Anda di halaman 1dari 11

MODUL 4

PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN


KELELAHAN FISIOLOGIS

NAMA-KU
D221 1Y YYY
KELOMPOK XXX

LABORATORIUM ERGONOMI
DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara umum yang dimaksud dengan kerja fisik (physical work) adalah
kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya
(power). Kerja fisik seringkali juga disebut sebagai manual operation dimana
performance kerja sepenuhnya akan tergantung manusia baik yang berfungsi
sebagai sumber tenaga (power) maupun pengendali kerja (control). Kerja fisik,
seringkali dikonotasikan sebagai kerja berat ataupun kerja kasar, dapat
dirumuskan sebagai kegiatan yang memerlukan usaha fisik manusia yang kuat
selama periode kerja berlangsung. Dalam hal kerja fisik ini maka konsumsi energi
(energi consumption) merupakan faktor utama dan tolok ukur yang dipakai
sebagai penentu berat ringannya kerja fisik tersebut.

B. Tujuan praktikum
1. Mampu mengukur beban kerja fisik berdasarkan heart rate menggunakan
Polar Watch beserta Polar Strap.
2. Mampu mengukur kadar lactic acid menggunakan accutrend plus beserta
strip test.
3. Mampu menghitung beban kerja fisik dan tingakt kelelahan
4. Mampu menganalisa grafik hasil perhitungan beban kerja serta tingkat
kelelahan.

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 1
BAB II
TEORI DASAR

A. Pengukuran Beban Kerja


Salah satu tolak ukur waktu yang dapat digunakan untuk menentukan
beban kerja seseorang adalah dengan mengukur penggunaan energy kerja (energi
otot manusia) yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Berat atau
ringannya kerja yang harus dilakukan oleh seorang pekerja akan bisa ditentukan
dari gejala-gejala perubahan yang tampak dan bisa diukur lewat pengukuran
fisiologi manusia antara lain seperti (Wignjosoebroto, 2000):
1. Detak jantung (heart rate)
2. Tekanan darah (blood pressure)
3. Temperatur badan (body temperature)
4. Laju pengeluaran keringat (sweating rate)
5. Konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumption)
6. Kandungan asam laktat dalam darah (latic acid content)

B. Kerja Fisik dan Aktivitas Kerja Manusia


Secara umum yang dimaksud dengan kerja fisik (physical work) adalah
kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya
(power). Kerja fisik seringkali juga disebut sebagai manual operation dimana
performance kerja sepenuhnya akan tergantung manusia baik yang berfungsi
sebagai sumber tenaga (power) maupun pengendali kerja (control). Kerja fisik,
seringkali dikonotasikan sebagai kerja berat ataupun kerja kasar, dapat
dirumuskan sebagai kegiatan yang memerlukan usaha fisik manusia yang kuat
selama periode kerja berlangsung. Dalam hal kerja fisik ini maka konsumsi energi
(energi consumption) merupakan faktor utama dan tolok ukur yang dipakai
sebagai penentu berat ringannya kerja fisik tersebut.

C. Penilaian Beban Kerja Fisik


Metode penilaian beban kerja tidak langsung adalah dengan menghitung
denyut nadi selama bekerja. Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya
beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, efisien dan
murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun cukup
reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.
Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari
beberapa jenis yaitu:
1. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai.
2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja.
3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan
denyut nadi kerja.

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 2
Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting di
dalam peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum.
Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja
maksimum oleh Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004) didefinisikan sebagai
Heart Rate Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan dalam presentase yang
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

% HR Reverse = x 100

Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah (220 umur) untuk laki-laki


dan (200 umur) untuk perempuan. Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi
beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan
denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = %
CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

% CVL =

Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan


klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 1 Klasifikasi Beban Kerja Berdasar % CVL


% CVL Interpretasi % CVL
< 30% Tidak terjadi kelelahan
30% -< 60% Diperlukan perbaikan
60% -< 80% Kerja dan waktu singkat
80% -< 100% Diperlukan tindakan segera
>100% Tidak diperbolehkan beraktivitas

Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi


menguunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal dengan
Metode Brouha. Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak menganggu atau
menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukan setelah subjek berhenti
bekerja. Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik menit pertama,
kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan
dengan total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut:

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 3
1. Jika P1 P3 10 atau P1, P2, P3 seluruhnya < 90, nadi pemulihan
normal.
2. Jika rerata P1 yang tercatat 110, dan P1 P3 10, maka beban kerja
tidak berlebihan (not excessive).
3. Jika P1 P3 < 10 dan Jika P3 > 90, perlu redesaian pekerjaan.
Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolue denyut nadi
pada ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran
(individual fitness) dan pemaparan lingkungan panas. Jika pemulihan nadi tidak
segera tercapai maka diperlukan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan
fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun variabel
keseluruhan dari variabel bebas task (tugas), organisasi kerja dan lingkungan kerja
yang menyebabkan beban kerja tambahan.

