik
sebagai caranya untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan
jiwa.
Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi
penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan.
Angka terjadinya halusinasi cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengkajian di Rumah
Sakit Jiwa Medan ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi. Menurut
perawat di Rumah Sakit Grhasia Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya
di ruang kelas III rata- rata angka halusinasi mencapai 46,7% setiap bulannya
(Mamnuah, 2010).
Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan individu untuk menilai
dan berespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan
eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien juga tidak
mampu untuk memberikan respon yang akurat, sehingga tampak perilaku yang
sulit dimengerti. Halusinasi adalah penyerapan (persepsi) panca indera tanpa
1
adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua panca indera dan terjadi
disaat individu sadar penuh (Depkes dalam Dermawan dan Rusdi, 2013)
Halusinasi penglihatan adalah klien melihat suatu objek yang tidak
berhubungan dengan stimulasi nyata yang orang lain tidak melihatnya (Dermawan
dan Rusdi, 2013). Sedangkan menurut Kusumawati (2010) halusinasi penglihatan
adalah klien melihat suatu objek yang jelas maupun tidak jelas, dimana objek
tersebut bisa mengajak klien berbicara atau melakukan sesuatu.
Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien
dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia.
Gangguan jiwa lain juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic
depresif dan delirium. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempresepsipkan sesuatu yang sebenarnya tidakterjadi. Suatu penerapan panca
indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca ondera tanpa stimulus eksteren persepsi palsu. Salah
persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi.
Stimulus internal dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata ada oleh klien ( Stuart,
2009 )
1.3 Tujuan
2. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatan jiwa pada
klien perubahan persepsi sensori halusinasi
3. Tujuan khusus
a. melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan persepsi sensori:
Halusinasi
b. Membuat diagnosa keperawatan pada klien perubahan persepsi sensori
halusinasi?
c. Melakukan intervensi keperawatan pada klien perubahan persepsi
sensori halusinasi?
d. Melakukan tindakan keperawatan pada klien perubahan persepsi sensori
halusinasi?
2
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien perubahan persepsi
sensori halusinasi?
f. Pendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien perubahan persepsi
sensori halusinasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI PENGLIHATAN
3
2.1 KASUS (MASALAH UTAMA)
Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan
4
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofren.
b) Beberapa zat kimia diotak seperti dopamin neorotransmiter yang
berlebihan.
c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia.
2) Faktor Psikologis.
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keaadan
yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah
penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3) Faktor Sosial budaya.
Kondisi ini mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti :
kemiskinan, perang, kerusuhan, bencana alam dan kehidupan yang
terisolasi.
b. Faktor presipitasi.
Secara fisik klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian induvidu terhadap
stressor dan maslah koping dapat mengindikasi kemungkinnan
kekambuhan (kelliat,2006).
Faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah :
1) Biologis.
Ganngguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnomalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak akibat ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stres lingkungan.
Ambang toleransi terhadap sress yang berinteraksi terhadap stresor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
3) Sikap/perilaku
Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri),
kehilngan motivasi untuk melakukan aktivitas, perilaku amuk dan
agresif.
4. Macam-Macam Halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran (akusti auditorik)
5
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering mendengar suara orang.
Suara berbentuk kebinsingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang
jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai ada percakapan lengkap
antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar
dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk
melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
b. Halusinasi Penglihatan (visual).
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,
gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan biasa
yang menyenangkan atau menakut ksn seperti melihat monster.
c. Halusinasi bau atau penghidung (okvatorius).
Individu yang mengatakan mencium bau bauantertentu seperti bau
darah, urin, dan feses umumnya bau bauan yang tidak menyenangkan.
Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
d. Halusinasi kecap (gustatorik).
Halusinasi merasa ada sesuatu rasa dimulutnya.
e. Halusinasi Perabaan (taktil).
Mengalami nyeri atau ketidak nyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasa tesentrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang
lain.
f. Halusinasi Cenestetik.
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makanan atau pembentukan urine.
5. Fase-Fase Halusinasi
a. Fase Pertama / comforting / menyenangkan
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan gelisah,
kesepian. Klien mungkin melamun atau memfokukan pikiran pada hal
yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan dan stress. Cara
ini menolong untuk sementara. Klien masih mampu mengotrol
kesadarnnya dan mengenal pikirannya, namun intensitas persepsi
meningkat.
b. Fase Kedua / comdemming
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal
dan eksternal, klien berada pada tingkat listening pada halusinasi.
Pemikiran internal menjadi menonjol, gambaran suara dan sensasi
6
halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas klien takut apabila
orang lain mendengar dan klien merasa tak mampu mengontrolnya.
Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi dengan
memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain.
c. Fase Ketiga / controlling
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi
terbiasa dan tak berdaya pada halusinasinya. Termasuk dalam gangguan
psikotik.
Distorsi pikiran
Pikiran logis
Ilusi
Persepsi akurat
Reaksi emosi yang
Emosi konsisten
2.3 POHON berlebihan MASALAH
atau
dengan
kurang Risiko mencederai diri, orang
pengelaman Perilaku aneh
lain dan lingkungan
Perilaku sesuai
Menarik diri
hubungan sosial
Perubahan sensori perseptual: halusinasi
harmonis Gangguan pikiran
Isolasi halusinasi sosial : menarik diri
Sulit berespon
Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
Perilaku
disorganisasi
Isolasi sosial
7
2.4 MASALAH KEPERAWATAN
1. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Ganguan sensori perseptual: halusinasi
3. Isolasi sosial : menarik diri
4. Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
8
Diskusikan tentang keuntungan dari hubungan.
Berlahan-lahan serta pasien dalam kegiatan ruangan dengan melalui tahap-
tahap yang di tentukan.
Beri pujian atas keberhasialan yang telah tercapai
Anjurkan pasien mengevaluasi secara mandiri manfaat dari berhubungaaan.
Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan pasien mengisis waktunya
Motivasi pasien dalam mengikiuti aktivitas ruangan.
Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab dan cara
keluarga menghadapi
Dorong anggota keluarga untuk berkomunikasi
Anjurkan anggota keluarga pasien secara rutin menengok pasien minimal satu
kali satu minggu.
Diagnosa 2
Ganguan hubungan sosial : menarik diri
Tujuan : pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap
Kriteria hasil :
Pasien dapat menyebutkan koping yang dapat digunakan
Pasien dapat menyebutkan efektifitas koping yang dipergunakan
Pasien mampu mulai mengevaluasi diri
Pasien mampu membuat perencanaan yang realistik sesuai dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Pasien bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan sesuai
dengan rencana.
Intervensi
Dorong pasien untuk menyebutkan aspek positif yang ada pada dirinya dari
segi fisik
Diskusikan dengan pasien tentang harapannya
Diskusikan dengan pasien keterampilan yang menonjol selama dirumah dan
dirumah sakit.
Beri pujian
Indentitas masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh pasien
Diskusikan koping yang biasa digunakan pasien.
9
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
LAPORAN KASUS
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
RS. JIWA DAERAH MENUR SURABAYA
RUANGAN RAWAT : Kenari TANGGAL RAWAT : 24 Desember 2016
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Sdr. K (L) Tanggal Pengkajian : 9 Januari 2017
Umur : 30 tahun RM No : 02.52.XX
Informan : Sdr. K, Pakde Sdr. K, dan Rekam Medis
10
Sdr. K melihat gambar, yang mengajaknya untuk wiritan.
11
Sdr. K mengatakan bahwa ia pernah mempelajari ilmu tenaga dalam, tetapi
tidak ada hasilnya, dan ia juga pernah ditinggal menikah oleh kekasihnya
sehingga Sdr. K merasa putus asa dan ia menjadi pendiam dan suka
menyendiri. Sdr K juga pernah dihukum di sekolah karena terlambat masuk
kelas..
Masalah Keperawatan : Respons Pasca Trauma
V. FISIK
1. Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg N : 84 x/mnt S. : 36,4 oC
P : 20 x/mnt
2. Ukur : TB : 159 cm BB : 64 kg IMT : 25,6 m2
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : Sdr. K mengatakan bahwa dirinya adalah anak ke 2
dari 3 bersaudara. Kakak Sdr. K berjenis kelamin
perempuan sudah meninggal sebelum Sdr. K lahir,
Sdr. K memiliki adik laki-laki yang berusia 20
tahun. Ayah Sdr. K sudah meninggal dunia karena
sakit liver. Sdr. K tinggal bersama ibu dan adiknya.
Dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Konsep Diri :
a. Gambaran Diri : Sdr. K mengatakan anggota tubuh yang disukainya
adalah rambut, kumis dan jenggot.
b. Identitas : Sdr. K adalah seorang laki-laki yang berusia 30
tahun dan belum menikah.
c. Peran : Sdr. K mengatakan bahwa dirinya menjadi kepala
keluarga setelah ayahnya meninggal dan tidak mempunyai tanggung
jawab menafkahi ibu dan adiknya.
12
d. Ideal diri : Sdr. K memiliki ingin cepat pulang dan bisa
bekerja untuk membantu membiayai kehidupan ibu dan adiknya, serta
ingin menjadi seorang penyanyi seperti iwan fals.
e. Harga diri : Sdr. K mengatakan merasa bersedih setiap mencari
pekerjaan sering ditolak, dan ia juga kecewa tidak mampu menjadi
seorang penyanyi seperti iwan fals.
Masalah Keperawatan : Gangguan Harga Diri
3. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti : Bagi Sdr. K orang yang sangat berarti adalah
ibunya karena ibunya adalah yang mengandung dan sudah sabar
merawatnya.
b. Peran serta daalam kegiatan kelompok / masyarakat : Sdr. K
mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok
masyarakat.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :
Sdr. K mengatakan bahwa dirinya mempunyai hambatan untuk
berhubungan dengan orang lain yaitu perasaan malu dalam dirinya
untuk berhubungan dengan orang lain dan karena Sdr. K seseorang
yang pendiam.
Masalah Keperawatan : Hambatan interaksi social
4. Spiritual :
a. Nilai dari keyakinan : Sdr. K adalah seseorang yang beragama islam
dan menyakini jika dirinya belum bisa pulang dan sembuh berarti
memang belum saatnya.
b. Kegiatan Ibadah : Sdr. K mengatakan bahwa dirinya rutin
melaksanakan sholat 5 waktu, ketika di RS Sdr. K tidak pernah sholat
dengan alasan tidak mempunyai sarung.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
GENOGRAM :
30
13
Keterangan :
: perempuan 30 : pasien
: laki-laki
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
------ : tinggal serumah
____ : garis keturunan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas motorik
14
gerakan yang tidak terkontrol pada otot muka, tidak tampak
gemetar pada jari, dan tidak ada kegiatan yang berulang.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam Perasaan
Gembira
Sedih Ketakutan Putus Asa Khawatir
Jelaskan : Ketika wawancara Sdr. K mengatakan Berlebihan
bahwa dirinya sedih, karena ingin pulang dan cepat sembuh, dan sering
ditolak dalam mencari pekerjaan serta mempunyai pikiran khawatir
jika mencari pekerjaan sering ditolak
Masalah Keperawatan: Ketidakberdayaan
5. Afek
7. Persepsi Halusinasi
Pengecapan
Jelaskan : Sdr. K mengalamiPembauan
halusinasi penglihatan, melihat gambar
walisongo, mengajak wiritan, gambar tersebut muncul
setiap malam jumat sebanyak 4x (Magrib, Isya, Subuh,
dan dhuhur), gambar tersebut muncul ketika suasana sepi,
atau sedang menyendiri. tidak tampak takut malah diikuti,
dan merasa senang.
