Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Isolasi merupakan cara memisahkan jazad renik menjadi bagian murni. Isolasi
murni dapat dilakukan di dalam media air, asal mikroorganisme yang diinginkan menurut
jumlahnya paling banyak dalam bahan awal. Suspensinya diencerkan dalam larutan,
hingga akhirnya tercapai bahwa terdapat hanya satu sel saja denga tahap pengenceran
terakhir dengan koloninya merupakan biakan murni.
Koleksi kultur merupakan cara lain untuk mendapatkan mikroorganisme. Peranan
bakteri baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan dalam kehidupan kita dapat
diketahui melalui proses isolasi dan identifikasi. Isolasi merupakan salah satu langkah
dalam mikrobiologi dalam rangka mencari mikroorganisme yang terbaik.
Identifikasi bakteri didasarkan pada berbagai macam sifat bakteri seperti sifat
biokimia, morfologi koloni dan morfologi selnya. Ciri lainnya seperti sifat pewarnaan, pola
pertumbuhan koloni, reaksi pertumbuhan pada karbohidrat, dan penggunaan asam amino
sangat membantu dalam identifikasi mikroba. Uji Indol-Methyl red-Voges Proskauer-
Citrate (IMViC) digunakan juga sebagai uji untuk karakteristik dari mikroorganisme.
Pendekatan yang banyak dan umum digunakan yaitu pendekatan konvensional
(mikrobiologis) dan pendekatan molekuler (analisis fragmen gen 16 S). Pendekatan
konvensional biasanya dilakukan dengan pendekatan morfologi, pewarnaan dan uji
biokimiawi. Pengamatan morfologi biasanya dengan menumbuhkan pada media tertentu
sehingga dapat diamati bentuk koloninya. Metode pewarnaan seperti pewarnaan Gram,
pewarnaan endospora, pewarnaan flagella dan methylen blue dapat sekaligus melihat
bentuk sel mikroba tersebut. Pendekatan secara molekuler dilakukan dengan mencocokkan
urutan basa gen 16 S isolat uji dengan data yang ada dipangkalan data gen-gen bank,
kemudian dianalisis kedekatan hubungan dan kemiripannya (homologinya), pada
pendekatan molekuler tahapan pertama proses untuk mendapatkan fragmen gen 16 S yang
akan di sekuens (proses untuk mengetahui urutan basa N), yaitu dilakukan isolasi DNA
kromosomal sel (DNA kromosom secara keseluruhan).
Bakteri asam laktat dikelompokkan dalam familia Lactobacteriaceae. Secara
morfologi kelompok ini tidak seragam, ada yang berbentuk batang panjang, pendek dan
yang berbentuk kokus. Lactobacillus termasuk dalam golongan bakteri asam laktat yang
dapat ditemukan pada makanan fermentasi, produk olahan ikan, daging, susu dll.
Lactobacillus merupakan salah satu bakteri genus bakteri asam laktat yang banyak

1 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

dijumpai pada saluran gastro-intestinal, pada usus halus jumlahnya dapat mencapai 106-
107, sedangkan pada usus besar jumlahnya berkisar antara 1010-1011.
Yoghurt
Yoghurt adalah produk susu fermentasi berbentuk semi solid yang dihasilkan
melalui proses fermentasi susu dengan menggunakan bakteri asam laktat. Yoghurt adalah
salah satu hasil olahan susu yang mangalami fermentasi akibat dari aktivitas enzim yang
dihasilkan oleh bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus. Yoghurt
dilaporkan memiliki kandung-an gizi yang lebih baik dibanding susu biasa yang hanya
mengandung 66% kalori, sedangkan pada yoghurt terdapat 88% kalori serta memiliki daya
cerna yang lebih tinggi. Nilai gizi yoghurt pada umumnya lebih tinggi dibanding susu
segar. Peningkatan tersebut disebabkan selama proses fermentasi terjadi degradasi
komponen-komponen susu dan sintesis vitamin oleh bakteri. Pada dasarnya yoghurt dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik struktur fisiknya, yaitu : Film yoghurt, Stirred
yogurt, Drinking yogurt.

