LAPORAN MINGGUAN
ACARA I
KELOMPOK :7
KENDARI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Petrografi sangat berhubungan dengan disiplin ilmu geologi yang lain. Seperti
dimana petrologi mempelajari batuan, baik proses, asal usul batuan, petrogenesa
berhubungan dengan Kristalografi dan mineralogi atau pun Mineral optik. Dimana
Sedangkan petrografi dalam penamaan batuan harus dikenali mineral apakah yang
mineral penyusun batuan lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop.
lapangan.
Terkait dengan peranan mikroskop polarisasi dalam identifikasi sifat
optik suatu mineral maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop
Polarisasi.
ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui tentang mikroskop polarisasi serta cara
penggunaannya.
Adapun tujuan dari Pengenalan Mikroskop Polarisasi ini yaitu:
1. Mengetahui bagian-bagian mikroskop polarisasi serta fungsinya.
2. Mengetahui diameter medan pandang mineral terhadap benang silang
adalah:
Mikroskop terdiri dari dua kata yang diambil dari bahasa Yunani yakni
micros yang artinya kecil dan scopein yang artinya melihat. Jadi mikroskop
adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat objek berukuran kecil yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop ditemukan oleh Antony Van
Leuwenhoek, dimana sebelumnya sudah ada Robert Hook dan Marcello Malphigi
yang mengadakan penelitian melalui lensa yang sederhana. Lalu Antony Van
Kemudian pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Jansen telah menemukan mikroskop
yang dikenal dengan mikroskop ganda yang lebih baik daripada mikroskop yang
telah diterapkan secara luas di dalam banyak ilmu pengetahuan. Akan tetapi,
tanah yang biasanya tidak bisa dilihat langsung di pegunungan tetapi dengan
dipublikasikan dalam artikel sebanyak dua halaman yang diberi judul The Nicol
Prism oleh William Nicol (1768-1851) dosen filsafat di Edinburgh. Prisma ini
dibuat dari dua bagian, yaitu kalsit dan balsam Kanada, sebagai penghasil cahaya
bidang polarisasi. Dua tahun yang lalu Nicol mempublikasikan artikel kedua
dengan pokok bahasan tahapan preparasi mineral dan fosil kayu melalui
batuan. Sorby menulis buku yang dipublikasikan pada tahun 1850 dan 1860,
Fouque dan Michel Levi di Prancis yang telah mengangkat ilmu petrografi pada
statusyang dapat diterima oleh para ilmuan dan menjadi cabang ilmu yang
mempelajari batuan secara mikroskopis (petrografibab-i.pengenalan-mikroskop-
polarisasi_wingma-narrows.html).
pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang
dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari
kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah
warna dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus.
Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka perlu
bagian adalah sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau
Bagian-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran
lainnya. Perlu diketahui bahwa butir debu yang betapapun kecilnya akan dapat
Memiliki dua jenis lensa yaitu obyektif dan okuler, sistem kerjanya
dibantu dengan cara pantulan cahaya yang menembus obyek yang diamati dan
yang mempunyai bagian bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optik,
berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan. Suatu
variasi dari mikroskop cahaya biasa ialah mikroskop ultraviolet, karena cahaya
ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia maka bayangan benda harus
menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir
memiliki nilai apertura yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang
Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah
kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan
dibedakn dari spesies Treponema yang lain. Dalam kaitan dengan rapid diagnosis
violet). Kegunaannya untuk mendeteksi agen etiologik (Ag) atau respon imun
(Ab) pada spesimen penderita penyakit infeksi yang dicurigai . Mikroskop pender
ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri,
ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein antibodi yang khas
dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka
peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat
Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari
pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan
dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa.