15
Masalah Keperawatan: Gangguan sensori perceptual : halusinasi
penglihatan
8. Proses Pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Pengulangan pembicaraan /
Flight of Ideas Blocking
Jelaskan : Sdr. K langsung menjawab pertanyaan danPersevasi
tujuan tercapai,
pembicaraan tidak meloncat dari satu topik ke topik yang
lain dan adahubungan antara satu kalimat dengan kalimat
lain, Sdr. K tidak berhenti saat berbicara, dan
pembicaraannya tidak diulang-ulang.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
9. Isi pikir
Pikiran Magis
WahamDepersonalisasi Ide yang terkait
Nihilistik
Jelaskan Siapselalu
: Sdr. K tidak mempunyai pikiran yang Kontrol Pikir
Pikir muncul dan
Sisip Pikir
tidak ada ketakutan yang patologis, tidak memiliki keyakinan terhadap
adanya gangguan pada organ dalam tubuh; kejadian yang terjadi di
lingkungan, tidak memiliki perasaan asing terhadap diri sendiri, orang
atau lingkungan, dan tidak memiliki keyakinan untuk melakukan
sesuatu diluar kemampuannya, serta juga tidak memiliki waham
apapun.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
16
Jelaskan : Sdr. K sadar penuh. dapat menjawab bahwa ia sekarang
berada di menur, dan ia berasal dari tuban, ia mengatakan
hari ini hari senin, 9 Januari 2017 dan dapat menyebutkan
beberapa naman temennya.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
17
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
18
a. Perawatan mandiri
Bantuan Bantuan Bantuan
Bantuan
Minimal total minimal
total
Mandi BAK/BAB
Kebersihan Ganti pakaian
Makan
19
- Waktu tidur malam : Jam 21.00 waktu bangun jam 05.00
Beri tanda sesuai dengan keadaan klien.
- Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
- Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
- Semnabolisme Berbicara dalam tidur
Jelaskan :
Sdr. K mengatakan tidak sulit untuk tidur, tidak bangun terlalu pagi, ,
Sdr. K tidak tidur sambal berjalan, ia juga tidak gelisah dan bicara saat
tidur.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Kemampuan klien dalam
Ya
Tidak
- Mengantisipasi kebutuhan sendiri
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
- Mengatur penggunaan obat
- Melakukan pemeriksaan kesehatan ( folow up )
Jelaskan :
Sdr. K tampak mampu mengantisipasi kebutuhan sendiri. Hal ini
dapat terlihat bahwa pasien mampu secara mandiri melakukan ADL
seperti mandi, makan, ganti pakaian dll tanpa bantuan orang lain.
Mampu membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri. Ia
mampu memilih untuk beristirahat ketika kepalanya pusing.
Memiliki kemampuan dalam mengatur penggunaan obat. Hal ini
terlihat pada saat waktu minum obat pasien tampak kooperatif dan
teratur dalam meminum obat yang diberikan oleh perawat di rumah
sakit.
Memiliki kemampuan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan
(follow up) karena pasien mengatakan bahwa ia akan teratur untuk
kontrol supaya tidak kambuh lagi dikemudian hari.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Klien memiliki sistem pendukung
Ya Tidak Ya
Tidak
Keluarga Teman sejawat
20
Profesional / terapis Kelompok sosial
Jelaskan :
Sdr. K memiliki sistem pendukung, yaitu keluarganya sebagai support
system yang mampu merawat pasien, misalnya memantau obat-obatan di
rumah, mengantarkan untuk kontrol meskipun jarang, dan menjenguk
ketika berada di rumah sakit. Profesional/terapis seperti perawat yang
membantu kebutuhan selama di rumah sakit misalnya memberikan obat-
obatan sesuai jadwal. Dan ada mahasiswa yang mampu memberikan
terapi aktivitas kelompok dalam mengontrol halusinasinya. Selain itu,
dapat mengingatkan pasien untuk selalu minum obat dengan teratur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Ya Tidak
5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan
yang menghasilkan atau hobi
Jelaskan :
Saat mengikuti kegiatan mengontrol halusinasi Sdr. K mampu
mempratekkan apa yang telah diajarkan. Ia juga mengikuti kegiatan
senam yang dilakukan setiap pagi, mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir dengan ikut melakukan gerakan-gerakan senam yang dicontohkan
perawat. Dan ketika dirumah Sdr. K mengatakan dirinya merasa senang
ketika melakukan kegiatan yang diukai seperti pergi ke sawah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
21
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dukungan kelompok, spesifik pasien mengatakan bahwa selama ini
ia ketika ada masalah keluarga yang selalu membantunya, namun dalam
melakukan control, pasien tidak ada yang mendukung atau mengantar, sehingga ia
jarang control.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik Pasien mengtakan pernah
ada masalah dengan lingkungan sekitar, yaitu mengambil barang orang lain.
Masalah dengan pendidikan, spesifik pasien mengatakan bahwa selama
pendidikan ia tidak memiliki masalah. Sdr. K pernah dihukum ketika terlambat
masuk sekolah. Pendidikan terakhirnya adalah MTS.
Masalah dengan pekerjaan, spesifik Pasien mengatakan bahwa ia kesulitan
untuk mencari kerja, selalu ditolak. Sebelumnya ia bekerja di sawah.
Masalah dengan perumahan, spesifik pasien mengatakan bahwa ia tinggal
bersama ibu dan adiknya., dan Sdr. K pernah hamper membunuh adiknya.
Masalah dengan ekonomi, spesifik pasien mengatakan bahwa dirinya sebagai
petani, masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik setelah pulang dari RSJ ia
jarang control karena terlalu jauh, tetapi kedeoannya Sdr. K ingin control rutin.
Masalah lainnya, spesifik tidak ada.
Masalah keperawatan : ketidakmampuan
22
- Terapi medik :
- Clorpromazine 100 mg : 0-0-1 tab
- trifluoperazine 5 mg : 3x1
- trhexiphenidol 2 mg :2x1
-
- XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Regimen Terapeutik Inefektif
3. Respons Pasca Trauma
4. Gangguan Harga Diri
5. Hambatan interaksi social
6. Defisit perawatan diri
7. Ketidakberdayaan
8. Hambatan Interaksi sosial.
9. Gangguan sensori perceptual : halusinasi penglihatan
10. Gangguan Proses piker (Gangguan Jangka panjang dan pendek)
11. Ketidakefektifan Koping Individual
12. Ketidakmampuan
13. Kurang pengetahuan
-
- XIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
- Gangguan sensori perseptual : halusinasi penglihatan b.d gangguan
harga diri
-
-
-
-
- ANALISA DATA SINTESA
-
- NAMA : Sdr.K NIRM : 02.52.xx RUANGAN : Kenari
- T - ETIOLO - MASALA
- DATA - T.T
GL GI H
- 01/ - Ds : - Gangguan - Gangguan -
- Sdr. K mengatakan melihat
11/16 Harga Diri sensori
gambar wali songo mengajak
perceptual
wiritan, gambar tersebut muncul
: halusinasi
setiap malam jumat, ketika
pendengara
sedang menyendiri. Frekuensi
n
muncul 4x (magrib, isya, subuh,
dhuhur)
23
- Sdr. K mengatakan malu
berhubungan dengan orang lain.
- Sdr. K hamnpir pernah membunuh
adiknya dengan clurit
- Sdr. K selalu merasa sedih ketika
mencari pekerjaan selalu ditolak.
- DO :
- Sdr. K terlihat suka menyendiri
- Pandangannya lurus ke satu obyek.
- Ketika berbicara sdr. K duduk
tenang,
Sdr K. tampak sedih, khawatir dan
putus asa.
24
- RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
- Nama Klien : Sdr. K Diagnosa Medis : Skizofrenia
Paranoid episode Berulang
- Ruang : Kenari No. Catatan Medis : 0252xx
-
- Diagnosa Keperawatan - Perencanaan - Intervensi
- - Tujuan - Kriteria Evaluasi -
- Gangguan persepsi - TUM : 1. Ekspresi wajah bersahabat, 1. Bina Hubungan Saling Percaya
sensori : Halusinasi - Sdr K tidak mencederai menunjukkan rasa senang, dengan mengungkapkan
penglihatan b.d diri, orang lain, dan ada kontak mata, mau prinsip komunikasi terapeutik:
gangguan harga diri lingkungan. berjabat tangan, mau Sapa Sdr. K dengan ramah,
- T - T.
- DX KEP. - IMPLEMENTASI - EVALUASI
GL T
- 09/ - Gangguan - Interaksi 1 : - Jam : 10.00 WIB -
01/17 sensori/ persepsi : - SP 1 : Membina - S : Selamat pagi
halusinasi hubungan saling
percaya - Kusnanto
pengelihatan
1. Mengucapkan salam - Lupa siapa
terapeutik mbak
2. Menyebutkan nama
perawat - mbak zia
3. Menanyakan nama
- O:
pasien dan nama
panggilan yang - Pasien menjawab
pasien suka
ketika ditanya
4. Menjelaskan tujuan
- Mau berjabat tangan
pertemuan
- Pandangan tertuju
-
pada satu benda
-
- A : SP 1
BHSP teratasi
- P: SP 1
BHSP
dipertahankan
-
- 10/ - Gangguan - Interaksi 2 - Jam : 10.00 WIB -
01/17 sensori/persepsi : - SP1 : - S : - Lupa tapi
Halusinasi Mengidentifikasi ingat orangnya
halusinasi.
Pengelihatan - Gambar wali songo
1. Mengucap salam - Mengajak wiritan
terapeutik - Setiap malam
2. Memanggil pasien jumat
dengan nama yang - 3x (subuh, dhuhur,
disukai magrib, isya)
3. Memperkenalkan - Sepi
kembali nama - Di masjid
perawat - O : - Pasien hanya
4. Menanyakan isi menunduk dan
halusinasi menoleh ketika
5. Menanyakan waktu dipanggil
halusinasi
namanya
6. Menanyakan
frekuensi halusinasi - Pasien tetap
7. Menanyakan suasana menunduk sambil
saat halusinasi memegangi tangan
muncul - Pasien tampak
8. Menanyakan respon mengantuk
pasien terhadap - Pasien menjawab
halusinasi ketika di tanya
tentang halusinasinya
- A = SP 1 BHSP
dan identifikasi
halusinasi teratasi
- P = Intervensi SP
1 mengidentifikasi
halusinasi
dipertahankan
- 11/ - Gangguan - Interaksi 3 - Jam : 16.00 WIB -
01/17 sensori/persepsi : - SP 1 : Menjelaskan - S : - iya mbak
Halusinasi cara menghardik
halusinasi dengan - belum mbak,
pendengaran saya belum
menutup mata dan
telinga, istigfar dan mengerti cara
mengusir gambar menghilangkan
halusinasi
1. Menanyakan apakah px
masih mendengarkan - Pergi pergi
suara-suara sebelumnya kamu tidak nyata.
2. Mengidentifikasi cara Astagfirrulahalazi
pasien dalam mengusir m
halusinasi dengan
menutup telinga atau - O : - Px
mengusirnya mengatakan belum
3. Mengajarkan cara mengetahui cara
menghardik halusinasi
mengusir
4. Meminta px
mempraktikkan ulang halusinasi
cara menghardik
- Pasien
halusinasi
5. Memasukkan dalam mempraktikkan cara
kegiatan sehari-hari px menghardik
halusinasi dengan
menutup telinga dan
mata lalu membaca
istigfar dan
mengusirnya
- A : SP 1 :
Menghardik
halusinasi teratasi
sebagian
- P : Intervensi SP
1 : Menghardik
halusinasi
dilanjutkan
-
- 14/ - Gangguan - Interaksi 4 - Jam : 09.00 WIB -
01/17 sensori/persepsi : - SP 1 : - S : - iya mbak
Halusinasi Memerintahkan pergi sana,
pasien untuk astaqfirullahaladzi
pengelihatan
mengulangi cara m semalam tidak
mengontrol bias tidur mbak
halusinasi
- sudah saya
1. Menanyakan apakah px lakukan mbak
masih melihat gambar
2. Meminta px - O:-
mempraktikkan ulang
cara menghardik - Pasien menjawab ketika
halusinasi ditanya
3. Menanyakan apakah - Pasien menjawab
sudah di praktikkan pertanyaan perawat
dalam kegiatan sehari- tentang cara
hari menghardik halusinasi
- - Px mempraktikkan cara
menghardik halusinasi
dengan benar
- Px memasukkan dalam
kegiatan sehari-hari
- A : SP 1 :
Menghardik halusinasi
teratasi
- P : SP 1
Menghardik
halusinasi
dipertahankan.
