Telah dilaporkan kasus Saudara RG (24 tahun) dengan uretritis gonore komplikata.
Diagnosa uretritis gonore komplikata ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
didapatkan keluhan yang khas untuk uretritis yaitu keluarnya nanah dari orificium uretra
eksterna disertai nyeri saat buang air kecil. Selain itu didapatkan informasi bahwa pasien
pernah berhubungan seksual 5 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik ditemukan duh mukopurulen
dari uretra, ruam berupa makula hiperemi pada orifiicum uretra eksterna dan ektropion. Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan leukosit lebih dari 5 per lapang pandang besar serta kuman
parauretritis yang ditandai dengan butir pus pada kedua muara parauretra.
Pengobatan pada pasien ini meliputi pengobatan medikamentosa yang bersifat kausatif
berupa sefiksim 400 mg dosis tunggal yang terbukti masih efektif, serta pengobatan non
medikamentosa yang bersifat suportif. Diperlukan komunikasi, informasi dan edukasi yang
tepat pada pasien ini mengenai penyakitnya dan diharapkan tidak terjadi penyakit
berulang dan penyebaran lebih luas. Prognosis uretritis gonore komplikata ini adalah baik
Kondiloma akuminata merupakan penyakit infeksi daerah genital yang disebabkan oleh HPV.
Angka kejadian KA semakin lama makin bertambah bahkan melebihi herpes genital. Penularan
KA terutama melalui hubungan seksual. Trauma berulang dapat meningkatkan infektivitas dan
replikasi virus. Masa inkubasi KA bervariasi antara 2 minggu sampai 9 bulan. Gambaran klinis
KA khas dengan bentuk akuminata, keratotik dan papul. Diagnosis ditegakkan cukup dengan
melihat gambaran klinis. Pemeriksaan penunjang dibutuhkan bila gambaran lesi meragukan atau
curiga keganasan. Pearly penile papules merupakan variasi normal dari glan penis yang memiliki
gambaran mirip KA. Penatalaksanaan dapat dilakukan oles tinktura podofilin 25%. TCA 80%-
90% dapat diberikan untuk ibu hamil. Bedah eksisi, bedah listrik, bedah beku merupakan
Sumber :
1. Ratnasari DT. Kondiloma Akuminata. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol V
2009
Hiv
Dalam penatalaksanaan pasien HIV dan AIDS perlu evaluasi tentang kelainan kulit
yang menyertainya, karena sebagian besar pasien HIV dan AIDS dalam perjalanan penyakitnya
sebagian besar mengalami kelainan kulit, bahkan lebih dari satu kelainan. Kelainan yang paling
sering muncul adalah kandidiais oral. Pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan
diagnosis merupakan suatu hal yang penting dan menentukan terapi kelainan kulit. Demikian juga
pemeriksaan hitung sel CD4+ diperlukan selain untuk menetukan stadium klinis, terapi ARV, juga
untuk memprediksi kelainan kulit yang kemungkinan muncul dan prognosis pasien.
Pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kelainan kulit pada pasien HIV dan AIDS
Sumber :
1. Dewi I., Hidayati A. Manifestasi Kelainan Kulit pada Pasien HIV dan AIDS.
Surabaya; 2015.
Ulkus molle
Sumber :
1. Ulubay M., Keskin U., dkk. Vulvar Chancroid (Case Report). European Journal of General
Medicine Vol 12 No. 2: 2015
Sumber :
Pada fase akut terjadi penurunan limfosit T yang dramatis dan kemudian terjadi kenaikan
limfosit T karena mulai terjadi respons imun. Jumlah limfosit T pada fase ini masih di atas
500sel/mm3 dan kemudian akan mengalami penurunan setelah 6 minggu terinfeksi HIV.
Setelah terinfeksi HIV akan muncul gejala klinis yaitu demam, banyak berkeringat pada
malam hari, kehilangan berat badan kurng dari 10 %, diare, lesi pada mukosa dan penyakit
infeksi kulit berulang. Gejala-gejala ini merupakan tanda awal munculya infeksi oportunistik.
2. Sumber : Yuliyanasari N. Global Burden Disease-Human Immunodeficiency Virus-Acquired
Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS). Surabaya: Universitas Muhammadiyah; 2016
Sifilis
Sumber :
1. Usia
2. Pendidikan
3. Penghasilan
4. Sumber informasi IMS
1. Pengertian IMS
2. Jenis IMS
3. Penyebab IMS
4. Cara Penularan IMS
5. Gejala-gejala IMS
6. Pencegahan IMS