PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah yang mengubah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 secara konsepsional telah
berimplikasi pada nuansa positif dalam penyelenggaraan otonomi daerah yang mengarah pada
kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat di daerah serta dengan lebih banyak
mengandalkan kemampuan daerah dalam menggali sumber dana pembangunan daerah potensi
yang ada.
dasarnya bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena itu diperlukan orang-orang yang
memiliki kapasitas tertentu (kapasitas di bidang ilmu dan ahli di bidang teknis perancangan).
Salah satu hal yang harus dipahami oleh setiap perancang peraturan perundang-undangan
(legal drafting) adalah merumuskan secara baik dan benar landasan peraturan perundang-
yang baik.
perlu adanya program penyusunan Perda yang terencana dengan baik. Sehingga Perda yang
dihasilkan oleh daerah tersusun secara sistematis, terarah, terpadu, dan mempunyai skala
prioritas yang jelas. Program penyusunan Perda dituangkan dalam sebuah Program Legislasi
Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang disusun secara terencana,
terpadu, dan sistematis. Seperti halnya Program Legislasi Nasional, Program Legislasi Daerah
(Prolegda) merupakan salah satu tolok ukur dalam pembangunan sistem hukum di daerah.
Prolegda berisi rencana isi Perda yang akan dibuat dalam suatu periode pemerintahan yang
berkaitan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang dapat dipenggal-
Untuk mendukung Program Legislasi Daerah (prolegda), selama kurun waktu 2013 s/d
2015, maka Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Maluku melakukan kegiatan berupa
Kajian Peraturan Daerah. Dari kegiatan tersebut, dihimpun Peraturan Daerah dari Bagian
Hukum Kabupaten/Kota di Maluku. Kajian berbagai peraturan daerah yang terkait sangat
membantu pembentukan Perda yang baik. Pengkajian Peraturan Daerah dimaksud untuk
menelaah peraturan daerah tersebut dari segi latar belakang, konsiderans menimbang, maksud
dan tujuan dari dibentuknya Perda, Dasar Hukum mengingat dibentuk Perda, Ruang Lingkup
pengaturan Perda, SKPD/Instansi Pemrakarsa, serta ketentuan penutup dari perda tersebut,
yang intinya harus sesuai dengan petunjuk teknis dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Terkait dengan hal tersebut diatas, yang perlu ditegaskan bahwa Kajian Peraturan
Daerah bukan hanya dilakukan sebagai potret untuk mengetahui rencana pembangunan materi
hukum (perda-perda jenis apa saja) yang telah dan akan dibuat dalam periode tertentu dalam
rangka menyelenggarakan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta untuk menampung
kondisi khusus daerah, namun harus diingat pula bahwa Kajian Peraturan Daerah merupakan
instrument yang mencakup mekanisme perencanaan hukum agar selalu konsisten dengan
tujuan, dan cita hukum (rechtsidee) yang mendasarinya serta diketahui dengan pasti mau
daerah dan tugas pembantuan pemerintah pusat ke daerah sebagaimana diatur dalam
ketentuan yang berlaku dalam mewujudkan Pembangunan Nasional artinya peraturan daerah
tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi dan juga sebagai alat
peraturan perundang-undangan yang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi,
tidak tumpang tindih dengan peraturan yang lain dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
suatu daerah maka perlu diselenggakan kegiatan program Pembentukan Hukum, kegiatan
kegiatan yang jelas, terarah, terukur, dan akuntabel. Untuk itu komponen-komponen yang ada
dalam kegiatan tersebut harus benar-benar mengarah pada pembinaan pembentukan produk
hukum di daerah.
suatu norma hukum atau Peraturan Perundang-undangan yang jelas dan tegas sehingga dapat
dipahami oleh para pengguna Peraturan Perundang-undangan, yang pada akhirnya dapat
dimudahkan pelaksanaan dan penerapan Peraturan Perundang-undangan tersebut di
masyarakat.
perhatian pemerintah.Hal ini tidak saja untuk memberikan apresiasi atau penghargaan namun
juga memberikan suatu kepastian pola karier bagi Perancang Peraturan Perundang-undangan,
baik di pusat maupun daerah yang ingin memilih mengembangkan dibidang Perancangan
Peraturan Perundang-undangan.
mutu pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dipandang perlu membuat
dasar pembinaan dan evaluasi penilaian Pegawai Negeri Sipil yang khusus menduduki jabatan
Dalam proses pembangunan hukum, dimana hukum menjadi salah satu prioritas dalam
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya berkaitan dengan terjadinya perubahan
nasional melibatkan suatu proses perubahan, perbaikan dan penyempurnaan sistem hukum
yang ada.
