Anda di halaman 1dari 17

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEACHER CENTERED

LEARNING DENGAN STUDENT CENTERED LEARNING TERHADAP


HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TARIKH SISWA KELAS
VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas


Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)

Disusun Oleh:

Muhammad Alif Ramdhani

NIM: G 000 100 020

NIRM: 10/X/02.2.1/T/4373

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Skripsi/Tugas Akhir:

Nama : Dr. Abdullah Aly, M. Ag

Sebagai : Pembimbing I

NIK :

Nama : Drs. Abdullah Mahmud, M. Ag

Sebagai : Pembimbing II

NIK :

Telah membaca dan mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah yang merupakan
ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) dari mahasiswa:

Nama : Muhamad Alif Ramdani

NIM : G 000 100 020

Program Studi : Fakultas Agama Islam (Tarbiyah)

Judul Skripsi : Perbandingan Strategi Pembelajaran Teacher Centered


Learning Dengan Student Centered Learning terhadap Hasil
Belajar pada Mata Pelajaran Tarikh Siswa Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 1 Juli 2014

ii
PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEACHER CENTERED
LEARNING DENGAN STUDENT CENTERED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TARIKH SISWA KELAS
VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

Muhamad Alif Ramdhani


G 000 100 020
Fakultas Agama Islam

ABSTRAK

Mata pelajaran Tarikh merupakan mata pelajaran tambahan yang biasanya


ditemukan dalam sekolah yang berbasis agama Islam. Misalnya Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan
sekolah-sekolah yang bernaung dalam Organisasi Muhammadiyah. Meskipun
sekolah-sekolah tersebut berbasis agama, namun jam pelajaran untuk mata
pelajaran tarikh masih sangat terbatas, hanya sekali dalam satu minggu, dan setiap
pertemuan hanya dalam waktu satu jam pelajaran (1 x 40 Menit). Hal ini
menyebabkan sebagian guru kesulitan untuk menjelaskan materi dalam waktu
sesingkat itu. Sehingga seorang guru harus mempunyai strategi pembelajaran untuk
mengatasi hal tersebut.
Strategi pembelajaran secara garis besar terbagi menjadi dua macam,
pertama yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning)
atau disebut dengan TCL. Strategi TCL merupakan pembelajaran yang sepenuhnya
dikendalikan oleh guru pelajaran. Kedua adalah pembelajaran yang berpusat pada
murid (Student Centered Learning) atau disebut dengan SCL. Strategi SCL
merupakan strategi yang berusaha meng-explore kemampuan siswa untuk aktif
mencari, menggali, dan merumuskan materi pelajaran.
Kedua strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
TCL secara teori memiliki kelebihan yaitu materi dapat disampaikan oleh guru
secara gamblang dan mendetail sesuai dengan kemampuan guru, kondisi kelas
tenang karena dipegang penuh oleh guru. Namun kekurangan dari TCL adalah
siswa sering merasa bosan dan ilmu yang didapat tidak berkembang, sehingga
seolah-olah menjadi ilmu turun-temurun. Sedangkan untuk SCL secara teori
memiliki kelebihan yaitu siswa dapat aktif menggali ilmu, bereksplorasi, dan
merumuskan materi yang didapat. Namun kekurangan SCL adalah siswa menjadi
sangat aktif, sehingga kelas menjadi gaduh dan menuntut guru lebih ekstra
mengendalikan kondisi kelas.

