B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan kunjungan lapangan adalah untuk mengetahuai
sistem manajeman program kesehatan lingkungan yang ada di
kelurahan Parangbanua Kecamatan palangga.
C. Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini bermaksud untuk mengetahui :
1. Sistem perencanaan Program Kesehatan Lingkungan dikelurahan
Parangbanua Kecamatan palangga
2. Proses pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan dikelurahan
Parangbanua Kecamatan palangga
3. Proses Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
di kelurahan Parangbanua Kecamatan palangga
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis
Desa Parang Banoa merupakan salah satu desa yang ada di
kecamatan Palangga 12 km dari kota Makassar. Luas keluarahan ini
adalah 424, 56 Ha.
Batas administrasi Desa Parang Banoa
Sebelah Utara : Kecamatan Bontomarammu
Sebelah Selatan : Desa Toddotoa
Sebelah Barat : Kelurahan Tetebatu
Sebelah Timur : Desa Kampili
Seperti wilayah Indonesia pada umumnya iklim di wilayah ini adalah
iklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan
musim hujan
B. Kondisi Demografis
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari desa Parang Banoa
(profil desa tahun 2011). Bahwa jumlah penduduk Desa Parang Banoa
sebanyak 2.641
Agama
Warga kelurahan Parang Banoa pada umumnya beragama Islam.
Kelurahan Parang Banoa meiliki 24 mesjid
Suku
Pada umumnya Kelurahan Parang Banoa adalah suku Makassar.
Pendidikan
Masyarakat kelurahan Parang Banoa pada umumnya tamat SD,
sebagian tidak bersekolah atau tidak tamat SD, disusul tamat SLTP,
SMA dan sebagian kecil berpendidikan akademik dan perguruan
tinggi
Prasarana Kesehatan
Prasaran kesehatan di Kelurahan Parang Banoa memiliki satu unit
puskesmas pembantu (pustu) yang terdapat di lingkungan
Tattakang dan satu unit pos pelayanan terpadu (posyandu) di
lingkungan Parang Banoa.
Mata Pencarian
Masyarakat Kelurahan Parang Banoa pada umumnya bekerja
sebagai petani dan sebagian kecil bermata pencaharian sebagai
peternak, wiraswasta, PNS, buruh dll, ada juga yang tidak bekerja.
Sarana Pendidikan
Di Kelurahan Parang Banoa terdapat 1 unit taman bermain kanak-
kanak, 2 unit Sekolah Dasar. Masyarakat yang ingin melanjutkan
pendidikan ke jenjang SMP dan SMA harus keluar dari wilayah
Kelurahan Parang Banoa
C. Status Kesehatan
a. Kesehatan Lingkungan
Sesuai kunjungan lapangan yang dilakukan terdapat beberapa
masalah kesehatan lingkungan yang merupakan masalah sanitasi
dasar anatara lain :
1. Ketersediaan Tempat sampah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka masalah
ketersediaan tempat sampah masih sangat minim hal ini dapat
dilihat dari masih banyaknya sampah yang masih berserakan
dipekarangan rumah. Hal ini terjadi karena proses pengeloaan
sampahnya yang dilakukan hanya dikumpulkan pada tempat
terbuka dan dibakar namun menjadi masalah bila pada musim
hujan sampah-sampah yang dikumpulkan tidak dapat dibakar
sehingga menjadi tempat berkembang biak vektor penyakit
seperti lalat, kecoa, tikus dan juga menimbulkan bau yang tidak
sedap dan dari sisi estetika sangat mengganggu
pemandangan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Program Kesehatan Lingkungan
B. Pelaksanaan Program
C. Pengawasan Program
D. Kegiatan pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida diarahkan
untuk meningkatkan peran dan kemampuan petugas pengawas
Kabupaten/Kota serta pembinaan terhadap distributor, kios pupuk
dan pestisida terkait dengan peraturan perundang-undangan
tentang pupuk dan pestisida. Hasil pembinaan pengawasan pupuk
dan pestisida seharusnya ditindaklanjuti, terutama terhadap kasus
peredaran yang mengarah kepada tindak pidana. Penyelesaian
tindak kasus pidana pupuk dan pestisida dikoordinasikan dengan
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang ada di daerah atau
dengan pihak Polda yang merupakan bagian dari anggota Komisi
Pengawasa Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi.
E. Pembinaan pengawasan pupuk dan pestisida dilaksanakan secara
terpadu oleh anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida
dan dilaksanakan secara periodek. Khusus untuk pupuk bersubsidi
pembinaan pengawasan lebih diarahkan kepada ketersediaan
pupuk, penyaluran pupuk dari Distributor ke Kios Pengecer dan dari
Kios Pengecer kepada Kelompok Tani yang sudah tercantum dalam
Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Sementara untuk
pupuk non subsidi dan pestisida lebih diarahkan kepada legalitas
pupuk dan pestisida yang beredar di lapangan. Mengingat masih
banyaknya beredar pestisida dengan bahan aktif Indosulfan seperti
Akodan, Akodani dan Indodan, maka focus utama pengawasan
peredaran pestisida sebaiknya diarahkan kepada produk tersebut,
karena produk pestisida dimaksud adalah produk legal.
F. Evaluasi Program
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyehatan lingkungan seperti penyediaan air bersih, penyadiaan
tempat sampah, pemanfaatan jamban dan penggunaan sistem
pengolahan air limbah, pemanfaatan pekarangan rumah dan
penggunaan pestisida.
B. Saran
LAMPIRAN
Suasana
briefing sebelum
observasi lapangan
Observasi Kondisi
Lingkungan di Masyarakat
sekitar
Pekarangan Parangbanua
Kondisi tempat pembuangan sampah
masyarakat yang tidak dikelola dengan baik (tempat sampah terbuka)
Gambaran genangan air hasil pembuangan air limbah rumah tangga yang
dibuang secara langsung di sekitar pekarangan dan terbuka sehingga
menjadi tempat perindukan nyamuk
Terdapat papan keterangan tentang jenis dan kegunaan dari semua jenis
pohon/tanaman yang bermanfaat bagi kesehatan