Karena cahaya ultra violet tak dapat dilihat oleh mata manusia, bayangan benda
harus direkam pada piringan peka cahaya (photografi Plate). Mikroskop ini
menggunakan lensa kuarsa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk
alamiahnya, yakni tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada jaringan
hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya sehingga
pada masing-masing jaringan tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan
mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat
dilihat, walaupun begitu karena nukleus dalam sel, nukleus ini mengubah sedikit
hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat
ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan
diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini
menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang
dapat ditangkap oleh mata dengan demikian nukleus (dan unsur lain) yang sejauh
sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektromagnetik untuk
pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop
cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi
elektro maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.Macam-
(http://narabuarante.blogspot.com/2013/12/laporan-mineragrafi-acara-1-
pengenalan.html).
terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu jenis mikroskop polarisasi bias dan mikroskop
batuan yang tembus cahaya, setelah disayat setebal 0,03 mm. sedang jenis
2.3.1. Illuminator
illuminator terdiri dari cermin dan lensa yang terletak di kaki mikroskop. Lensa
cekung dapat menerima sinar yang lebih banyak dari suatu sumber cahaya difusi,
cermin hanya dapat memantulkan sinar monokromatik yang diterima tetapi tidak
Terdiri dari lensa Polaroid yang dapat diputar minimal 90 0 dan umumnya
1800 atau 3600. Berfungsi untuk menyerap untuk menyerap cahaya secara selektif
sehingga cahaya yang masuk hanya bergetar pada satu bidang. Untuk mengatur
Terdiri dari lensa cembung yang berfungsi untuk memusatkan sinar yang
(dua) penjepit sehingga preparat tetap stabil pada waktu digerakkan. Pada bagian
yang sejajar dengan penjepit preparat (Mechanical Stage), terdapat skala absis dan
ordinat yang berfungsi untuk menentukan posisi mineral yang diamati. Pada
bagian tepi meja obyek, terdapat Goniometer dengan skala 00 3600, yang
dilengkapi dengan nonius (vernier) untuk akurasi perhitungan sudut. Meja obyek
dapat digerakkan dengan menggunakan pengarah focus kasar dan pengarah focus
perbesaran 5x, 10x, 20x dan 100x. Untuk memilih perbesaran yang akan dipakai,
obyek, terdapat sekrup pemusat obyek (Obyektive Centering Screw), yang terletak
mengatur agar sumbu putaran meja tepat pada perpotongan benang silang. Pada
terbuat dari lensa Polaroid, mempunyai arah getar saling tegak lurus terhadap arah
getar polarisator. Jika analisator tidak terpakai maka disebut nikol sejajar, dan jika
analisator digunakan, disebut nikol silang. Pada upper polar terdapat accessory
plate sebagai tempat kompensator baji kuarsa, keeping gypsum dan keeping mika.
cara diputar. Lensa ini digunakan untuk memperbesar gambar interferensi dalam
Lensa Okuler merupakan tempat mata melihat obyek, terbuat dari 2 (dua)
buah lensa cembung yang dirangkai dalam 1 (satu) unit. Pada lensa okuler
yang diperhatikan adalah ukuran mineral. Ukuran mineral ini berkaitan dengan
menentukan ukuran mineral, butir, dan lain-lain. Selain itu, juga dilakukan
polarisator sejajar dengan salah satu benang silang, dan pengaturan arah getar
analisator agar tegak lurus arah getar polarisator. Centering penting dilakukan agar
pada saat pengamatan dengan menggunakan perputaran meja objek, mineral yang
kita amati tetap berada pada medan pandangan (tidak keluar dari medan
pandangan).
Pengaturan arah getar polarisator harus dilakukan agar kita tahu persis
arah getaran sinar biasa dan luar biasa yang diteruskan oleh polarisator searah
dengan salah satu arah benang silang, apakah benang tegak (N-S) atau benang
Pengaturan arah getar analisator harus dilakukan agar benar-benar tegak lurus
menggunakan peraga. Apabila arah getar kedua nikol sudah saling tegak lurus
sama sekali karena cahaya yang tadinya terpilih oleh polarisator sehingga hanya
yang bergetar pada satu arah saja kemudian terserap oleh analisator seluruhnya..
kedudukan analisator belum tegak lurus polarisator dan harus memutar analisator.
terbuat dari lembaran polaroid atau prisma nikol seperti polarisator. Hanya saja
arah getaran sinar diatur persis saling tegak lurus, yaitu sejajar dengan benang
silang pada arah yang berbeda. Namun kedudukan analisator dapat diatur atau
diputar. Dikatakan kedudukan nikol silang (Crossed Nichols) bila arah getarannya
tepat saling tegak lurus. Analisator ini mudah dikeluar masukkan sesuai dengan
macam atau metode penelitiannya. Bagian ini dipasang untuk penelitian dengan
Polaroid yang telah dibuat oleh pabrik, fungsinya menyerap cahaya secara
memilih dan kuat (Selective Arbsorption) sehingga hanya cahaya yang bergetar
pada satu arah bidang datar saja yang diteruskan. Didalam mikroskop lembar
Polaroid ini diletakkan sehingga arah getar sinarnya sejajar dengan salah satu arah
benang silang N-S atau E-W (Umar hamid dan Muhammad Akbar, 1994)
BAB III
3.1. Hasil
Pembesaran Objektif : 5x
o Nilai Pinggir : 87 mm
o DMP1 = 100 x BS = 1 mm
o DMP2 = NP x BS = 0,87 mm
A A
0 100 P 0 100 P
Pembesaran Objektif : 5x
Sejajar Polarisator
3.2. Pembahasan
beserta fungsinya yang terdiri dari tubus atas bagian atas, tubus atas bagian
tengah, tubus atas bagian bawah, tubus tengah dan tubus bawah.
bagiannya yang termasuk dalam tubus atas adalah (1) Eye peace, berfungsi
sebagai tempat untuk meletakkan mata pada saat pengamatan; (2) Lensa okuler,
berfungsi untuk melihat objek yang akan diteliti; (3) Dioptring, untuk
lensa okuler; (4) Pin hole, mengatur gelap terangnya lensa amici Bertrand;
bagian dalam; (6) Pengunci tubus atas bagian atas berfungsi untuk mengunci
Tubus atas bagian tengah yang terdiri atas bagian-bagian berikut (1)
kompensator juga terdapat 3 bagian yang terdiri atas keeping gips, keeping mika,
dan baji kuarsa; (6) Keeping gips (530 nm), berfungsi untuk menentukan
tambahan dan pengurangan warna interferensi yang mempunyai harga 530 nm;
(7) Keeping mika (1/4 50 nm), berfungsi untuk menentukan harga bias rangkap
dan warna interferensi yang tinggi pada Kristal yang mempunyai harga 50 nm;
warna interferensi yang mempunyai harga 0,009 mm; (9) Pengunci tubus atas
bagian tengah, berfungsi untuk mengunci tubus atas bagian tengah dari tubus atas.
Tubus atas bagian bawah terdiri atas bagian-bagian berikut (1) Filter,
berfungsi untuk menyaring dan melindungi cermin dari debu dan korotan; (2)
Mikrophometri, berfungsi untuk mengambil gambar dari sayatan tipis batuan; (3)
Tabung halogen, berfungsi pada saat pengamatan mineral bijih; (4) Cincin tabung
halogen, berfungsi sebagai letakan lensa pada tabung halogen; (5) Lensa tabung
halogen berfungsi untuk melihat mineral bijih; (6) Dusty cup, berfungsi sebagai
pembersih tabung halogen; (7) Pengunci tubus atas bagian bawah, berfungsi untuk
Tubus tengah merupakan tubus bagian tengah dari mikroskop, yang terdiri
penyangga tubus atas dan tubus tengah serta sebagai pegangan pada saat
meja objek dalam skala kecil; (3) Pengarah kasar berfungsi untuk mengarut
kedudukan meja objek dalam skala besar; (4) Skala pengarah halus sebgai
penunjuk kedudukan pengarah halus; (5) Skala pengarah kasa sebagai penunjuk
berfungsi untuk memperbesar 100x kenampakan objek; (12) Meja objek berfungsi
sebagai tempat tempat meletakkan objek atau preparat pada saat pengamatan; (13)
Lubang meja objek berfungsi sebagai lubang yang meneruskan cahaya dari
saat pengamatan; (15) Skala meja objek berfungsi sebagai penunjuk kedudukan
meja objek; (16) Skala nonius meja objek berfungsi sebagai penunjuk nilai
kedudukan meja objek secara detail; (17) Pengunci meja objek berfungsi untuk
mengunci meja objek; (18) Pengarah sumbu absis berfungsi untuk mengarahkan
kedudukan sumbu y; (20) Skala absis menunjukkan nilai sumbu x; (21) Skala
ordinat menunjukkan nilai sumbu y; (22) Skala nonuis absis menunjukkan nilai
sumbu x secara detail; (23) Skala nonius ordinat menunjukkan nilai sumbu y
secara detail; (24) Subtage unit merupakan bagian dimana terdapat diafragma,
kondensor, pengarah vertikal subtage unit, pengarah horizontal subtage unit, skala
terlihat dengan jelas; (29) Diapolarizer berfungsi untuk menyerap cahaya secara
mengutub dan kuat sehingga bergetar hanya pada satu arah; (30) Skala bukaan
terdiri dari bagian-bagian berikut (1) Illuminator berfungsi untuk menangkap dan
meneruskan sinar yang datang dari sumber cahaya (lamp socket); (2) Pengarah
control dial untuk mengatur terang gelapnya cahaya lampu; (5) Lamp socket,
medan pandang dapat terlihat jelas dan pembesaran okuler 10x. Pembesaran total
adalah hasil dari pembesaran objektif yang dikalikan dengan pembesaran okuler
yaitu 50x. Bukaan diafragma yaitu 0,02 mm dari seperbesaran total. Bilangan
Ukuran medan pandang nilai 100 skala pada mineral yang diamati yaitu
187 mm dan nilai pinggir atau skala mineral yang tersisa pada pengukuran skala
benang silang yaitu 87 mm. Diameter medan pandang pertama adalah hasil dari
100 dikalikan dengan bilangan skala yaitu 1,87 mm. Diameter medan pandang
kedua adalah hasil dari nilai pinggir yang dialikan dengan bilangan skala yaitu
0,87 mm. Diameter medan pandang total dari diameter medan pandang pertama
yang ditambahkan dengan diameter medan pandang kedua maka hasilnya yaitu
2,74 mm.
pembesaran okuler 10x. Pembesaran total adalah hasil dari pembesaran objektif
yang dikalikan dengan pembesaran okuler yaitu 50x. Bukaan diafragma yaitu
ditengah dengan kedua benang silang berada pada N-S (vertikal) dan E-W
analisator atau dapat dikatakan sejajar dengan benang silang pada arah yang
berbeda. Posisi mineral berada pada kedudukan skala absis dan skala ordinat (58,
23). Ukuran mineral yaitu bukaan diafragma (0,02) dikalikan dengan nilai 100
skala (43) yaitu 0,86 mm. Daya absorbs rendah karena warna cahaya lebih tinggi
lurus terhadap sumbu c dan semakin besar sudut antara sayatan dengan sumbu c
analisator skala absis dan skala ordinat (58,23) dengan ukuran mineral 0,86 mm.
Daya absorbs tinggi karena warna mineral pada saat nikol silang lebih tinggi
Dari hasil pengamatan sejajar analisator dan sejajar polarisator maka nama
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
adalah:
cahaya. Mikroskop polarisasi terdiri dari tubus atas bagian atas, tubus atas
bagian tengah, tubus atas bagian bawah, tubus tengah dan tubus bawah.
tepat pada pusat medan pandang, dimana cahaya yang masuk merata pada
Bukaan diafragma ini harus disesuaikan dengan perbesaran lensa objektif yang
digunakan.
meletakkan sampel sayatan tipis sejajar dengan benang silang pada arah yang
berbeda.
4.2. Saran
praktikan dapat dengan fokus melakukan praktikum tanpa harus saling bergantian.
DAFTAR PUSTAKA
Umar hamid dan Muhammad Akbar. 1994. Pedoman Mineral Optik. Universitas
http://narabuarante.blogspot.com/2013/12/laporan-mineragrafi-acara-1-
http://petrografibab-i.pengenalan-mikroskop-polarisasi_wingma-narrows.html.