Kata Kunci: Tarikh, strategi pembelajaran, Teacher Centered Learning,


Student Centered Learning.

iv
PENDAHULUAN Namun saat ini belajar dapat

terjadi di mana saja dan kapan saja,


Pengajaran langsung yang juga
tidak harus dalam kondisi formal di
dikenal dengan sebutan active
dalam kelas, tetapi dapat secara
teaching (pengajaran aktif) atau
informal, non-formal dan atau dari
whole-class teaching (pengajaran
peristiwa sosial sehari-hari. Oleh
seluruh kelas), mengacu pada gaya
karena itu, sesuai dengan kenyataan
mengajar di mana guru terlibat aktif
faktual yang dialami siswa dalam
dalam mengusung isi pelajaran kepada
proses pendewasaan diri serta proses
murid-muridnya dengan mengajar-
memperoleh keluasan dan kemantapan
kannya secara langsung kepada
kompetensi yang dimilikinya, pada
seluruh kelas1. Artinya guru
hakikatnya belajar bertujuan untuk
memegang kendali penuh terhadap
memperoleh suatu hikmah belajar,
proses pembelajaran di kelas. Teori
lesson learned3. Siswa akan
tersebut sejalan dengan teori yang
menyesuaikan pengetahuan yang
dikemukakan oleh Paulo Freire,
diterima dengan pengetahuan yang ada
penganut sosialisme (dari Brasilia),

model pengajaran ini merupakan

aktivitas pengajaran gaya bank, atau

model deposito. Model ini disebut

pengajaran gaya komando2.

1
Daniel Muijs dkk, Effevtive Teaching (Teori & Aplikasi) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), hlm. 41
2
Suyono, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep dasar. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 10
3
Ibid, hlm. 15
2

untuk membina pengetahuan baru meneliti lebih dalam tentang

(konstruktivisme)4. Perbandingan Strategi Pembelajaran

Dalam realitasnya, perubahan Teacher Centered Learning dengan

paradigma tersebut belum mampu Student Centered Learning Terhadap

meningkatkan hasil belajar siswa Hasil Belajar pada Mata Pelajaran

secara maksimal. Sebagai contoh, Tarikh Siswa kelas VIII SMP

dalam kegiatan belajar dengan Muhammadiyah 4 Surakarta.

menggunakan metode Discussion Berdasarkan latar belakang

Group, siswa cenderung tidak fokus masalah di atas, maka rumusan

terhadap materi yang disampaikan masalah penelitian ini sebagai berikut:

oleh guru, bahkan siswa lebih banyak 1. Apakah kelebihan dan

menghabiskan waktu untuk kekurangan dari masing-masing

membicarakan tentang dunia strategi pembelajaran dalam

mereka, dari pada untuk memahami mencapai hasil pembelajaran?

materi yang diberikan. Jika seperti itu, 2. Adakah Perbandingan Model

maka dikhawatirkan tujuan Pengajaran Teacher Centered

pembelajaran tidak tercapai secara Learning dengan Student

maksimal, dan pada akhirnya akan Centered Learning Terhadap

mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran

Berdasarkan hasil observasi Tarikh Siswa Kelas VIII SMP

tersebut, maka penulis tertarik untuk Muhammadiyah 4 Surakarta?

4
Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok (Bandung: Alfabeta,
2007), hlm. 30
3

Setelah dikemukakan rumusan peningkatan hasil belajar

masalah di atas, penelitian ini siswa (Studi kasus di SMP

dilakukan bertujuan untuk: Muhammadiyah 4 Surakarta

1. Mendeskripsikan kelebihan dan Tahun Pelajaran 2010/2011).

kekurangan dari masing-masing Penelitian ini membahas salah

strategi pembelajaran dalam satu strategi pembelajaran

mencapai hasil pembelajaran. siswa aktif (Student Centered

2. Memetakan pengaruh strategi Teaching). Dalam penelitian

pembelajaran Teacher Centered ini menyimpulkan bahwa

Learning dengan Student penerapan model pembe-

Centered Learning dalam lajaran kooperatif Index Card

meningkatkan hasil pembelajaran Match dapat meningkatkan

Tarikh siswa kelas VIII SMP hasil belajar siswa.

