PENGUKURAN PERFORMANSI
KERJA SECARA PSIKOLOGIS
Nama
Nim
KELOMPOK xx
LABORATORIUM ERGONOMI
DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia merupakan salah satu elemen dalam suatu sistem kerja.
Performansi kerja manusia dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Hal ini
disebabkan karena manusia memiliki kepekaan indera untuk menerima rangsang
dari lingkungan. Faktor ketajaman dan kepekaan indera pada manusia sangat
berperan penting dalam melakukan setiap kegiatannya.
Setiap aktivitas manusia (berbicara, membaca, menulis, dan lain-lain)
selalu didukung oleh daya ingat. Jika proses penyimpanan informasi ke daya ingat
tidak berjalan lancar dan terganggu, maka akan berdampak pada kesalahan
pengambilan keputusan atau reaksi yang harus dilakukan karena daya ingat tidak
tersimpan sempurna. Gangguan dalam penyimpanan informasi ke daya ingat
dapat berasal dari dalam (kecacatan pada indera maupun otak) maupun dari luar
(faktor lingkungan fisik).
Kurang sempurnanya pengolahan informasi dalam daya ingat dapat
mempengaruhi performansi dan produktivitas seseorang dalam bekerja maupun
aktivitasnya. Berdasarkan jangka waktu lama penyimpanan dan tingkat
penggunaannya, memory dibagi menjadi dua yaitu short term memory dan long
term memory. Pada daya ingat manusia, semua informasi yang diterima akan
disimpan dan diakses melalui working memory atau short term memory. Dalam
menjalankan suatu proses aliran informasi ke memory dalam human-computer
interaction diperlukan lingkungan fisik yang mendukung (Alan Dix, 1998).
B. Tujuan praktikum
a. Mampu memahami dan menghitung pengaruh kondisi lingkungan terhadap
beban kerja psikologi pekerjaan tertentu dengan menggunakan reaction time
test dan memory recall test.
b. Mampu menilai tingkat beban psikologi suatu pekerjaan tertentu dan
menentukan kondisi lingkungan kerja yang tepat.
A. Ergonomi kognitif
Secara spesifik mebahas tentang hubungan display dan kontrol. Topik-
topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain ; beban kerja,
pengambilan keputusan, dan stres kerja.
1. Beban Kerja
Analisis beban kerja merupakan salah satu subbagian dalam melakukan
perancangan kerja. Beban kerja harus dianalisa agar sesuai dengan
kemampuan dari pekerja itu sendiri. Workload atau beban kerja merupakan
usaha yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk memenuhi permintaan
dari pekerjaan tersebut. Sedangkan kapasitas adalah kemampuan/kapasitas
manusia. Kapasitas ini dapat diukur dari kondisi fisik maupun mental
seseorang.
Perhitungan beban kerja setidaknya dapat dilihat dari 3 aspek, yakni fisik,
mental, dan penggunaan waktu. Aspek fisik meliputi perhitungan beban kerja
berdasarkan kriteria-kriteria fisik manusia. Aspek mental merupakan
perhitungan beban kerja dengan mempertimbangkan aspek mental
(psikologis). Sedangkan pemanfaatan waktu lebih mempertimbangkan
pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.
2. Pengambilan Keputusan
Merupakan suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif
yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan
(aksi) atau suatu opini terhadap pilihan. Dihubungkan dengan ergonomi
kognitif, pekerja akan berpikir terlebih dahulu untuk melakukan suatu
pekerjaan.
B. Sistem mengingat
Menurut Myers (2006) Ingatan terhadap hal-hal yang spesifik atau khusus
dapat berbeda-beda tergantung kepada individu dan cara atau proses berpikir
individu tersebut. Selain itu, ingatan juga dapat berbeda-beda tergantung kepada
isi dari informasi tersebut. Isi informasi yang menarik cenderung lebih mudah
diingat daripada informasi yang biasa dan tidak menarik. Kegagalan untuk
mengingat umumnya terjadi karena gagal menyimpan informasi, mempertahankan
informasi dan memanggil kembali informasi yang telah disimpan sebelumnya.
