Anda di halaman 1dari 5

Gambar.2.

1 Manifestasi klinis pasien dengan infeksi gonore14

Telah dilaporkan kasus Saudara RG (24 tahun) dengan uretritis gonore komplikata.

Diagnosa uretritis gonore komplikata ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik

didapatkan keluhan yang khas untuk uretritis yaitu keluarnya nanah dari orificium uretra

eksterna disertai nyeri saat buang air kecil. Selain itu didapatkan informasi bahwa pasien

pernah berhubungan seksual 5 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik ditemukan duh mukopurulen

dari uretra, ruam berupa makula hiperemi pada orifiicum uretra eksterna dan ektropion. Pada

pemeriksaan penunjang ditemukan leukosit lebih dari 5 per lapang pandang besar serta kuman

diplococcus Gram negatif intraseluler di PMN. Terdapat komplikasi lokal di duktus

parauretritis yang ditandai dengan butir pus pada kedua muara parauretra.

Pengobatan pada pasien ini meliputi pengobatan medikamentosa yang bersifat kausatif

berupa sefiksim 400 mg dosis tunggal yang terbukti masih efektif, serta pengobatan non

medikamentosa yang bersifat suportif. Diperlukan komunikasi, informasi dan edukasi yang

tepat pada pasien ini mengenai penyakitnya dan diharapkan tidak terjadi penyakit

berulang dan penyebaran lebih luas. Prognosis uretritis gonore komplikata ini adalah baik

apabila terapi dilakukan dengan benar.


14. Harningtyas DC. Pemberian Terapi Oral Untuk Pasien Uretritis Gonore Dengan
Komplikasi Lokal Pada Pria: Laporan Kasus. Vol III.No.3. Journal of Agromedicine and
Medical Sciences. Malang: Universitas Brawijaya; 2017

Kondiloma akuminata merupakan penyakit infeksi daerah genital yang disebabkan oleh HPV.

Angka kejadian KA semakin lama makin bertambah bahkan melebihi herpes genital. Penularan

KA terutama melalui hubungan seksual. Trauma berulang dapat meningkatkan infektivitas dan

replikasi virus. Masa inkubasi KA bervariasi antara 2 minggu sampai 9 bulan. Gambaran klinis

KA khas dengan bentuk akuminata, keratotik dan papul. Diagnosis ditegakkan cukup dengan

melihat gambaran klinis. Pemeriksaan penunjang dibutuhkan bila gambaran lesi meragukan atau

curiga keganasan. Pearly penile papules merupakan variasi normal dari glan penis yang memiliki

gambaran mirip KA. Penatalaksanaan dapat dilakukan oles tinktura podofilin 25%. TCA 80%-

90% dapat diberikan untuk ibu hamil. Bedah eksisi, bedah listrik, bedah beku merupakan

penatalaksanaan yang memberikan hasil memuaskan dalam sekali sesi.

Sumber :

1. Ratnasari DT. Kondiloma Akuminata. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol V

No. 2. Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma; 2013.

sumber : Tapia G., Guerra E., Rodriguez C. Common Clinical Manifestations


of Human Pappiloma Virus (HPV) Infection.The Open Dermatology Journal Vol III: Spain;

2009

Hiv

Dalam penatalaksanaan pasien HIV dan AIDS perlu evaluasi tentang kelainan kulit

yang menyertainya, karena sebagian besar pasien HIV dan AIDS dalam perjalanan penyakitnya

sebagian besar mengalami kelainan kulit, bahkan lebih dari satu kelainan. Kelainan yang paling

sering muncul adalah kandidiais oral. Pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan

diagnosis merupakan suatu hal yang penting dan menentukan terapi kelainan kulit. Demikian juga

pemeriksaan hitung sel CD4+ diperlukan selain untuk menetukan stadium klinis, terapi ARV, juga

untuk memprediksi kelainan kulit yang kemungkinan muncul dan prognosis pasien.

Pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kelainan kulit pada pasien HIV dan AIDS

membantu meningkatkan kualitas pelayanan pasien.

Sumber :

1. Dewi I., Hidayati A. Manifestasi Kelainan Kulit pada Pasien HIV dan AIDS.

Periodical of Dermatology and Venereology Vol 27 No.2. Universitas Airlangga:

Surabaya; 2015.

Ulkus molle

Sumber :
1. Ulubay M., Keskin U., dkk. Vulvar Chancroid (Case Report). European Journal of General
Medicine Vol 12 No. 2: 2015

Sumber :

1. Istasaputri K, Rowawiwi R., dkk. Herpes Genital dengan Gambaran Klinis


Tidak Khas pada Penderita AIDS. Global Medical and Health
Communication Vol I No.1. Bandung; Universitas Padjajaran; 2013

Pada fase akut terjadi penurunan limfosit T yang dramatis dan kemudian terjadi kenaikan
limfosit T karena mulai terjadi respons imun. Jumlah limfosit T pada fase ini masih di atas
500sel/mm3 dan kemudian akan mengalami penurunan setelah 6 minggu terinfeksi HIV.
Setelah terinfeksi HIV akan muncul gejala klinis yaitu demam, banyak berkeringat pada
malam hari, kehilangan berat badan kurng dari 10 %, diare, lesi pada mukosa dan penyakit
infeksi kulit berulang. Gejala-gejala ini merupakan tanda awal munculya infeksi oportunistik.
2. Sumber : Yuliyanasari N. Global Burden Disease-Human Immunodeficiency Virus-Acquired
Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS). Surabaya: Universitas Muhammadiyah; 2016

Sifilis
Sumber :

1. Cherneskle T. An Update and Review of the Diagnosis and Management of Syphilis.


Region III STD Prevention HIV Training Centre: New York City; 2010

Karakteristik Wanita Pekerja Seks :

1. Usia
2. Pendidikan
3. Penghasilan
4. Sumber informasi IMS

Pengetahuan tentang IMS :

1. Pengertian IMS
2. Jenis IMS
3. Penyebab IMS
4. Cara Penularan IMS
5. Gejala-gejala IMS
6. Pencegahan IMS

Anda mungkin juga menyukai