- 15/ - Gangguan - Interaksi 5 - Jam : 10.00 WIB -
01/17 sensori/persepsi : - SP2 :mengontrol - S: masih mbak
Halusinasi halusinasi dengan cara - mbak saya
pengelihatan berbincang-bincang dengan sedang melihat
orang lain ketika halusinasi gambar itu
muncul mengajak ngobrol
1. Menanyakan apakah saya
pasien masih melihat - O:
gambar sebelumnya - Pasien
2. Mempraktekan cara mempraktekan cara
mengontrol mengontrol
halusinasi dengan halusinasi dengan
berbincang-bincang cara berbincang-
dengan orang lain bincang dengan
3. Memasukan dalam
jadwal kegiatan orang lain.
harian - Pasien memasukan
dalam jadwal
kegiatan sehari-
hari
- A: Intervensi SP2
berbincang-
bincang dengan
orang lain teratasi
sebagian
- P: Intervensi SP 2
dilanjutkan
- 16/ - Gangguan - Interaksi 6 - Jam : 12.00 WIB -
01/17 sensori/persepsi : - SP2 : cara - S:
Halusinasi mengontrol
halusinasi dengan - Masih mbak Zia
pengelihatan - Mbak sintia ayo ajak
cara berbincang- saya berbincang-
bincang dengan bincang sya sedang
orang lain melihat gambar itu
- Iya, sudah
1. Menanyakan apakah dimasukkan dalam
pasien masih melihat kegiatan sehari-hari
gambar sebelumnya - O:
2. Mempraktekkan ulang
cara berbincang-bincang - Pasien dapat
dengan orang lain mempraktekkan cara
3. Meminta pasien untuk berbincang-bincang
mempraktekkan kepada dengan perawat lain
perawat lain - Pasien memasukkan
4. Memasukkan dalam dalam kegiatan sehari-
jadwal kegiatan sehari- hari
hari - A : SP2 Teratasi
-
- P : SP2
- Dipertahankan
-
- 17 - Gangguan - Interaksi 7 - Jam 15.00 WIB -
-1-17 sensori/persepsi : - SP3 : menyusun dan - S:
Halusinasi mempraktekkan - Tidak mbak sudah,
pengelihatan jadwal kegiatan mandi, makan, tensi,
sehari-hari berbincang-bincang
dengan teman, tidur,
- minum obat dan
1. Menanyakan apakah senam.
klien masih melihat -
gambar - O:
2. Membantu menyusun
jadwal kegiatan sehari- - Pasien menjelaskan
hari kegiatan yang
dilakukan sehari-hari
- A:
- SP3 (Menyusun
jadwal kegiatan sehari-
hari teratasi sebagian)
- P : SP3
Dilanjutkan
- 17 - Gangguan - Interaksi 8 - Jam 19.00 WIB -
-1-17 sensori/persepsi : - SP3 : menyusun dan - S:
Halusinasi mempraktekkan - tidak mbak
pengelihatan jadwal kegiatan - Ini sudah saya centang
sehari-hari mbak tidak mbak, iya
mbak disini saja.
1) Menanyakan apakah - saya mengobrol
klien masih melihat dengan mas rinal mbak,
gambar tentang pertanian
2) Membantu menyusun - O:
jadwal kegiatan sehari-
hari - Pasien menunjukkan
kertas yang diberi
perawat
- pasien berbincang-
bincang dengan
temannya yang lain
- A:
- SP3 Menyusun
jadwal kegiatan sehari-
hari teratasi
- P : SP3 menyusun
jadwal kegiatan
sehari-hari
dipertahankan
- 18 - Gangguan - Interaksi 9 - Jam 09.00 WIB -
-1-17 sensori/persepsi : - S:
Halusinasi - Sp 3: Px
pengelihatan Mengikuti - tidak mbak, iya
progam mbak, iya mbak
pengobatan tidak mbak.
secara optimal - sudah mbak 2
pagi, siang 1 dan
- malam 3, tidak
tremor,
a. Menanyakan apakah
menghilangkan
masih melihat
gambar, dan
gambar
b. Menanyakan membuat pikiran
perbedaan sebelum menjadi tenang.
dan sesudah - O: Pasien
meminum obat menjawab
c. Menjelaskan ketika diberi
mengenai jenis pertanyaan
obat, waktu, fungsi
- Pasien mampu
dari minum obat.
menjelaskan jenis,
-
waktu, fungsi
minum obat
- A: Sp 4
melanjutkan
program
pengobatan
secara optimal
teratasi
sebagian.
- P: Sp 4
dilanjutkan.
-
- 19 - Gangguan - Interaksi 10 - Jam 08.00 WIB -
-1-17 sensori/persepsi : - S:
Halusinasi - Sp 4 :
pengelihtan Membahas - tidak mbak, iya
manfaat obat mbak.
yang diminum - Masih mbak
orange untuk
a. Menanyakan apakah tremor dan kaku,
masih melihat diminum 2x1
gambar dosis 1mg,
b. Menanyakan - Yang kuning
manfaat dari obat 1xsehari 100mg
yang diminum untuk
- menghilangkan
gambar,
- Yang biru 3x1
untuk membuat
pikiran tenang
dosis 5 mg.
- O:
- Pasien
menjawab
pertanyaan
perawat yaitu
manfaat obatr
yang diminum
- A: SP 4
manfaat obat
yang diminum
teratasi
- P: SP4
dipertahankan
- 19 - Gangguan - Interaksi 11 - Jam 17.00 WIB -
-1-17 sensori/persepsi : - S:
Halusinasi - Sp 4:
pengelihtan Menjelaskan - tidak mbak, iya
manfaat dari 4 masih mbak,
materi menghardik,
sebelumnya ngobrol dengan
teman,
c. Salam terapeutik. melakukan
d. Menanyakan apakah
kegiatan sesuai
masih melihat
jadwal, minum
gambar
obat teratur
e. Menjelaskan
- sudah mbak,
manfaat dan
untuk
pertemuan
menghilangkan
sebelumnya
gambar yang
-
saya lihat
- O:
- Pasien
menjawab
pertanyaan
perawat yaitu
menjelaskan
manfaat dari
pertemuan
sebelumnya.
- A: SP 4
menyebutkan
4 manfaat
materi yang
dipelajari
sebelumnya
teratasi.
- P: SP 4
dipertahankan
-
-
- POHON MASALAH
-
- Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
-
-
-
- Gangguan persepsi/sensori : Halusinasi Penglihatan
-
-
-
- Isolasi sosial : menarik diri
-
- BAB IV
- PEMBAHASAN
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
-
- Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu penerapan panca indera
tanpa ada rangsangan dari luar (Maramis, 2003). Halusinasi merupakan bentuk yang
paling sering dari gangguan sensori persepsi. Pasien yang mengalami halusinasi
biasanya merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan
atau penghiduan (Direja, 2011). Sensori dan persepsi yang dialami pasien tidak
bersumber dari kehidupan nyata, tetapi dari diri pasien itu sendiri. Dapat disimpulkan
bahwa pengalaman sensori tersebut merupakan sensori persepsi palsu. Chaery (2009)
menyatakan bahwa dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami
halusinasi adalah kehilangan kontrol dirinya. Pasien akan mengalami panik dan
perilakunya dikendalikan oleh halusinasi. Pada situasi ini pasien dapat melakukan
bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide),bahkan merusak lingkungan.
Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan halusinasi, dibutuhkan penanganan
yang tepat.
- Tanda dan gejala Pasien dengan halusinasi cenderung menarik
diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu,
tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain,
gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari
pasien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau
dirasakan).
- Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah
sampai fase ke IV, di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas
terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain bahkan merusak lingkungan.\
- Berdasarkan pengkajian dijelaskan bahwa klien Pasien melihat ga,bar walisongo dan
menyuruhnya untuk wiritan, gambar tersebut dating ketika malam jumat, frekuensi
munculnya 4x (setelah magrib, isya, subuh, dan dhuhur). Lamanya kurang lebih
sekitar 5 menit. Saat gambar tersebut muncul pasien mengikuti untuk melakukan
wiritan dan gambar tersebut muncul ketika suasana sepi. Pasien sebelumnya pernah
dirawat di RSJ Menur sebanyak 4x. Pasien mengatakan pengobatan sebelumnya
kurang berhasil karena pasien tidak teratur dalam minum obat dan jarang control
karena ia merasa keadaannya sudah baik dan jarak rumahnya ke RSJ sangat jauh.
Pasien pernah menjadi pelaku aniaya fisik 29 tahun, pasien hampir membunuh
adiknya dengan menggunakan clurit karena adiknya menasehati Sdr. K mengatakan
bahwa dirinya adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara. Kakak pasien berjenis kelamin
perempuan sudah meninggal sebelum ia lahir, Pasien memiliki adik laki-laki yang
berusia 20 tahun. Ayah nya sudah meninggal dunia karena sakit liver. Pasien tinggal
bersama ibu dan adiknya. Dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa.
- Dari hasil pengkajian data yang didapat adalah sehari klien melihat gambar
walisongo setiap malam jumat, gambar tersebut mengajak untuk wiritan. Dari data
objektif yang didapat adalah pasien menceritakan dengan intonasi yang lambat tetapi
bisa dimengerti dan pasien kooperatif dalam menjawab tentang halusinasinya. Pasien
terlihat suka menyendiri, pandangannya lurus ke satu obyek. Ketika berbicara pasien
duduk tenang, sesekali menggerakkan kakinya dan terlihat tampak sedih, khawatir
dan putus asa.
- Peran perawat dalam menangani halusinasi di rumah sakit antara lain melakukan
penerapan standar asuhan keperawatan, terapi aktivitas kelompok, dan melatih
keluarga untuk merawat pasien dengan halusinasi. Standar asuhan keperawatan
mencakup penerapan strategi pelaksanaan halusinasi. Strategi pelaksanaan adalah
penerapan standar asuhan keperawatan terjadwal yang diterapkan pada pasien yang
bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani (Fitria, 2009).
Strategi pelaksanaan pada pasien halusinasi mencakup kegiatan mengenal halusinasi,
mengajarkan pasien menghardik halusinasi, minum obat dengan teratur, bercakap-
cakap dengan orang lain saat halusinasi muncul, serta melakukan aktivitas terjadwal
untuk mencegah halusinasi (Keliat dkk, 2010).
- Berkaitan dengan masalah gangguan jiwa halusinasi dan pelaksanaan
tindakan keperawatan dengan cara mengontrol halusinasi maka intervensi yang sesuai
dengan evidence based nursng yaitu menggunakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Halusiansi. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah terapi non farmakologi yang
diberikan oleh perawat terlatih terhadap pasien dengan masalah keperawatan yang
sama. Terapi diberikan secara berkelompok dan berkesinambungan, dalam hal ini
khusunya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi halusinasi. Terapi
Aktivitas kelompok (TAK) Halusinasi merupakan wadah tempat pasien dengan
halusinasi bisa saling mengenal sesamanya dan lingkungannya. Dimana tujuan dari
terapi aktivitas kelompok ini adalah untuk memberikan kesempatan pada pasien
untuk mengekspresikan perasaan mereka, dengan cara bermain sehingga pasien
mampu mengenali halusinasi yang dialaminya, pasien dapat mengontrol
halusinasinya, pasien mengikuti program pengobatan secara optimal. Dengan
Terapi Aktivitas kelompok (TAK) Halusinasi, pasien sebagai anggota kelompok
merasa dimiliki, diakui dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang
lain.
- Menurut hasil penelitian Jein Fani (2016), menunjukkan ada
pengaruh terapi aktivitas kelompok halusinasi terhadap kemajuan perawatan pada
pasien halusinasi dengan hasil uji t dependent didapatkan p value = 0,000 < (0,05).
Kesimpulan penelitian ada pengaruhTerapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi
pada Pre-test (sebelum dilakukan TAK) dan Post-test (setelah dilakukan TAK)
terhadap kemajuan perawatan pada pasien halusinasi diruangan Manggis RumahSakit
Daerah Madani Palu. Disarankan bagi RumahSakit Daerah Madani Palu agar
pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dapat dilaksanakan secara rutin di
ruangan.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- BAB V
- KESIMPULAN DAN SARAN
- 5.1 Simpulan
- Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu penerapan panca indera
tanpa ada rangsangan dari luar (Maramis, 2003). Tanda dan gejala Pasien dengan
halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan
pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara
tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang
menikmati sesuatu. Peran perawat dalam menangani halusinasi di rumah sakit antara
lain melakukan penerapan standar asuhan keperawatan, terapi aktivitas kelompok, dan
melatih keluarga untuk merawat pasien dengan halusinasi. Standar asuhan
keperawatan mencakup penerapan strategi pelaksanaan bertujuan untuk mengurangi
masalah keperawatan jiwa yang ditangani (Fitria, 2009). Berdasarkan evidence based
nursng yaitu menggunakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusiansi. Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) adalah terapi non farmakologi yang diberikan oleh
perawat terlatih terhadap pasien dengan masalah keperawatan yang sama. Terapi
diberikan secara berkelompok dan berkesinambungan, dalam hal ini khusunya
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi halusinasi.
- 5.2 Saran
- Bermutu atau tidaknya pelayanan Keperawatan di suatu Rumah Sakit sangat
bergantung pada kerjasama antar Perawat itu sendiri. Apabila tidak adanya suatu
hubungan yang baik antara sesama anggota dan klien maka akan sulit membangun
kepercayaan masyarakat dalam Asuhan Keperawatan yang diberikan. Agar kinerja
dalam keperawatan berjalan dengan efektif maka seorang perawat juga perlu
memahami setiap karakter yang berbeda dari setiap klien. Selain dapat memberikan
hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan Asuhan Keperawatan juga dapat
dilakukan dengan lancar.
-
-
-
-
-
-
- DAFTAR PUSTAKA
-
- Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
-
- Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan
Jiwa. Yogyakarta : Momedia
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Lampiran 1
- STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
- Hari / Tanggal : Senin, 09 Januari 2017
- Pertemuan ke : 1 / SP1
- Jam : 10 .00 WIB
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Klien tampak berbicara dengan keluarganya, sesekali berjalan meninggalkan
keluarganya, dan terkadang meminta minuan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan sensori perseptual : Halusinasi pengelihatan
3. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan
mengidentifikasi halusinasi
4. Tindakan keperawatan
a. Beri salam, sapa klien baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanyadan perhatikan
kebutuhan dasar klien
-
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Orientasi :
1. Salam terapeutik : selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Maziatur Rohmah,
bapak bisa memanggil saya Zia, saya mahasiswa praktek dari universitas
muhammadiyah Surabaya yang berdinas pagi diruangan ini, nama bapak siapa?
Bapak senang dipanggil apa?.
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana perasaan bapak pagi ini?
-
3. Kontrak waktu :
- Topik :Bolehkah saya mengobrol dengan bapak? Tujuannya agar kita
lebih akrab dan saling mengenal..
- Waktu :berapa lama bapak bersedia untuk mengobrol,?
Bagaimana kalau 10 menit?
- Tempat :bapak mau mengobrol dimana?oh disini saja, baiklah
- Kerja :
- bapak namanya siapa? Pak Kusnato, mau dipanggil apa pak? Oh tetap saja,
baiklah saya panggil pak Kusnanto saja ya, bagaimana keadaan bapak hari ini? Pak
tadi yang datang keluarganya ya ? siapa itu pa ?bapak sekarang umur berapa ? dan
bapak asalnya darimana ? pak sudah disini sejak kapan ? alasan bapak dibawa kesini
kenapa ? bapak melihat apa ? gambar siapa pak? Gambarnya mengajak apa pak?
Baiklah kalau begitu kita lanjutkan besok ya pak..
- Terminasi :
1. Evaluasi subjektif
- tadi kita sudah berkenalan ya pak, masih ingat nama saya kan pak?
Bagaimana perasaan bapak sekarang?
2. Evaluasi objektif
- pak tadi yang datang keluarganya ya ? gambar siapa pak?
3. Rencana tindak lanjut
- baikpak, seperti yang bapak bilang tadi, besok kita berbincang-bincang lagi
membahas tentang gambar yang bapak bilang tadi ya?
4. Kontrak yang akan datang
- Topik : bagaimana besok kita berbincang-bincang lagi untuk
membicarakan gambar yang bapak lihat
- Waktu : bagaimana jika besok jam 09.00 WIB?
- Tempat : tempatnya dimana pak?, disini bagaimana? Baik pakbesok
kita bertemu lagi di sini. Terima kasih atas waktunya pak.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Hari / Tanggal : Selasa, 10 Januari 2017
- Pertemuan ke : 2 / SP1
- Jam : 10 .00 WIB
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Klien tampak menyendiri, ketika ditanya klien mengatakan mengantuk,
sesekali klien tampak berjalan mondar-mandir.
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan sensori perseptual : Halusinasi pengelihatan
3. Tujuan khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan
mengidentifikasi halusinasi
4. Tindakan keperawatan
a. Beri salam, sapa klien baik verbal maupun non verbal
b. Sebut nama klien, sapa dengan menyebutkan nama klien
c. Tanyakan apakah klien masih ingat dengat nama perawat
d. Perkenalkan diri lagi
e. Tanyakan kegiatan klien
f. Mengidentifikasi halusinasi
-
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Orientasi :
1. Salam terapeutik : Selamat pagi pak Kusnanto, masih ingat dengan saya? saya
yang mengobrol dengan bapak, masih ingat? (Ingat orangnya tapi lupa namanya).
Perkenalkan, saya Zia.
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana perasaan pak Kusnanto pagi ini? Kelihatannya
bapak masih mengantuk ya?
3. Kontrak waktu :
- Topik :Bolehkah saya berbincang-bincang dengan bapak sekarang?
seperti yang saya janjikan sebelumnya, sekarang kita akan membahas
tentang gambar yang bapak lihat.
- Waktu :10 menit ya pak, bagaimana?
- Tempat :Dimana pak kita berbicara ? baiklah kalau disini saja.
-
-
- Kerja :
- Kemarin bapak bilang pernah melihat gambar, gambar apa itu pak ? gambar
wali songo mbak Gambar tersebut muncul kapan pak? setiap malam jumat, Dalam
satu hari gambar muncul berapa kali? 3x, Kapan saja itu pak? Setelah habis magrib,
isya, subuh, dhuhur, bapak kalau seperti itu muncul 4 kali pak? Setelah habis magrib,
isya, subuh, dhuhur (pasien tidak berespon). Gambar tersebut muncul ketika suasana
bagaimana pak? Rame / sepi? sepi. Jadi apa yang bapak lakukan ketika gambar itu
muncul ? apakah gambarnya nyata? Karena gambarnya tidak ada yang bisa melihat
selain bapak, itu namanya halusinasi bapak.
- Terminasi :
1. Evaluasi subjektif
- Tadikan kita sudah membahas tentang gambar yang mengajak wiritan, dan
bapak mengikuti perintah gambar tersebut, padahal tidak nyata gambarnya pak?
2. Evaluasi objektif
- bapak masih ingat nama saya? gambar apa yang bapak lihat ?Apakah ada
wujudnya? Kira-kira muncul berapa kali dalam sehari?Muncul ketika suasana
bagaimana?Apa yang bapak lakukan ketika gambar itu muncul?
3. Rencana tindak lanjut
- Baiklah pak, PR dari saya ya, nama saya diingat-ingat ya, nama saya Zia dan
untuk pertemuan selanjutnya saya akan mengajari mas cara mengusir gambar itu.
4. Kontrak yang akan datang
- Topik : Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi? Kita akan
belajar cara mengusir gambar itu? Apakah bapak setuju?
- Waktu : Besok sore setelah tensi ya mas?
- Tempat : Tempatnya dimana pak? Oh...dikursi depan ruang perawat.
Baiklah, terima kasih atas waktunya ya pak.
-
-
-
-
-
-
-
- Hari / Tanggal : Rabu, 11 Januari 2017
- Pertemuan ke : 3 / SP1
- Jam : 16.00 WIB
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Klien tampak hanya sesekali duduk terdiam sendiri, klien sering jalan keliling
kamar dengan muka tampak bingung.
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan sensori perseptual : Halusinasi pengelihatan
3. Tujuan khusus
- Klien dapat menyebutkan nama perawat dan dapat mempraktekkan cara
menghardik halusinasi
4. Tindakan keperawatan
a. Beri salam, sapa klien baik verbal maupun non verbal
b. Tanyakan apakah klien masih ingat dengat nama perawat
c. Menanyakan apakah masih melihat gambar itu lagi?
d. Menanyakan apakah klien mengerti bahwa gambar tersebut tidak nyata.
e. Mengajarkan cara menghardik halusinasi
-
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Orientasi :
1. Salam terapeutik : Selamat sore pak Kusnanto. Masih ingat dengan saya? Bapak
nama saya Zia.
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah tidurnya
nyenyak semalam?
3. Kontrak waktu :
- Topik : Seperti janji kita kemarin, bolehkah saya berbincang-bincang
dengan mas sekarang? Kita akan membahas tentang cara mengusir
gambar yang bapak lihat
- Waktu :Kita mengobrol 15 menit ya pak.
- Tempat :Sesuai dengan janji kita, kita mengobrol kamar ya pak.
- Kerja :
- Kemarin kita sudah membahas tentang gambar yang bapaklihat ya dan saya
percaya bapak bisa melihat gambar tersebut, tapi saya dan teman yang lain tidak bisa
melihat gambar tersebut, dan saya kemarin sudah memberi tahu bapak, bahwa hal
tersebut adalah halusianasi. Sesuai dengan janji kita kemarin, sekarang kita akan
belajar cara mengusir gambar itu. Jadi ketika bapak melihat gambar itu, bapak tutup
mata dan telinga dan langsung beristighfar serta tanamkan dalam hati bahwa suara itu
tidak nyata.Saya kasih contoh ya pak (Menutup mata dan telinga dan membaca
istighfar). Ayo bapak coba mempraktekkan seperti apa yang saya ajarkan tadi. Ya
bagus pak, benar seperti itu. Jadi setiap kali bapak melihat gambar itu datang, bapak
lakukan seperti yang saya ajarkan tadi ya. (menutup mata dan telingaserta membaca
istiqfar, astaqfirullahal adhim.
- Terminasi :
1. Evaluasi subjektif
- Tadikan saya sudah mengajarkan mas tentang cara mengusir gambar itu.
Bagaimana perasaan mas sekarang? Mudahkan caranya?Tetapi harus dipraktekkan
setiap kali bapak melihat gambar itu datang ya?
2. Evaluasi objektif
- Bapak masih ingat nama saya?Coba sekarang diulang bagaimana caranya
mengusir gambar itu seperti yang saya ajarkan tadi?
3. Rencana tindak lanjut
- Sudah habis waktunya ya mas, besok kita bertemu lagi, bapak bersedia ? dan
PR dari saya masih tetap, bapak harus ingat nama saya.Besok kita akan
mengulang kegiatan kita hari ini. Kalau bapak masih ingat dan sudah bisa, kita
akan belajar cara yang lainnya ya pak.
4. Kontrak yang akan datang
- Topik : Bapak saya mint maaf besok kita bertemu 2hari lagi ya,
tepatnya hari minggu, karena 2hari itu saya libur ada ujian, bapak
bersedia? Baiklah kita akan mengulang kegiatan kita hari ini dan belajar
cara yang lain jika bapak bisa mempraktekkan cara pertamaini,
bagaimana apakah bapak setuju?.
- Waktu : Jika besok setelah senam, apakah bapak setuju?
- Tempat : Tempatnya dimeja panjang, di tengah ruangan itu ya pak?
Baiklah kalau begitu, terima kasih atas waktunya ya pak.
-
-
-
- Hari/tanggal : Sabtu, 14 Januari 2017
- Pertemuan ke : 4/SP 1
- Jam : 09.00 WIB
A. Proses Keperawatan
1. Klien Terlihat mengantuk, mondar-mandir, klien tidur karena kepalanya pusing.
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan sensori perseptual: Halusinasi pengelihatan
3. Tujuan khusus
- Klien dapat memepertahankan cara menghardik halusinasi
4. Tindakan keperawatan
a. Beri salam, sapa klien baik verbal, maupun non-verbal-
b. Tanyakan apakah klien masih ingat dengan nama perawat ?
c. Menanyakan apakah masih melihat gambar itu lagi ?
d. Menevaluasi cara menghardik halusinasi
-
B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Orientasi
1. Salam Terapeutik :Selamat pagi pak Kusnanto, masih ingat dengan saya ?hayo
nama saya siapa ?
2. Evaluasi /Validasi :Bagaimana perasaan bapak hari ini ? bapak tidurnya
bagaimana semalam?
3. Kontrak Waktu :
- Topik :Ayo pak, sesuai dengan janjian kita kemarin, hari ini satnya kita
mengulang cara menghardik / mencegah gambar itu datang.
- Waktu :Kita mengobrol 10 ya pak
- Tempat :Meja tengan itu kan pak, atau bapak ingin ditempat yang lain?