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Provinsi Maluku pada tahun 2016 dalam rangka penyelenggaraan fasilitasi
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah
kementeriaan Hukum dan Hak Asasi Manusia Maluku tahun 2015 dalam rangka
C. Manfaat
Adapun penerima manfaat dari kegiatan ini antara lain :
a. Secara internal, bagi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dalam
melaksanakan tugas, fungsi, dan peranan Kementerian Hukum dan HAM di daerah;
b. Secara eksternal, bagi Pemerintah Daerah baik Provinsi, Kabupaten, maupun Kota
dalam rangka menghasilkan peraturan daerah yang berkualitas.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah
kementeriaan Hukum dan Hak Asasi Manusia Maluku tahun 2015 dalam rangka
dan HAM RI, Pejabat Struktural, Kementerian Hukum dan HAM Maluku, Akademisi,
Anggota DPRD Provinsi Maluku dan Kota Ambon, Pejabat pada Biro Hukum Provinsi
Maluku dan Bagian Hukum pada Kabupaten/Kota se-Provinsi Maluku, SKPD yang
Hukum dan HAM serta Biro Hukum dan HAM Setda Provinsi Maluku dan Bagian Hukum
E. Dasar Hukum
G. Waktu Pelaksanaan
F. Biaya (Cost)
Adapun biaya yang dibutuhkan dari kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
penyelenggaraan fasilitasi pembentukan produk hukum, pembinaan perancang peraturan
perundang-undangan, dan pembinaan hukum di wilayah berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Maluku Nomor
: SP DIPA-013.08.2.408897/2016 tanggal 07 Desember 2015. Pembiayaan sesuai RKA-KL
Tahun Anggaran 2016 Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku.
BAB II
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan Kajian peraturan Daerah Tahun 2016 oleh
Bidang Hukum pada Divisi pelayanan Hukum dan HAM kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Maluku adalah melakukan rapat koordinasi dan rapat tim panitia dengan narasumber
yang ditunjuk. Dalam rapat koordinasi dibicarakan tentang maksud dan tujuan dilaksanakan
kajian peraturan daerah oleh Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Maluku. Kemudian dalam
rapat TIM dan narasumber, diberikan tata cara proses penyusunan dan pembentukan peraturan
perundang-undangan yang baik dan tata cara penyebarluasan produk hukum daerah. Selanjutnya
Tim melakukan Kajian Peraturan Daerah terhadap perda-perda pembatalan tahun 2016 yang
sudah disediakan, dimana kajian tersebut di buat dalam bentuk matrik yakni berisi regulasi
bermasalah, analisa permasalahan, upaya yang dilakukan, strategi penyelesaian, waktu
pelaksanaan dan SKPD/instansi.
1. Rapat I ( Pertama)
a. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 20 Tahun 2011
tentang Pajak-Pajak Daerah;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Aru Nomor 8 Tahun 2008 tentang Retribusi Izin
Tempat Usaha;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 24 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pendidikan;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Retribusi Daerah;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.
2. Rapat II (Kedua)
a. Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, Pemberhentian Perangkat Negeri dan Negeri
Administrasi;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Retribusi Jasa Usaha;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 5 Tahun 2009 tentang Retribusi Ijin
Usaha Kepariwisataan;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 11 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pemberian Izin Pertambangan Rakyak Mineral Logam, Mineral Bukan Logam
dan Batuan di Kabupaten Buru;
e. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 6 Tahun 2010 tentang Izin Usaha Jasa
Konstruksi.
3. Rapat III (Ketiga)
a. Peraturan daerah kabupaten Buru Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ijin
Penyelenggaraan Jasa Pos dan Telekomunikasi;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 14 Tahun 2009 tentang Ijin
Pengumpulan Uang atau Barang;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Selatan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Usaha
Ketenagalistrikan;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Selatan Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penataan
Pedagang Kaki Lima;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Selatan Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kawasan Tanpa Rokok.
4. Rapat IV (Keempat)
a. Peraturan daerah kabupaten Buru Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ijin
Penyelenggaraan Jasa Pos dan Telekomunikasi;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Nomor 14 Tahun 2009 tentang Ijin
Pengumpulan Uang atau Barang;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Selatan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Usaha
Ketenagalistrikan;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Selatan Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penataan
Pedagang Kaki Lima;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Buru Selatan Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kawasan Tanpa Rokok.