D. Kelelahan
Kelelahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses menurunnya
efisiensi, performans kerja, dan berkurangnya kekuatan/ ketahanan fisik tubuh
untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Ada beberapa macam
kelelahan yang dikenal dan diakibatkan oleh factor-faktor yang berbeda-beda
seperti :
a. Lelah otot, yang dalam hal ini bias dilihat dalam bentuk munculnya
gejala kesakitan yang amat sangat ketika otot harus menerima beban
kerja yang berlebihan.
b. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada
organ visual (mata). Mata yang terkonsentrasi secara terus menerus pada
suatu objek (layar monitor) seperti yang dialami oleh operator computer
misalnya, akan terasa lelah. Cahaya yang terlalu kuat yang mengenai
mata juga akan bias menimbulkan gejala yang sama.
c. Lelah mental, dimana dalam kasus ini datangnya kelelahan bukan
diakibatkan secara langsung oleh aktivitas fisik, melainkan lewat kerja
mental (proses berpikir). Lelah mental ini seringkali pula disebut sebagai
lelah otak.
d. Lelah monotonis, adalah jenis kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas
kerja yang bersifat rutin, monoton ataupun lingkungan kerja yang sangat
menjemukan. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak memberikan tantangan,
tidak memerlukan skill, dan lain-lain akan menyebabkan motivasi
pekerja akan rendah. Di sini, pekerja tidak lagi terangsang dengan
pekerjaan ataupun lingkungan kerjanya. Situasi kerja yang monoton dan
menimbulkan kebosanan akan mudah terjadi pada pekerjaan-pekerjaan
yang dirancang terlalu ketat. Kondisi semacam ini jarang terjadi dalam
kegiatan yang memberikan fleksibilitas bagi pekerja untuk
mengembangkan kreativitas dan mengatur irama kerjanya sendiri.
Timbulnya rasa lelah dalam diri manusia merupakan proses yang
terakumulasi dari berbagai faktor penyebab dan mendatangkan ketegangan
(stress) yang dialami oleh tubuh manusia. Untuk menghindari akumulasi yang
terlalu berlebihan, diperlukan adanya keseimbangan antara masukan datangnya

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 4
sumber kelelahan tersebut (faktor-faktor penyebab kelelahan) dengan jumlah
keluaran yang diproses lewat proses pemulihan (recovery). Proses pemulihan
dapat diproses dengan cara antara lain memberikan waktu istirahat yang cukup,
baik yang terjadwal/ terstruktur atau tidak dan seimbang dengan tinggi rendahnya
tingkat ketegangan kerja. Proses pemulihan akan memberikan kesempatan kerja
fisik maupun psikologis (mental) manusia untuk lepas dari beban yang
menghimpitnya.
Kelelahan yang disebabkan oleh faktor yang berlangsung secara terus
menerus dan terakumulasi akan menyebabkan yang disebabkan apa yang disebut
dengan lelah kronis. Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis ini
dapat dicirikan seperti :
1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi
kurang toleran atau asosiasi terhadap orang lain.
2. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.
3. Depresi yang berat, dan lain-lain.
Secara pasti datangnya kelelahan yang menimpa pada diri seseorang akan
sulit untuk diidentifikasi secara jelas. Mengukur tingkatan kelelahan seseorang
bukanlah pekerjaan yang mudah. Prestasi ataupun performans kerja yang bisa
ditunjukkan dengan output kerja merupakan tolak ukur yang sering dipakai untuk
mengevaluasi tingkatan kelelahan.
Pemberian waktu istirahat pada dasarnya diperlukan untuk memulihkan
kesegaran fisik ataupun mental bagi diri manusia (pekerja). Jumlah total waktu
yang dibutuhkan untuk istirahat berkisar rata-rata 15% dari total waktu kerja.
Tetapi besar kecilnya prosentase tersebut juga dapat tergantung pada tipe
pekerjaannya (Wignjosoebroto, 2000).

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan bahan


1. Beban Kerja Fisiologis
a. Polar Watch
b. Polar Strip
c. Stopwatch
2. Kelelahan Fisiologis
a. Accutrend plus
b. Strip test
c. Lancing device
d. Alkohol
e. Kapas

B. Prosedur percobaan
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Atur polar watch pada pengukuran heart rate
3) Pasang polar strap pada tubuh bagian dada.

Gambar 1. Posisi pengambilan sampel darah

4) Atur polar watch untuk merekam heart rate.


5) Lakukan pengukuran asam laktat sebelum beraktifitas fisik.
6) Lakukan aktivitas fisik sesuai arahan asisten.
7) Lakukan pengukuran asam laktat setelah beraktifitas fisik.
8) Download data heart rate menggunakan software Polar Pro Trainer 5

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 6
9) Olah data dan analisis data hasil pengukuran.

Adapun prosedur pengukuran asam laktat adalah:


1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tekan tombol On/Off Acccutrend Plus
3) Cek display Accutrend Plus hingga muncul kode pengukuran laktat
(blood).
4) Masukkan strip ke dalam Accutrend Plus sampai terdengar bunyi beep
kemudian keluarkan strip dari Accutrend Plus.
5) Bersihkan jari dengan menggunakan alcohol kemudian keringkan
mengunakan kapas.
6) Tusuk bagian samping jari telunjuk, jari tengah, atau jari manis dengan
lancing device.

Gambar 2. Posisi pengambilan sampel darah

7) Lakukan pengurutan secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan darah


yang akan di uji.

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 7
Gambar 3. Sampel darah yang siap disapukan

8) Sapukan darah pertama di strip pada bagian warna kuning.


9) Masukkan strip test ke dalam Accutrend Plus.
10) Catat hasil pengukuran pada display Accutrend Plus.
11) Bersihkan alat Accutrend Plus menggunakan alcohol.

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 8
BAB III
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Lakukanlah pengolahan data untuk menghasilkan:

1. Grafik hubungan heart rate terhadap waktu untuk masing-masing kondisi


aktivitas.
2. % HR Reverse.
3. % CVL
4. Denyut nadi pemulihan (Metode Brouha).

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 9
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Tuliskan Nama-mu MODUL 4:


Kelompok XXX D221 1Y YYY Pengukuran Beban Kerja dan Kelelahan Fisiologis Hal 10

Anda mungkin juga menyukai