- Kerja :
- Mas masih melihat gambar ituyapak ?bapak masih ingat cara mengatasinya agar
gambar itu tidak muncul. Ayo coba praktikkan, bapak lupa? Saya ulang ya pak.
Caranya agar gambar itu tidak muncul bapak menutup mata dan telinga serta
membaca istiqfar. Ayo coba bapak ulangi. Bagaimana bapak? Bapak bisa, bagus pak.
Jadi jika bapak melihat gambar itu bapak praktikkan cara yang sudah saya ajarkan.
Kalau bisa bapak mencoba terus cara ini agar tidak lupa. Apakah bapak mau?
Diterapkan ya pak.. jangan lupa.
- Terminasi
1. Evaluasi Subjek
- Bapak, jika melihat gambar itu, bapak bisa mencoba menerapkan cara yang sudah
saya ajarkan tadi. Bapak bagaimana perasaannya sekarang ?.
2. Evaluasi Objektif-
- Bapakcoba di ulang, bagaimana cara mengusir gambar yang benar yang kita
pelajari tadi dan pesan mengingat nama saya ya pak, dan cara tadi ditrapkan dan
dicoba ya.
3. Rencana tindak lanjut
- Sudah 10 menit ya pak, kita besok belajar lagi bagaimana cara lain untuk mengusir
gambar itu ya pak .
4. Kontrak yang akan datang
- Topik :Pak kita besok ngobrol lagi tentang cara mengusir gambar itu ya.
- Waktu :Besok setelah tensi ya pak.
- Tempat :Di tempat ini ya pak? Baiklah terimakasih atas waktunya.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Hari/tanggal : Minggu, 15 Januari 2017
- Pertemuan : 5/ SP 2
- Jam : 10.00 WIB
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
- Klien mulai berbincang dengan teman-teman yang lain, namun klien masih tampak
diam.
2. Diagnose keperawatan
- Gangguan sensori perceptual : halusinasi pengelihatan
3. Tujuan khusus
- Klien dapat mempraktekan cara mengontrol halusinasi dengan berbincang-bincang
denga orang lain
4. Tindakan keperawatan
a) Beri salam, sapa klien dengan nama, baik verbal maupun non-verbal
b) Tanyakan apakah klien masih melihat gambar itu
c) Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan berbincang-bincang dengan
orang lain
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Selamat pagi pak Kusnanto, masih ingat dengan saya? Ya benar mas
b. Evaluasi/validasi
- Bagaimana perasaan bapak pagi ini?
c. Kontrak waktu
- Topic : seperti janji kita kemarin ya pak, hai ini kita akan belajar cara
mengontrol halusinasi dengan cara berbincang-bincang dengan orang lain.
- Waktu: kita mengobrol 10 menit ya pak.
- Tempat : diruang tengah meja panjang ya pak.
2. Kerja
- Pak masih melihat gambar itu? Baiklah ayok sekarang kita belajar cara lain
selain yang saya ajarkan kemarin. Apakah bapak masih ingat ?bagus kalua bapak
masih ingat.Jadi jika bapak melihat gambar itu bisa langsung mencari orang untuk
mengobrol, teman atau perawat yang ada disini. Jadi bilang ke perawat atau teman
bapakgambar itu muncul lagi ayok ajak saya mengobrol begitu pak.Sekarang
bapak praktekkan, mbak saya sedang melihat gambar itu, ayo ajak ngobrol saya
baiklah kalua bapak sudah bias. Nah sekarang bapak praktekan misalkan mas
ingin mengajak saya ngobrol. Ya bagus pak seperti itu.Jangan lupa ya pak,
masukan dalam jadwal kegiatan sehari-hari.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
- nah tadi kita sudah belajar cara lain untuk mengontrol halusinasi itu,
bagaimana perasaan bapak sekarang?
b. Evaluasi obyektif
- pak coba di ulang tadi cara yang saya ajarkan
c. Rencana tindak lanjut
- sudah 10 menit. Kita berbincang-bincang lagi nanti, mau pak? Nanti
kita akan mengulang lagi cara yang kita belajar tadi, tapi dengan perawat yang
lain.
d. Kontrak yang akan dating
1. Topic : besok kita akan mengulang lagi ya pak cara yang kita pelajari tadi
2. Waktu : besok sekitar jam 2 sore ya mas
3. Tempat :didepan meja perawat ya pak bagaimana? Baiklah sampai ketemu
besok ya pak.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Hari/Tanggal : Senin , 16 Januari 2017
- Pertemuan : 6 / SP 2
- Jam : 12.00 WIB
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Klien masih tampak bingung, tatapan kosong, namun klien sudah mau
berkumpul dengan teman teman yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Sensori Perseptual : Halusinasi Pengelihatan
3. Tujuan Khusus
- Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan berbincang
bincang dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
a. Memberikan salam, sapa klien dengan nama baik verbal dan non verbal.
b. Tanyakan, apakah klien masih melihat gambar itu ?
c. Mengevaluasi cara berbincang bincang dengan orang lain.
-
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
- Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik : Selamat siang pak kusnanto, Alhamdulillah sudah benar
benar kenal dengan saya.
2. Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan bapak, hari ini ?
3. Kontrak waktu
- Topik : Seperti janji kita tadi, sekarang kita akan mengulang cara yang
kita lakukan tadi pagi ya yaitu berbincang bincang dengan orang lain.
- Waktu : 10 menit saja ya, pak
- Tempat : Seperti yang kita janjikan, diskusi di depan meja perawat ya.
- Fase kerja
- Baik pak, ini ada teman saya perawat juga. Ayo coba praktekkan cara
berbincang bincang yang kita lakukan tadi pagi. Ya betul sekali berarti sudah bisa
ya pak. Jadi
- Jangan lupa diterapkan kegiatan sehari hari ya. Jadi cara yang pertama
gimana pak? Ya betul.Cara yang kedua, sip dah. Berarti pak sudah bisa ya.
- Fase Terminasi
1. Evaluasi Subyektif
- Kita sudah belajar cara lain untuk mengusir gambar-gambar itu. Bagaimana
perasaan bapak sekarang. Iya pak jangan luap dipraktekkan saat gambar itu
muncul ya.
2. Evaluasi Obyektif
- Ayok mas, coba dipraktekkan ulang cara berbincang bincang dengan orang
lain ya pak.
3. Rencana Tindak Lanjut.
- Sudah, 10 menit ya pak, Kita berbincang bincang lagi hari selasa ya pak.
Dan juga kita akan belajar cara menyusun jadwal kegiatan
4. Kontrak yang akan dating
- Topik : Selasa, kita akan membahas tentang penyusunan jadwal kegiatan
sehari hari ya pak.
- Waktu : Sekitar jam 3 sore ya, pak? Bagaimana
- Tempat : Dimeja panjang ya? Baiklah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Hari/Tanggal : Selasa , 17 Januari 2017
- Pertemuan : 7 / SP 3
- Jam : 15.00 WIB
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Klien masih dengan tatapan kosong, sesekali bergabung dengan temannya.
Jika berpapasan dengan perawat. Pasien tersenyum
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan Sensori Perseptual : Halusinasi Pengelihatan
3. Tujuan Khusus
- Klien dapat membuat jadwal kegiatan sehari hari dan mempraktekannya.
4. Tindakan Keperawatan
d. Memberikan salam, sapa klien dengan nama baik verbal dan non verbal.
e. Tanyakan, apakah klien masih melihat gambar itu ?
f. Menyusun jadwal kegiatan sehari hari.
-
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
- Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik : Selamat sore pak Kusnanto, Tampak segar ya bapak sore
ini.
2. Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan bapak, hari ini ? Sudah mandi
belum?
3. Kontrak waktu
- Topik : Seperti yang kita janjikan, jadi hari ini kita akan menyusun
jadwal kegiatan bapak ya.
- Waktu : Seperti biasa ya pak, 10 menit ya.
- Tempat : Di Ruang Tengah meja panjang kan
- Fase kerja
- Ayok mpak, saya bantu ya susun jadwal kegiatannya. Bapak sekarang menulis
ya, mulai dari bangun tidur ya. Coba diingat-ingat kegiatannya kemudian langsung
ditulis ya, nanti saya akan mengingatkan. Nah, setelah itu coba dipraktekkan
beberapa kegiatan.Jadi dengan kegiatan kegiatan itu bisa mebantu untuk
menghilangkan gambar-gambar. Jadi jangan lupa dipraktekkan ya.
- Fase Terminasi
1. Evaluasi Subyektif
- Nah, sekarang kita sudah selesai membuat jadwal kegiatan bagaimana?
Mudahkan? Jangan Lupa diterapkan sehari hari ya pak!\
2. Evaluasi Obyektif
- Ayok pak, coba dibaca apa saja jadwal yang sudah dibuat tadi.
3. Rencana Tindak Lanjut.
- Sudah, 10 menit ya, Insya allah besok kita bertemu lagi ya pak, Mau? Kita
berbincang bincang lagi membahas tentang jadwal ya pak. Dibaca dan diingat
ingat ya.Jangan Lupa dipraktekkan.
4. Kontrak yang akan dating
- Topik : Malam ini, kita bahas tentang jadwal lagi ya pak, biar lebih ingat dan
bisa di praktekkan.
- Waktu : Maunya jam berapa, bapak kusnanto? Baik, setelah makan malam ya
pak
- Tempat : Disini lagi ya, pak.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Hari/tanggal : Selasa, 17 Januari 2017
- Pertemuan : 8/ SP 3
- Jam : 19.00 WIB
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
- Klien mulai menyapa ketika berpapasan dengan perawat. Tampak lebih sering
berkumpul dengan teman-teman yang lain.
2. Diagnose keperawatan
- Gangguan sensori perceptual : halusinasi pengelihatan
3. Tujuan khusus
- Klien dapat membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan mempraktekannya
4. Tindakan keperawatan
d) Beri salam, sapa klien dengan nama, baik verbal maupun non-verbal
e) Tanyakan apakah klien masih melihat gambar itu muncul.
f) Menyusun jadwal kegiatan sehari-hari
-
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
1. Orientasi
a) Salam terapeutik
- Selamat malam pak Kusnanto
b) Evaluasi/validasi
- bagaimana perasaan bapak malam ini? Apakah makanya tadi
dihabiskan ?
c) Kontrak waktu
- Topic : kan tadi kita sudah menyusun jadwal kegiatan jadi
- saya ingin melihat apa saja yang sudah pak kusnanto terapkan
- Waktu: 10 menit saja ya pak
- Tempat : diruang tengah ya pak Kus.
2. Kerja
- Bapak coba saya lihat mana jadwal kegiatan yang kemarin? Kalau masih ada
yang kelewat ditambahkan pak. Bapak nulis ya..bapak kira-kira yang sudah
diterapkan yang mana saja? Iya dicentang, jangan Cuma kegiatan itu ya,
semuanya harus diterapkan. Ingat ya jangan sampai hilang kertasnya. Jangan lupa
selipkan juga 2 cara yang kita pelajari kemarin dalam jadwal kegiatannya.
3. Terminasi
a) Evaluasi subyektif
- sudah ya, jadi tadi kita sudah menyusun kegiatan apakah bapak
merasa kesulitan?
b) Evaluasi obyektif
- dibaca ulang jadwal kegiatan yang kita susun tadi dan yang sudah
diterapkan. Jangan lupa semuanya tetap harus diterapkan ya
c) Rencana tindak lanjut
- sudah 10 menit. Insha Allah kita lanjutkan besok lagi. Besok kita akan
membahas tentang obat-obatan yang bapak konsumsi
d) Kontrak yang akan datang
4. Topic : besok insha Allah kita akan membahas tentang obat-obatan ya
pak.
5. Waktu : lebih kurang 15 menit ya pak
6. Tempat : bapak maunya disini atau di meja? Disini saja? Baiklah.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Hari/tanggal : Rabu, 18 Januari 2017
- Pertemuan : 9/ SP 4
- Jam : 12.00 WIB
A. Proses keperawatan
1) Kondisi klien
- Klien mulai menyapa ketika berpapasan dengan perawat. Tampak lebih sering
berkumpul dengan teman-teman yang lain.