Muhammadiyah 4 Surakarta. 2. Elis Perwitasari (UMS, 2012)

dalam skripsinya yang


Tinjauan pustaka yang
berjudul Penerapan Discovery
dijadikan sebagai rujukan di antaranya
Learning sebagai upaya
sebagaimana yang telah dilakukan
peningkatan hasil belajar IPA
oleh:
Biologi materi Struktur dan
1. Retnawati (UMS, 2011) dalam
Fungsi Jaringan Tumbuhan
skripsinya yang berjudul
(Studi kasus siswa kelas VIII A
Penerapan Model Pembe-
di SMP Muhammadiyah 5
lajaran Kooperatif Index Card
Surakarta Tahun Pelajaran
Match dengan Torso untuk
4

2011/2012) penelitian ini siswa aktif. Dari hasil

membahas salah satu strategi penelitian ini menyimpulkan

pembelajaran siswa aktif. Dari bahwa strategi pembelajaran

hasil penelitian ini Lightening The Learning

menyimpulkan bahwa pene- Climate dapat meningkatkan

rapan Discovery Learning keaktifan dan hasil belajar

dapat meningkatkan hasil siswa di kelas VII E SMPN 1

belajar siswa dalam aspek Gondangrejo tahun ajaran

kognitif dan afektif siswa. 2011/2012, karena strategi ini

3. Nur Aisyah (UMS, 2012) dapat menumbuhkan suasana

dalam skripsinya yang belajar yang rileks dalam

berjudul Penerapan KBM.

Pembelajaran Aktif Dengan 4. Irin Aprilia (UMS: 2013)

Strategi Lightening The dalam skripsinya yang

Learning Climate untuk berjudul Pembelajaran active

Meningkatkan Keaktifan dan learning di SMK Prawira

Hasil Belajar Biologi Materi Marta Kartasura, hasil

Organisasi Kehidupan (Studi penelitiannya menyatakan

Kasus siswa kelas VII E SMPN bahwa belajar menggunakan

1 Gondangrejo Tahun strategi Every One Is a

Pelajaran 2011/2012) Teacher dapat membuat siswa

penelitian ini membahas salah merasa senang, serta membuat

satu strategi pembelajaran mereka lebih mudah


5

memahami materi yang gurulah yang harus menjadi

disampaikan oleh guru serta pusat dalam pembelajaran.

tidak membosankan, sehingga b. Siswa ditempatkan sebagai

dapat meningkatkan hasil objek belajar. Siswa dianggap

belajar siswa. sebagai organisme yang

1. Teacher Centered Learning pasif, sebagai penerima

(TCL) informasi yang diberikan

Menurut Smith dalam guru.

Sanjaya yang dikutip ulang oleh c. Kegiatan pembelajaran

Parwati bahwa Teacher Centered terjadi pada tempat dan waktu

Teaching (TCL) adalah suatu tertentu. Siswa hanya belajar

pendekatan belajar yang berdasar manakala ada kelas yang

pada pandangan bahwa mengajar telah didesain sedemikian

adalah menanamkan pengetahuan rupa sebagai tempat belajar.

dan keterampilan. Selanjutnya Tujuan utama pengajaran

Parwati menegaskan Cara adalah penguasaan materi

pandang ini memiliki beberapa pelajaran. Keberhasilan suatu

ciri sebagai berikut: proses pengajaran diukur dari

a. Memakai pendekatan sejauh mana siswa dapat

berpusat pada guru, yakni menguasai materi pelajaran yang

disampaikan guru5.

5
Parwati, A. Rani. Pergeseran peran guru dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran
modern, http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/pergeseran-peran-guru-dari-pembelajaran.
html, diakses 3 Januari 2014.
6

Di Indoneisa sistem seadanya (monoton). Guru mulai

pembelajaran pada hampir semua tampak tergerak untuk

sekolah masih bersifat satu arah, mengembangkan bahan

karena yang ingin dicapai adalah pembelajaran dengan banyak

bagaimana guru bisa mengajar membaca jurnal atau download

dengan baik sehingga yang terjadi artikel hasil-hasil penelitian

adalah hanya transfer terbaru dari internet, jika

pengetahuan6. Modifikasi model siswanya mempunyai kreativitas

pembelajaran TCL telah banyak tinggi, banyak bertanya, atau

dilakukan, antara lain sering mengajak diskusi8.

