Anda di halaman 1dari 19

TEMATIK PAKET KEBIJAKAN EKONOMI

DAN PENERIMA MANFAAT

Jakarta, 18 Agustus 2016


A. TEMATIK TERKAIT INDUSTRI
No Kebijakan Paket Penerima Manfaat
1 Menghilangkan hambatan regulasi dan birokrasi PAKET I Gabungan Importir
melalui simplifikasi perizinan, antara lain: (i) Nasional Seluruh
menghilangan rekomendasi, IP, LS, Wajib SNI barang Indonesia (GINSI), Kamar
tertentu; (ii) API sebagai identitas importir; (iii) Dagang Indonesia (KADIN)
penegasan penghilangan IUOP bagi kegiatan cut and
fill.
2 Kemudahan dan kelancaran mendapatkan bahan PAKET I KADIN
baku melalui fasilitas PLB
3 Reformasi Kawasan Industri dalam rangka PAKET I KADIN
pengembangan dan penyebaran industri khususnya di
luar Pulau Jawa.
4 Fasilitas Inland FTA untuk meningkatkan daya saing PAKET I KADIN
industri.
5 Insentif fiskal untuk sektor angkutan/transportasi: PAKET II GAIKINDO, KADIN, Ikatan
industri galangan kapal. Perusahaan Industri Kapal
Dan Sarana Lepas Pantai
Indonesia (IPERINDO)
6 Percepatan pelayanan perizinan 3 jam di Kawasan PAKET II GINSI, KADIN
Industri melalui PTSP. 2
A. TEMATIK TERKAIT INDUSTRI (lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima Manfaat
7 Penetapan harga gas bumi untuk industri pupuk PAKET III KADIN, APPI
dan industri tertentu oleh Pemerintah.
8 Pengupahan yang adil, sederhana dan terproyeksi. PAKET IV KADIN
9 Penurunan bunga KUR dan perluasan penerima PAKET IV KADIN, AKUMINDO
KUR untuk sektor usaha produktif (seperti industri
kecil menengah)
10 Upaya menggerakkan perekonomian di wilayah PAKET VI KADIN
pinggiran melalui pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK), pemberian fasilitas
kemudahan (insentif khusus) dalam KEK.
11 Pengembangan industri farmasi dan kesehatan PAKET IX KADIN, GP FARMASI,
dalam rangka meningkatkan daya saing industri PERKOSMI
kesehatan.
12 Insentif fiskal untuk industri pesawat terbang PAKET INACA
nasional. VIII
13 Insentif fiskal untuk industri padat karya. PAKET VII KADIN, API, AMI,
APRISINDO, APAI,
GIAMM, APGI,
3
B. TEMATIK TERKAIT INVESTASI
No Kebijakan Paket Penerima Manfaat
1 Kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah, PAKET I Asosiasi Kontraktor
antara lain: memperjelas waktu dan perlindungan Indonesia (AKI),
peralihan, standar pelayanan pendaftaran dan
transaksi, hak pemanfaatan oleh WNA, serta
pengadaan tanah untuk infrastruktur.
2 Kemudahan berusaha di sektor kehutanan, yaitu: PAKET I Asosiasi Pengusaha
penyederhanaan prosedur pengunaan kawasan Hutan Indonesia (APHI),
hutan untuk pembangunan di luar kehutanan
3 Kemudahan berusaha di sektor ESDM, antara lain: PAKET I Indonesia Mining
stimulus percepatan pembangunan kilang minyak Assoiation (IMA), Asosiasi
nasional, kepastian hukum krisis energi, kepastian Pertambangan Batu Bara
hukum pelaksanaan kegiatan gas bumi (agregator), Indonesia (APBI)
dan kemudahan perizinan sektor kelistrikan
4 Pengembangan UMKM dan penguatan fungsi PAKET I Asosiasi UMKM
ekonomi koperasi, dengan memperkuat dasar Indonesia (AKUMINDO)
hukum bagi: pembentukan, peleburan,
penggabungan, pengaturan modal penyertaan,
serta meningkatkan pedoman standar operasional
koperasi simpan pinjam.
4
B. TEMATIK TERKAIT INVESTASI (Lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima Manfaat
5 Penguatan fungsi PTSP dalam pelayanan perizinan PAKET I KADIN, APINDO
dan non perizinan, dengan menyesuaikan
