Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 2
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 6
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 6
.1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 6
BAB II................................................................................................................................. 8
KAJIAN TEORI ................................................................................................................. 8
2.2 Kemampuan Penalaran Matematika ......................................................................... 8
2.2 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel .................................................................. 11
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 14
2.4 Penelitian yang relevan ........................................................................................... 15
BAB III ............................................................................................................................. 16
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................ 16
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 16
3.2 Metode Penelitian ................................................................................................... 16
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 16
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................................. 16
3.4.1 Definisi Konseptual.......................................................................................... 16
3.4.2 Definisi Operasional ........................................................................................ 17
3.5 Sumber data ............................................................................................................ 17
3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 17
3.6.1 Pemberian Tes .................................................................................................. 17
3.6.2 Wawancara ....................................................................................................... 19
3.7 Teknik Analisis Data............................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu yang dapat mengembangkan kepribadian dan cara


berfikir seseorang, karena dalam mempelajari matematika lebih mengedepankan
ranah kognitif yakni aktivitas yang berhubungan dengan intelegensi, intelektual,
rasio(nalar) dan logika. Menurut Tiro (2010:4) matematika dapat digunakan
sebagai wahana untuk membentuk cara berpikir dan kepribadian peserta
didik.Salah satu kemampuan yang berhubungan dengan ranah kognitif adalah
kemampuan penalaran, matematika dan penalaran merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan karena dalam mempelajari matematika membutuhkan proses
menalar sedang kemampuan menalar itu sendiri dapat dilatih dan dikembangkan
dengan belajar matematika.Salah satu contoh kecil pada materi Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel (SPLDV), dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan
siswa terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan
faktor persekutuan terbesar, selain materi tersebut siswa juga harus mengetahui
sifat-sifat operasi matematika seperti sifat distributif, assosiatif dan komutatif,
kemudian melakukan operasi dan manipulasi aljabar. Kegiatan demikian
merupakan salah satu contoh dari kegiatan penalaran dan dalam mengerjakan soal
tersebut siswa dilatih untuk mengembangkan nalarnya.

Penalaran merupakan proses berpikir untuk menarik sebuah kesimpulan


berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah dibuktikan kebenarannya atau di
asumsikan sebelumnya. Matematika lebih identik dengan penalaran yang bersifat
deduktif dibanding penalaran induktif, penalaran deduktif merupakan penarikan
kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke khusus, sedangkan penalaran
induktif bersifat sebaliknya penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus
kemudian dilakukan generalisasi sehingga didapatkan penrnyataan yang bersifat
umum.Proses penalaran induktif-deduktif dapat pula digunakan secara bersamaan
dalam mempelajari matematika.

Melalui proses menalar peserta didik diharapkan dapat melihat bahwa


matematika merupakan suatu kajian ilmu pengetahuan yang masuk akal, logis serta
bermakna sehingga dapat membentuk pribadi peserta didik yang memiliki sikap
kritis, kreatif, jujur dan komunikatif. Seandainya kemampuan bernalar tidak di
kembangkan pada seseorang yang mempelajari matematika maka akan berakibat
terhadap pandangan mereka bahwa matematika hanyalah pelajaran yang hanya
bermain dengan angka-angka, rumus-rumus dan algoritma semata selain itu
matematika akan dipandang sebagai pelajaran yang hanya mengikuti serangkaian
proses-proses penyelesaian, meniru contoh-contoh, dan mengikuti sejumlah
langkah prosedural yang tidak bermakna dan tidak bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.

Berdasrkan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi mata


pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah
sebagaimana dikutip oleh Helingo (2016: 2) disebutkan bahwa tujuan pembelajaran
matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma,secara luwes,akurat,efisien,dan
tepat dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Disamping itu dalam Tiro (2010: 8) tujuan pendidikan matematika di jenjang


pendidikan dasar dan menengah antara lain:
1) Mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi perubahan
keadaan di dalam kehidupan nyata yang selalu berubah, melalui latihan
bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, efektif,
efisien, dan jujur;
2) Mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan matematika dan
pola pikir matematis dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan.