mengkombinasikan lecturing
2. Student Centered Learning
(ceramah) dengan Tanya jawab
(SCL)
dan pemberian tugas namun hasil
Menurut Harsono, Student
yang dihasilkan masih dianggap
Centered Learning merupakan
7
belum optimal. .
pendekatan dalam pembelajaran

Dampak dari sistem yang memfasilitasi pembelajar

pembelajaran TCL adalah guru untuk terlibat dalam proses

kurang mengembangkan bahan Experiential Learning

pembelajaran dan cenderung (pengalaman belajar). Model

6
Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered
Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, (Forum Kependidikan volume
28 No. 2 Maret 2009), hlm. 109
7
Ibid.
8
Sudjana S., D, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Production,
2005)
7

pembelajaran SCL pada saat ini d) Menambah wawasan pikiran

diusulkan menjadi model dan pengetahuan bagi guru

pembelajaran yang sebaiknya karena sesuatu yang dialami

digunakan karena memiliki dan disampaikan belum

beberapa keunggulan: diketahui sebelumnya oleh

a) Peserta didik dapat merasakan guru.

bahwa pembela-jaran menjadi


Keunggulan-keunggulan
miliknya sendiri, karena diberi
yang dimiliki model pembelajran
kesempatan yang luas untuk
SCL tersebut akan mampu
berpartisipasi.
mendukung upaya ke arah
b) Peserta didik memiliki
pembelajaran yang efektif dan
motivasi yang kuat untuk
efisien9.
mengikuti kegiatan pem-
Pada sistem pembela-
belajaran.
jaran SCL siswa dituntut aktif
c) Tumbuhnya suasana
mengerjakan tugas dan
demokratis dalam pembe-
mendiskusikannya dengan guru
lajaran, sehingga terjadi dialog
sebagai fasilitator. Dengan
dan diskusi untuk saling
aktifnya siswa, maka kreatifitas
belajar-membelajarkan di
siswa akan terpupuk. Kondisi
antara siswa.
tersebut akan mendorong guru

9
Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered
Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, (Forum Kependidikan volume
28 No. 2 Maret 2009), hlm. 110
8

untuk selalu mengambangkan dan pikir siswa, serta dapat mening-

menyesuaikan materi pembela- katkan dan mengkontruksi penge-

jarannya dengan perkembangan tahuan baru sebagai upaya

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi meningkatkan penguasaan dan

(IPTEK). Dengan demikian guru pengembangan yang baik

bukan lagi sebagai sumber belajar terhadap materi11.

utama, melainkan sebagai mitra SCL adalah pembelajaran

belajar10. yang berpusat pada aktivitas

belajar siswa, bukan hanya pada


3. Penerapan SCL pada
aktivitas guru mengajar. Hal ini
Pembelajaran
sesuai dengan model
Penerapan SCL dapat
pembelajaran yang terprogram
diartikan sebagai kegiatan yang
dalam desain FEE. Situasi
terprogram dalam desain FEE
pembelajaran dalam SCL
(Facilitating, Empowering,
diantaranya memiliki ciri-ciri:
Enabling), untuk siswa belajar
a) Siswa belajar baik secara
secara aktif yang menekankan
individu maupun berkelom-
pada sumber belajar. Dengan
pok untuk membangun
demikian, pembelajaran meru-
pengetahuan.
pakan proses pengembangan
b) Guru lebih berperan sebagai
kreativitas berpikir yang dapat
FEE dan guides on the sides
meningkatkan kemampuan ber-