5. Rapat V (Kelima)
a. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pengelolaan
Wilayah Teluk dan Pesisir Kota Ambon Secara Terpadu;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
Sipil;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Pedoman dan Tata Cara Penyusunan Peraturan Negeri/Negeri Administrasi;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Seram bagian Timur Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintahan Negeri di Kabupaten
Seram Bagian Timur;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Gratis di Kabupaten Seram Bagian Barat.
6. Rapat VI (Keenam)
a. Peraturan Daerah Kota Tual Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Dalam Lingkup Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Tual;
b. Peraturan Daerah Kota Tual Nomor 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Usaha
Perikanan;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tentang Retribusi Perizinan
Bidang Perhubungan Laut;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 22 Tahun 2012 tentang
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol.
Acara Bimbingan Teknis Penyusunan Prolegda dan Naskah Akademik dibuka oleh
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku, dalam sambutannya
disampaikan bahwa tujuan disusunnya prolegda yaitu untuk menentukan skala prioritas program
pembentukan peraturan daerah yang baik dan berkualitas. Kemudian maksud disusunnya naskah
akademik adalah untuk mengetahui solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan masyarakat
yang bertujuan sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan
daerah. Penyusunan prolegda dan naskah akademik tidak terlepas dari peran Kantor Wilayah
dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dimulai dari tahapan perencanaan yang
meliputi penyusunan program legislasi daerah, tahapan penyusunan, tahapan pembahasan,
tahapan penetapan, tahapan pengundangan dan tahapan penyebarluasan.
Peran perancang peraturan perundang-undangan dalam pembentukan peraturan daerah
meliputi dilibatkan dalam penyusunan naskah akademik dan rancangan peraturan daerah di
tingkat Provinsi Maluku dan Kabupaten/Kota se-Provinsi Maluku, menjadi Tim Fasilitasi
Harmonisasi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, menjadi Tim Asistensi
DPRD Kabupaten/Kota dan Panitia Penyusunan Naskah Akademik serta Rancangan Peraturan
Daerah, menjadi Tim Evaluasi Peraturan Daerah pada Pemerintah Daerah Provinsi Maluku dan
menjadi narasumber dalam penyebarluasan rancangan peraturan daerah/peraturan daerah melalui
sosialisasi dan uji publik.Dengan adanya kegiatan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan para peserta kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Prolegda dan
Naskah Akademik.
Realisasi kemajuan capaian kinerja kegiatan tahun 2016, yakni kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fasilitasi pembentukan produk hukum, pembinaan
perancang peraturan perundang-undangan di daerah dan pembinaan hukum di wilayah yang
dimulai dari tahap persiapan kegiatan di bulan April 2016, tahap pelaksanaan sampai dengan
pertengahan bulan Desember 2016, serta evaluasi dan pelaporan kegiatan akhir bulan Desember
2016. Mencapai 100% dari target pada tahun 2016. Capaian ini disebabkan :
1. Kegiatan pada Bidang Hukum,Khususnya di Sub Bidang Fasilitasi Pembentukan Produk
Hukum Daerah Yakni..
a) Fasilitasi Harmonisasi Perancangan Peraturan Daerah
Dalam Tahun 2016 ini dilakukan Harmonisasi Rancangan Peraturan Daerah dengan 6
kabupaten/kota, antara lain Kota Ambon, Kota Tual,Kabupaten Maluku Tenggara,Kabupaten
Seram Bagian Timur,Kabupaten Seram Bagian Barat. Dengan Data Ranperda yang didapat ada 6
Ranperda dengan judul sebagai berikut:
1) Ranperda kota ambon tentang tata laksana perizinan pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun.
2) Ranperda kabupaten maluku tengah tentang perizinan pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun.
3) Ranperda kabupaten seram bagian barat tentang penyelenggaraan perlindungan
perempuan dan anak korban kekerasan.
4) Ranperda kabupaten maluku tenggara tentang perubahan atas peraturan daerah kabupaten
maluku tenggara nomor 03 tahun 2009 tentang ratshap dan ohoi
5) Ranperda kabupaten seram bagian timur tentang biaya operasional penyelenggaraan
ibadah haji.
6) Ranperda kota tual tentang pencalonan, pemilihan, pengangkatan,pelantikan dan
pemberhentian kepala desa.
7) Kegiatan Iini dari tahap persiapan sampai dengan tahap evaluasi dan Pelaporan ada 3
kali rapat persiapan dan 20 kali rapat kegiatan.
8) Waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 6 bulan yakni bulan Juni 2016 sampai dengan
bulan desember 2016.Adapun hasil akhir dari kegiatan fasilitasi harmonisasi perancangan
peraturan daerah adalah laporan yang berisikan hasil pembahasan 6 ranperda dari 6
kabupaten/kota yang terdiri dari notula rapat dan daftar isisan masalah ranperda yang
dibahas.
b.Inventarisasi ,Klasifikasi dan Pemetaan Perda /Ranperda
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakuan pengambilan data perda ranperda di Propinsi
Maluku dan 5 kabupaten/kota yakni Kabupaten Buru selatan .Kabupaten Buru,Kabupaten
Maluku Tengah,Biro Hukum Propinsi Maluku dan Bagian Hukum Kota Ambon
Pada tahun 2016 terdapat 3 (tiga) rancangan peraturan daerah yangmana dalam rancangan
peraturan daerah tersebut dapat diklasifikasikan bahwa terdapat 3(tiga) Peraturan Daerah
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak berkaitan dengan Pelayanan
Dasar. Berdasarkan urusan Pemerintahan Konkuren tersebut maka dapat dinyatakan
bahwa tidak ada bidang pemerintahan daerah yang menonjol atau Bidang Pemerintahan
merata sebanyak 1(satu) Bidang yaitu Bidang Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil, Penanaman Modal dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
4. Kabupaten Maluku Tengah
Berdasarkan data peraturan daerah/rancangan peraturan daerah yang diperoleh berjumlah
25 (dua puluh lima) naskah, Pada tahun 2015 terdapat 17 (tujuh belas) peraturan daerah
yangmana dalam peraturan daerah tersebut diklasifikasikan bahwa terdapat 6(enam)
Peraturan Daerah yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar, 5 (lima) Peraturan Daerah yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib
yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan 1 (satu) Urusan Pemerintahan Pilihan.
Berdasarkan urusan Pemerintahan Konkuren tersebut maka dapat dirincikan bidang
pemerintahan yang paling menonjol adalah Bidang Ekuin sebanyak 12 (dua belas)
Peraturan Daerah, Bidang Kesehatan 2(dua) Peraturan Daerah, Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang, Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan
Bidang Pariwisata 1(satu) Peraturan Daerah. Jadi, dapat disimpulkan pada tahun 2015
Bidang yang paling menonjol adalah Bidang Ekuin.
Selanjutnya, pada tahun 2016 terdapat 8 (delapan) rancangan peraturan daerah yangmana
diklasifikasikan bahwa terdapat 6(enam) Peraturan Daerah yang merupakan Urusan
Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar, dan 1 (satu) Peraturan
Daerah yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan
Dasar. Berdasarkan urusan Pemerintahan Konkuren tersebut maka dapat dirincikan
bidang pemerintahan yang paling menonjol adalah Bidang Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa 3 (tiga) Peraturan Daerah, Bidang Lingkungan Hidup 3(tiga) Peraturan Daerah,
Bidang Kesehatan dan Bidang Umum 1(satu) Peraturan Daerah. Jadi, dapat disimpulkan
pada tahun 2016 Bidang yang paling menonjol adalah Bidang Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa serta Bidang Lingkungan Hidup.
5. Kabupaten Seram Bagian Timur
Berdasarkan data peraturan daerah/rancangan peraturan daerah yang diperoleh berjumlah
13 (tiga belas) naskah. Pada tahun 2015 terdapat 7 (tujuh) peraturan daerah yangmana
dalam peraturan daerah tersebut diklasifikasikan terdapat 3(tiga) Peraturan Daerah yang
merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar, 2
(dua) Peraturan Daerah yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar. Berdasarkan urusan Pemerintahan Konkuren tersebut maka
dapat dirincikan bidang pemerintahan yang paling menonjol adalah Bidang Ekuin
sebanyak 7 (tujuh) Peraturan Daerah. Jadi, dapat disimpulkan pada tahun 2015 Bidang
yang paling menonjol adalah Bidang Ekuin.