Karena pentingnya kemampuan penalaran dalam mempelajari matematika maka


disetiap jenjang pendidikan yang mengajarkan matematika haruslah lebih
menekankan pada penyampaian konsep yang nantinya akan memacu siswa dalam
menggunakan nalarnya. Mengingat siswa merupakan sasaran dari penyelenggaraan
pendidikan untuk itu siswa diharapkan agar dapat meningkatkan kemampuan
penalaran matematika.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran


matematika SMP N 3 Limboto Barat, dilihat dari hasil belajar kemampuan
penalaran matematika siswa masih tergolong rendah, selain itu seperti dikutip dari
wawancara dengan dengan guru tersebut bahwa dalam proses pembelajaran hanya
sebagian kecil siswa yang mampu menangkap dan merespon apa yang di jelaskan
oleh guru. Salah satu materi dimana siswa dianggap mengalami kesulitan belajar
adalah pada materi SPLDV. Siswa mengalami kesulitan dalam melakukan operasi
hitung aljabar karena kurangnya pemahaman siswa pada sifat-sifat operasi aljabar
seperti sifat komutatif, assosiatif dan distributif, sedangkan hal ini merupakan dasar
bagi para siswa untuk mengerjakan soal-soal matematika khusunya pada materi
materi SPLDV.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, Kesulitan siswa diawali dari


operasi hitung aljabar, pemfaktotan bentuk aljabar dan pecahan bentuk aljabar,
pengetahuan siswa dalam operasi bilangan bulat masih rendah baik itu
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian serta menentukan tanda dari
hasil operasi yang dilakukan para siswa masih kebingungan karena pemahaman
tentang operasi bilangan bulat tergolong rendah, begitu pun pada materi
pemfaktoran bentuk aljabar kurangnya pemahaman siswa mengenai faktor
persekutuan terbesar dan sifat-sifat operasi matematika seperti sifat komutatif,
assosiatif dan distributif menyebabkan mereka kesulitan dalam mengerjakan soal-
soal yang diberikan, sedangkan untuk materi SPLDV sendiri kesulitan siswa dalam
pembelajaran diakibatkan kurangnya pemahaman konsep dari materi sebelumnya
sehingga kerap kali jawaban yang dihasilkan keliru. Pada materi SPLDV siswa
mengalami kebingungan dan kesulitan dalam merumuskan permasalahan pada
materi SPlDV kedalam model matematika hal ini dikarenakan siswa terbiasa
menyelesaikan soal berdasarkan contoh yang diberikan oleh guru sehingga siswa
hanya tingggal mengikuti langkah-langkah atau prosedurnya saja apabila soal
diubah ke bentuk lain maka siswa akan mengalami kebingungan dan kesulitan
dalam menyelesaikan soal tersebut, selain itu dalam menyelesaikan soal-soal
SPLDV siswa mengalami kebingungan ditengah penyelesaian soal tersebut karena
siswa mengalami kesulitan dalam operasi dan perhitungan matematika. Siswa
terbiasa dengan masalah matematika bila diberikan contoh dan solusinya oleh guru
sehingga siswa kerap kali dihadapkan pada beberapa kesulitan misalnya siswa tidak
tahu apa yang harus dilakukan dari permasalahn yang diberikan atau bila siswa
mampu menjawab namun masih kesulitan ditengah penyelesaian soal tersebut.Hal
ini tentunya akan berbeda apabila siswa memahami konsep dan menggunakan
penalarannya dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal atau permasalahan
pada materi sistem persamaan linier dua variabel.

Memperhatikan beberapa hal di atas dan kenyataan yang ditemukan serta


mengingat pentingnya kemampuan penalaran matematika dalam pembelajaran,
maka pendidik hendaknya mengetahui sejauh mana kemampuan penalaran
matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan suatu penelitian


yang berjudul Deskripsi Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Pada Materi
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan,maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:

1) Hanya sebagian kecil siswa yang mampu manangkap dan merespon apa
yang dijelaskan guru
2) Siswa terbiasa belajar dan mengerjakan soal berdasarkan contoh yang
diberikan oleh guru
3) Siswa mengalami kesulitan pada operasi dan perhitungan matematika dalam
menyelesaikan soal pada materi SPLDV
1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan mencapai sasaran maka ruang lingkup
dalam penelitian ini dibatasi pada Kemampuan penalaran matematika siswa pada
materi sistem persamaan linier dua variabel.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kemampuan
Penalaran Matematika Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variael?.

1.5 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan Penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan
penalaran matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel.

.1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat Penelitian dai penelitian ini adalah :

1) Bagi Siswa
Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat
meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa yang akan berguna
dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
2) Bagi Guru
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas mengajar guna untuk
meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
3) Bagi Sekolah
Diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi sekolah
sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran
matematika.
4) Bagi Peneliti
Sebagai Pengalaman menulis dan melaksanakan penelitian sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengetahui sejauh mana
kemampuan penalaran matematika siswa pada materi SPLDV.
BAB II

KAJIAN TEORI
2.2 Kemampuan Penalaran Matematika
Salah satu penunjang pemahaman siswa yang sangat penting dalam proses
pembelajaran matematika adalah kemapuan penalaran, sebab penalaran merupakan
salah satu komponen utama dalam matematika terutama dalam pemecahan masalah
matematika. Penalaran dapat membangun pemahaman matematis untuk
menjelaskan apa yang dilihat, apa yang dipikirkan dan dapat menarik kesimpulan
dalam menyelesaikan persoalan matematika.
Nuridawani,dkk (2015: 2) menyatakan bahwa kemampuan penalaran
matematis merupakan salah satu bagian yang utama yang hendak dicapai dalam
tujuan pembelajaran matematika. Oleh karena itu kemampuan penalaran matematis
harus dimiliki oleh setiap siswa untuk memecahkan masalah matematika tidak
terkecuali siswa sekolah menengah pertama (SMP).

Menurut Sumartini (2015:1-2) penalaran merupakan suatu kegiatan atau


proses berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan baru yang
didasarkan pada pernyataan sebelumnya dan kebenarannya telah dibuktikan.
Sedangkan penalaran menurut Santoso (2015: 3) adalah proses pemikiran untuk
menarik suatu kesimpulan berdasarkan keterangan yang telah ada sehingga
ditemukan suatu kebenaran baru.

Menurut Shadiq (dalam Aminah 2015:3) penalaran matematika suatu


kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau
membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan
yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. Sedangkan
Ruslan dan Santoso (2013: 3) menyimpulkan bahwa penalaran matematis adalah
suatu proses berpikir dalam menentukan sebuah argumen matematika benar atau
salah yang selanjutnya digunakan untuk membuat suatu argumen matematika baru.

Penalaran matematika menurut NCTM (dalam Astuti dan Abadi, 2015:4)


merupakan bagian yang tak terpisahkan dari melakukan matematika. Siswa pada
tingkat sekolah menengah harus berpandangan bahwa matematika melibatkan
kegiatan memeriksa pola dan keteraturan mencatat, membuat dugaan tentang
kemungkinan generalisasi, dan mengevaluasi dugaan. Lebih lanjut Rohana
(2015:2) menyampaikan bahwa kemampuan penalaran ini berguna bagi seseorang
dalam proses membangun dan membandingkan gagasan-gagasan dari beragam
situasi yang dihadapi, sehingga ia dapat mengambil keputusan yang tepat dalam
menyelesaikan permasalahan hidupnya.

Penalaran matematika diperlukan untuk menetukan apakah sebuah


pernyataan matematika sah atau tidak sah digunakan untuk membangun suatu
argumen matematika. Adapun ciri-ciri penalarann menurut Arsefa (2014: 284)
adalah sebagai berikut:

1). Memiliki suatu pola pikir atau menggunakan logika


2). Proses berpikir yang bersifat analitik.

Menurut Permana dan Sumarmo (2007:116) secara garis besar terdapat dua
jenis penalaran, yaitu penalaran induktif yang disebut pula induksi dan penalaran
deduktif yang disebut pula deduksi. Persamaan antara deduksi dan induksi adalah
bahwa keduanya merupakan argumen yang mempunyai struktur, terdiri dari
beberapa premis dan satu kesimpulan atau konklusi. Perbedaan antara deduksi dan
induksi pada dasar penarikan kesimpulan dan sifat kesimpulan yang diturunkannya.
Penarikan kesimpulan yang berdasarkan sejumlah kasus atau contoh terbatas
disebut induksi, dan yang berdasarkan aturan yang disepakati dinamakan deduksi.
Induksi yang menghasilkan kesimpulan umum dinamakan generalisasi.
Kesimpulan dalam generalisasi bersifat probalistik artinya mungkin benar atay
mungkin juga tidak benar. Induksi yang menghasilkan kesimpulan berdasarkan data
atau proses serupa dinakan analogi.

Sedangkan menurut Arsefa (2014: 284) penalaran induktif adalah penalaran


yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil
kesimpulan yang lebih umum. Penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu
masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. Catatan
bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah meski premis-premis yang
diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu
benar. Tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. Sedangkan
penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih
umum. Jika premis benar dan cara penarikan kesmipulannya sah maka dapat
dipastikan hasil kesimpulannya benar.

Menurut Udhayani (2014: 15) indikator penalaran matematika adalah


sebagai berikut:
1) Mampu memahami masalah
2) Mampu merancang model matematika
3) Mampu menyusun bukti
4) Mampu menarik kesimpulan
5) Mampu memeriksa kebenaran

Adapun indikator penalaran matematika menurut Zakiyah dalam Helingo


(2016:27) digolongkan sebagi berikut:
1) Menarik kesimpulan logis
2) Memberi penjelasan terhadap model, gambar, fakta, sifat, hubungan
atau pola yang ada
3) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
4) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, atau membuat
analogi, generalisasi dan menyusun konjektur
5) Mengajukan lawan contoh
6) Mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argumen, membuktikan
dan menyusun argumen yang valid dan
7) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan
pembuktian dengan induksi.

Memperhatikan penjelasan Ruslan dan Santoso (2013:4) tentang indikator


penalaran matematika adalah sebagi berikut:
1) Mengidentifikasi permasalahn secara matematis
2) Memberikan penjelasan dengan menggunakan model
3) Membuat pola hubungan antar pernyataan
4) Membuat pernyataan yang mendukung atau menyangkal argumen

Sedangkan menurut Santoso (2015:1) indikator penalaran matematika


adalah:
1) Menyajika pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan
diagram
2) Mengajukan dugaan
3) Melakukan manipulasi matematika
4) Menarik kesimpulan
5) Menyusun bukti
6) Memberikan alasan atau bukti terhadap beberpa solusi
7) Menarik kesimpulan dari pernyataan
8) Memeriksa kesahihan suatu argumen, dan
9) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat
generalisasi
Berdasarkan uraian diatas mengenai kemampuan penalaran matematika maka
Kemampuan penalaran matematika merupakan kemampuan yang meliputi suatu
kegiatan berpikir, suatu proses berpikir atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik
kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan pada
beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan
sebelumnya serta sangat berguna untuk membangun dan membandingkan gagasan
dari berbagai situasi yang dihadapi.
Adapun indikator kemampuan penalaran matematika yang digunakan untuk
mengukur kemampuan penalaran matematika dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Memahami masalah
2) Merancang model matematika
3) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
4) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan
diagram
5) Menarik kesimpulan dari pernyataan
6) Memeriksa kebenaran suatu argumen

2.2 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel


Misalnya Runi membeli lima pensil dan lima buku seharga Rp.25.000,00
kemudian Isma membeli tiga pensil dan enam buku seharga Rp.24.000,00 di toko
yang sama, apabila di misalkan harga pensil sebagai x dan harga buku sebagai y
maka akan didapatkan dua PLDV yakni : 5x +5y = 25.000 dan 3x + 6y = 24.000
karena buku dan pensil yang dibeli Runi dan Isma adalah buku dan pensil yang
sama ditoko yang sama maka terdapat hubungan antara kedua PLDV tersebut.
Hubungan itulah yang disebut Sistem. Oleh karena hubungan itu dalam itu dalam
PLDV maka dinamakan sistem persamaan linier dua variabel atau
SPLDV.(Marsigit,dkk 2011 : 103)

Untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel dapat dilakukan


dengan menggunakan metode grafik, metode eliminasi, metode subtitusi dan
metode gabungan.

1. Metode Grafik
Pada metode grafik himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier dua
variabel adalah koordinat titik potong dua garis tersebut. Jika garis-garisnya tidak
berpotongan disuatu titik tertentu maka himpunan penyelesaiannya adalah suatu
himpunan kosong.

2. Metode Eliminasi

Pada metode eliminasi, untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem


persamaan linier dua variabel, caranya adalah dengan menghilangkan
(mengeliminasi) salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. Jika
variabelnya x dan y maka untuk menemukan x kita harus mengeliminasi y
begitupun sebaliknya.
3. Metode Subtitusi

Contoh tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut:


Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa untuk
menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel dengan metode subtitusi,
terlebih dahulu kita nyatakan variabel yang satu kedalam variabel yang lain dari
suatu persamaan kemudian mensubtitusikan atau menggantikan variabel itu
kedalam persamaan lainnya.

4.Metode gabungan

(Nuharini dan Wahyuni, 2008 : 112-117)

2.3 Kerangka Berpikir


Kemampuan penalaran matematika merupakan salah satu kemampuan
dasar yang sangat penting yang dapat menunjang pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran. Dengan kemampuan penalaran siswa dapat menganalisa dan
menarik kesimpulan untuk menyelesaikan permasalahan serta persoalan
matematika.
Salah satu materi pembelajaran yang membutuhkan kemampuan penalaran
matematika adalah pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Dalam
pembelajaran pada materi SPLDV siswa dituntut menggunakan penalarannya
dalam hal memahami,merancang dan menyelesaikan permasalahan, namun
kenyataanya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal pada materi
SPLDV.
Termuatya kemampuan penalaran sebagai salah satu tujuan pembelajaran
matematika disekolah menengah menunjukan betapa pentingnya kemampuan
penalaran dalam mempelajari matematika, karena pentingnya penalaran dalam
mempelajari matematika maka disetiap jenjang pendidikan yang mengajarkan
matematika sebaiknya lebih menekankan pada aspek penataan dan pengembangan
nalar peserta didik.Berdasarkan hal tersebut maka perlu suatu kajian lebih lanjut
mengenai kemampuan penalaran matematika siswa pada materi sistem persamaan
linier dua variabel.

2.4 Penelitian yang relevan


Salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi Suciati berjudul
Profil Kemampuan Penalaran Matematika Siswa dalam Memecahkan Masalah
Aritmatika Sosialpenelitian yang dilaksanakan dikelas VIII-A SMP Negeri 2
Gedangan pada tahun 2014/2015 hasil penelitiannya menunjukan bahwa : siswa
dengan kemampuan penalaran tinggi sebanyak 14,29% siswa dengan kemampuan
sedang 74,29% dan siswa kemampuan rendah sebesar 11,42%.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Limboto Barat pada semester ganjil
tahun ajaran 2016/2017 dalam waktu kurang lebih 2 bulan.

3.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Menurut Arikunto (2014:3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena,
keadaan, variabel, gejala atau situasi pada saat sekarang. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
penalaran matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel.

3.3 Instrumen Penelitian


Menurut Arikunto (2014:192) instrumen adalah alat pada waktu penelitian
menggunakan suatu metode .Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa tes dan wawancara untuk memperdalam informasi mengenai kemampuan
penalaran matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel.

3.4 Variabel Penelitian


Menurut Arikunto (2014:169) variabel adalah gejala yang bervariasi yang
menjadi objek penelitian. Variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Berdasarkan rumusan permasalahan dan definisi maka
dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yakni menyangkut tentang kemampuan
penalaran matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel.
3.4.1 Definisi Konseptual
Secara konseptual kemampuan penalaran matematika merupakan salah satu
kemampuan yang sangat penting yang harus dimiliki dalam mempelajari
matematika. Kemampuan penalaran matematika merupakan kemampuan yang
meliputi suatu kegiatan berpikir, suatu proses berpikir atau suatu aktivitas berpikir
untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar
berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau
diasumsikan sebelumnya serta sangat berguna untuk membangun dan
membandingkan gagasan dari berbagai situasi yang dihadapi.

3.4.2 Definisi Operasional


Secara operasional kemampuan penalaran matematika yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII-B
SMP N 3 Limboto Barat dalam memahami dan menyelesaikan persoalan pada
materi SPLDV, dimana indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan
penalaran matematika siswa yakni: (1).memahami masalah (2) merancang model
matematika (3) memperkirakan jawaban dan proses solusi (4) menyajikan
pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram (5) menarik
keismpulan (6) memeriksa kebenaran suatu argumen.

3.5 Sumber data


Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negei 3
Limboto Barat tahun ajaran 2016/2017.Karena keterbatasan waktu dan biaya, maka
subjek penelitian yang diambil yaitu kelas VIII-B yang berjumlah 30 siswa.
Selanjutnya untuk pengumpulan data dan wawancara subjek dipilih berdasarkan
hasil tes yang diberikan setelah siswa memepelajari materi sistem persamaan linier
dua variabel. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri atas
kelompok kemampuan rendah, kemampuan sedang dan kemampuan tinggi. Subjek
yang dipilih 6 orang siswa dengan ketentuan masing-masing kelompok berjumlah
2 orang untuk mengakuratkan data.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua
tahap yaitu tahap pemberian tes dan tahap wawancara. Kedua tahap tersebut
dijelaskan sebagai berikut:

3.6.1 Pemberian Tes


Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Untuk itu dalam penelitian
ini peneliti menggunakan tes untuk mengukur kemampuan penalaran matematika
siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Pada kegiatan awal
dipersiapkan seperangkat tes dalam bentuk essay sebanyak 5 butir soal dengan
materi sistem persamaan linier dua variabel yang memenuhi indikator kemampuan
penalaran matematika. Sebelum digunakan dalam penelitian tes tersebut terlebih
dahulu diuji validitas konstruk dan isinya.Untuk keperluan validasi konstruk proses
pengujian dilakukan oleh validator. Selain pengujian validitas konstruk, tes tersebut
juga diuji validitas isi dan reliabilitasnya. Pengujian validasi isi tes lebih menitik
beratkan pada uji kesejajaran skor antar item dengan skor total dari item dimana
dalam penyusunannya tolak ukur yang digunakan berdasarkan indikator-indikator
kemampuan penalaran matematika.

a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2013:2011) Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen.Untuk menguji
tingkat validitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
Korelasi Product-Moment, yaitu:

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi produk momen
X = skor butir
Y = Skor total
N = Jumlah responden (banyak siswa)
Interpretasi koefisien korelasi
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < r 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r 0,80 Tinggi
0,40 < r 0,60 Cukup
0,20 < r 0,40 Rendah
0 < r 0,20 Sangat Rendah

Suherman (dalam Hapizah : 2014 )

b. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto(2013:221) reliabilitas menunjukan pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang sudah dipercaya, akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga.
Instrumen penelitian ini adalah dalam bentuk tes essay maka rumus
yang digunakan untuk menguji reliabilitas tes adalah rumus Alpha,
dengan langkah langkah sebagai berikut:

Dengan
Keterangan :
: Reliabilitas instrumen yang dicari
: Banyaknya butir soal
: Jumlah siswa
: Skor tiap butir soal
: Nomor butir soal

: Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal


: Varians total

Reliabilitas Butir Kriteria Validitas Butir


0,80 < r 1,00 Validitas butir sangat tinggi
0,60 < r 0,80 Validitas butir tinggi
0,40 < r 0,60 Validitas butir cukup
0,20 < r 0,40 Validitas butir rendah
r 0,20 Sangat rendah

3.6.2 Wawancara
Untuk melengkapi informasi yang berasal dari hasil pemberian tes maka
proses yang dilakukan selanjutnya adalah wawancara. Wawancara adalah
instrumen untuk mengumpulkan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang
diajukan secara lisan. Wawancara terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada subjek pada saat melakukan wawancara. Mengingat penelitian
ini dilakukan untuk menggambarkan kemampuan penalaran matematika siswa
dalam menyelesaikan soal pada materi SPLDV maka dalam wawancara ini akan
diungkap alasan-alasan siswa sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.

Materi wawancara akan disusun berdasarkan hasil yang diperoleh siswa


dalam menjawab tes yang diberikan sebelumnya, dengan demikina wawancara
dapat mengungkapkan data tentang kemampuan penalaran matematika siswa pada
materi sistem persamaan linier dua variabel.

3.7 Teknik Analisis Data


Adapun analisis data dilapangan dalam penelitian ini menggunakan model
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2016 : 338)
1) Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi digunakan untuk memperoleh gambaran lebih jelas mengenai suatu
data dan akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.
Reduksi data meliputi penyusunan, penyeleksian, penyederhanaan dan
pengfokusan data yang diperoleh dari hasil kerja siswa dan wawancara, serta
membuang data yang tidak relevan dengan penelitian, lalu dicari tema dan polanya.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap reduksi adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa hasil pekerjaan siswa (lembar jawaban)
b. Seluruh pembicaraan dalam kegiatan wawancara dicatat dan disusun dalam
bentuk transkrip, yakni dengan cara memutar kembali rekaman proses
wawancara sehingga memperoleh informasi yang dibutuhkan.
c. Data yang diperoleh dari riap subjek penelitian kemudian diseleksi
berdasarkan informasi yang diperlukan, yang dalam hal ini mengenai proses
berpikir siswa. Data yang relevan dengan penelitian disisihkan.
2). Penyajian Data ( Data Display )

Setelah prses reduksi data selesai, langkah selanjutnya adalah proses


penyajian data. Pada tahap ini, data yang telah diseleksi dan disederhanakan
disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan kategorisasi sesuai dengan
informasi yang diinginkan. Dalam penelitian data yang akan disajikan dalam
penelitian berupa data hasil analisis menganai kemampuan penalaran matematika
siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel berdasarkan indikator
kemampuan penalaran matematika.

3). Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Verifikasi merupakan tahap penarikan kesimpulan hasil penelitian setelah


tahapan penyajian dilakukan. Data yang diperoleh disimpulkan sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu menganalisis dan mengkategorikan kemampuan subjek
penelitian. Kesimpulan menjadi kredibel apabila didukung dengan temuan-temuan
di lapangan berupa bukti yang valid dan konsisten.

DAFTAR PUSTAKA
Aminah,Neneng.2015.Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis pada
Perkuliahan Kapita Selekta Matematika.UMP Purwokerto Indonesia.
ISSN: 2477-409X
Arikunto, Suharsimi.2013.Prosedur Penelitian suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta.Rineka Cipta
Arseva,dezi.2014.Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Dalam
Pembelajaran Penemuan Terbimbing.ISSN:2355-0473
Astuti,Dwi rini dan Abadi,Agus Maman.2015.Keefektifa Pembelajaran Jigsaw
dan TAI Ditinjau dari Kemampuan Penalaran dan Sikap Belajar
Matematika Siswa.Jurnal Riset Pendidikan Matematika.UNY.ISSN:2356-
2684
Cici dan Arif,S.2015.Penggunaan Model Pembelajaran Explicit Instruction Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Perawatan Baterai Siswa Kelas X TKR
SMKN 1 Puring.ISSN:2303-3738
Darkasyi,dkk.2014.Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan
Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning Pada
Siswa SMP N 5 Lheuksemaue.ISSN:2355-4185
Helingo,Desy Deatris Z.2016.Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika
Siswa Melalui Pendekatan Scientific.Skripsi.UNG.(tidak diterbitkan)
Nuridwani,dkk.2015.Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis dan
Kemandirian Belajar Siswa Madrasah Sanawiyah Melalu pendekatan
CTL.ISSN:2355-4185
Rohana.2013.Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Calon
Guru Melalui Pembelajaran Reflektif.Jurnal Infinity.STIKIP Sliwangi
Bandung(online).
Ruslan dan Santoso.2013.Pengaruh Pemberian Soal Open-Ended terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa.jurnal Kreano.ISSN:2086-2334
Santoso.2015.Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas IX
SMPN 1 JAKEN Melalui Pembelajaran penemuan Terbimbing.Jurnal
Pendidikan Kreatif.ISSN:2339-0417

Sugiyono.2016.Metode Penelitian Kuantitatif,Kolaboratif, dan


R&D.Bandung.Alfabeta
Sumartini,Tina Sri.2015.Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika siswa
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.ISSN:2086-4299
Permana dan Sumarmo.2007.Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan
Koneksi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah.ISSN:1907-8838
Tiro,Muhamad Arif.2010.Cara Efektif Belajar Matematika.Jakarta
Udhayani,Lovia.2014.Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika melalui
Strategi Problem Based Lerning Bagi Siswa SMK.Skripsi .Universitas
Muhammadiyah Surakarta.Dipublikasikan(online).

Anda mungkin juga menyukai