2) Diagnose keperawatan
- Gangguan sensori perceptual : halusinasi pengelihatan
3) Tujuan khusus
- Klien dapat mengikuti program pengobatan secara optimal
4) Tindakan keperawatan
a. Beri salam, sapa klien dengan nama, baik verbal maupun non-verbal
b. Tanyakan apakah klien masih mendengar suara-suara itu
c. Menanyakan perbedaan sebelum dan sesudah mengkonsumsi obat
d. Jelaskan mengenai jenis obat, waktu, fungsi dari meminum obat
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
1. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Selamat siang pak Kusnanto
2) Evaluasi/validasi
- bagaimana perasaan bapak siang ini? Segar ya pak, tadikan habis
mandi. Gimana bapakapakah masih melihat gambar?
3) Kontrak waktu
- Topic : kemarin kita sudah janjiankan hari ini kita akan berbincang-
bincang tentang obat-obatan yang bapak konsumsi
- Waktu: 15 menit ya pak.
- Tempat :seperti yang kita janjikan kemarin, tempatnya di ruang tengah
ya pak
-
-
2. Kerja
- Jadi bapak pertemuan kita sekarang akan membahas tentang obat-obatan yang
mas konsumsi, jadi selain ketiga cara yang saya ajarkan ada lagi cara yang penting
sekali untuk dilakukan yaitu minum obat. Bapak merasa apakah ada bedanya
setelah minum obat secara teratur? Apakah gambar itu masih muncul? Jadi minum
obat itu sangat penting untuk mengusir gambar yang bapak lihat. Jadi ada berapa
jenis obat yang bapak minum? Jadi ini ada 3 jenis obat ya mpak. Yang warna
kuning namanya trihexipenidil 2x 1 sehari 2 mg jadi diminum setiap jam 7 pagi,
dan jam 7 malam, fungsinya agar mas tidak tremor dan kaku. Terus yang warna
orange ini namanya clopromazine 1x 1 sehari 100 mg, jadi hanya diminum jam 7
malam, fungsinya untuk menghilangkan gambar-gambar yang bapak lihat. Nah
yang warna biru namanya trifluoperazine 3x 1sehari 5 mg fungsinya untuk
membuat pikiran tenang dan juga untuk menghilangkan gambar-gambar. Kalau
gambarnya sudah hilang obatnya jangan diberhentikan, nanti dikonsultasikan lagi
dengan dokter sebab kalau putus obat bapak bisa kambuh lagi. Bapak juga harus
teliti saat menggunkan obat-obatan ini, jangan sampai ketukar dengan orang lain.
Baca nama kemasannya, pastikan obat diminum pada waktunya. Dan juga tepat
jumlah obatnya ketika bapak minum. Harus banyak minum air putih. Tapi kalau
disini sudah ada perawatnya jadi yang saya jelaskan ini untuk nanti ketika bapak
ada dirumah.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
- bagaimana bapak sudah mengerti tentang obat-obatan yang saya
jelaskan tadi?
b. Evaluasi obyektif
- nah jadi tadi ada berapa jenis obat yang bapak konsumsi? Berapa kali
sehari? Fungsinya untuk apa saja? Jangan lupa minum obat secara teratur
c. Rencana tindak lanjut
- Sudah 15 menit ya pak.Senin mau bertemu lagi dengan saya? Kita
akan membahas manfaat dari 4 cara yang kita pelajari
d. Kontrak yang akan datang
1) Topic : kamis kita akan mengulang tentang manfaat obat yang diminum
2) Waktu : pagi ya pak? Setelah tensi.
3) Tempat : ruang tengah lagi? Baiklah.
-
-
-
-
- Hari/tanggal : Kamis, 19 Januari 2017
- Pertemuan : 10/ SP 4
- Jam : 08.00 WIB
C. Proses keperawatan
1) Kondisi klien
- Klien mulai menyapa ketika berpapasan dengan perawat. Tampak lebih sering
berkumpul dengan teman-teman yang lain.
2) Diagnose keperawatan
- Gangguan sensori perceptual : halusinasi pengelihatan
3) Tujuan khusus
- Klien dapat membahas manfaat obat yang diminum.
4) Tindakan keperawatan
e. Beri salam, sapa klien dengan nama, baik verbal maupun non-verbal
f. Tanyakan apakah klien masih mendengar suara-suara itu
g. Jelaskan mengenai jenis obat, waktu, fungsi dari meminum obat
D. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
- Orientasi
a. Salam terapeutik
- Selamat pagi pak Kusnanto
b. Evaluasi/validasi
- bagaimana perasaan bapak siang ini? Segar ya pak, tadikan habis
senam. Gimana bapak apakah masih melihat gambar?
4) Kontrak waktu
- Topic : kemarin kita sudah janjiankan hari ini kita akan berbincang-
bincang tentang manfaat obat-obatan yang bapak konsumsi
- Waktu: 15 menit ya pak.
- Tempat :seperti yang kita janjikan kemarin, tempatnya di ruang tengah
ya pak
4. Kerja
- Jadi apakah bapak masih ingat manfaat dari 3 obat yang saya jelaskan kemarin
? Jadi ada berapa jenis obat yang bapak minum? Bagus bapak, tapi ada yang
terbalik , saya ulangi lagi ya, Jadi ini ada 3 jenis obat ya pak. Yang warna kuning
namanya trihexipenidil 2x 1 sehari 2 mg jadi diminum setiap jam 7 pagi, dan jam
7 malam, fungsinya agar mas tidak tremor dan kaku. Terus yang warna orange ini
namanya clopromazine 1x 1 sehari 100 mg, jadi hanya diminum jam 7 malam,
fungsinya untuk menghilangkan gambar-gambar yang bapak lihat. Nah yang
warna biru namanya trifluoperazine 3x 1sehari 5 mg fungsinya untuk membuat
pikiran tenang dan juga untuk menghilangkan gambar-gambar. Kalau gambarnya
sudah hilang obatnya jangan diberhentikan, nanti dikonsultasikan lagi dengan
dokter sebab kalau putus obat bapak bisa kambuh lagi. Bapak juga harus teliti
saat menggunkan obat-obatan ini, jangan sampai ketukar dengan orang lain.
- Terminasi
a. Evaluasi subyektif
- bagaimana bapak sudah mengerti tentang obat-obatan yang saya
jelaskan tadi?
b. Evaluasi obyektif
- nah jadi apa manfaat dari obat yang bapak konsumsi? Jangan lupa
minum obat secara teratur
c. Rencana tindak lanjut
- Sudah 15 menit ya pak. Nanti sore jam 3 mau bertemu lagi dengan
saya? Kita akan membahas manfaat dari 4 cara yang kita pelajari
e. Kontrak yang akan datang
1) Topic : nanti sore ya pak, kita akan membahas 4 materi yang kita pelajar
2) Waktu : Jam 3 ya pak?
3) Tempat : di depan tv ya? Baiklah.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Hari/tanggal : Kamis, 19 Januari 2017
- Pertemuan : 11/ SP 3
- Jam : 19.00 WIB
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
- Klien tampak lebih sering berkumpul dengan teman-teman yang lain.
2. Diagnose keperawatan
- Gangguan sensori perceptual : halusinasi pengelihatan
3. Tujuan khusus
- Klien dapat mengetahui dan menyebutkan 4 manfaat materi yang dipelajari
sebelumnya.
4. Tindakan keperawatan
a. Beri salam, sapa klien dengan nama, baik verbal maupun non-verbal
b. Tanyakan apakah klien masih melihat gambar itu muncul.
c. Menjelaskan manfaat bmateri yang dipelajari sebelumnya
-
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
- Orientasi
a) Salam terapeutik
- Selamat sore pak Kusnanto
b) Evaluasi/validasi
- bagaimana perasaan bapak malam ini? Apakah makanya tadi dihabiskan ?
apa bapak masih melihat gambar?
c) Kontrak waktu
- Topic : tadi pagi kita sudah janjian ya pak, sekarang kita akan membahas
tentang manfat dari keempat materi yang kita pelajari sebelumnya.
- Waktu: 10 menit saja ya pak
- Tempat : diruang tengah ya pak Kus.
- Kerja
- Bapak apakah masih ingat 4 cara yang kita pelajari sebelumnya, coba
sebutkan ? bagus pak kalo bapak Kus masih ingat. Jadi keempat materi tersebut
manfaatnya yaitu agar bapak tidak melihat gambar-gambar lagi, jadi jika bapak
melihat gambar tersebut muncul bapak bisa menggunakan 4 cara tersebut, agar
gambar tersebut tidak lagi muncul, apakah bapak mau menerapkannya ?
- Terminasi
a) Evaluasi subyektif
- bagaimana bapak apakah sudah mengerti tentang manfaat 4 materi
yang sudah kita bahas sebelumnya?
b) Evaluasi obyektif
- bagus jika bapak bisa, dan jangan lupa untuk diterapkannya ya pak.
c) Rencana tindak lanjut
- sudah 10 menit ya pak, antara hari jumat sampai hari minggu ada
TAK dari mahasiswa Kediri apakah bapak Kus ikut ?.
d) Kontrak yang akan datang
1. Topic : Hari minggu ketemu saya, kita bahas hasil bapak mengikuti
TAK.
2. Waktu : lebih kurang 15 menit ya pak Jam 5 ya pak, sebelum makan
malam karena hari jumat dan sabtu saya libur.
3. Tempat : bapak maunya disini atau di meja? Disini saja? Baiklah.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Hari/tanggal : Minggu, 22 Januari 2017
- Pertemuan : 12/ SP 3
- Jam : 17.00 WIB
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
- Klien tampak lebih sering berkumpul dengan teman-teman yang lain.
2. Diagnose keperawatan
- Gangguan sensori perceptual : halusinasi pengelihatan
3. Tujuan khusus
- Klien dapat bercerita tentang hasil kegiatan TAK
4. Tindakan keperawatan
a. Beri salam, sapa klien dengan nama, baik verbal maupun non-verbal
b. Tanyakan apakah klien masih melihat gambar itu muncul.
c. Menanyakan kegiatan selama TAK
-
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
- Orientasi
d) Salam terapeutik
- Selamat sore pak Kusnanto
e) Evaluasi/validasi
- bagaimana perasaan bapak malam ini? Apakah makanya tadi dihabiskan ?
apa bapak masih melihat gambar?
f) Kontrak waktu
- Topic : bapak sesuai dengan janji kita akan membahas tentang kegiatan
bapak selama TAK. Bapak kemarin jadi ikut TAK?.
- Waktu: 10 menit saja ya pak
- Tempat : diruang tengah ya pak Kus.
- Kerja
- Bapak, kemarin selama TAK apa yang bapak lakukan ? apa bapak senang
bisa berkumpul dengan teman-teman yang lainnya? Terus pengalamannya apalagi
pak? Coba bapak ceritakan dan saya dengarkan. Bapak sudah tidak melihat
gambar?
- Terminasi
a. Evaluasi subyektif
- bagaimana bapak perasannya setelah mengikuti TAK kemarin?
b. Evaluasi obyektif
- bapak apakah selama ini senang berbicara dan ngobrol dengan saya?.
c. Rencana tindak lanjut
- sudah 10 menit ya pak, saya ingin bertemu dengan keluarga bapak,
bapak tau keluarganya kesini kapan ?.
d. Kontrak yang akan datang
1. Topic : saya ingin memberitahu keluarga, bahwa yang bapak alami adalah
Halusinasi.
2. Waktu : menunggu keluarga datang, semoga hari senin datang ya pak.
3. Tempat : di ruang tamu.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- ANALISA PROSES INTERAKSI
- Insial pasien : Sdr. K Nama mahasiswa: Kelompok ruang
kenari
- Status interaksi perawat-pasien: fase orientasi Tanggal: 9 Januari 2017
- Lingkungan : perawat dan klien duduk berdampingan dikursi ruang makan Waktu: 10.00 WIB
- Disebelah kanan ada perawat yang sedang mengobrol Tempat: ruang kenari
- Dan berkumpul dengan pasien yang lain Tujuan: membina hubungan saling
percaya
- Deskripsi pasien : Klien tampak berbicara dengan keluarganya, sesekali berjalan
- meninggalkan keluarganya, dan terkadang meminta minuan orang lain.
- Komunikasi - Komunikasi - Analisis berpusat pada - Analisis berpusat - Rasional
verbal nonverbal perawat pada pasien
- P : selamat pagi - P: tersenyum - Perawat memulai - Sdr. K menjawab - Ucapan
pak sambil menatap dengan sikap terbuka namun sambil salam
- Sdr. K memandang ke depan perawat
- K: Sdr. K kepada Sdr.
menjawab namun K
sambil menunjukan
memandang ke penghargaan
depan perawat
kepada Sdr.