Selanjutnya, pada tahun 2016 terdapat 6 (enam) rancangan peraturan daerah yangmana
dalam rancangan peraturan daerah tersebut diklasifikasikan bahwa terdapat 4(empat)
Peraturan Daerah yang berkaitan dengan lintas urusan pemerintahan, 1(satu) peraturan
daerah merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan
Dasar, dan 1 (satu) Peraturan Daerah yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Berdasarkan urusan Pemerintahan Konkuren tersebut
maka dapat dirincikan bidang pemerintahan yang paling menonjol adalah Bidang Umum
sebanyak 4 (empat) Peraturan Daerah, Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan
Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1(satu) Peraturan Daerah. Jadi, dapat
disimpulkan pada tahun 2016 Bidang yang paling menonjol adalah Bidang Umum.
6. Kabupaten Buru
Berdasarkan data peraturan daerah/rancangan peraturan daerah yang diperoleh berjumlah
24 (dua puluh empat) naskah. Pada tahun 2014 terdapat 2 (dua) Peraturan Daerah
yangmana bidang yang menonjol adalah Bidang Umum sebanyak 2 (dua) Peraturan
Daerah.
Pada tahun 2015 terdapat 22 (dua puluh dua) Peraturan Daerah yang dirincikan sebagai
berikut, 14 (empat belas) Peraturan Daerah dan 8 (delapan) rancangan peraturan daerah
yangmana urusan pemerintahan konkuren yang menonjol adalah Urusan Pemerintahan
Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar sebanyak 5 (lima) Peraturan Daerah
dan 3 (tiga) Naskah Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
Adapun bidang yang menonjol adalah Bidang Umum sebanyak 12 (dua belas) Naskah,
Bidang Pendidikan sebanyak 2 (dua) Naskah, serta Bidang Pemberdayaan Perempuan
dan Anak, Bidang Kesehatan, Bidang Penanaman Modal, Bidang Komunikasi dan
Informatika, Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Bidang Sosial Keagamaan,
Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Ekonomi masing-masing sebanyak 1 (satu)
Naskah.
7. Kabupaten Buru Selatan
Berdasarkan data peraturan daerah/rancangan peraturan daerah yang diperoleh berjumlah
35 (tiga belas) naskah, maka pada tahun 2014 terdapat 11 (sebelas) peraturan daerah
yangmana dalam peraturan daerah tersebut diklasifikasikan bahwa terdapat 4(empat)
Peraturan Daerah yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar, 1 (satu) Peraturan Daerah yang berkaitan dengan Urusan Pemerintahan
Wajib Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan 1(satu) Peraturan Daerah yang
berkaitan dengan Urusan Pemerintahan Pilihan. Berdasarkan urusan Pemerintahan
Konkuren tersebut maka dapat dirincikan bidang pemerintahan daerah yang paling
menonjol adalah Bidang Ekuin sebanyak 4(empat) Peraturan Daerah, Bidang
Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat dan Bidang Kesehatan
sebanyak 2(dua) Peraturan Daerah, dan 1(satu) Peraturan Daerah untuk Bidang Umum,
Bidang Penanaman Modal dan Bidang Pariwisata.
Pada Tahun 2015 terdapat 23(dua puluh tiga) peraturan daerah yangmana dalam peraturan
daerah tersebut diklasifikasikan terdapat 9 (sembilan) Peraturan Daerah yang berkaitan
dengan Urusan Pemerintahan Wajib Berkaitan dengan Pelayanan Dasar, 6 (enam)
Peraturan Daerah yang berkaitan dengan Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Berkaitan
dengan Pelayanan Dasar dan 3(tiga) Peraturan Daerah yang berkaitan dengan Urusan
Pemerintahan Pilihan. Sementara itu, berdasarkan urusan Pemerintahan Konkuren
tersebut maka dapat dirincikan bidang pemerintahan daerah yang paling menonjol adalah
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan Bidang Ekuin sebanyak 4(empat)
Peraturan Daerah, Bidang Sosial sebanyak 3(tiga) Peraturan Daerah, Bidang Tenagakerja,
Bidang Umum, Bidang Energi Sumber Daya Mineral sebanyak 2 (dua) Peraturan Daerah
serta Bidang Pariwisata, Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Bidang
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bidang Kesehatan, Bidang
Komunikasi dan Informatika, Bidang Ketentraman Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat sebanyak 1(satu) Peraturan Daerah.
Pada tahun 2016 terdapat 1(satu) rancangan peraturan daerah yangmana dalam peraturan
daerah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai Urusan Pemerintahan Wajib Berkaitan
dengan Pelayanan Dasar dan Bidang Pemerintahan Daerahnya adalah Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang.
Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan April 2016 sampai dengan bulan Agustus
2016,dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap evaluasi dan pelaporan dad 2 kali
rapat persiapan dan 7 kali rapat kegiatan