nomenklatur jenis usaha dengan UU sektor,
memperkuat pengawasan, dan memperkuat
pelayanan fasilitas penanaman modal.
6 Kepastian usaha hortikultura, dengan memberikan PAKET I Asosiasi Eksportir dan
asas grandfather clause. Importir Buah dan Sayur
Segar Indonesia
(Abseissindo)
7 Layanan cepat perizinan melalui Izin Investasi 3 PAKET II Asosiasi Pengembang
jam, untuk 8+1 produk perizinan yaitu Izin Perumahan dan
investasi, NPWP, Akta Pendirian Perusahaan & SK Permukiman Seluruh
pengesahan dari Kemenkumham, TDP, IMTA, Indonesia (Apersi)
RPTKA, API-P, NIK, plus 1 surat booking tanah,
dengan kriteria: rencana investasi paling sedikit Rp
100 milyar dan/atau menggunakan tenaga kerja
lokal 1000 orang
8 Percepatan pengurusan, tax allowance menjadi 25 PAKET II KADIN, APINDO
hari dan tax holiday menjadi 45 hari 5
B. TEMATIK TERKAIT INVESTASI (Lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima Manfaat
9 Penyederhanaan Izin Pertanahan dalam Kegiatan PAKET III Asosiasi Pengembang
Penanaman Modal, dengan mempercepat kesediaan Perumahan dan
informasi ketersediaan lahan serta mempercepat Permukiman Seluruh
jangka waktu pengurusan HGU, HGB/Hak Pakai, Indonesia (Apersi)
perpanjangan/pembaruan HGB/Hak Pakai, Hak Atas
Tanah, dan penyelesaian pengaduan
10 Penetapan upah minimum yang lebih PAKET Konfederasi Serikat
sederhana, adil, dan terproyeksi, dengan formula: IV Pekerja Indonesia (KSPI)
UMn = UMt + {UMt x (% Inflasit + % PDBt)} dan seluruh industri
11 Insentif dan kemudahan investasi di Kawasan PAKET KADIN
Ekonomi Khusus (KEK), sebagai kawasan yang VI
menarik bagi investasi dan penggerak perekonomian
wilayah yang belum berkembang, meliputi diskon
PPh, PPn dan PPnBM tidak diungut, tarif bea masuk
memakai ketentuan SKA, properti untuk WNA,
pengurangan pajak untuk kegiatan pariwisata, dewan
pengupahan dan LKS Tripartit khusus, perpanjangan
fasilitas visa kunjungan, kemudahan perizinan
pertanahan, dan kemudahan penerbitan izin oleh
administrator KEK 6
B. TEMATIK TERKAIT INVESTASI (Lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima Manfaat
12 Kepastian berusaha bagi pengusahaan dan/atau PAKET VI KADIN, APINDO
penyediaan air, dengan tetap meningkatkan
pengendalian melalui penguatan tata kelola
perizinan sesuai amanat Mahkamah Konstitusi
13 Insentif PPh bagi Karyawan Industri Padat Karya, PAKET VII KADIN, API, AMI,
berupa keringanan pajak 50% dari tarif PPh Pasal APRISINDO, APAI,
21 yang dikenakan GIAMM, APGI,
14 Revisi Perpres Daftar Negative Investasi (DNI) : PAKET X KADIN, APINDO
Menegaskan ketentuan dalam batang tubuh
(grand father clause, kepatuhan K/L,
penyelesaian cepat, kemitraan, tidak berlaku di
KEK)
Melakukan rasionalisasi dan simplifikasi
pengaturan yang terdapat pada lampiran
(menghilangkan duplikasi, perlindungan
lingkungan, perlindungan UMKMK, mendorong
investasi teknologi tinggi dan padat modal,
memenuhi komitmen ASEAN, kemudahan
persyaratan, memudahkan pembacaan)
7
B. TEMATIK TERKAIT INVESTASI (Lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima Manfaat
15 Kemudahan dalam Berusaha (Ease of Doing PAKET IX KADIN, APINDO
Business/ EODB), dengan memperbaiki: memulai
usaha, pendaftaran properti, perizinan pendirian,
pembayaran pajak, akses perkreditan, penegakan
kontrak, penyambungan listrik, perdagangan lintas
negara, penyelesaian perkara kepailitan,
perlindungan terhadap investor minoritas.