K.
Penghargaan
kepada
orang lain
merupakan
modal awal
seseorang
dapat
membuka
diri dengan
orang lain
- K : selamat pagi - K: Sdr. K - Perawat tetap menjaga - Sdr. K tetap - Perawat
menjawab salam sikap terbuka, menjaga menunduk namun mempertaha
dengan ekspresi posisi tubuh dengan menjawab pertanyaan nkan sikap
pandangan mata terapeutik perawat terbuka,
kosong memandang
- P: Sdr.K
mempertahankan dengan
sikap terbuka, penuh
badan tegak perhatian
memandang klien menunjukan
dengan penuh perawat
perhatian menghargai
Sdr. K dan
ingin tetap
berkomunik
asi
- P: perkenalkan - P : mengulurkan - Memandang pasien - Menjabat tangan - Dengan
nama saya tangan untuk dengan penuh perhatian perawat mengenal
Maziatur bersalaman dan tersenyum identitas
Rohmah, saya - K: menjabat perawat,
biasa dipanggil tangan perawat mendorong
zia, nama bapak Sdr. K untuk
siapa? Senang yakin dan
dipanggil apa? percaya
pada
perawat
- K: nama saya - K: menjabat - Menjabat tangan pasien - Menjabat tangan - Senyum
Kusnanto, tangan perawat sambil tersenyum perawat namun tetap menunjukan
panggil saja pak sambil dengan tetap memandang ke depan perawat
Kusnanto pandangan ke mempertahankan sikap menerima
depan terbuka klien apa
- P: menyalurkan adanya dan
tangan untuk menunjukan
bersalaman, sikap ramah
sambil tersenyum
- P: jadi pak tujuan - P: menatap - Menunjukan perhatian - Mendengarkan - Menjelaskan
saya kesini agar kearah Sdr. K kepada Sdr. K pernyataan dan tujuan
kita bisa saling dengan pertanyaan yang pertemuan
kenal, bagaimana memberikan diajukan perawat dan membuat
perasaan pak senyum ramah ingin menjawab Sdr. K yakin
kusnanto hari ini? - K: Sdr. K melihat terhadap
Tampaknya pak ke arah depan perawat
kusnanto tadi di sesekali melihat serta
jenguk oleh kearah perawat memberikan
keluarganya ya? sekilas. kesempatan
kepada Sdr.
K untuk
mengungkap
kan
perasaannya
sehingga
Sdr. K
merasa
diperhatikan
- K: Ya tadi pak de - K: klien - Menunjukan perhatian - Klien menjawab tapi - Memberikan
saya menjawab kepada klien singkat, namun tetap kesempatan
pertanyaan memandang ke depan kepada klien
pasien untuk
- P: perawat mengungkap
memperhatikan kan perasaan
klien dengan yang
seksama dialaminya
- P: baik pak, jadi - P: tersenyum, - Menunjukan perhatian - Sdr. K menjawab - Pertanyaan
tadikan kita memandang Sdr. kepada Sdr. K pertanyaan namun terbuka
sudah K dengan ramah pandangan mata ke memberi
berbincang- - K: memandang depan pada satu objek kesempatan
bincang tentang ke depan, kepada Sdr.
apa yang bapak sesekali K untuk
alami, besok kita memandang menerima/m
ketemu lagi ya. perawat enolak
Saya akan tawaran dari
mengajarkan mas perawat
cara mengontrol untuk
halusinasi dengan interaksi
cara menghardik, selanjutnya
apakah bapak
mau?
- K: iya, mau mbak - K: pasien - Menunjukan perhatian - Pasien menjawab - Pertanyaan
menjawab pada klien pertanyaan perawat terbuka
singkat sambil dengan singkat member
sesekali namun tetap kesempatan
memandang memandang ke depan kepada
perawat pasien untuk
- P : perawat menerima/m
tersenyum dan enolak
memandang klien tawaran dari
dengan ramah perawat
untuk
interaksi
selanjutnya
- P: baiklah besok - P : bertanya - Mempertahankan sikap - Pasien mulai - Memberikan
mas mau bertemu dengan tetap terbuka memandang kea rah pilihan
jam berapa dan tersenyum, ramah perawat kepada klien
dimana? dan untuk
mempertahankan menentukan
sikap terbuka suatu hal
- K : melihat berarti
kearah perawat menilai
sejauh mana
klien
mampu
mengambil
keputusan
- K : setelah - K : memandang - Berharap klien mampu - Pasien mampu - Memberi
senam, terserah kea rah perawat memnentukan waktu menentukan waktu kesempatan
mbak tempatnya namun tidak dan tempat pertemuan namun tidak dapat kepada Sdr.
mampu menentukan tempat K untuk
mempertahanakn mengambil
kontak mata keputusan
- P: tersenyum dan
mempertahankan
kontak mata
- P: baiklah besok - P: menanyakan - Memberikan saran - Sdr. K - Memastikan
setelah senam ya dengan ramah kepada Sdr. K tentang memperhatikan yang Sdr. K agar
mas, sekitar jam - K: tetap tempat pertemuan dikatakan perawat besok jadi
10.00. tempatnya memandang bertemu
disini saja kedepan
bagaimana mas?
- K : iya mbak - K : melihat ke - Tersenyum dengan - Klien memandang - sdr. K dapat
arah perawat mempertahanakan kearah perawat dan menentukan
- P : tersenyum kontak mata menjawab singkat dimana dan
dengan ramah hubungan
saling
percaya
sudah mulai
muncul
-
-
-
- KESAN PERAWAT:
- Perawat mengalisis bahwa dalam pertemuan ini perawat hampir berhasil mencapai hubungan saling percaya, karena Sdr. K
mau menyebutkan namanya, mau menjabat tangan, mampu menyebutkan tujuan dari pertemuan, namun pasien belum bisa
mempertahankan kontak mata, interaksi perlu ditingkatkan lagi dengan sering memotivasi pasien dengan terus berbincang-
bincang dengan pasien.
-
-
-
-
-
-
-
- Insial pasien : Sdr. K Nama mahasiswa: Kelompok ruang
kenari
- Status interaksi perawat-pasien: fase kerja Tanggal: 10 Januari 2017
- Lingkungan : perawat dan Sdr. K duduk berdampingan dikursi ruang makan Waktu: 10.00 WIB
- Disebelah kanan ada perawat yang sedang mengobrol Tempat: ruang kenari
- Dan berkumpul dengan Sdr. K Tujuan: Sdr. K mampu mengenal
halusinasinya
- Deskripsi pasien: Klien tampak menyendiri, ketika ditanya klien mengatakan
- mengantuk, sesekali klien tampak berjalan mondar-mandir.
-
- Komunikasi - Komunikasi Non - Analisis berpusat pada - Analisis berpusat - Rasional
Verbal Verbal perawat pada pasien
- P: Seperti - P: Memandang - Perawat berusaha - Sdr. K tampak - Mengetah
janji kita Sdr. K dengan memotivasi dan menyimak ui tentang
kemarin, semangat, agar ia mengevaluasi pembicaran perawat bagaimana
sekarang kita mau belajar dan kemampuan Sdr. K kepadanya. Sdr. K
akan selalu dalam interaksi. - berhalusin
membahas mempertahankan - - asi.
tentang sikap terbuka. - - -
gambar yag - K: Memandang - - -
sering perawat, sesekali - - -
muncul di menunduk. - - -
pikiran pak. - - - Sdr. K tampak tertarik -
- - - Perawat terus untuk interaksi. - Memberik
- - K: Pasien memotivasi Sdr. K an
- tersenyum, sambil untuk terus belajar. pengetahu
- K: Iya, mbak. sesekali - an tentang
melakukan kontak bagaimana
mata. mengontro
- P: Tersenyum, l
memandang Sdr. halusinasi
K dengan sikap nya.
terbuka dan
bersahabat.
- P: Kemarin - P: Memandang - Perawat menanyakan - Sdr. K tampak - Untuk
bapak bilang Sdr. K dengan kepastian gambar yang menjelaskan keadaan mengetahu
pernah semangat. muncul pada Sdr. K yang terjadi i kondisi
melihat Mempertahankan Sdr. K dan
gambar, kontak mata. melakukan
gambar apa - K: Sdr. K mulai tindak
itu pak? melakukan kontak lanjut
mata, Sdr. K yang akan
memandang di lakukan
perawat. selanjutny
a
- K: gambar - K: Ekskpresi Tn. - Perawat - Sdr. K tampak - Sdr. K
wali songo K serius memperhatikan Sdr. K. menjelaskan mengingat
mbak, memandang kejadiannya. kejadian
mengajak perawat. setiap dia
wiritan - P: Perawat berhalusin
memandang Sdr. asi
K dan
mempertahankan
kontak mata
- P: Kapan - P: Memperhatikan - Perawat mulai - Sdr. K memandang - Guna
ambar Sdr. K dan melakukan interaksi perawat apakah
tersebut mempertahankan yang benar Sdr. K
muncul kontak. dapat
kapan pak? - mengingat
- kejadian
yang
dialaminy
a
- K: setiap - P: Memperhatikan - Perawat menyimak - Sdr. K memadang - Menggali
malam jumat, jawaban Sdr. K kepada Sdr. K dan perawat namun mata proses
3x Setelah - K: Kontak mata berupaya membina kosong berfikir
habis magrib, Sdr. K kosong hubungan saling Sdr. K
isya, subuh, percaya
dhuhur.
- Mas kalau - P: membenarkan - Perawat meyakinkan - Sdr. K tidak - Perawat
seperti itu dan meyakinkan Sdr. K bahwa yang berespons sama sekali menggali
muncul 4 kali jawaban Sdr. K muncul 4 kali sampai
pak? Setelah - K: hanya diam dimanakah
habis magrib, dan tidak ingatan
isya, subuh, berespons Sdr. K
dhuhur
-
- Kesan Perawat:
- Perawat menganalisis bahwa dalam pertemuan ini perawat sudah mencapai tujuan karena saat interaksi Sdr. K mau bercerita
tentang halusinasinya, namun ada kekeliruan dalam menghitung kapan munculnya halusinasinya itu.
-
- Insial pasien : Sdr. K Nama mahasiswa: Kelompok ruang
kenari
- Status interaksi perawat-pasien: fase kerja Tanggal: 11 Januari 2017
- Lingkungan : perawat dan Sdr. K duduk berdampingan dikursi ruang makan Waktu: 16.00 WIB
- Disebelah kanan ada perawat yang sedang mengobrol Tempat: ruang kenari
- Dan berkumpul dengan Sdr. K Tujuan: Sdr. K mampu mengontrol
halusinasinya
- Deskripsi pasien: Klien tampak hanya sesekali duduk terdiam sendiri,
- klien sering jalan keliling kamar dengan muka tampak bingung.
-
- Komunikasi - Komunikasi Non - Analisis berpusat pada - Analisis berpusat - Rasional
Verbal Verbal perawat pada pasien
- P: Seperti - P: Memandang - Perawat berusaha - Sdr. K tampak - Memberik
janji kita Sdr. K dengan memotivasi dan menyimak an
kemarin, semangat, agar mengevaluasi pembicaran perawat pengetahu
sekarang kita Sdr. K mau kemampuan Sdr. K kepadanya. an tentang
akan belajar belajar dan selalu dalam interaksi. - bagaimana
cara mempertahankan - - mengontro
mengontrol sikap terbuka. - - l
halusinasi - K: Memandang - - halusinasi
dengan cara perawat, sesekali - - dengan
menghardik. dan pandangan ke - - cara
- depan - - Sdr. K tampak tertarik menghardi
- - - Perawat terus untuk interaksi. k.
- - K: Pasien memotivasi Sdr. K -
- K: Iya, mbak. tersenyum, sambil untuk terus belajar. -
sesekali - -
melakukan kontak -
mata. - Memberik
- P: Tersenyum, an
memandang Sdr. pengetahu
K dengan sikap an tentang
terbuka dan bagaimana
bersahabat. mengontro
l
halusinasi
dengan
cara
menghardi
k.
- P: Pertama, - P: Memandang - Perawat menjelaskan - Sdr. K tampak - Menjelask
tutup telinga klien dengan dan mempraktekkan memperhatikan an dan
kemudian semangat. secara perlahan dan penjelasan perawat memprakt
menucapkan Mempertahankan pelan agar Sdr. K ekkan cara
istigfar dan kontak mata. memahami. mengontro
ucapkan - K: Sdr. K mulai l
didalam hati melakukan kontak halusinasi
Pergi! Kamu mata, Tn. K dengan
Tidak Nyata! memandang menghardi
perawat. k.
Membuat
Sdr. K
belajar
bagaimana
cara
mengontro
l
halusinasi
ketika
suara
suara itu
muncul.
- K: Sdr. K - K: Ekskpresi Sdr. - Perawat - Sdr. K tampak - Memperha
diam dan K serius memperhatikan Sdr. K memperhatikan. tikan
mempraktekk memandang apakah memahami apakah
an perawat. penjelasan atau tidak. Sdr. K
- P: Perawat memaham
memandang Sdr. i atau
K dan tidak.
mempertahankan Lakukanla
kontak mata h cara
untuk
menentuka
n apakah
dilanjutka
n atau
tidak
- P: Nah, Ayok - P: Memperhatikan - Perawat - Sdr. K tampak - Mengeval
mas coba Sdr. K dan memperhatikan Sdr. K mempraktekkan cara uasi
praktekkan mempertahankan apakah Sdr. K menghardik adakah
cara kontak. mempraktekkan dengan halusinasi cara yang
mengontrol - K: Sdr. K benar paling
halusinasi memandang tepat
seperti yang perawat sambil untuk
saya ajarkan mempraktekkan mengetahu
tadi. cara menghardik i apakah
- K: Iya mbak, halusinasi. Sdr. K
jadi tutup memaham
telinga dan i atau
mengucapkan tidak.
astagfirullah
aladzim.
-
- Kesan Perawat:
- Perawat menganalisis bahwa dalam pertemuan ini perawat sudah mencapai tujuan karena saat interaksi Sdr. K mau dan bisa
mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik walaupun belum lengkap. Namun point dari interaksi
sudah ada peningkatan yaitu pasien mulai melakukan kontak mata, sudah hafal dengan perawat dan dapat mempraktekkan
cara yang sudah diajarkan perawat.
- ANALISA JURNAL
- JUDUL : PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
HALUSINASI TERHADAP KEMAJUAN PERAWATAN PADA
PASIEN HALUSINASI DI RUANGAN MANGGIS RUMAH SAKIT
DAERAH MADANI PALU
-
- P : pasien dengan halusinasi
- I : terapi aktivitas kelompok (TAK)
- C :-
- O : ada pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap kemajuan perawatan
pada pasien halusinasi
- T : penellitian dilaksanakan di ruangan manggis rumah sakit daerah
Madani Palu pada tanggal 14 juni s/d 25 juli 2016
- Why was this study done ?
- Peneliti ingin mengetahui efektiffitas terapi aktivitas kelompok halusinasi
terhadap kemajuan perawatan pada pasien halusinasi, masalah penelitian
tertulis di dalam penelitian tapi peneliti tidak mencantumkan skala
masalah di Indonesia dan lapangan peneliti hanya mencntumkan skala
masalah di tempat penelitian, peneliti tidak mencantumkan identitas
peneliti.
-
- Critical appraisal : judul dalam penelitian sangat sesuai karena tidak lebih
dari 20 suku kata, peneliti tidak mencantumkan identitasnya dalam jurnal
sehingga mempengaruhi kefalidan dari jurnal (Nursalam, 2010)
-
- What is sample size ?
- Besar populasi pada pasien halusinasi sebanyak 24 responden dimana
jumlah pada sample tersebut merupakan jumlah yang tidak cukup untuk
suatu data yang dianalisis dengan menggunakan statistic, pengambilan
sample dilakukan dengan menggunakan non probability sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.
- Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sehingga
peneliti mengambil sample sebanyak 10 reponden, jenis penelitian yang
digunakan quasi eksperimen dan design yang digunakan one group pre
test dan post test, sehingga sample Pada desain ini peneliti melakukan
pengukuran awal pada suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti
memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi
untuk yang kedua kalinya.
- Critical Appraisal : seharusnya sample dalam suatu penelitian korelasi
paling sedikit 30 elemen populasi (LR. Gay dan PL Diehl, 2007)
-
- Are the measurements of major variables valid and reliable ?
- Validasi : seberapa tepat instrument yang digunakan untuk mewakili
penilaian suatu variabel
- Reliabilitas : instrument tersebut mampu menampilkan/ memberikan
makna yang sama ketika digunakan oleh semua responden.
- Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi, data
observasi berisi tentang pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok yang
tertuang dalam lembar evaluasi kemampuan mengontrol halusinasi pada
klien halusinasi, cara penilaian dengan member centang jawaban ya atau
tidak, apabila ya nilainya 1dan jawaban tidak nilainya 0.
- Critical appraisal : peneliti tidak mencantumkan sumber dan nilai validasi
pada questioner yang diberikan pada lembar observasi yang digunakan
sehingga akan dapat mengurangi kevalidan dan reabilitas dalam suatu
penelitian
-
- How were the data analyzed
- Peneliti mencantumkan data analisis yang digunakan Analisis data pada
penelitian ini menggunakan pair t test yaitu untuk menguji pengaruh
terapi aktivitas kelompok terhadap kemajuan perawatan pada pasien
halusinasi karena pada uji pair t test merupakan uji beda dua sampel
berpasangan. Sampel berpasangan ini merupakan subjek yang sama
(pasien halusinasi) namun mengalami perlakuan yang berbeda
-
- Were there any untoward events during the conduct of the study ?
- Saat penelitian berlangsung terdapat sample yang sakit sehingga
memperngaruhi proses penelitian sehingga di gantikan sementara oleh
sample cadangan yang kooperatif selama penelitian berlangsung.
-
-
- How do the result fit with previous research in the area ?
- Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen jadi untuk memperkuat
hasil penelitian yang ada didalam penelitian perlu adanya beberapa
penelitian terdahulu untuk memastikan bahwa penelitian ini dapat atau
tidaknya intervensi ini dilakukan. Pada penelitian ini telah mencantumkan
penelitian terdahulu yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti lain yang
serupa dengan penelitiannya pada hasil penelitian terdahulu dari
(Sihotang, 2010) mengatakan bahwa ada pengaruh terapi aktivitas
kelompok setelah pelaksanaan TAK dalam stimulasi persepsi terhadap
kemampuan mengontrol halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Medan, hal ini
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Isnaeni, Wijayanti &
Upoyo (2008), dengan judul efektivitas terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi halusinasi terhadap penurunan kecemasan pasien
halusinasi pendengarandi ruang Sakura RSUD Banyumas terhadap 30
pasien halusinasi, didapatkan perbedaan tingkat kecemasan sebelum
dilakukan TAK dan sesudah dilakukan TAK.
-
-
- What does this research mean for clinical pactice ?
- Penelitian ini berdasarkan hasil praktik klinik, karakteristik dari
sampel sangatlah penting, haal ini dikarenakan karakteristik tertentu akan dapat
mempengaruhi suatu hasil penelitian didalam penelitian ini dijelaskan bahwa
karakteristik dari sampel yaitu pasien dengan halusinasi.
- Menurut para ahli berpendapat bahwa terapi aktivitas kelompok
(TAK) Halusinasi merupakan wadah tempat pasien dengan halusinasi bisa saling
mengenal sesamanya dan lingkungannya. Dimana tujuan dari terapi aktivitas
kelompok ini adalah untuk memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengekspresikan perasaan mereka, dengan cara bermain sehingga pasien mampu
mengenali halusinasi yang dialaminya, pasien dapat mengontrol halusinasinya,
pasien mengikuti program pengobatan secara optimal. Hal ini sejalan dengan teori
menurut (Keliat dan Akemat, 2012) yang berpendapat bahwa Aktivitas digunakan
sebagai stimulus padasensori klien. Kemudian diobservasi reaksi sensori klien
terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi perasaan secara non vebal
(ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan
komunikasi verbal akan tersetimulus emosidan perasaannya, serta menampilkan
respon.
- Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di dapatkan bahwa
terdapat peningkatan kemajuan perawatan pasien halusinasi setelah dilakukan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi. Berdasarkan hasil uji t dependent
didapatkan p value = 0,000 < (0,05). Berarti Ho ditolak yang menunjukkan
bahwa ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi terhadap kemajuan
perawatan pada pasien halusinasi di Ruangan Manggis Rumah Sakit Daerah
Madani Palu.
- dapat digunakan sebagai acuhan asuhan keperawatan pada pasien
Halusianasi untuk mengontrol halusinasi yang klien alami serta dapat
digunakan sebagai intervensi tambahan pada pasien halusinasi.
-
-
-
-
-
-
- Lampiran 4
- - - Pembukaan : -
1 3 - Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam - Menjawab salam
- Memperkenalkan diri -
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan - Mendengarkan
- Menyebutkan materi yang diberikan -
- Memperhatikan
- - - Isi: -
2 5 - Menyampaikan materi tentang: -
Pengertian gangguan jwa - Memperhatika
Penyebab gangguan jiwa n
Penatalaksanaan pasien gangguan jiwa Bertanya dan
menjawab
pertanyaan yang
diajukan
- - - Evaluasi: -
3 5m- Menanyakan pada peserta tentang materi yang telah Menjawab
diberikan dan reinforcement kepada keluarga klien yang pertanyaan
dapat menjawab pertanyaan
- - - Terminasi : -
4 2 Mengucapkan terimakasih atas peran serta Mendengarkan
peserta. -
Menjawab salam
Mengucapkan salam penutup
- V. Kegiatan Penyuluhan
-
-
- VI. PENGORGANISASIAN
- Pembawa acara : Ninik Comariyati
- Pemateri : Maziatur Rohmah
- Observer : Rachmad Tomy W.
- Fasilitator : Adi sofyan, Cyntia Mediana
-
-
- VII. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS
- 1. Pembawa acara
- Uraian tugas :
Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
Mengatur proses dan lama penyuluhan.
Menutup acara penyuluhan.
- 2. Pemateri
- Uraian tugas :
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
Memotivasi peserta untuk bertanya.
- 3. Fasilitator
- Uraian tugas :
Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
- 4. Observer
- Uraian tugas :
Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
-
-
- MATERI PENYULUHAN
-
A. Definisi Gangguan Jiwa
- Gangguan jiwa adalah suatu perubahan dalam pikiran perilaku dan
suasana perasaan yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau
hambatan dalam melaksanakan fungsi psikososial.
- Gangguan jiwa berat (psikotik) adalah gangguan jiwa yang ditandai
dengan ketidakmampuan dalam menilai kenyataan/ realitas. Gangguan jiwa
adalah kondisi dimana proses fisiologik atau mentalnya kurang berfungsi dengan
baik sehingga mengganggunya dalam fungsi sehari-hari. Gangguan ini sering juga
disebut sebagai gangguan psikiatri atau gangguan mental dan dalam masyarakat
umum kadang disebut sebagai gangguan saraf (Aziz, 2003).
-
B. Penyebab Gangguan Jiwa
1. Faktor fisik dan biologis karena ketidak normalan gen dan kromosom
pada individu.
2. Factor psikologis kurangnya interaksi antara orang tua dan anak
3. Pola asuh patogenik melindungi anak secara berlebihan karena
memanjakannya.
4. Factor social budanya tingkat ekonomi, lingkungan tempat tinggal,
masalah kelompok social dan pengaruh keagamaan.
- (Santrock,
2007)
-
-
-
-
-
- C. Penatalaksanaan Gangguan jiwa
1. Dalam terapi gangguan jiwa disini mengandung arti proses penyembuhan
dan pemulihan jiwa yang benar-benar sehat antara lain:
Terapi holistic
- Terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan kepada
gangguan jiwa saja dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara
menyeluruh.
2. Psikoterapi keagamaan
- Terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan
ajaran agama
3. Farmakoterapi
- Terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan oleh
dokter dengan memberikan resep obat pada pasien.
4. Terapi perilaku
- Terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap maupun
prilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara bertahap
pasien dibimbingan dan dilatih untuk menghadapi berbagai obyek atau
situasi yang menimbulkan rasa panik atau takut. Sebelum melakkan terapi
ini diberikan psikoterapi untuk memperkuat kepercayan pasien terhadap
orang lain.
- (Maris, 2005)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- DAFTAR PUSTAKA
-
- Aziz R, dkk, (2003). Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD
Dr. Amino Gonohutomo
- Keliat, Budi Ana, (2006). Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC