A. Pengertian Batubara
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya
adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-
unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.Batu bara juga adalah
batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang
dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
B. Batubara Indonesia
Seperti yang kita tahu, batubara merupakan penggerak energi diseluruh dunia.
Negara-negara yang sekarang maju, dulu menggunakan batubara sebagai bahan
bakar energinya. Bahan bakar revolusi industri di Eropa pada abat 19 adalah
batubara. Penggerak pabrik-pabrik di Amerika, Afrika dan China adalah Batubara.
Batubara mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan industri di
dunia. Ini adalah tabel perbandingan cadangan batubara dan produksi batubara di
dunia dan Indonesia.
Ini merupakan hal yang kontradiktif dan ironis. Cadangan batubara Indonesia
hanya 0.5% dari cadangan dunia, namun produksi Indonesia menempati posisi ke-6
produsen dengan jumlah produksi mencapai 246 juta juta ton, setelah china (2.760
juta ton), USA (1.007 juta ton), India (490 juta ton), Australia (325 juta ton) dan
Rusia (247 juta ton).
Ini dapat diartikan, batubara yang ada dalam negara kita, 75 persen di
pasok ke luar negeri, dan hanya 25 persen untuk kebutuhan dalam negeri.
Kebijakan energi mix 2025 yang mematok batubara digunakan sebesar 33%
dalam bauran energi nasional[12] menuai kontroversi. Batubara nasional kita
dimanfaatkan untuk dijual ke luar neger sebagai bahan bakar disana daripada
dimanfaatkan di negara kita sendiri untuk dijadikan bahan bakar industri kita.
Bukankah lebih baik membangun industri daripada kita terus-menerus
mengimpor barang-barang dari luar negeri.
2. Optimalisasi Batubara
Mengoptimalkan batubara yang ada adalah salah satu caranya, dan ini
beberapa contoh optimalisasi batubara:
a. Geo-Coal
Terdapat 2 jenis batubara, jenis pertama adalah batubara peringkat tinggi (high
rank coal) yang punya kandungan air rendah, konten energi tinggi, kalori
tinggi dan lebih efisien dalam pembakaran. Jenis kedua adalah batubara
peringkat rendah. Batubara jenis ini memiliki kadar air tinggi atau hampir 80
persen, konten energi dan kalori yang rendah dan kurang efisien. Jenis low
rank coal biasanya lunak, mudah pecah atau rekah, mudah menjadi bubuk dan
mudah habis terbakar tak terkendali.
Pembangkit listrik ini biasanya adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Energi ini berasal dari batubara Low rank coal atau batubara kualitas rendah.
Selain itu tempatnya tidak jasuh dari tempat area tambang. Hal ini mempunyai
banyak manfaat, pertama, batubara kualitas rendah dapat dimanfaatkan
menjadi listrik, dan listrik dapat dijual ke PLN atau untuk sumber listrik di
area tambang tersebut. Hal ini tentu saja akan menambah pendapatan dan
dapat mengurangi pengeluaran yang dilakuakan oleh perusahaan tambang.
Kedua, karena tempat yang relatif dekat dan tidak perlu pengolahan lebih
lanjut, maka proses dari batubara ke tambang akan berlangsung cepat,
sehingga akan membuat biaya semakin ekonomis.
Hal ini juga akan memajukan daerah tersebut, karena pasokan energi akan
diterima secara langsung, dimana industri selalu membutuhkan energi listrik
dan di situ tersedia energi listrik. Hal ini juga akan mengangkat perekonomian
daerah tersebut.
- Badan usaha, yang dapat berupa badan usaha swasta, Badan Usaha Milik
Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah;
- Koperasi; dan
Pemberian IUP akan dilakukan setelah diperolehnya WIUP (Wilayah Izin Usaha
Pertambangan). Dalam satu WIUP dimungkinkan untuk diberikan 1 IUP maupun
beberapa IUP.
Pasal 36 UU Minerba membagi IUP ke dalam dua tahap, yakni:
a. nama perusahaan;
d. jaminan kesungguhan;
e. modal investasi;
k. perpajakan;
l. penyelesaian perselisihan;
n. amdal.
a. nama perusahaan;
b. luas wilayah;
c. lokasi penambangan;
f. modal investasi;
l. perpanjangan IUP;
o. perpajakan;
p. penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran tetap dan iuran
produksi;
q. penyelesaian perselisihan;
Dalam Pasal 40 UU Minerba diatur bahwa IUP diberikan terbatas pada 1 jenis
mineral atau batubara. Dalam hal pemegang IUP menemukan mineral lain dalam
WIUP yang dikelolanya, maka pemegang IUP tersebut mendapatkan prioritas untuk
mengusahakan mineral yang ditemukannya. Sebelum pemegang IUP tersebut
mengusahakan mineral lain yang ditemukannya, diatur bahwa pemegang IUP tersebut
wajib mengajukan permohonan IUP baru kepada Menteri, gubernur, bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Dalam hal pemegang IUP tersebut
tidak berminat untuk mengusahakan mineral lain yang ditemukannya, maka
pemegang IUP tersebut memiliki kewajiban untuk menjaga mineral tersebut agar
tidak dimanfaatkan pihak lainnya yang tidak berwenang.