Lactobacillus acidophilus
Lactobacillus acidophilus adalah bakteri yang paling dominan dalam usus kecil dan
usus besar manusia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen,
diproduksi melalui asam organik dan bakteriosin. Beberapa strain dari kelompok
L.acidophilus dilaporkan memiliki kemampuan untuk menghasilkan komponen anti
mikroba dengan spektrum yang lebih besar. Manfaat kesehatan dari Lactobacillus
acidophilus termasuk pengurangan kejadian diare pada manusia, peningkatan sistem
kekebalan tubuh, penurunan kolesterol dan gejala peningkatan intoleransi laktosa dan efek
antitumor, menghasilkan laktase, enzim yang memecah gula dalam susu. (Orang-orang
yang resisten terhadap laktosa tidak menghasilkan enzim ini.), mengurangi pertumbuhan
berlebih dari patogen pada saluran pencernaan, meredakan Irritable Bowel Syndrome,
penyakit Crohn, dan usus dysbiosis, dll.

Lactobacillus acidophilus memainkan peran sangat penting yaitu untuk pencernaan dari
produk susu dan menghasilkan vitamin K, yang sangat penting untuk pembekuan darah
yang tepat dan pembentukan tulang dan perbaikan.

Lactobacillus rhamnosus
Lactobacillus rhamnosus adalah jenis bakteri probiotik. L. rhamnosus memiliki sifat yang
bermanfaat bagi saluran usus. Hal ini juga diyakini menjadi bantuan besar dengan sistem

2 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

kekebalan tubuh, terutama dalam memerangi patogen saluran usus dan kencing. L.
rhamnosus juga digunakan sebagai pengawet alami dalam produk berbasis yoghurt, di
mana bakteri menempel pada lapisan usus, di mana ia mendorong pertumbuhan organisme
bermanfaat yang membantu dalam pencernaan. Lactobacillus rhamnosus adalah bakteri
probiotik yang membantu menghilangkan dan mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya
dalam usus. Banyak konsumen mungkin akrab dengan probiotik lactobacillus, yang
disebut-sebut saat ini oleh beberapa produsen yoghurt sebagai bantuan dalam pencernaan
dan dalam mempromosikan aktivitas usus yang teratur. Bahkan, lactobacilli telah
digunakan selama berabad-abad untuk membantu dalam fermentasi produk susu. Selama
abad ke-20, para peneliti mulai mengevaluasi organisme ini dan efek positif pada tubuh
manusia dan kemampuannya untuk secara alami menangkal penyakit dan infeksi. Bakteri
lactobacillus rhamnosus pertama kali diisolasi oleh peneliti pada tahun 1983, ketika itu
terbukti memiliki toleransi yang luar biasa untuk asam keras biasanya ditemukan di
lambung dan saluran pencernaan. Berikut ini adalah beberapa manfaat baik mencatat dari
Lactobacillus rhamnosus: Membantu memerangi penyakit pada saluran usus, Menekan
Infeksi bakteri di ginjal pada pasien penderita gangguan ginjal, Membantu dalam
Pencegahan Infeksi Saluran Kemih, Membantu membangun Sistem kekebalan unggul,
Mengurangi Durasi Diare.

BAB II

METODE KERJA

Tahap Isolasi Lactobacillus:


Preparasi suspensi dilakukan. Pengenceran berseri hingga 10-3. Dua kali pengenceran
terakhir disebar sebanyak 0,1 ml pada medium MRSA, selanjutnya diinkubasi pada
suhu 37 C selama 2x24 jam.
Tahap Pemurnian dengan Metode Streak Kuadran
Dipilih satu koloni yang nampak terdiri dari satu sel. Jarum ose dibakar, setelah dingin
disentuhkan ke permukaan koloni bakteri yang akan distreak pada plating MRSA.
Streak ini dianggap sebagai streak primer pada permukaan MRSA. Jarum ose dibakar,
diangkat lalu didinginkan dan distreakan melewati streak primer kesatu atau kedua dan
kemudian dilanjutkan streak sekunder tanpa kembali ke streak primer. Jarum ose
dibakar, diangkat lalu didinginkan dan distreakan melewati streakan sekunder dan

3 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

kemudian dilanjutkan streak tersier tanpa kembali ke streak sekunder dan primer.
Plating diinkubasi pada suhu 37 C selama 2x24 jam.
Pengamatan Morfologi Koloni
Pengamatan morfologi dilakukan pada koloni tunggal yang terbentuk setelah
pemurnian dengan streak kuadran. Bentuk koloni, bentuk tepi, elevasi dan lainnya
diamati. Pembuatan persediaan Lactobacillus Koloni tunggal yang terbentuk setelah
pemurnian dengan streak kuadran ditanam pada media MRSA miring.
Pengamatan Morfologi Sel
Pengamatan morfologi sel dilakukan melalui teknik pewarnaan gram. Ambil isolat dan
goreskan diatas object glass kemudian difiksasi. Preparat ditetesi dengan gram A
(kristal violet), dibiarkan 60 detik, kemudian cuci dan kering anginkan. Preparat
ditetesi dengan gram B (lugol iodine), dibiarkan 60 detik, dicuci dan dikering
anginkan. Preparat dicuci dengan ethanol 95 % setetes demi setetes dengan
memiringkan preparat hingga ethanol yang jatuh berwarna jernih. Jangan sampai
terlalu banyak (overdecolorize). Preparat ditetesi dengan safranin, lalu dibiarkan
selama 45 detik, dicuci dan dikering anginkan. Kemudian diamati dibawah mikroskop,
hasil positif jika sel berwarna ungu dan hasil negatif jika sel berwarna merah.
Uji Motilitas
Isolat dari persediaan ditanam pada MRSA tegak. Diinkubasi pada suhu 37 C selama
2x24 jam. Amati motilitas dari pertumbuhan bakteri yang terbentuk.
Uji Penggunaan Oksigen
Isolat dari persediaan ditanam pada MRSA tegak. Inkubasi pada suhu 37 C selama
2x24 jam. Amati penggunaan oksigen dari pertumbuhan bakteri yang terbentuk.
Uji Ketahanan Suhu
Isolat pada persediaan ditanam pada MRSB tabung. Inkubasi pada suhu 15C dan
45C selama 2x24 jam. Amati ketahanan suhu dari hasil inkubasi apakah terjadi
pertumbuhan bakteri atau tidak
Uji VP (Voges Proskauer)
Bakteri uji ditumbuhkan pada medium cair MR-VP sebanyak 1 ose. Bakteri uji
diinkubasi selama 2x24 jam pada temperatur 37C. Bakteri uji ditetesi alfanaftol
sebanyak 2 tetes dan KOH sebanyak 3 tetes. Hasil positif jika terbentuk kompleks
warna pink.
Uji Katalase

4 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

Preparat bakteri uji dibuat. Kemudian preparat ditetesi dengan reagen H2O2.
Perubahan diamati, hasil positif jika terbentuk gelembung gas dan hasil negatif jika
tidak terbentuk gelembung gas.
Uji Mannosa dan Raffinosa
Bakteri uji ditumbuhkan pada medium Galaktosa, Mannosa dan Raffinosa. Bakteri uji
diinkubasi selama 2x24 jam pada temperatur 37C. Perubahan diamati, hasil positif
jika media berubah warna dari ungu menjadi kuning dan hasil negatif jika media tetap
berwarna ungu.
Uji Reduksi Nitrat
Bakteri uji ditumbuhkan pada medium cair Nitrate Broth sebanyak 1 ose. Bakteri uji
diinkubasi selama 2x24 jam pada temperatur 37C. Diamati terbentuknya gelembung
gas pada tabung durham. Bakteri uji ditetesi 1 ml Nitrat Reagent A dan dilanjutkan 1
ml Reagent B. Hasil positif jika terbentuk warna merah tua. Jika tidak terbentuk warna
merah tua selama 5 menit ditambahkan bubuk seng dan didiamkan, jika terbentuk
warna merah menandakan uji negatif dan jika tidak terbentuk warna merah
menandakan uji positif.
Penentuan Spesies Melalui Pendekatan Homologi
Data-data yang telah diperoleh dibandingkan dengan data karakter dari bakteri yang
telah diketahui.
Menentukan persen homologi dengan rumus:
!"#$%& !"#"!$%# !"#$ !"#"
% Homologi = !"#$%& !"#"!$%# !"#$ !"#$"%&'
100 %

SKEMA KERJA

5 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

BAB IV

PEMBAHASAN

Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik dan uniseluler yang memiliki


morfologi bervariasi. Bentuk dasar bakteri berupa bacil, coccus, dan spiral. Bacil
berbentuk serupa tongkat, coccus berbentuk serupa bola-bola kecil, sedangkan spiral
berupa bakteri bengkok. Bentuk tubuhnya dipengaruhi keadaan medium dan umur dari
biakan bakteri. Ukuran, bentuk, penataan dan kenampakan merupakan ciri morfologi suatu
bakteri. Ukuran bakteri sangatlah kecil, yaitu sekitar 0,5-1,0 x 2,0-5,0 m. Bakteri dibagi
menjadi beberapa golongan yang dibedakan berdasarkan karakteristik dinding selnya,
reaksi pewarnaan gram, bentuk sel, susunan sel, kebutuhan oksigen, motilitas, nutrisi dan
sifat metaboliknya. Bakteri asam laktat diketahui mempunyai efek yang menguntungkan
bagi kesehatan, tidak hanya bagi manusia tapi juga bagi hewan. Penelitian ini bertujuan
untuk memastikan suatu produk yoghurt mengandung probiotik Lactobacillus rhamnosus
dan Lactobacillus acidophillus. Identifikasi awal untuk menentukan genus Lactobacillus
didasarkan pada bentuk morfologi, pewarnaan Gram, dan uji katalase.
1. Pengamatan Morfologi Koloni
Pada pengamatan ini akan menunjukan bentuk koloni, permukaan, margin, elevasi,
warna.
2. Pengamatan Morfologi Sel (Pewarnaan Gram)
Mekanisme pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel
bakteri gram positif dan gram negatif serta bagaimana reaksinya terhadap bermacam-
macam reagen atau subtansi yang digunakan untuk menghsilkan reaksi kimia. Kristal
ungu merupakan pewarna primer, sel bakteri gram positif dan gram negatif terwarnai
ungu karena tertahan oleh dinding sel kedua tipe bakteri. Hasil pengamatan morfologi
sel dengan metode pewarnaan gram menunjukkan bahwa isolat bakteri bentuk basil
atau batang, adanya warna ungu yang berarti bakteri termasuk bakteri gram positif.
Bahwa bakteri asam laktat termasuk dalam bakteri gram positif.
Terbentuknya warna ungu pada bakteri gram positif disebabkan adanya komponen
utama penyusun dinding sel bakteri gram positif adalah petidoglikan, sehingga mampu
mengikat Kristal violet. Waktu yang dibutuhakan kristal ungu yaitu kurang lebih 60
detik. Penambahan iodin dalam waktu 60 detik dapat membentuk kristal yang lebar
pewarnaan dan bereaksi dengan peptidoglikan dari dinding sel. Bakteri gram positif

6 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

mengandung lebih banyak peptidoglikan daripada bakteri gram negatif, karena itu
kristal ungu tersimpan pada dinding sel bakteri gram positif. Penambahan alkohol
dapat memisahkan lemak pada membran luar dinding sel bakteri gram negatif, ini
menyebabkan perpindahan kristal ungu dari dinding sel. Kristal ungu tertinggal pada
dinding sel bakteri gram positif yang tebal karena bakteri gram negatif tidak terwarnai
setelah dicuci alkohol maka ditambahkan safranin dalam waktu 45 detik, dibiarkan
sehingga sel akan berwarna merah muda.
3. Uji Motilitas
Hasil yang diperoleh dengan menginkubasi 2x24 jam akan menunjukkan isolat
Lactobacillus spp. tidak ada perpindahan atau tidak motil. Hal ini bakteri dari genus
Lactobacillus bersifat tidak motil.
4. Uji Penggunaan Oksigen
Menurut pustaka menyatakan bahwa bakteri asam laktat merupakan jenis bakteri
mesofilik, tumbuh pada kisaran suhu antara 2-53C dan untuk beberapa strain tumbuh
optimum pada suhu 30-40C, pH antara 3,0-8,0 dan tumbuh baik pada pH 4-4,5 dan
mampu memfermentasi berbagai jenis monosakarida dan disakarida. Bahwa bakteri
dari genus Lactobacillus memiliki sifat mikroaerofilik atau anaerobik.
5. Uji Ketahanan Suhu
Identifikasi untuk menentukkan spesies isolat Lactobacillus spp yang diperoleh
dilakukan melalui beberapa pengujian, yaitu uji pertumbuhan pada dua suhu yaitu
pada suhu 15C dan 45C. Hasil positif akan diperoleh setelah inkubasi 2x24 jam
adalah tingkat kekeruhannya akan tampak pada uji pertumbuhan yang diberi perlakuan
pada suhu 45C, sedangkan pada suhu 15C tidak tampak adanya kekeruhan yang
menunjukan tidak adanya pertumbuhan pada suhu tersebut.
6. Uji Voges Proskauer (VP)
Uji Voges Proskauer (VP), Bakteri yang diuji ditumbuhkan pada medium cair MR-
VP, diinkubasi pada suhu 37C selama 2x24 jam. Pengamatan dilakukan setelah
penambahan KOH sebanyak 3 tetes dan alfanaftol sebanyak 2 tetes. Setelah
penambahan KOH sebanyak 3 tetes akan terbentuk Asetoin (Asetil, metil, karbinol) +
KOH + CH3 . Alfanaftol digunakan untuk memulai proses oksidasi yang kemudian
tabung reaksi dibuka dan dimiringkan untuk memperluas permukaan saat proses
oksidasi. Media VP mengandung 2,3 butanadiol yang apabila ditambahkan alfanaftol
dan KOH akan menghasilkan warna pink yang mengandung asetil metil karbinol.
Hasil uji positif apabila pada media tersebut terbentuk warna pink.

7 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

7. Uji Katalase
Katalase merupakan enzim yang mengandung besi yang dapat menguraikan
hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen. Hidrogen peroksida dibentuk oleh
bakteri aerobik selama metabolisme aerobik. Hidrogen peroksida bersifat toksik
terhadap sel karena bahan ini menginaktivasikan enzim dalam sel. Uji katalase
bertujuan untuk mengetahui perbedaan kuantitas oksigen yang dilepaskan, diduga
berkaitan dengan tebal tipisnya selaput lendir yang menyelimuti permukaan sel. Tebal
tipisnya selaput lendir akan mempengaruhi penetrasi H2O2 ke dalam sel. Senyawa
hydrogen peroksida dihasilkan ketika organisme aerob, anaerob fakultatif dan
mikroaerofilik menggunakan jalur respirasi aerob dimana O2 merupakan aseptor
elektron terakhir, selam degradasi karbohidrat untuk produksi energi. Hasil uji katalase
menunjukkan bahwa isolat Lactobacillus spp. menunjukkan reaksi negatif terhadap uji
ini yang ditunjukkan dengan tidak terbentuknya gelembung udara. Adanya gelembung
udara mengindikasikan terbentuknya gas O2 dari pemecahan H2O2 oleh enzim katalase
tersebut, seperti di tunjukkan pada reaksi berikut:
2 H2 O2 2 H2 O + O2
Hasil menyatakan bahwa bakteri asam laktat merupakan bakteri yang tidak mampu
memproduksi enzim katalase. Hal serupa juga menyatakan bahwa genus dari
lactobacillus memberikan uji katalase negatif.
8. Uji Manosa dan Raffinosa
Hasil dari uji akan menunjukkan adanya perubahan warna menjadi kuning pada
manosa, rafinosa dan galaktosa. Bakteri tidak mampu menghasilkan asam organik
pada medium raffinosa karena raffinosa dan galaktosa termasuk oligosakariada
sehingga perlu pemecahan lebih lanjut dibandingkan dengan mannosa yang
merupakan monosakarida. Reaksi bakteri dengan mannosa dan raffinosa, yaitu:
Mannosa monosakarida senyawa sederhana
Raffinosa oligosakarida senyawa kompleks (sehingga tidak mampu
menghidrolisis).
Kemampuan Lactobacillus dalam memfermentasi karbohidrat bersifat sakarolaktat
obligat yaitu sebagian atau seluruh hasil akhir merupakan asam laktat.
9. Uji Reduksi Nitrat
Ion nitrat dapat diubah menjadi bahan organik oleh mikroba melalui proses
asimilasi reduksi nitrat. Proses ini menggunakan enzim nitrat dan nitrit reduktase,
membentuk amonia yang kemudian disintesis menjadi protein. Untuk mengetahui

8 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

apakah nitrat dapat direduksi melalui fase nitrit atau belum dapat dilakukan dengan
penambahan sedikit serbuk seng terhadap biakan yang tidak menunjukan warna merah
setelah penambahan larutan A dan B. Seng mereduksi nitrat menjadi nitrit. Adanya
warna merah menunjukan bahwa nitrat tidak direduksi menjadi nitrit (uji negatif) dan
jika terjadi perubahan warna menunjukan nitrat direduksi menjadi amonia atau
molekul N (uji positif). Pada genus dari Lactobacillus mampu mereduksi nitrat.
10. Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Uji fermentasi gula adalah uji biokimiawi yang dilakukan untuk menentukan
spesies dari satu genus bakteri. Setiap spesies bakteri memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam memfermentasikan beberapa jenis gula. Suatu bakteri dinyatakan
mampu memfermentasi gula dengan cara merombak gula tersebut menjadi asam
organik. Pada genus Lactobacillus, bakteri mampu menghasilkan gas dan warnanya
tidak berubah (merah). Sifat yang terpenting dari asam laktat adalah kemampuannya
dalam memfermentasi gula menjadi asam laktat. Kelompok bakteri asam laktat
menghasilkan sejumlah besar asam laktat sebagai hasil akhir dari metabolisme gula.
Reaksi biokimia yang dilakukan baktari asam laktat dalam memproduksi asam laktat
adalah sebagai berikut :
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6
Laktosa Glukosa + Galaktosa
C6H12O6 2CH3CHOHCOOH
Glukosa + Galaktosa Asam Laktat
Bakteri asam laktat merupakan jenis bakteri mesofilik, tumbuh pada kisaran suhu
antara 2-53C dan untuk beberapa strain tumbuh optimum pada suhu 30-40C, pH
antara 3,0-8,0 dan tumbuh baik padapH 4-4,5 dan mampu memfermentasi berbagai
jenis monosakarida dan disakarida.

BAB IV

KESIMPULAN

9 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

DAFTAR PUSTAKA

Schlegel, H. G dan K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.
Tortora, E. G., B. Funice and C. D case. 1998. Microbiology an Introduction.
Addison Westley Longman Inc. New York.
Arief, I. I., R. R. A. Maheswari., T. Suryati., dan N. Hidayati. 2006. Karakteristik
Lactobacillus spesies yang diisolasi dari daging sapi. Disampaikan dalam Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Barrow, G. I, Feltham, R. K. A. 1993. Cowan and Steels for the Identification of
Medical Bacteria. Cambridge University Press. USA.
Dwidjoseputro. 1984. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Hardiningsih, R., Napitupulu, R. N. F dan Yulinery, T. 2006. Isolasi dan Uji
Resistensi Beberapa Isolat Lactobacillus Pada pH Rendah. Biodiversitas, 7 (1) : 15-
17.
Hassan, Z. K. 2006. Isolasi Lactobacillus, Bakteri Asam Laktat Dari Feses dan
Organ Saluran Pencernaan Ayam. Disampaikan dalam Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Hellmich, R. L., B. D. Siegfried, M. K. Sears, D. E. Stanley-Horn, M. J. Daniels, H.
R. Mattila, T. Spencer, K. G. Bidne, and L. C. Lewis. 2001. Monarch Larvae
Sensitivity to Bacillus thuringiensis Purified Proteins and Pollen. Department of
Entomology, University of Nebraska. 98 (21) : 11925 11930.
Ketchum, P. A. 1984. Microbiology. John wiley & sons, USA.
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Leary, W. O. 1989. Practical Handbook of Microbiology. Boca Raton. CRC Pr :
109-126.
Malaka, R dan Laga, A. 2005. Isolasi dan Identifikasi Lactobacillus bulgaricus
Strain Ropy Dari Yogurt Komersial. Sains & Teknologi, 5 (1) : 50-58.

10 | M i k r o b i o l o g i F a r m a s i

Anda mungkin juga menyukai