10
Ibid.,
11
Ditjen Dikti Depdiknas. Tanya Jawab Seputar Unit dan Proses Pembelajaran di Perguruan
Tinggi. (Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional, 2004)
9

daripada sebagai mentor in the Selanjtunya Hadi menga-

centered. takan bahwa Sebuah sekolah yang

c) Siswa tidak sekedar kom- menerapkan metode pembela-

peten dalam bidang ilmu, jaran dengan model SCL

akan tetapi kompeten dalam mempunyai beberapa karak-

belajar. teristik yang dapat dijumpai,

d) Belajar menjadi kegiatan antara lain: (a) Adanya berbagai

komunitas yang difasilitasi aktivitas dan tempat belajar, (b)

oleh guru, yang mampu Display hasil karya siswa, (c)

mengelola pembelajarannya Tersedia banyak materi dan

menjadi berorientasi pada fasilitas belajar, (d) Tersedia

siswa. banyak tempat yang nyaman

e) Belajar lebih dimaknai untuk berdiskusi, (e) Terjadi

sebagai belajar sepanjang kelompok-kelompok dan interak-

hayat (lifelong learning), si multiangkatan atau kelas, (f)

suatu keterampilan yang Ada keterlibatan masyarakat, (g)

dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari.

f) Belajar termasuk meman-

faatkan teknologi yang

tersedia.12

12
Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered
Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, (Forum Kependidikan volume
28 No. 2 Maret 2009)
10

Jam buka perpustakaan flek- yang digunakan untuk mencari

sibel13. pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang


Menurut Ramdhani yang
terkendali15.
dikutip oleh Kurdi, dalam proses

pembelajaran model SCL guru Tempat penelitian adalah SMP

memiliki peran yang penting Muhammadiyah 4 Surakarta, dengan

dalam pelaksanaan model ini yang populasi target seluruh siswa kelas

meliputi bertindak sebagai VIII yang berjumlah 170 siswa.

fasilitator dalam proses Sampel penelitian adalah kelas VIII B

pembelajaran, mengkaji kompe- dan VIII C yang berjumlah 62 siswa.

tensi mata pelajaran yang perlu Pengambilan sampel pada teknik ini

dikuasai oleh siswa di akhir dengan teknik non random sampling

pembelajaran, dan lain lain14. jenis purposive sampling dengan

mengambil sampel kelas VIII B


METODE PENELITIAN
sebagai kelas Teacher Centered
Pendekatan penelitian yang
Learning, kelas VIII C sebagai kelas
digunakan adalah pendekatan
Student Centered Learning.
kuantitatif eksperimental. Metode ini
Metode pengumpul data yang
diartikan sebagai metode penelitian
digunakan adalah test, observasi, dan

13
Hadi, R. Dari Teacher Centered Learning ke Student Centered Learning: Perubahan
Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi. (Insania, Vol.12, No. 3, 2007) hlm. 408-419.
14
Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered
Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, (Forum Kependidikan volume
28 No. 2 Maret 2009)
15
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung : Alfabeta, 2010), hlm 107
11

dokumentasi. Sedangkan analisis data signifikansi lebih dari 0,05, maka Ha

yang digunakan adalah deskripsi diterima, artinya model pengajaran

kuantitatif, dengan mengukur validitas guru sebagai pusat pembelajaran lebih

dan reliabilitas instrumen tes, dan efektif daripada model pengajaran

menguji hipotesis. siswa sebagai pusat pembelajaran.

Pada proses pembelajaran


HASIL PENELITIAN DAN
Tarikh, TCL lebih efektif dalam
PEMBAHASAN
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal
Strategi pembelajaran Teacher
ini dikarenakan proses pembelajaran
Centered Learning dapat mening-
dengan TCL, seluruh kondisi kelas
katkan hasil belajar pada mata
dapat dikuasi sepenuhnya oleh guru,
pelajaran Tarikh siswa kelas VIII SMP
sehingga kelas menjadi tenang dan
Muhammadiyah 4 Surakarta yang
kondusif untuk proses pembelajaran,
ditandai dengan hasil uji dengan
di mana sebagian besar materi Tarikh
Independent Samples Test yang
berisi kisah-kisah yang perlu diingat
menunjukkan bahwa pengujian
atau dihafal, dan dijelaskan oleh guru.
melalui uji t dua sampel diperoleh nilai
Walaupun terkadang membosankan
t = - 0,200 yang lebih kecil dari t tabel
dan ada siswa yang mengantuk, hal itu
(-0,200 < -2,000), dapat ditarik
tergantung guru pelajaran dalam
kesimpulan bahwa Ha diterima, dan H0
mengelola suasana kelas. Misalnya
ditolak.
dengan memberi selingan bercanda,
Sedangkan melalui uji
atau memberi informasi pengetahuan
berdasarkan nilai signifikansi, didapat