Menyimpan, mempertahankan dan memanggil kembali informasi terjadi di
dalam sistem mengingat. Menurut Hebb (2000), terdapat 3 jenis sistem
mengingat, yaitu :
C. Recall memory
Recall memory merupakan proses membangkitkan atau mengembalikan
lagi ingatan, secara verbal atau perbandingan nyata, suatu pengalaman di masa
lalu (Drever, 1986). Walgito (2004) menjelaskan bahwa ada dua cara
menimbulkan kembali informasi dan ingatan, yakni dapat ditempuh dengan (1)
mengingat kembali (to recall) dan (2) mengenal kembali (to recognize). Penelitian
terkait memory recall menggunakan waktu yang terbatas untuk menimbulkan
F. Reaction time
Waktu reaksi (reaction time) merupakan waktu antara pemberian
rangsangan sampai dengan timbulnya respon terhadap rangsangan tersebut.
Parameter waktu reaksi ini dipakai untuk pengukuran performansi. Yang
mempengaruhi performansi kerja diantaranya tingkat kelelahan, kondisi motivasi,
rasa bosan, konsentrasi, dan kondisi psikologis manusia lainnya. Hal tersebut akan
mengakibatkan waktu reaksi yang berbeda-beda antara satu kondisi dengan
kondisi lainnya. Kondisi-kondisi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan baik secara
fisik (penerangan, temperatur, getaran, dll) maupun secara psikologis (suasana
hati, motivasi, dll) dan kerja itu sendiri.
Waktu reaksi merupakan interval waktu yang diperlukan seseorang untuk
memberikan reaksi terhadap sinyal atau rangsangan yang muncul ketika seseorang
memberikan respon tentang sesuatu yang didengar, dilihat, atau dirasakan. Ada
berbagai macam eksperimen waktu reaksi:
1. Simple Reaction Time Experiment
Pada eksperimen ini hanya ada satu jenis stimulus dan satu reaksi. Contohnya
percobaan waktu reaksi terhadap cahaya, reaksi terhadap bunyi pada lokasi
yang telah ditentukan dan tetap.
2. Recognition Reaction Time Experiment
Terdapat banyak stimulus. Pada stimulus tertentu, subjek harus memberi
respon sedangkan ada beberapa yang subjek tidak boleh merespon. Ada 2
jenis, yaitu symbol recognition (subjek menghafal lima buah huruf, kemudian
subjek hanya bereaksi pada huruf yang dihafal tersebut) dan tone/sound
recognition (subjek menghafal frekuensi dari bunyi, kemudian subjek hanya
bereaksi pada frekuensi yang dihafalkan).
3. Choice Reaction Time Experiment
Subjek harus merespon stimulus yang diberikan berupa huruf yang
ditampilkan di layar, kemudian menekan tombol huruf/keyboard yang sesuai
dengan stimulus yang diberikan.
B. Prosedur praktikum
1. Sebelum melakukan penelitian, praktikan mengukur tingkat kelembaban,
cahaya dan kebisingan dengan alat yang disediakan dengan kondisi
ruangan tanpa gangguan suara, dan cahaya serta tanpa perubahan
kelembaban udara.
2. Praktikan menyiapkan laptop atau perangkat yang telah terpasang
software pengukuran reaction time test dan memory recall test dan
meminta 3 praktikan sebagai responden dalam pengambilan data.
3. Responden melakukan reaction time test dan memory recall test. Setelah
pengukuran dilakukan, praktikan mencatat hasil pengukuran tersebut
pada lembar tabel yang disediakan.
4. Setelah dilakukan pengukuran dalam kondisi lingkungan normal,
praktikan diminta memberikan gangguan kebisingan dan mengukur
tingkat kebisingan dengan menggunakan sound level meter kemudian
mencatat nilai tingkat kebisingan.
5. Selanjutnya dilakukan kembali pengukuran memory recall dan reaction
time.
6. Praktikan selanjutnya memberikan gangguan pencahayaan dan
perubahan kondisi iklim dengan menggunakan lampu sorot dan air
conditioner dilakukan pengukuran tingkat pencahayaan dan kelembaban
dengan menggunakan lux meter dan thermo recorder lalu mencatat nilai
tingkat pencahayaan.
7. Lakukan kembali pengukuran memory recall dan reaction time.
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Indonesia.
2. Chussurur, Mifta. Hidayat, Thulus. Agustin, Rin Widya. 2014. Pengaruh