8
C. TEMATIK TERKAIT PENINGKATAN DAYA BELI MASYARAKAT
No Kebijakan Paket Penerima manfaat
1 Stabilisasi Harga Komoditi Pangan, khusus daging sapi PAKET I Asosiasi Industri
melalui ketentuan basis zona pemasukan ternak dan Pengolahan Daging
pemasukan daging impor ke pasar tradisional di wilayah Indonesia (NAMPA)
Jabodetabek dan Bandung
2 Program Perluasan Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) PAKET IV Kerukunan Usahawan
bagi keluarga berpenghasilan tetap untuk sektor usaha Kecil Dan Menengah
produktif Indonesia (KUKMI)
3 Program Penurunan Tingkat Bunga KUR (22% menjadi 9%) PAKET IV KUKMI
4 Kebijakan meningkatkan kesejahteraan buruh dan pekerja PAKET IV Konfederasi Serikat
(upah minimum) melalui sistem formula yang menjamin Pekerja Indonesia (KSPI)
kepastian dan perlindungan terhadap sistem pengupahan dan seluruh industri
yang menyeluruh. Pekerja/buruh tidak jatuh dalam upah
murah dan pengusaha memberikan kepastian dalam
berusaha
5 Formula kenaikan upah berlaku sampai tahun 2019 di PAKET IV Konfederasi Serikat
seluruh Indonesia kecuali di 8 Provinsi yaitu: NTB, NTT, Pekerja Indonesia (KSPI)
Papua Barat, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Sulawesi dan seluruh industri
Barat, Maluku dan Maluku Utara yang upah minimumnya
dianggap belum layak.

9
C. TEMATIK TERKAIT PENINGKATAN DAYA BELI MASYARAKAT
(lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima manfaat
6 Kebijakan tentang pasokan ternak dan/atau PAKET IX Asosiasi Industri Pengolahan
produk hewan dalam kondisi tertentu Daging Indonesia (NAMPA),
dengan memperluas akses dari negara Asosiasi Produsen Daging dan
maupun zona tertentu yang memenuhi Feedlot Indonesia (APFINDO)
syarat kesehatan hewan
7 Untuk Memastikan Pasokan dan Harga PAKET IX NAMPA, APFINDO, Asosiasi
Daging Sapi Pedagang Pasar Seluruh
Indonesia (APPSI), Perhimpunan
Peternak Sapi dan Kerbau
Indonesia (PPSKI), konsumen
8 Kebutuhan daging sapi terus meningkat. PAKET IX NAMPA, APFINDO, APPSI,
Tahun 2016 butuh 674,69 Ton daging (3,9 PPSKI, Gabungan Perusahaan
juta ekor sapi). Pemerintah melakukan Pembibitan Sapi Potong
peningkatan populasi sapi, perbaikan tata Indonesia (GAPPSI),
niaga sapi dan daging sapi, penguatan konsumen
kelembagaan melalui Sentra Peternakan Sapi

10
D. TEMATIK TERKAIT SEKTOR LOGISTIK
No Kebijakan Paket Penerima manfaat
1 Fasilitas PLB Memudahkan Mendapatkan Supply PAKET I Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)
Bahan Baku Industri
Mendekatkan Gudang Kapas dari Malaysia dan
Singapore ke Indonesia.
2 Penggunaan Single Identity Importir PAKET I Gabungan Importir Nasional
Penghapusan ketentuan pembatasan bagi Seluruh Indonesia (GINSI)
perusahaan pemilik API-U yang hanya dapat
mengimpor kelompok/jenis barang yang tercakup
dalam satu bagian (section) kepada perusahaan yang
melakukan impor barang tertentu untuk tujuan
diperdagangkan.
3 Penurunan Biaya Transportasi Umum PAKET I Asosiasi Perusahaan Penerbangan
angkutan di ar, di bawah air, di udara, kereta api, Indonesia (INACA), Organisasi
berbagai jenis kapal, pesawat udara dan alat suku Angkutan Darat (Organda), Asosiasi
cadangnya, kereta api dan suku cadangnya diberikan Perusahaan Ban Indonesia
fasilitas tidak dipungut PPN atas impornya. (APBI/Ban), Ikatan Perusahaan
Industri Kapal Dan Sarana Lepas
Pantai Indonesia (IPERINDO),
Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor Indonesia (GAIKINDO)
11
D. TEMATIK TERKAIT SEKTOR LOGISTIK (lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima manfaat
4 Penurunan Biaya Kepelabuhanan PAKET I Ikatan Perusahaan
Pembebasan dari pengenaan PPN untuk angkutan laut Industri Kapal Dan
nasional yang melakukan kegiatan angkutan luar Sarana Lepas
negeri. Pantai Indonesia
(IPERINDO)
5 Peningkatan Daya Saing Industri Penerbangan Nasional PAKET VIII Asosiasi
melalui insentif bea masuk 0% untuk 21pos tarif suku Perusahaan
cadang dan komponen pesawat terbang. Penerbangan
Indonesia (INACA)

12
D. TEMATIK TERKAIT SEKTOR LOGISTIK (lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima manfaat
6 Pengembangan Usaha Jasa Penyelenggaraan Pos Komersial PAKET IX Asosiasi
Penetapan besaran tarif jasa pos komersial harus lebih tinggi dari Perusahaan Jasa
tarif layanan pos universal yang ditetapkan pemerintah Pengiriman Ekspres,
Pos dan Logistik
Indonesia
(ASPERINDO)
7 Penyatuan Pembayaran Jasa-jasa Kepelabuhanan Secara Elektronik PAKET IX Asosiasi Badan
(Single Billing) Usaha Pelabuhan
Penegasan pelaksanaan Peraturan Menteri BUMN Nomor 2 Tahun Indonesia (ABUPI)
2013 tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi
BUMN.
8 Sinergi BUMN Membangun Agregator/Konsolidator Ekspor Produk PAKET IX Asosiasi Logistik
UKM, Geographical Inidications, dan Ekonomi Kreatif dan Forwarder
Sinergi BUMN Trading-Logistics dalam hal inovasi bisnis yang Indonesia (ALFI)
strategis untuk mendorong produk UMKM yang dipasarkan dalam
negeri dan ekspor.
9 Sistem Pelayanan Terbadu Kepelabuhan Secara Elektronik PAKET IX ABUPI, ALFI
Pengembangan port system menjadi inaportnet yang terintegrasi ke
dalam INSW.

13
D. TEMATIK TERKAIT SEKTOR LOGISTIK (lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima manfaat
10 Penggunaan Mata Uang Rupiah untuk Transaksi Kegiatan PAKET IX ALFI
Transportasi
Kepastian tarif dalam bentuk mata uang rupiah
11 Pengendalian Risiko untuk Memperlancar Arus Barang di PAKET XI ALFI, Asosiasi
Pelabuhan (Indonesian Single Risk Management) Pengusaha Truk
Penerapan identitas tunggal dan penyatuan informasi Indonesia
pelaku usaha dalam kegiatan ekspor impor, sebagai base (APTRINDO),
profile risiko dan single treatment dalam pelayanan Asosiasi Pengusaha
perizinan masing-masing K/L Transportasi Bahan
Berbahaya dan
Beracun (APTB3)

14
E. TEMATIK TERKAIT PENINGKATAN EKSPOR
No Kebijakan Paket Penerima manfaat
1. Penguatan pembiayaan ekspor melalui PKE I Asosiasi Industri
penugasan khusus kepada Lembaga Ekspor Penunjang
Indonesia untuk pelaksanaan National Perkeretaapian
Interest Account (NIA) atas transaksi atau Indonesia (AIPPI)
proyek yang secara komersial sulit
dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh
Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau
program ekspor.
2. Perlakuan prioritas untuk ekspor produk PKE I Asosiasi Eksportir-
hortikultura Importir Buah dan
Sayuran Segar
Indonesia
(ASEIBSSINDO)
3. Simplifikasi perizinan perdagangan dengan PKE I (ISWA) Indonesian
menghilangkan persyaratan rekomendasi Sawmil & Wood
dan kewajiban verifikasi surveyor Working Manufacturers
Assocition
E. TEMATIK TERKAIT PENINGKATAN EKSPOR (lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima manfaat

4. Pembentukan konsorsium industri pembiayaan PKE III Asosiasi Perusahaan


yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia
Pembiayaan Indonesia bersama dengan (Asippindo)
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk
memberikan dan mengakselerasi pembiayaan
di sektor industri kreatif, beorientasi ekspor
dan UMKMK

5. Sinergi BUMN membentuk PKE IX Perusahaan BUMN,


agregator/konsolidator ekspor produk UKM AKUMINDO

6. Fasilitasi Kredit Usaha Rakyat Berorientasi PKE XI Asosiasi Pengusaha


Ekspor (KURBE) Indonesia (Apindo)
7. Pelaksanaan Indonesia Single Risk PKE XI Gabungan Importir
Management (ISRM) Nasional Seluruh
Indonesia (GINSI)
F. TEMATIK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN PARIWISATA NASIONAL
No Kebijakan Paket Penerima manfaat

1. Pembebasan Visa Kunjungan (dari 75 negara menjadi PAKET I Asosiasi Kawasan


169 negara) Pariwisata Indonesia
(AKPI), Assosiasi
Perusahaan Pameran
Indonesia (ASPERAPI)
2. Simplifikasi aturan pengurusan dokumen kunjungan PAKET I Association of the
kapal wisata asing di 18 pelabuhan yang terkait Indonesia Tours & Travel
dengan kepabeanan, keimigrasian, karantina, dan (ASITA )
kepelabuhanan
3. Dukungan fasilitas untuk kapal wisata berupa : PAKET I Gabungan Industri
a. Penyiapan alur pelayaran Pariwisata Indonesia (GIPI)
b. Pembangunan dermaga
c. Kemudahan fasilitas perbaikan dan
perawatan kapal wisata

17
F. TEMATIK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN PARIWISATA NASIONAL
(lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima manfaat

4. Pemberian insentif fasilitas dan kemudahan di PAKET 4 Perhimpunan Hotel


wilayah KEK Pariwisata berupa: dan Restoran
a. Pengembalian PPN bagi pemilik toko Indonesia (PHRI)
b. Pembebasan Pajak penjualan atas barang
mewah dan PPh atas Penjualan atas barang
yang tergolong sangat mewah untuk pembelian
properti
c. Pengurangan pajak daerah hingga 100%
d. Pemberian fasilitas multiple visa kepada WN
asing yang berkunjung dalam rangka tugas
pemerintahan, bisnis, dan keluarga
e. Pemberian Visa Tinggal Terbatas kepada WN
asing lanjut usia untuk berkunjung ke KEK
f. Pemberian Izin Tinggal Sementara dan Izin
Tinggal Tetap bagi WN asing pemilik properti
g. Pemberian Hak Pakai hingga 25 tahun dan Hak
Milik Satuan Rumah Susun di atas Hak Pakai bagi
WN asing pemilik properti

18
F. TEMATIK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN PARIWISATA NASIONAL
(lanjutan)
No Kebijakan Paket Penerima manfaat

5. Perluasan kesempatan investasi melalui revisi PAKET X Perhimpunan Hotel


DNI dengan rincian: dan Restoran
a. PMA 100% untuk restoran, bar, cafe, Indonesia (PHRI),
gelanggang olah raga, dan industri Asosiasi Spa
perfilman (semula PMA maksimal Indonesia (ASPI)
49%/51% apabila bermitra dengan UMKMK
dengan syarat tidak bertentangan dengan
Perda)
b. PMA maksimal 67% untuk pengelolaan
museum, biro perjalanan wisata, jasa
boga/catering, hotel, motel, rumah biliar,
gelanggang bowling, lapangan golf, jasa
impersariat, karaoke, ketangkasan, spa
(semula PMA maksimal 51% dengan syarat
tidak bertentangan dengan Perda)

19

Anda mungkin juga menyukai