nilai signifikansi adalah 0,843. Nilai


12

umum yang perlu diketahui oleh kesimpulan bahwa Strategi

siswa. pembelajaran Teacher Centered

Sedangkan untuk strategi SCL Learning dapat meningkatkan

kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

hasil belajar pada mata pelajaran Tarikh siswa kelas VIII SMP

Tarikh. Hal ini dikarenakan materi Muhammadiyah 4 Surakarta.

tarikh sebagian besar berisi kisah- Sedangkan strategi SCL kurang

kisah yang perlu dihafal, yang mampu meningkatkan hasil

memerlukan kondisi kelas yang belajar pada mata pelajaran

tenang, dimana hal tersebut tidak Tarikh siswa kelas VIII SMP

ditemukan dalam strategi SCL yang Muhammadiyah 4 Surakarta.

kondisi kelasnya relatif ramai dan B. Saran

gaduh. Strategi SCL akan efektif Agar proses pembela-

digunakan apabila siswa diberi tugas jaran dapat berjalan dengan

untuk mencari di internet atau di media baik, dan tujuan akan tercapai,

lain agar siswa dapat mengerti apa serta meningkatkan prestasi

yang mereka cari, dan kurang efektif siswa pada mata pelajaran

digunakan dalam proses pembelajaran Tarikh, maka disarankan:

di kelas. 1. Sekolah SMP Muham-

madiyah 4 Surakarta
PENUTUP
a. Melengkapi media
A. Kesimpulan
pembelajaran, untuk
Setelah dilakukan penguji-

an dengan uji t-test dapat ditarik


13

mendukung proses pelajaran, dengan

pembelajaran di kelas. mengikutsertakan da-

b. Selalu mengem- lam pelatihan-pelatihan

bangkan keahlian dan/atau seminar pen-

(skill) setiap guru mata didikan.

2. Guru Mata Pelajaran materi yang akan dibe-

Tarikh rikan kepada siswa.

a. Diharapkan mampu b. Apabila ingin meng-

mengkolaborasikan gunakan strategi SCL

antara strategi pembe- di kelas, sebaiknya

lajaran TCL dengan mengguna-kan ruang

SCL sesuai kondisi dan khusus yang terpisah

dari kelas lain


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Ditjen Dikti Depdiknas. 2004. Tanya Jawab Seputar Unit dan Proses Pembelajaran di
Perguruan Tinggi. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Hadi, R. 2007. Dari Teacher Centered Learning ke Student Centered Learning:


Perubahan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi. (Insania, Vol.12, No.
3). hlm 408-419.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:


Alfabeta.

Kurdi, Fauziah Nuraini. 2009. Penerapan Student Centered Learning dari Teacher
Centered Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes.
Forum Kependidikan volume 28 No. 2

Muijs, Daniel, dkk. 2008. Effevtive Teaching (Teori & Aplikasi). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Parwati, A. Rani, Pergeseran Peran Guru dari Pembelajaran Tradisional ke Pembelajaran


Modern,http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/pergeseran-peran-guru-
dari-pembelajaran.html, diakses 3 Januari 2014.

Prayitno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom

Sudjana S., D. 2005. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:


Production.

Sudjana S., D. 2005. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Production

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sunariah, Nia Siti dan Kasmadi SST. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Alfabeta.

Suyono, dkk. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep dasar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai